Anda di halaman 1dari 15

” ASUHAN KEPERAWATAN KISTA OVARIUM

Kelompok 8
2B
Anggota :
Annisa Fitri (183110203)
Lidia Warni (183110219)
Maisya Fadila (183110220)
Ramadani Riska Sucianti (183110227)

Dosen pembimbing :
Ns.Hj.Elvia Metti,M.Kep.Sp.Kep.Mat
Kista ovarium

penyakit tumor jinak yang bertumbuh pada indung telur


perempuan. Biasanya berupa kantong kecil yang berbeda
dengan penyakit kanker yang berisi cairan atau setengah
cairan [Saydam, 2012 dalam KTI (Weni Ari Cunti) 2017].
Klasifikasi Kista Ovarium

Menurut Nugroho (2010), klasifikasi kista ovarium adalah :

1. Tipe Kista Normal


jenis kista ovarium yang paling
banyak ditemukan. Kista ini berasal 1. Kistadenoma
dari sel telur dan korpus luteum, terjadi
bersamaan dengan siklus menstruasi 2. Kista coklat (endometrioma)
yang normal.
3. Kista dermoid

4. Kista endometriosis

2. Tipe Kista Abnormal 5. Kista hemorhage


6. Kista lutein

7. Kista polikistik ovarium


oleh gangguan pembentukan hormone pada
hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Penyebab lain
timbulnya kista ovarium adalah adanya penyumbatan
pada saluran yang berisi cairan karena adanya bakteri
dan virus, adanya zat dioksin dan asap pabrik dan
Penyebab Kista pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan
daya tahan tubuh manusia yang akan membantu
Ovarium tumbuhnya kista, faktor makan-makanan yang
berlemak yang mengakibatkan zat-zat lemak tidak
dapat dipecah dalam proses metabolism sehingga akan
meningkatkan resiko timbulnya kista
[Mumpuni dan Andang,2013 dalam KTI (Weni Ari
Cunti),2017].
Menurut [Arif,dkk (2016) dalam KTI (Weni Ari Cunti) 2017]
mengatakan pembentukan kista ovarium terdiri dari :

Status Konsumsi
Usia Menopouse alcohol

Kadar serum Riwayat


Pengobatan pertanda Infertilitas keluarga
tumor CA-125

Kehamilan Obesitas Hipotiroid Ukuran masa


Manifestasi Klinis

a) Sering tanpa gejala


b) Nyeri saat menstruasi
c) Nyeri pada baian perit
bawah
d) Nyeri saat berhubungan
badan
e) Nyeri pada punggung
terkadang menjalar
sampai kaki
f) Terkadang disertai nyeri
saat buang air kecil
g) Siklus menstuasi tidak
teratur, bisa juga jumlah
darah yang keluar banyak

Menurut [Nugroho (2014) dalam KTI


(Weni Ari Cunti) 2017]
Woc
Diagnosa yang mungkin Keperawatan

Preoperasi
Post operasi
1) Nyeri kronis b/d 1) Nyeri akut b/d
agen injuri biologi agen injuri fisik
2) Resiko infeksi b/d
2) Cemas b/d diagnosis
tindakan invasif
dan rencana dan pembedahan
pembedahan 3) Defisit perawatan
3) perdarahan diri b.d imobilitas
(nyeri paska
pembedahan)
 
Perencanaan

Pre Operasi
DIANGOSA
NO KEPERAWATAN SLKI SIKI
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 Manajemen nyeri
1. Nyeri akut b.d jam diharapkan nyeri pasien berkurang dengan kriteria 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
agen injuri hasil: komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
biologi Tingkat nyeri kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari
a. Keluhan nyeri menurun ketidaknyamanan
b. Meringis menurun 3. Gunakan teknik komunikasi
c. Sikap protektif menurun terapeutik untuk mengetahui
d. Gelisah menurun pengalaman nyeri pasien
e. Kesulitan tidur menurun 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
f. Anoreksia menurun respon nyeri
g. Frekuensi nadi membaik 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
h. Tekanan darah membaik lampau
6. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan
7. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
8. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
9. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Ansietas Setelah dilakukan asuhan penurunan kecemasan
2. berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam
diagnosis dan diharapakan cemasi terkontrol 1. Gunakan pendekatan yang
pembedahan dengan kriteria hasil: menenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan
Tingkat ansietas: terhadap pelaku pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan
1) Verbalisasi lingkungan apa yang dirasakan selama
menurun prosedur
2) Verbaisasi khawatir 4. Temani pasien untuk
akibat kondisi yang memberikan keamanan dan
dihadapi menurun mengurangi takut
3) Perilaku gelisah menurun 5. Berikan informasi faktual
4) Pucat menurun mengenai diagnosis, tindakan
5) Pola tidur membaik prognosis
6) Perasaan keberdayaan 6. Dengarkan dengan penuh
membaik perhatian
7. Identifikasi tingkat kecemasan
8. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
9. Ajarkan pasien teknik relaksasi
10. Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan
NO DIANGOSA SLKI SIKI
KEPERAWATAN
3. Perdarahan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda perdarahan
keperawatan selama 3x24 jam gastrointestinal
diharapakan pasien 2. Awasi petheciae, ekimosis, perdarahan
menunjukkan perdarahan dari suatu tempat
dapat diminimalkan dengan 3. Monitor vital sign
kriteria hasil: 4. Catat perubahan mental
5. Hindari aspirin
Tingkat perdarahan: 6. Awasi HB dan factor pembekuan
1) Kelembaban membaran 7. Berikan vitamin tambahan dan pelunan
mukosa meningkat feses
2) Hemoptysis menurun
3) Hematemesis menurun
4) Hematuria menurun
5) Distensi abdomen
menurun
6) Hemoglobin membaik
7) Tekanan darah membaik
Post operasi

NO DIANGOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI


1. Nyeri akut b.d agen injuri Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeri
fisik keperawatan selama 3x24 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
jam diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi,
pasien berkurang dengan karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
kriteria hasil: dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari
Tingkat nyeri ketidaknyamanan
1) Keluhan nyeri 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menurun untuk mengetahui pengalaman nyeri
2) Meringis menurun pasien
3) Sikap protektif 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
menurun nyeri
4) Gelisah menurun 5. Kontrol lingkungan yang dapat
5) Kesulitan tidur mempengaruhi nyeri seperti suhu
menurun ruangan, pencahayaan dan kebisingan
6) Anoreksia menurun 6. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
7) Frekuensi nadi (farmakologi, non farmakologi dan
membaik inter personal.
8) Tekanan darah 7. Ajarkan tentang teknik non
membaik farmakologi
v  8. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
v  § 
DIANGOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan asuhan Kontrol infeksi
penurunan pertahanan keperawatan selama 3x 24 jam
primer diharapakan infeksi terkontrol 1. Bersihkan lingkungan
dengan kriteria hasil: setelah dipakai pasien lain
2. Pertahankan teknik isolasi
1) Kebersihan tangan meningkat 3. Batasi pengunjung bila
2) Kebersihan badan meningkat perlu
3) Nafsu makan meningkat 4. Instruksikan pada
4) Kemerahan menurun pengunjung untuk mencuci
5) Bengkak menurun tangan saat berkunjung
6) Cairan berbau busuk menurun dan setelah berkunjung
7) Kadar sel darah putih meninggalkan pasien
membaik. 5. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan kperawatan
6. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
·        
·        
DIANGOSA
NO SLKI SIKI
KEPERAWATAN
3. Defisit perawatan diri b.d Setelah dilakukan asuhan Manajemen perwatan diri
imobilitas (nyeri keperawatan selama 3x24 jam
pembedahan) diharapakan pasien menunjukkan 1. Kaji keterbatasan pasien
kebersihan diri dengan kriteria dalam perawatan diri
hasil: 2. Berikan kenyamanan pada
pasien dengan
1) Kemampuan mandi meningkat membersihkan tubuh
2) Kemampuan ketoilet BAB/BAK pasien (oral,tubuh,genital)
meningkat 3. Ajarkan kepada pasien
3) Verbalisasi keinginan pentingnya menjaga
melakukan perawatan diri kebersihan diri
meningkat 4. Ajarkan kepada keluarga
4) Memepertahankan keberishan pasien dalam menjaga
diri meningkat kebersihan pasien
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai