Anda di halaman 1dari 26

PENGKAJIAN DAN

MENAJEMEN NYERI
PADA ANAK
BY; HERMALINDA
Pengkajian nyeri pada anak
merupakan yang sangat penting.
Namun, beberapa profesional
kesehatan cenderung
mengabaikannya. Hal ini disebabkan
karena masih banyak yang meyakini
bahwa anak yang tidak menunjukkan
masalah fisik tidak akan mengalami
nyeri.
Let’s start with the first set of + Bayi dapat mengalami nyeri
slides + Bayi prematur memiliki
komponen anatomis dan
fisiologis untuk merasakan
nyeri atau “nociception“ ,
sehingga dapat menunjukkan nyeri
yang berat terhadap stimulus nyeri
Fisiologi nyeri
+Nosiseptif adalah saraf-saraf yang menghantarkan
stimulus nyeri ke otak
+Reseptor yang menyalurkan sensasi nyeri adalah
nosiseptor
+Terdapat empat proses dari nyeri nosiseptif, adalah ;
1) transduksi, 2)transmisi, 3) persepsi, 4)modulasi
Fakta tentang nyeri pada anak
+Unrelieved pain in infants can permanently change
their nervous system and may “prime” them for
having chronic pain.
+Children’s tolerance to pain actually INCREASES
with age.
+Children can tell you where they hurt
+Children often demonstrate INCREASED behavioral
signs of discomfort with repeated painful procedures
+children’s developmental level, coping abilities, and
temperament, such as activity level and intensity of
reaction to pain, influence pain behavior
+Parents want to be involved in their child’s pain
control
PENGKAJIAN NYERI: DENGAN MENGGUNAKAN QUESST

Q Question the child

U Use pain rating scale

E Evaluate behavior & physiologic signs

S Secure family’s involvement

T Take cause of pain into account

T Take action and assess effectiveness


Q = quest the child
• Tanyakan secara verbal
U= Use pain rating scale

• 0-10 Numeric Scale


• Photographic/ numeric pain scale foto (the
outcher).
• Wong-Baker FACES Pain Rating Scale
Photographic/ numeric pain scale foto (the outcher).
Wong-Baker FACES
Pain Rating Scale
E= Evaluate behaviors and physiologic
changes
Respon fisiologis yang mengindikasikan nyeri adalah:
kulit kemerahan, peningkatan keringat, tekanan darah,
nadi, dan pernafasan, gelisah, dilatasi pupil
Possible Physiologic Signs of Pain in the Neonate
1. Physiological Variables
+  HR, RR
+ Pernafasan dangkal
+ pucat
+ berkeringat
2. Vocalizations:
+ Crying
3. State changes:
+ Changes in sleep/wake cycles
+ Changes in activity level
4. Facial expression (most reliable sign):
+ Eyes tightly closed or opened
+ Mouth opened
+ bulging of brow
+ Quivering of chin
+ Deepened nasolabial fold
Facial Expression of Physical Distress

NASO-
LABIAL FOLD
deepened
Behavioral Pain Rating Scales
+ SKALA FLACC
FLACC (FACE, LEG, CRY,
CONSOLABILITY)
Perilaku 0 1 2
Wajah tidak ada ekspresi seringai atau kerutan, sering berubah
atau senyuman kadang-kadang menjadi kerutan
tertentu menarik diri dan tidak konstan, rahang
berminat mengatup, dagu
bergetar
Tungkai Posisi normal atau tidak tenang, gelisah Menendang atau
rileks dan tegang tungkai ditarik ke
atas
Aktivitas Berbaring tenang, Menggeliat, menekuk, kaku
posisi normal bergerak ke depan dan terkejut
bergerak dengan dan ke belakang,
mudah tegang
Perilaku 0 1 2
Tangisan Tidak menangis mengeluh atau menangis terus
(terbangun atau merengek menerus,
tidur) berteriak, tersedu-
sedu, atau sering
mengeluh
Ketenganangan puas, rileks ditenangkan dengan sulit untuk
sentuhan, pelukan ditenangkan atau
atau diajak bicara, dinyamankan
dapat didistraksi

Keterangan:
0= tidak ada nyeri 10= nyeri terburuk
S- Secure Family’s Involvement
+Take pain history before pain is expected, such as on
admission to hospital or preoperatively
+Involve family in recording response to pain relief measures
T - Take Cause of Pain into Account

+Use common sense and logic.


+Realize that for a an infant
and small child, punctures are
proportionally larger on their
tiny bodies.
T - Take action and assess
effectiveness
The only reason to assess pain is TO TAKE
ACTION TO RELIEVE PAIN.
After intervention, assess child’s response to pain
relief measures.
+Terdapat strategi non farmakologis yang sama efektif
dengan terapi farmakologis.
+Teknik non farmakologi adalah distraksi, berdo’a,
relaksasi, imajinasi terpimpin, musik, biofeedback
dan stimulasi kutaneus.
Questions, Comments, Concerns

Anda mungkin juga menyukai