Anda di halaman 1dari 8

KEWENANGAN PERAWAT DALAM

PENGELOLAHAN OBAT DAN KASUS


MEDICATION ERORR
ILHAM FIRDAUS
(R.19.01.030)
KEPERAWATAN 3A
DEFINISI

Medication error merupakan masalah yang sering terjadi pada pasien rawat inap. Secara
umum Medication error didefinisikan sebagai peresepan, pemberian dan administrasi
obat yang salah, yang menyebabkan konsekuensi tertentu atau tidak. Sebuah studi
medication error pada pasien pediatric menunjukkan 5,7% medication errors 10778
kasus berasal dari pemesanan obat. Studi lain menyebutkan bahwa lokasi yangbpalin
banyak terjadi kesalahan pada pediatric adalah NICU (Neonatal Intensive Care Unit),
unit pelayanan umum, unit pediatrik dan pasien rawat inap. Sebagian besar kesalahan
terkait dengan administrasi obat terutama penggunaan dosis obat yang kurang tepat.
JENIS KESALAHAN OBAT

 Kesalahan resep
 Kesalahan karena yang tidak diotorisasi
 Kesalahan karena dosis tidak benar
 Kesalahan karena indikasi tidak diobati
 Kesalahan karena penggunaan obat yang tidak diperlukan
 Kesalahan karena pemantauan yang keliru
 Kesalahan karena lalai memberikan obat
FAKTOR PRNYEBAB MEDICATION ERORR

1. Kondisi sumber daya manusia Instalasi 5.Kebijakan dan prosedur pengelolaan,


Farmasi Rumah Sakit (IFRS) pengendalian, serta pelayanan obat yang tidak
a. Jumlah dan mutu apoteker tidak memadai memadai
b. Personel non-professional dalam bidang 6. Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) belum
pekerjaan apoteker berdaya
2. Sistem distribusi obat untuk PRT yang tidak 7. Kurang memadainya pengetahuan pasien
sesuai dan profesional tentang obat
3. Belum diterapkannya pelayanan farmasi 8. Meningkatnya spesialisasi dan fragmentasi
klinik perawatan kesehatan.
4.Tidak diterapkannya pedoman Cara Dispensing 9. Belum terdapat standar pelayanan medis
Obat yang Baik (CDOB) yang tertuang dalam SOP.
 
PENCEGAHAN MEDICATION ERORR

1. Mengelola laporan medication error


2. Mengidentifikasi pelaksanaan praktek profesi terbaik untuk menjamin medication
safety
3. Mendidik staf dan klinisi terkait lainnya untuk menggalakkan praktek pengobatan
yang aman dan kepatuhan terhadap aturan/SOP yang ada
 4. Berpartisipasi dalam Komite/tim yang berhubungan dengan medication safety
5. Terlibat didalam pengembangan dan pengkajian kebijakan penggunaan obat
6. Memonitor kepatuhan terhadap standar pelaksanaan Keselamatan Pasien yang ada
UNDANG UNDANG KEWENANGAN OBAT

Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal 63 ayat (4) yang


berbunyi
“Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu”.
Undang-undang proprientary or patent medicine act tahun 1908
“Menetapkan standar untuk melindungi konsumen dari obat tampa resep yang tidak aman
dan tidak efektif .”
STANDARD OBAT
Kemurnian
Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan konsentrasi zat lain yang diperbolehkan dalam
produk obat.
Potensi
Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat mempengaruhi kekuatan atau potensi obat.
Biovailability
Kemampuan obat untuk terlepas dari bentuk dosisina dan melarut , diabsorbsi dan diangkut tubuh ke tempat
kerjanya disebut bioavailability.
Keamanan
Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek samping obat tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai