Anda di halaman 1dari 42

KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA
DI INSTALASI RADIOLOGI

Oleh :
Mayarani, SSi, MKKK
K3 di Instalasi Radiologi

Untuk
Untuk menjamin
menjamin dan
dan
meningkatkan
meningkatkan
Keselamatan
Keselamatan dan
dan
Goal keamanan
keamanan total
total dalam
dalam
setiap
setiap Aktifitas,
Aktifitas,
Kegiatan
Kegiatan atau
atau
Pekerjaan
Pekerjaan

Target • Life Safety


• Property Safety
• Environmental safety
UU
UU No.
No. 11 th
th
1970
1970 Sasaran :
tentang
tentang 1.Agar tenaga kerja & orang
lain yang berada ditempat
Keselamatan
Keselamatan kerja dalam keadaan
Kerja
Kerja selamat dan sehat
2. Agar sumber produksi
dapat dipakai dan
digunakan secara efisien.
3. Agar proses produksi dapat
berjalan lancar tanpa
hambatan apapun

IDENTIFIKASI
RESIKO BAHAYA
Tujuan Identifikasi Resiko Bahaya:

1. Mengetahui potensi bahaya yang ada


ditempat kerja

2. Mengetahui lokasi dan potensi bahaya


Potensi Bahaya
di Instalasi Radiologi
1.Bahaya
1. Bahaya Radiasi
Radiasi
2.
2. Penyakit
Penyakit –– penyakit
penyakit infeksi
infeksi
3.Kecelakaan
3.Kecelakaan (peledakan,
(peledakan, kebakaran,
kebakaran,
kecelakaan
kecelakaan yg yg berhubungan
berhubungan dengan
dengan
listrik)
listrik)
4.Bahan-bahan
4.Bahan-bahan kimia
kimia yang
yang berbahaya
berbahaya
5.
5. Gangguan
Gangguan psikososial
psikososial
6.
6. Ergonomi
Ergonomi
BAHAYA RADIASI

    Salah satu potensi bahaya yang


    Salah satu potensi bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh
dapat ditimbulkan oleh
pemanfaatan radiasi pengion adalah
pemanfaatan radiasi pengion adalah
timbulnya efek radiasi baik yang
timbulnya efek radiasi baik yang
bersifat non stokastik, stokastik dan
bersifat non stokastik, stokastik dan
efek genetik yang mungkin timbul
efek genetik yang mungkin timbul
akibat pekerja radiasi mendapat
akibat pekerja radiasi mendapat
paparan radiasi.
paparan radiasi.

Proteksi Radiasi adalah


tindakan yg dilakukan untuk
mengurangi pengaruh radiasi
yang merusak akibat paparan
radiasi (PP No. 33 tahun
2007)
Upaya
Proteksi
Pemeriksaan
 Sesuai peraturan yang berlaku, pekerja radiasi harus diperiksa
kesehatannya sebelum mulai berkerja, selama bekerja minimal
setahun sekali, dan saat berhenti sebagai pekerja radiasi.
 Pengawasan kesehatan terhadap pekerja radiasi harus
didasarkan pada prinsip-prinsip pemeriksaan kesehatan pada
umumnya.
 Pengawsaan kesehatan meliputi :

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja


2. Pemeriksaan kesehatan berkala selama bekerja
3. Pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubangan
kerja.
Proteksi Paparan Radiasi
 Untuk menjamin kesehatan pekerja radiasi tetap
dalam kondisi aman dan terkendali maka
kegiatan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi
harus didukung oleh ketentuan yang mengatur
cara-cara aman dalam penggunaan radiasi.
 Konsep asas proteksi radiasi :
 Asas Justifikasi (justification of practices),
 Asas Limitasi (dose limitation),
 Asas Optimisasi (optimization and safety)
FILOSOFI
FILOSOFI KESELAMATAN
KESELAMATAN RADIASI
RADIASI
 JUSTIFIKASI
JUSTIFIKASI
 PENGGUNAAN RADIASI HANYA DIBENARKAN JIKA MANFAAT
 PENGGUNAAN RADIASI HANYA DIBENARKAN JIKA MANFAAT
YANG
YANG DIPEROLEH
DIPEROLEH LEBIH
LEBIH BESAR
BESAR DARIPADA
DARIPADA RESIKONYA
RESIKONYA

 LIMITASI
LIMITASI
 DOSIS RADIASI TIDAK BOLEH MELEBIHI NILAI BATAS DOSIS
 DOSIS RADIASI TIDAK BOLEH MELEBIHI NILAI BATAS DOSIS
YANG
YANG TELAH
TELAH DITETAPKAN
DITETAPKAN

 OPTIMASI
OPTIMASI
 PENERIMAAN RADIASI HARUS DIUPAYAKAN SERENDAH-
 PENERIMAAN RADIASI HARUS DIUPAYAKAN SERENDAH-
RENDAHNYA
RENDAHNYA DENGAN
DENGAN MEMPERTIMBANGKAN
MEMPERTIMBANGKANFAKTOR
FAKTOR EKONOMI
EKONOMI
DAN
DANSOSIAL
SOSIAL (PRINSIP ALARA))
(PRINSIPALARA
Contoh dalam kehidupan sehari-hari :
a. Asas Justifikasi di Radiologi
 Seorang ibu yang sedang hamil muda tidak boleh
dilakukan pemeriksaan Radiologi karena
ditakutkan radiasi sinar-X akan membahayakan
janinnya. Maka pemeriksaan radiologi akan
dilakukan setelah ibu tersebut melahirkan.
 Tidak boleh melakukan pemeriksaan Radiologi
kepada pasien yang minta dilakukan
pemeriksaan Radiologi tanpa membawa
permintaan pemeriksaan radiologi dari dokter
b. Asas Optimasi di Radiologi

 Dalam pemeriksaan Radiologi usahakan agar


tidak mengulang pemeriksaan sehingga
pasien tidak mendapat dosis radiasi yang sia-
sia, dan dapat merugikan pihak rumah sakit
karena penggunaan listrik dan film yang
bertambah, dan juga pelayanan jadi tertunda
untuk pasien berikutnya. Dan papran radiasi
sekunder bagi pekerja juga akan bertambah.
 Penggunaan ukuran film yang digunakan
harus sesuai dengan ukuran obyek yang akan
diperiksa
c. Asas Limitasi

 Pekerja radiasi harus selalu


menggunakan kolimasi sesuai dengan
ukuran obyek yang akan diperiksa
sehingga dapat mengurangi paparan
radiasi terhadap pasien maupun pekerja
radiasi
 Pemilihan faktor eksposi harus dipilih
sesuai dengan ketebalan tubuh pasien.
LIMITASI (NILAI BATAS DOSIS)
Nilai Batas Dosis Untuk
NBD Personil/pekerja radiasi Siswa Dan Pekerja
NBD Anggota Magang :
tidak boleh melampaui :
Masyarakat tidak boleh NBD pekerja magang
a. Dosis Efektif rata-rata sebesar melampaui :
20 mSv per tahun dalam untuk pelatihan kerja,
periode 5 tahun, berturut- a. Dosis efektif pelajar,atau mahasiswa
turut, sehingga dosis yang sebesar 1 mSv yang berumur 16 tahun
terakumulasi dalam 5 tahun sampai dengan 18 tahun
dalam 1 tahun adalah :
tidak boleh melebihi 100 mSv
b. Dosis Efektif sebesar 50 mSv
b. Dosis ekivalen a. Dosis Efektif sebesar 6
untuk lensa mata mSv per tahun;
dalam 1 tahun tertentu;
b. Dosis Ekivalen untuk
c. Dosis Ekivalen untuk lensa sebesar 15 mSv lensa mata sebesar 50
mata rata-rata sebesar 150 dalam 1 tahun mSv pertahun;
mSv dalam 1 tahun; c. Dosis Ekivalen untuk
d. Dosis Ekivalen untuk kulit
c. Dosis ekivalen
kulit sebesar 150 mSv
sebesar 500 mSv dan untuk untuk kulit pertahun; dan
tangan atau kaki sebesar 500 sebesar 50 mSv d. Dosis Ekivalen untuk
mSv per tahun tangan atau kaki
dalam 1 tahun.
sebesar 150 mSv
pertahun
Untuk memastikan NBD tidak
terlampaui :
1. Pemantauan Paparan Radiasi
2. Pemantauan dosis perorangan  Film Badge/ TLD
(Dosimeter pembacaan langsung)
3. Perlengkapan Proteksi Radiasi/APD :
a. APRON
b. Tabir Pb
c. Kaca mata Pb
d. Sarung Tangan Pb
e. Pelindung Thyroid
f. Pelindung Ovarium dan/atau
g. Pelindung Gonad Pb.
Tujuan keselamatan radiasi
 Mencegah terjadinya efek stokastik yang
membahayakan dan membatasi peluang
terjadinya efek non stokastik
(deterministik), sampai pada suatu nilai
batas dosis yang yang dapat diterima oleh
masyarakat.
 Untuk meyakinkan bahwa pekerjaan atau
kegiatan yang berkaitan dengan
penyinaran radiasi dapat dibenarkan
Pelayanan
Radiologi di
Kecelakaan
bidang Kesehatan Radiasi?

adalah
pelayanan yang penuh resiko Menurut PP No.63
bahaya radiasi oleh karena itu tahun 2000, kecelakaan
pekerja radiasi harus radiasi adalah kejadian
yang tidak
memahami dan melaksanakan direncanakan yang
upaya–upaya proteksi radiasi menjurus timbulnya
untuk meminimalkan bahaya dampak radiasi,
radiasi yang mungkin akan kondisi paparan
timbul baik bagi pekerja radiasi dan atau
kontaminasi yang
maupun bagi pasien, melampaui batas
masyarakat umum dan keselamatan
lingkungan sekitarnya
Peralatan protektif dan proteksi radiasi
Peralatan protektif dan peralatan proteksi radiasi adalah beberapa
alat atau rancangan yang digunakan oleh instalasi radiologi dalam hal
keselamatan pekerja untuk menghidari paparan yang melebihi nilai
batas dosis. Sehingga para perkerja merasa aman dan nyaman dalam
melakukan perkerjaannya dan terjamin kelesamatan dan kesehatan
mereka.
1. Peralatan proteksi radiasi
Sebagai peralatan protektif harus sesuai dengan rancangan yang
sudah ditentukan oleh Kepmenkes 1014/MENKES/SK/XI/2008.
Pendekatan yang dipakai dalam menetapkan jenis dan luas ruangan
adalah:
 Fungsi ruangan/jenis kegiatan
 Proteksi terhadap bahaya radiasi bagi petugas, pasien, lingkungan
 Efisiensi.
Persyaratan ruangan :
 Letak unit/instalasi radiologi hendaknya

mudah dijangkau dari ruangan gawat darurat,


perawatan intensive care, kamar bedah dan
ruangan lainnya.
 Di setiap Instalasi Radiologi dilengkapi

dengan alat pemadam kebakaran dan alarm


sesuai dengan kebutuhan.
 Suhu ruang pemeriksaan 20-24 °C dan

kelembaban 40 - 60 %.
 Suhu untuk alat sesuai dengan kebutuhan alat

tersebut.
2. Jenis peralatan protektif dan proteksi radiasi
• Perlengkapan dan peralatan proteksi harus sesuai
dengan kelas kelas rumah sakit yang sudah ditentukan
oleh Kepmenkes No. 1014/MENKES/SK/XI/2008.
• Perlengkapan dan peralatan di Rumah Sakit kelas A
dan Setara
3. Alat pelindung diri

 Semua alat pelindung diri harus diperhatikan dengan


seksama dan disimpan dengan baik ketika tidak
digunakan.
 Semua alat perlindungan diri harus dalam kondisi
bersih dan siap digunakan, jadwal pemeliharaan oleh
produsen harus diingat dan dilakukan teramasuk
pergantian bagian yang rusak atau terjadwal untuk
diganti (tim Pusat K3, 2009).
 Alat pelindung diri al :
 Alat pelindung mata (goggles)

 Alat pelindung tangan ( sarung tangan atau gloves)

 Pakaian pelindung (apron)


4. Survey meter

 Menurut BEPETEN survey meter adalah alat


ukur radiasi yang digunakan untuk
mengetahui tingkat radiasi di suatu tempat
dalam satuan laju dosis.
 Pemilihan surveymeter yang akan digunakan
harus didasarkan pada jenis radiasi, energy
radiasi, dan kondisi tempat kerja.
JENIS PAPARAN RADIASI
PROTEKSI RADIASI EKSTERNA
PROTEKSI RADIASI EKSTERNA
(Proteksi terhadap sumber radiasi yang berada di luar tubuh kita)
(Proteksi terhadap sumber radiasi yang berada di luar tubuh kita)

