Anda di halaman 1dari 7

Definisi,Fungsi,dan Kategori Audit Operasional

Definisi Audit Operasional


1. Pengertian Audit Operasional menurut Dale L. Flesher dan Steward Siewert (2001)
“An operational audit is an organized search for ways of improving efficiency and
effectiveness. It can be considered a form of constructive critism.” (Audit operasional
merupakan pencarian cara-cara untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas. Audit
operasional dapat dipertimbangkan sebagai suatu bentuk kecaman yang konstruktif).
 
2. Pengertian Audit Operasional menurut (Casler dan Crochet, 1999)
“Operational auditing is a sistematic process of evaluating and organization’s
effectiveness, efficiency and economy of operation under management’s control and
reporting to appropriate person the result of the evaluating along with
recommendation for improvement.” (Audit operasional adalah suatu proses yang
sistematis untuk menilai efektivitas organisasi, efisiensi dan ekonomi operasi di bawah
pengendalian manajemen dan melaporkan kejadian kepada orang yang tepat hasil dari
penilaian bersama dengan disertai rekomendasi untuk perbaikan).
meskipun terdapat beberapa perbedaan dari definisi audit operasional seperti telah dijelaskan
di atas, dapat disimpulkan bahwa audit operasional merupakan:
 
1. Proses yang sistematis
Seperti dalam audit laporan keuangan, audit operasional juga mencakup serangkaian langkah
atau prosedur yang terstruktur dan terorganisasi. Aspek ini mencakup perencanaan yang tepat,
mendapatkan dana secara objektif serta menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas yang
diaudit.

2. Menilai operasi organisasi


Penilaian operasi organisasi didasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan atau yang disetujui.
Dalam audit operasional, kriteria sering dinyatakan dalam standar kinerja (performance
standards) yang ditetapkan oleh manajemen. Namun dalam beberapa hal, standar-standar ini
mungkin juga ditetapkan oleh industri. Kriteria penilaian organisasi ini sering kali kurang jelas
didefinisikan dibandingkan kriteria yang digunakan dalam audit laporan keuangan. Pemeriksaan
operasional mengukur tingkat korespondensi antara kinerja aktual dengan kriteria penilaian
yang telah ditetapkan. 
3. Efektifitas, efisiensi dan ekonomi operasi
Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen organisasi yang diaudit
untuk dapat memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi organisasinya. Ini berarti
bahwa audit operasional memfokuskan pada masa yang akan datang dan hal ini berlawanan
langsung dengan audit laporan keuangan yang mempunyai fokus historis.
 
4. Melaporkan kepada orang yang tepat
Penerima laporan audit operasional yang tepat adalah manajemen atau individual yang
meminta diadakannya audit, kecuali kalau pelaksanaan audit tersebut diminta oleh pihak
ketiga, dan pembagian laporan dilakukan tetap dalam entitas bersangkutan. Dalam
kebanyakan hal, dewan komisaris atau panitia audit menerima salinan laporan audit
operasional.

5. Rekomendasi atau perbaikan


Tidak seperti audit laporan keuangan, suatu audit operasional tidak berakhir sampai dengan
pelaporan hasil temuan audit, melainkan diperluas untuk dibuatkannya rekomendasi-
rekomendasi yang bertujuan untuk perbaikan manajemen organisasi yang diaudit.
Tujuan Audit Operasional
Menurut Agoes, S. (2004), tujuan dilakukan audit operasional adalah:
1. Untuk menilai kinerja manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan.
2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah
digunakan secaraefesien dan ekonomis.
3. Untuk  menilai  efektifitas  perusahaan  dalam  mencapai  tujuan  yang  telah
ditetapkan olehmanajemen puncak.
4. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan, rencana-
rencana,prosedur serta persyaratan peraturan pemerintah.
5. Mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan
tindakan preventifyang akan diambil.
6. Untuk  memberikan  rekomendasi-rekomendasi kepada  manajemen  puncak untuk memperbaiki
kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian      
intern,   sistem   pengendalian  manajemen   dan   prosedur
operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi,keekonomisan
dan efektifitas dari kegiatan operasional perusahaan. (h.176)

Kesimpulannya, audit operasional bertujuan untuk memeriksa efisiensi, efektifitas, dan ekonomis


suatu fungsi dalam perusahaan dan memberikan saran
perbaikan, dimana pemeriksaan ini dapatmeningkatkan
kinerja perusahaan dan mendukung pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan.
Kategori Audit Operasional
Arens dan Loebbecke yang diterjemahkanoleh Jusuf, A. A. (2003) menyatakan “Audit operasional dibagi menjadi tiga
kategori, yaitu:

1. Fungsional
Fungsi merupakan suatu alat penggolongan kegiatan suatu perusahaan, seperti
fungsipenerimaan kas atau fungsi produksi.Seperti yang tersirat dalam namanya,
audit  fungsional  berkaitan  dengan  sebuah  fungsi atau  lebih  dalam  sebuah organisasi.

Keunggulan audit fungsional adalah memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor tertentu dalam


staf audit intern dapat mengembangkan banyak keahlian dalam
suatu bidang,seperti rekayasa produksi. Mereka dapat lebih efisien memakai seluruh
waktu mereka untukmemeriksa dalam bidang itu. Kekurangan audit fungsional adalah tidak dievaluasinya fungsi yang
saling berkaitan.

2. Organisasional
Audit operasional atas suatu organisasi menyangkutkeseluruhan unit organisasi. Penekanan
dalam suatu organisasi adalah seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi
saling berinteraksi.Rencana  organisasi  dan  metode-metode untuk mengkoordinasikan aktifitas yang ada, sangat penting
dalam audit jenis ini.

3. Penugasan khusus
Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan manajemen. Ada banyakvariasidalam audit jenis itu. Contoh-
contohnya mencakup penyebab tidak efektifnya sistim PDE, penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi,
dan  membuat  rekomendasi untuk  mengurangi  biaya  produksi  suatu  barang”
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai