Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN
GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL

IGD RSU HAJI


SURABAYA
AYO OPO ?
SISTEM MUSKULOSKELETAL
MELIPUTI :
• Kerangka ( tulang )
• Otot ( muskulo )
• Sendi
• Tendon
• Ligamen.
SISTEM SKELET MELIPUTI:
• Tulang panjang
• Tulang pendek
• Tulang pipih
• Tulang tidak beraturan.
PRINSIP PRINSIP PADA
FRACTURE
• DEFINISI :
Rusaknya kontinuitas ( diskontinuitas )

struktur tulang.

Bisa berupa retak, remuk dan pecah


dari kortek tulang.
ETIOLOGI
FRACTURE
Pembagian fracture dibagi 2 yaitu :

• Close Fracture :
jika kulit yang tersisa masih intact
( tidak ada hubungan dengan dunia luar )
• Open Fracture :
Jika kulit yang tersisa tidak intact
( ada hubungan dengan dunia luar )
OPEN FRACTURE
CLOSE FRACTURE
CLOSE FRACTURE
BAGAIMANA FRACTURE DAPAT
TERJADI ?
• Tulang relatif mudah patah ,ttp cukup kuat dan
lentur untuk menahan tekanan – agak besar.
• Ada gaya yang menekan melebihi daya lentur
yang dipunyai tulang.
• Fracture terjadi akibat dari :
- peristiwa trauma tunggal.
- tekanan berulang.
- kelemahan abnormal dari tulang ( pathologis )
FRACTURE O/K PERISTIWA
TRAUMA
 Gaya bersifat mendadak dan kekuatannya melebihi
batasnya ( kelenturan ).
 Gaya dibagi dua :
1. Direct : tulang patah dititik benturan disertai
rusaknya jaringan lunak. Biasanya
menyebabkan fracture
melintang ( fracture transversal ) .

2. Indirect :
tulang patah tidak pada lokasi gaya
yang menimpa ( punya jarak ).
GAYA YANG MENIMPA BISA
 Twisting ( gaya memutar ) Fr spiral.
 Gaya Bending fr transversal
 Gaya Bending dan Kompresi sebagian fr
transversal.
 Kombinasi twisting + bending + kompresi
fr obliq.
 Gaya pulling tulang ditarik oleh tendon /
ligament
TYPE FRACTURE
• FR. KOMPLIT :
tulang patah secara lengkap menjadi 2 fragment / lebih
berupa : transver, oblique, spiral dan komunitif
• FR TDK KOMPLIT :
Tulang patah tetapi tidak lengkap masih menyisakan
periosteum yang intact. Mis. Greenstick ( anak -2) –
reposisi mudah , sembuh cepat.
Fr.Kompresi ( Vertebrae –dewasa ) urgent op cegah
deformitas.
HAIRLINE FRACTURE
BUCKLE FRACTURE
GREENSTICK FRACTURE
FRACTURE TEKANAN
BERULANG
• Sering pada tibia , fibula dan metatarsal .
khususnya atlet, penari dan tentara.
• FRACTURE PATOLOGIS
O/K kelemahan ( gaya bekerja normal saja)
misal : tumor, mestastase.
O/k kerapuhan luas ( berlebihan ) mis.
Dis.pagets.
BAGAIMANA MENDIAGNOSE
FRACTURE ?
• Tanda pasti :
- deformitas.
- crepitus / crepitasi
- false movement

• Tanda tak pasti :


- pain
- swelling
- bruising
PEMERIKSAAN FRACTURE
• LOOK
Swelling , contusio musc / soft tissue,
deformitas, kulit intact.
• FEEL
nyeri lokal, nadi distal fracture, sensori distal
fracture.
• MOVE
crepitus, false movement, gerakan sendi distal
fracture.
Manfaat pembidaian
• 1.Mencegah pergerakan dari fragmen
tulang atau dislokasi sendi
• 2.Mengurangi nyeri
• 3.Mengurangi kerusakan jaringan lunak
• 4.mencegah fraktur tertutup menjadi
fraktur terbuka
• 5.Mengurangi kehilangan darah atau
shock
PROSES PENYEMBUHAN
TULANG 5 TAHAP :
1. Fase hematome
2. Fase inflamasi
3. Fase callus
4. Fase konsolidasi
5. Fase remodeling
1. Fase hematome
• Ada kerusakan jaringan dan perdarahan
dilokasi fracture.
• Ujung tulang yang fracture mengalami
kematian sekitar 1 – 2 millimeter
2. FASE INFLAMASI
• Terjadi dalam 8 jam setelah fracture .
• Adanya reaksi inflamasi acute
• Adanya proliferasi sel sel radang dalam
periosteum dan canal medulla.
• Ujung tulang yang patah dikelilingi oleh jaringan
seluller untuk mempertemukan ujung tulang.
• Hematome pelan pelan diserap oleh sel radang
• Kapiler kapiler baru mulai tumbuh.
3. FASE CALLUS
• Proliferasi sel berubah menjadi chondrogenik dan
osteogenik yang akan membuat tulang dan kartilago .
• Populasi sel berubah menjadi osteoblast dan osteoclast
yang kemudihan membersihkan tulang mati.
• Tampak kumpulan tulang belum mature dan kartilago
membentuk callus pada permukaan periosteal dan
endosteal.
• Tulang immature menjadi lebih padat ( mineralizad )dan
false movement di fracture mulai berkurang dengan
nyata.
• Kira kira 4 minggu fracture mulai menyatu.
4. Fase konsolidasi

• Proses osteoclast dan osteoblast terus


berlangsung.
• Tulang immature berubah menjadi tulang
lamellar.
• Osteoblast akan bersihkan debris di garis
fracture dan osteoblast akan mengisi gap antar
tulang yang masih ada.
• Farcture nyatu secra solid.
• Proses lambat berbulan bulan sebelum cukup
kuat menahan beban normal.
5. FASE REMODELLING
• Fracture terhubung dengan sebuah gundukan
tulang yang solid ( masih kasar).
• Setelah bbrp bulan /tahun , gundukan tulang
proses ulang continue antara pembentukan dan
reabsorbsi secara bergantian.
• Bentukan yang tidak diinginkan dibuang ,
kavitas medulary dibentuk .
• Sehingga terbentuk tulang baru menyerupai
struktur tulang normal.
Pengkajian Keperawatan
• ANAMNESA .
1. Keluhan – hati hati dan sabar dalam
menggali anamnesa.
2. Bbrp kunci kata menonjol ( tidak bisa
diacuhkan ) –gali rwyt sakit pasien .
* luka / injury.
* nyeri / pain.
* kekakuan / stiffness
• Pembengkakan / swelling.
• Perubahan bentuk / deformitas
• Ketidakstabilan / instability
• Kelemahan / weakness
• Sensibilitas yang berubah / altered
sensibility.
• Hilangnya fungsi / loss of function.
SEBAGAI PEMERIKSA
ANDA HARUS TAHU
• Kapan mulainya , apakah mendadak
/bertahap,spontan, /setelah bbrp kejadian
khusus.
• Bagaimana perubahan / kemajuan.
• Apa yang membuat lebih baik /lebih buruk.
NYERI ( PAIN ) keluhan umum
bidang Orthopedi ( sifat subyektif).
• Sistem penilaian yang bisa dipakai :
 Tingkat I : ringan – nyeri mudah diacuhkan.
 Tingkat II : Moderate – nyeri tidak mudah
diacuhkan , mempengaruhi fungsi perlu
pengobatan dari waktu kewaktu.
 Tingakat III : Berat – nyeri ada sebagian waktu
membutuhkan perhatian .
 Tingkat IV : total – nyeri (tidak mampu secara
total )
Stiffness
• Bisa umur ( mis. RA dan aklosing
spondilitis) dan lokal –sendi tertentu.
• Sulit bedakan nyeri lokal dan nyeri dalam
gerakan.
• Jangan asumsi limitasi gerakan sebelum
diperiksa kebenarannya.
• Tanya waktu terjadinya kekakuan dan
mengenai berapa sendi.
Swelling
• Apakah bengkak nyertai trauma.
• Apakah dengan cepat ( mungkin
haematome/ haemathrosis ) atau lambat
( inflamasi jaringan lunak, efusi
persendian,tumor )
• Apakah sangat nyeri
• Apakah continue / hilang timbul
• Apakah terus membesar.
DEFORMITAS
• Paling sering dijumpai di bahu, lengkung
tulang belakang , tempurung lutut,
lengkung kaki, jari jari kaki.
• Hati hati variasi normal.
WEAKNESS
• Kelemahan menyeluruh adalah tanda dari
semua penyakit kronis.
• Hati hati mengenai satu alat gerak atau
group satu otot , bisa jadi gangguan
neurologis / muskulus ( disorder ).
INSTABILITY
• BISA KARENA KELEMAHAN OTOT
ATAU RUPTUR LIGAMENT
PERUBAHAN SENSIBILITAS
/ALTERAD SENSIBILITY
• Berhubungan dengan fungsi syaraf yang
tertekan oleh struktur sekitarnya – penting
untuk memastikan distribusinya secara
tepat.
KEHILANGAN FUNGSI
/ LOSS OF FUNCTION
• Ketidakmampuan fungsi lebih dari suatu
ringkasan keluhan pasien dan ekspansi
nya yang tergantung dari keperluan pasien
RIWAYAT KELUARGA
• Pasien sering kuawatir terhadap penyakit
keturunan / akan menurun pada anak
anaknya.
• Bagi Ners , informasi penting untuk
diagnose dan konseling
RIWAYAT SOSIAL
• Kadang kadang aktivitas tertentu
bertanggung jawab terhadap kondisi
keseluruhan
Examination
• At first – observasi penampakanya , postur ,langkah dan
tingkah laku secara umum.
• Cara memeriksa bagian yang sakit :
- gulung baju/celana –sakit secukupnya.
- bgian tdk terkena hrs cukup terbuka ,
bandingkan dengan sebelahnya.
- periksa ekstremitas baik dulu , baru
yang sakit.
- kaidah yang lazim dipakai : we look, we feel,
we move.( kaidah tidak kaku tetapi simultan )
WE LOOK
• Lihatlah kulitnya , adakah gerakan
spesifik,ex. Scars, perub.warna, lipatan-2
• Lihatlah bentuknya, adakah benjolan
nyata, swelling.
• Lihatlah posisinya dalam 3 dimensi
,adakah deformitas.
DEFORMITAS
• Biasanya pemendekan postur baik pada
alat gerak/trunkus/ keduanya.
• Pemendekan akan berpengaruh pada
ekstremitas bawah.
• Penting pastikan deformitas ditulang atau
persendian.
WE FEEL
• Raba kulitnya ,apakah hangat /dingin, basah
/kering, kesan sensasinya normal?
• Raba jaringan lunaknya ,apakah ada benjolan,
jika ada bagaimana karakteristiknya?
• Raba tulang dan persendiaanya ,apakah
garisnya normal ,apakah ada pengentalan
cairan sinovial/ berlebihan.
• Raba ada tenderness ( melunak ) lokasi lokal,
lihat ekspresi wajah pasien , sakit hentikan.
WE MOVE
• Secara aktif : mintalah pasien gerak
persendian.
• Secara pasif : rekamlah ROM / jauhnya
gerakkan pada masing masing bidang.
KEKAKUAN PERSENDIAN
• MENCAKUP SEMUA PEMBATASAN
GERAKAN DIBAGI 3 :
1. semua gerakan tidak ada ( total )
2. semua gerakan terbatas
3. satu/ dua gerakan terbatas.
Tonus dan kekuatan otot
• Tonus dites dengan menggerakkan persendian
didekatnya untuk meregangkan ototnya , jika :
 meningkat / spastisitas : kelainan ada di UMN,
mis. Cerebal palsy, stroke.
 menurun /flaksid : kelainan di LMN ,mis.
Poliomilitis
• Kekuatan otot dites dengan : mengangkat ,
dilepaskan , mencoba melawan gaya yang
diberikan kepada otot tsb .
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• RADIOLOGI
• Sinar X tulang : gambaran kepadatan
tulang ,tekturs , erosi dan perubahan
hubungan tulang
• Sinar X sendi ; gambaran adanya cairan,
iregularitas, spur, penyempitan dan
perubahan struktur sendi.
Angiografi : kaji perfusi arteri
• DSA ( Digital Subtraction angiografi) : lihat
sistem arterial melalui kateter vena.
• Venogram : sistem vena , deteksi trombosis
vena.
• Mielografi : bahan kontras – lokasi subarakhnoid
spinalis lumbalis , lihat herniasi diskus, stenosis
spinal ( penyempitan canalis spinalis ).
• Diskografi : diskus vertebrae
• Artrografi : kontur sendi dan jaringan lunak
LABORATORIUM
• DL + FH : per op
• Kadar calsium urine meningkat
- disfungsi PTH
- tumor tulang metastase
- mieloma multiple
• Kadar enzim serum kreatinine kinase dan
SGOT, Aspartate aminotransferase meningkat
kerusakan otot.
• Fosfatase alkali meningkat dan aktifitas
osteoblast meningkat: tumor tu;ang metastase
PATHOFISIOLOGI
• Trauma rusak sel
enzym proteolitik

spasme otot
sekunder

gg rasa nyaman nyeri


PATOFISIOLOGI
• Stasis vena perdarahan internal

anemis Hb

kelelahan

resiko cidera sekunder


PATOFISIOLOGI
• Fracture immobilisasi gips

stuwing gips trouble AVN

Compartement perfusi jaringan


sindrome perifer
Diagnose keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan spasme otot
sekunder.
2.Resiko cidera sekunder berhubungan
dengan kelelahan , anemis dan shock
hipovolemik.
3.Resiko perfusi jaringan perifer menurun
berhubungan dengan respon fisiologik
terhadap cidera atau gips yang restriktif.
Nyeri berhubungan dengan
spasme otot sekunder.
• Tujuan : nyeri berkurang 2- 3jam
• Kriteria Hasil :
• Pasien merasa nyaman
• Pasien kooperatif
• Capirelly refile < 2 detik.
• Pasien dapat tidur 6 – 8jam
• Skala nyeri 0
• Tensi : 110/70 – 120/80.
• Nadi : 80 -88 x/mnt.
Intervensi :
• Kaji jenis nyeri dan lokasi nyeri
/ Kaji ketidaknyamanan pasien
• Lakukan upaya untuk pengontrol nyeri:
- Membidai dan menyangga daerah cidera,
- Merubah posisi dengan perlahan
• Anjurkan tehnik relaksasi napas dalam.
• Kolaborasi medis : analgetik
S E K I AN

Anda mungkin juga menyukai