Anda di halaman 1dari 20

KET(KEHAMILAN ETROPIK)

Dosen Pembimbing :Ns,Elvia Metti


S.kep,M.kep,Sp.Mat
kelompok 3:
• Afelika Wirahma Putri
• Cindy alya Rahma
• Fadia Sukma Jaas
• Monica Yuza Utami
• Savikri Jurali
Definisi
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan
implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba
falopii merupakan tempat tersering untuk
terjadinya implantasi kehamilan
ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik
berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada
ovarium,rongga perut,kanalis servikalis
uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan
divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho)
Etiologi
Etiologi kehamilan ektopik sebagian besar belum diketahui. Tiap kehamilan
diketahui dengan pertumbuhan tekur dibagian ampalu tuba, dan dalam
perjalanan keuterus mengalami hambatan sehingga pada saat nidasi masih
dituba falopi. Faktor yang berperan dalam hal ini adalah sebagai berikut:
1.Faktor dalam lumen
1. Endosalpingitis dapat menyebabkan endosalping
sehingga lumen tuba menyempit atau membenytuk
kantung batu.
2. Hipoplasia luwmen tuba sempit dan berkelok-kelok
sehingga sering disertai dengan gangguan fungsi silia
endosalping
3. Operasi plastic tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna
2.Faktor pada dinding tuba
1. Endometiaosis tuba dapat memudahkan
implatansi telur yang dibuahi dalam tuba.
2. Divertikel tuba congenital atau ostium assesorius
tube dalam menahan telur yang dibuahi ditampat
itu

3.Faktor diluar dinding tuba


Perlekatan dinding perituba dengan distorsi atau
lekukan tuba dapat menghambat perjalanan telur.
Tumor yang menekan dinding tuba.
4.Faktor Lain
Migrasi luar ovum, yaitu perjalanan dari ovarium
ketuba kiri atau sebaliknya
Vertilisasi invitro (bayi tabung) : suatu proses
pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh
sang wanita.
(Fatmawati Siti. 2010, Asuhan Kperawatan Maternitas:
101)
KLASIFIKASI
SarwonoPrawirohardjo dalam bukunya
mengklasifikasikan kehamilan ektopik
berdasarkan lokasinya antara lain:

3.Ovarium
1.Tuba Fallopii
2.Uterus 4.Intraligamenter
a.Pars-interstisialis
a.Kanalis servikalis 5.Abdominal
b.Isthmus
b. Divertikulum 6.Primer
c.Ampula
c.Kornu 7.Sekunder
d.Infundibulum
d.Tanduk rudimenter 8.Kombinasi kehamilan dalam
e.Fimbrae
dan luar uterus.
PATOFISOLOGI
• Proses implantasi ovum terjadi dituba pada dasarnya sama hanya dicavum uteri. Telur bernidasi
secara kolumner atau interkolumner. Secara komluner telur berimplantasi di ujung atau sisi jonjot
endosalping. Perkembangan telur selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularasisasi dan biasanya
telur mati secara dini dan kemudian direabsorbsi. Pada nidasi interkolumner telur bernidiasi antara 2
jonjot endosalping. Setelah tempat tertutup , maka telur dipisahkan dari lumen tuba oleh lapisan yang
menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis , karena pembentukkan desidua tidak
sempurna maka dengan mudah vili korealis menembus endosalping dan masuk lapisan otot dengan
merusak jaringan tempat implantasi , tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi
oleh invasi trofoblas.

•(
Dibawah pengaruh hormone esterogen dan progesterone dari korpus luteum gravidarum dan trofoblas uterus
menjadi vesar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua. Sel epitel membesar dengan
intinya hipertropik, hiperkromatik , lobuler dan membentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat berlubang-
lubang atau berbusa kadang ditemukan mitosis. Perubahan ini hanya ditemukan pada sebagian kehamilan
ektopik. Setelah janin mati , desidua dalam uterus mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan
berkeping-keping , tetapi kadang-kadang dilepaskan secara utuh. Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan
ektopik terganggu berasal dari uterus dan disebabkan oleh desidua yang degeneratifve.

• Fatmawati Siti, 2010. Asuhan


• WOC TERLAMPIR
KOMPLIKASI

• Komplikasi yang timbul akibat


pembedahan antara lain adalah
perdarahan, infeksi, kerusakan organ
sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan
pembuluh darah besar). Selain itu ada
juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
(Siti Fatmawati 2010: 105)
 
PENATALAKSAN
AAN

Penanganan kehamilan ektropik pada umumnya adalalah laparotomi.


Dalam tindakan demikian , beberapa hal harus diperhatikan dan
dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
• Kondisi ibu pada saat itu.
• Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya.
• Lokasi kehamilan ektropik.
• Kondisi anatomis organ pelvis.
• Kemampuan teknik bedah mikro dokter.
• Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat.
Tujuan teraupetik penatalaksanaan medis adalah tegaknya diagnosa
awal kehamilan ektopik yang didasarkan pada riwayat kesehatan yang
terperinci, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostic tertentu. Setelah
diagnosis ditetapkan pembedahanbiasanya diperlukan. Dimasa lalu,
sebagian besar terapi terapi kehamilan ektopik adalah salpingektomi dengan
atau tanpa ooferoktimi ipsilateral. Prosedur medis yang tujuannya
mempertahankan tuba sekarang ini lebih sering digunakan. Apabila
seseorang wanita tidak memiliki riwayat infertilisasi dan tidak memiliki tanda
makroskopis riwayat salpingitis sebelumnya maka dapat dilakukan
salpingotomi, salpingostomi atau reseksi segemental serta pembuatan
anastomosis. Penatalaksaan pascaoperasi bertujuan untuk mempertahankan
komeostatis. (Reeder: 217)
PENGKAJIA DIAGNOSIS INTERVENSI
N SDKI SIKI SLKI

KONSEP
ASUHAN
KEPERAWATAN
KET
PENGKAJIAN

1. Identitas Pasien : Nama ,umur, seks, alamat, suku, bangsa,


pendidikan, pekerjaan, dan penanggungjawabnya.
2. Keluhan utama : mual, muntah, nyeri abdomen
3. Riwayat penyakit
a) Menanyakan penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya
b) Menanyakan penyakit yang sedang dialami sekarang
c) Menanyakan apakah pasien pernah menjalani operasi
4. Riwayat keluarga
d) Menanyakan apakah di keluarga pasien ada anggota keluarga
yang menderita penyakit menular kronis
e) Menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya ada
yang memiliki penyakit keturunan
f) Menanyakan apakah dari pihak keluarga ibu atau suaminya
pernah melahirkan atau hamil anak kembar dengan komplikasi
5Riwayat obstetrik:
a)Menanyakan siklus menstruasi apakah teratur atau tidak
b)Menanyakan berapa kali ibu itu hamil
c)Menanyakan berapa lama setelah anak dilahirkan dapat
menstruasi dan berapa banyak pengeluaran lochea
d)Menanyakan jika datang menstruasi terasa sakit
e)Menanyakan apakah pasien pernah mengalami abortus
f)Menanyakan apakah di kehamilan sebelumnya pernah
mengalami kelainan
g)Menanyakan apakah anak sakit panas setelah dilahirkan
h)Menanyakan apakah pasien menggunakan alat
kontrasepsi dalam rahim
6.Pemeriksaan Fisik
Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di
daerah adneksa
Adanya tanda-tanda syok , hipovolemik, yaitu hipotensi ,
pucat dan ekstermitas dingin , adanya tanda-tanda akut
abdomen , yaitu perut tegang bagian bawah , nyeri tekan dan
nyeri lepas pada dinding abdomen
7.Pemeriksaan ginekologis (pemeriksaan dalam) : serviks
teraba lunak , nyeri tekan , nyeri pada uterus kanan dan kiri.
8.Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (Data Fokus).
9.Makan minum tanda : nafsu makan menurun (anoreksia),
mual muntah, mukosa bibir kering, pucat.
10.Eliminasi tanda :
BAB : konstipasi, nyeri saat BAB
BAK : Sering kencing
11.Aktivitas tanda : nyeri perut saat mengangkat benda
berat, terlihat oedema pada ekstremitas bawah (tungkai kaki)
12.TTV
Pemeriksaan Umum
1.Inspeksi
Terlihat tanda cullen yaitu sekitar pusat atau linia alba kelihatan
biru, hitam dan lebam
Terlihat gelisah, pucat, anemi, nadi kecil, tensi rendah
2.Pada palpasi perut dan perkusi
Terdapat tanda-tanda perdarahan intra abdominal (shifting dullness)
Nyeri tekan hebat pada abdomen
Douglas crisp: rasa nyeri hebat pada penekanan kavum Douglasi
Kavum douglasi teraba menonjol karena terkumpulnya darah.
Teraba massa retrouterin (massa pelvis)
Nyeri bahu karena perangsangan diafragma
Nyeri ayun saat menggerakkan porsio dan servik ibu akan sangat
sakit
Pemeriksaan tes kehamilan
Tes baru yang lebih
sensitive berguna karena lebih
Pemeriksaan laboratorium mungkin positif pada kadar HCG
Pemeriksaan Hb setiap satu yang lebih rendah
jam menunjukkan penurunan Pemeriksaan kuldosintesis
kadar Hb Untuk mengetahui adakah darah
Timbul anemia bila telah lewat dalam kavum douglasi
beberapa waktu Untuk memastikan perdarahan
Leukositosis ringan ( < 15000) intraperitonial dan dapat
memberikan hasil negative
palsu atau positif palsu

• Diagnostic laparoskopi
• Untuk mendiagnosis penyakit pada organ pelvis termasuk kehamilan ektopik
• Ultra sonografi (USG)
• Untuk mendiagnosis kehamilan tuba dimana jika kantong ketuban bisa terlihat dengan jelas dalam
kavum uteri maka kemungkinan kehamilan ektopik

• PEMEKRISAAN DIGNOSTIK
D HIPOVOLEMIA
I
A ANSIETAS
G
N
O
S NYERI AKUT
A
SDKI SLKI SIKI
Hipovolemia Setelah dilkaukan tindakan Manajemen hipovolemia
keperawatan 1x24 jam ( SIKI hal , 184 )
didapatkan kriteria hasil : Periksan tanda dan gejala
Status cairan (SLKI,hal 107) hipovolemia(frekuensi,nadi ,
Kkeuatan nadi meningkat meningkat, nadi teraba
Tugor kulit meningkat lemah,tekanan darah
Output urine meningkat menurun, tekanan nadi
Dispnea menurun menyempit , tugor kulit
Distensi vena jugolaris menurun menurun , membran
Keluhan haus menurun mukosa kering )
Konsentrasi urine menurun Monitor intake dan output
Frekuensi nadi membaik cairan
TD membaik Hitung kebutuhan cairan
Membran mukosa membaik Berikan asupan cairan oral
Kadar HB membaik Anjurkan mmeperbanyak
Kadar Ht membaik cairan oral
Berat badan membaik Anjurkan meghindari
Intake cairan membaik perubahan posisi mendadak
Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi Ansietas(SIKI hal , 387)
keperawatan 1x24 jam Identifikasi saat tingkat
didapatkan kriteria hasil : ansietas berubah (mis ,
SLKI hal 135(Tingkat Ansietas) kondisi , waktu , stresor)
Tolerasnsi aktivitas meningkat Identifikasi kemampuan
Nafsu makan meningkat mengambil keputusan
Toleransi makan meningkat Temani pasien untuk
Kejadian cedera menurun meghilangkan kecemasan
Luka atau lecet menurun Gunakan pendekatan yang
Fraktur menurun tenang dan menyakinkan
Perdarahan menurun Informasikan secara faktual
Tekanna darah membaik mengenai diagosa ,
Frekuensi nadi membaik pengobatan , dan prognosis
Frekuensi nafas membaik Latih tekni relaksasi
Kolaborasi pemberian obat
antiansitas , jika perlu
Nyeri akut Stelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ( SIKI ,
keperawatan 1x24 jam didapatkan hal 201 ) :
kriteria hasil : Identifikasi lokasi ,
Tingkat Nyeri ( SLKI hal , 145) karakteristik, durasi ,
Kemampuan melakukan aktivitas frekuensi , kulitas nyeri
meningkat Identifikasi skala nyeri
Keluhan nyeri menurun Identifikasi respon jyeri non
Meringis menurun verbal
Gelisah menurun Berikan teknik non
Kesulitan tidur menurun farmakologis untuk
Uterus teraba membulat menurun mengurangi rasa nyeri
Perinium terasa tertekan Kontrol lingkungan yang
menurun memperberat ras nyeri
Mual menurun Fasilitasi istirahat dan tidur
Muntah menurun Jelaskan penyebab ,
Nadi membaik periode dan pemicu nyeri
Pola napas membaik Kolaborasi pemberian
TD membaik analgetik , jika perlu

Anda mungkin juga menyukai