Prinsip 1. Jarak  memaksimalkan jarak


Utama dari sumber sinar
dari
Proteksi 2. Waktu  meminimalkan
Radiasi waktu paparan
radiasi
Eksterna 3. Perisai  memasang penahan
radiasi yang sesuai
dengan jenis radiasi
Yang harus diperhatikan dalam proteksi radiasi
Eksterna
Untuk paparan radiasi
Untuk paparan pasien
radiasi pekerja
radiasi 1. Faktor jarak
2. Faktor waktu
3. Faktor Penahan
4. Alara
1. Faktor jarak 5. Tanya ke pasien apakah sedang hamil ?
6. Jika “ya” ahli radiology akan
2. Faktor waktu menentukan pemeriksaan ditunda atau
3. Faktor Penahan di batalkan
7. Bila pemeriksaan dilanjutkan paparan
4. Gunakan APD pada gonat /uterus harus seminimal
5. Pantau dosis mungkin
8. Catat parameter paparanya utk
pekerja secara menghitung dosis janin bila diperlukan
bulanan dikemudian hari
9. Usahakan untuk tidak mengulang
pemeriksaan
PROTEKSI RADIASI INTERNA
(Proteksi terhadap kemungkinan material radioaktif masuk ke dalam tubuh)

SUMBER RADIASI INTERNA


Sumber
SumberRadiasi
Radiasi
Interna
Internaberasal
berasaldari
dari Kontaminasi
Kontaminasi
Radiasi
Radiasisumber Sumber
sumber Sumberradiasi
radiasi adalah
adalahkeberadaan
keberadaan
Terbuka
Terbukayaitu
yaitu terbuka
terbuka suatu
suatuzat
zatradioaktif
radioaktif
sumber
sumberyangyangtidak
tidak mempunyai
mempunyai pada
padatempat
tempatatau
atau
terbungkus dan
terbungkus dan
dalam
potensi
potensibahaya
bahaya daerah
daerahyang
yangtidak
tidak
dalamkondisi
kondisi radiasi
normal
normaldapat
dapat radiasiinterna
interna seharusnya
seharusnyadandan
menyebabkan karena
karenaada
ada dapat
dapat
menyebabkan
kontaminasi,
kontaminasi, kemungkinan
kemungkinan menimbulkan
menimbulkan
misalnya,
misalnya,zat
zat masuk
masukkedalam
kedalam bahaya
bahayaradiasi
radiasi
radioakatif
radioakatifyang
yang tubuh
tubuh interna
berbentuk
interna
berbentukbubuk,
bubuk,   
cairan
cairandan
dangas.
gas.
Cara Pemasukan Zat Radioaktif Dalam
Tubuh

 Melalui pernafasan dengan menghirup


gas dan debu radioaktif

 Melalui saluran pencernaan, yaitu


masuknya zat radioaktif melalui mulut

 Melalui kulit atau melalui luka yang


terkontaminasi
Pengendalian
Pengendalian bahaya
bahaya
radiasi
radiasi Interna
Interna

• Menghalangi masuknya zat


radioaktif dari ketiga jalan masuk
zat radioaktif kedalam tubuh

• Membatasi penyebaran zat


radioaktif dari sumber kepada
pekerja atau dengan cara memutus
transmisi radioaktivitas dari sumber
ke manusia
INFEKSI
INFEKSI

Terjadinya infeksi di Pelayanan Radiologi


Terjadinya infeksi di Pelayanan Radiologi
dipengaruhi oleh beberapa faktor al :
dipengaruhi oleh beberapa faktor al :
Cara
Cara penularan
penularan infeksi
infeksi ::

1. Kontak Langsung,
1. Kontak Langsung,
tidak langsung,
tidak langsung,
droplet
droplet
2. Udara, Debu, kulit
2. Udara, Debu, kulit
lepas
lepas
3. Alat, Darah, makanan,
3. Alat, Darah, makanan,
cairan intra vena
cairan intra vena
4. Vektor / serangga
4. Vektor / serangga
Nyamuk, lalat
Nyamuk, lalat
Pengertian
Pengertian prinsip
prinsip pencegahan
pencegahan infeksi
infeksi ::

Suatu
Suatu usaha
usaha yang
yang dilakukan
dilakukan untuk
untuk
mencegah
mencegah terjadinya
terjadinya resiko
resiko
penularan
penularan infeksi
infeksi mikro
mikro organisme
organisme
dari
dari lingkungan
lingkungan klien
klien dan
dan tenaga
tenaga
kesehatan
kesehatan (( Nakes
Nakes ))
Tujuan
Tujuan ::
Mengurangi
Mengurangi terjadinya
terjadinya infeksi
infeksi
Memberikan
Memberikan perlindungan
perlindungan
terhadap
terhadap klien,
klien, nakes
nakes
Tindakan pencegahan
infeksi

1.1. Cuci
Cuci tangan
tangan
2.
2. Memakai
Memakai sarung
sarung tangan
tangan
3.
3. Memakai
Memakai perlengkapan
perlengkapan pelindung
pelindung
4.
4. Menggunakan
Menggunakan tehnik
tehnik aseptik
aseptik
5.
5. Memproses
Memproses alat
alat bekas
bekas pakai
pakai
6.
6. Menangani
Menangani peralatan
peralatan tajam
tajam dengan
dengan aman
aman
7.
7. Menjaga
Menjaga kebersihan
kebersihan dan
dan kerapihan
kerapihan
lingkungan
lingkungan serta
serta pembuangan
pembuangan sampah
sampah
secara
secara benar
benar
CUCI
CUCI TANGAN
TANGAN ::
aspek
aspek yang
yang paling
paling penting
penting

Ada 2 kategori organisme yang ada di


1. Organisme residen ( flora normal )
Staphylococcus aureus, diphteroids ( tidak
hilang secara permanen )
2. Organisme transien
Karena kontak, contoh : Escherichia Colli
(mudah dihilangkan dengan cuci tangan
efektif)
The 5 moments for Hand Hygiene
6 (enam) tahap melakukan pembersihan tangan
BEBERAPA
BEBERAPA CONTOH
CONTOH FAKTOR
FAKTOR RESIKO
RESIKO DI
DI
PELAYANAN
PELAYANAN RADIOLOGI
RADIOLOGI
TITIK N RISK FAKTOR  N PENCEGAHAN
KEGIATAN O IDENTIFIED PENYEBAB O (RISK
PELAYANAN   TREATMENT)
 
Proses input 1 Data pasien Entry 1 Teliti dan lengkapi
  biodata dahulu data sebelum
data pasien tidak masuk
pasien tidak di entry.
Radiologi  
lengkap dan Teliti dahulu sebelum
Rawat inap, salah. memberikan hasil ke
rawat jalan Kesalahan Pasien.
  cetak nama  
pada film
Rontgent
Tertukarnya 2 Teliti dahulu sebelum
hasil memberikan hasil ke
Rontgent Pasien.
 
BEBERAPA
BEBERAPACONTOH
CONTOHFAKTOR
FAKTORRESIKO
RESIKODI
DI
PELAYANAN
PELAYANANRADIOLOGI
RADIOLOGI
TITIK N RISK FAKTOR  N PENCEGAHAN (RISK
KEGIATAN O IDENTIFIED PENYEBAB O TREATMENT)
PELAYANAN    
2 Pasien Jatuh dari Pasien non 3 Dampingi pasien non
meja kooperatif tidak kooperatif oleh keluarganya
didampingi . atau petugas ,dengan
pemeriksaan menggunakkan APD.
Proses 3 Terpapar Pasien : Kesalahan 4 Pastikan Jenis Pemeriksaan
  dalam jenis organ sesuai dengan Permintaan
pemeriksaan   Radiasi x-ray yang diperiksa Dokter sebelum melakukan
pasien yang tidak eksposi ( pengambilan
Radiologi di semestinya. gambar).
Keluarga Pasien : 5 Sebelum eksposi pastikan
ruang   Berada diruang pintu-pintu ruangan tertutup
pemeriksaan   pemeriksaan tanpa dan lampu merah indikator X-
Konvensional APD. Sewaktu ray menyala
eksposi x-ray.
  Petugas : Memasukki 6 Sebelum eksposi pastikan
 
ruangan dalam pintu-pintu ruangan tertutup
 
keadaan eksposi dan lampu merah indikator X-
 
ray menyala.
4 Terjatuh Kaset Film Petugas : kurang 7 Petugas harus lebih berhati-hati
hingga cedera dan hati-hati terburu- lagi dalam mengambil kaset.
kaset menjadi buru dalam
rusak. mengambil kaset
BEBERAPA CONTOH FAKTOR RESIKO DI PELAYANAN
RADIOLOGI
TITIK KEGIATAN N RISK FAKTOR  N PENCEGAHAN (RISK
PELAYANAN O IDENTIFIED PENYEBAB O TREATMENT)
 

Proses 5 terjadi Pasien tidak 8 -Petugas harus


pemeriksaan pasien pecahnya memberikan meminta informasi
Radiologi di ruang implan silikon informasi dengan benar kepada
pemeriksaan /riwayatnya pasien.
Mammography secara jujur -Hati-hati dalam
kepada kompresi payudara
petugas pasien

Proses 6 terjadi Pasien : pasien 9 sebelumnya


pemeriksaan pasien pengulangan non kooperatif memberikan informasi
Radiologi di ruang foto(pada karena yang jelas tentang
pemeriksaan anak-anak ketakutan/pho pemriksaan kepada
Panoramic balita) bia ortu/keluarga pasien
 
BEBERAPA
BEBERAPACONTOH
CONTOHFAKTOR
FAKTORRESIKO
RESIKODI
DIPELAYANAN
PELAYANAN
RADIOLOGI
RADIOLOGI

TITIK N RISK  FAKTOR PENYEBAB  N PENCEGAHAN


KEGIATAN O IDENTI O (RISK TREATMENT)
PELAYANAN   FIED  
Proses 7 - terjadi
  alergi
Petugas : kurang detail 10 - sebelum pemeriksaan di mulai
menanyakan tentang riwayat tanyakan riwayat kesehatan pasien
pemeriksa   obat/ kesehatan pasien. dengan lengkap.
an pasien   syok
berat
- tidak melakukan tes alergi
obat terlebih dahulu
- Pastikan pasien menandatangani
dan menyetujui inform concern
Radiologi -pasawat mendadak error, - Lakukan tes alergi sebelum
di ruang - jadwal terjadi pemadaman listrik
pemeri mendadak.
penyuntikan kontras
- lakukan kalibarsi alat secara rutin
pemeriksa k-saan - tidak mengkonfirmasi ulang - lakukan warming up setiap hari dan
an CT pasien jadwal pasien sebelumnya.
bentrok - Pasien : Pasien tidak tahu
chek kesiapan alat sebelumnya
- lakukan konfirmasi ulang 1 hari
Scan /belum tahu tentang riwayat sebelunya tentang jadwal ke pasien
  alergi yang pernah di alaminya
- Pasien : Pasien mempunyai
via telpon
- Khusus pemeriksaan usia balita
- banyak/lebih dari 2 riwayat keluarga/ortu perlu di informasi kan
tertund alergi dan kerjasamanya ( pasien harus tidur
anya - Pasien : salah jadwal, surat untuk menghindari moving dan
pemeri tertinggal, tidak jelas jenis pengulangan proses pemriksaan)
ksaan permintaan pemeriksaannya,
pasien terlambat datang.
 
BEBERAPA
BEBERAPACONTOH
CONTOHFAKTOR
FAKTORRESIKO
RESIKODI
DIPELAYANAN
PELAYANAN
RADIOLOGI
RADIOLOGI

TITIK N RISK  FAKTOR PENYEBAB NO PENCEGAHAN


KEGIATAN O IDENTIFIED (RISK TREATMENT)
PELAYANAN    

Proses 8 -terjadi - Pasien : Pasien tidak 11 - Pastikan pasien


pemeriksaan alergi tahu /belum tahu tentang menandatangani dan
pasien obat riwayat alergi yang pernah menyetujui inform
Radiologi di /kontras di alaminya concern
ruang media. - Pasien : Pasien - Lakukan tes alergi
pemeriksaan mempunyai banyak/lebih sebelum penyuntikan
MRI dari 2 riwayat alergi kontras
  - Pasien : salah jadwal, - lakukan kalibarsi alat
- Tertunda surat tertinggal,tidak jelas secara rutin
nya peme- jenis permintaan - lakukan warming up
riksaan pemeriksaannya,terlambat setiap hari dan chek
  datang, kesiapan alat
sebelumnya
BEBERAPA
BEBERAPACONTOH
CONTOHFAKTOR
FAKTORRESIKO
RESIKODI
DIPELAYANAN
PELAYANAN
RADIOLOGI
RADIOLOGI

TITIK N RISK  NO PENCEGAHAN


KEGIATAN O IDENTIFIED FAKTOR PENYEBAB (RISK TREATMENT)
PELAYANAN    

Proses 9 - Tertukarnya - Petugas : Kelalain 14 - Pastikan dan cek kembali


cairan petugas dalam dengan film kosong bahwa
pencucian prosesing penggantian cairan cairan tidak tertukar
film di dalam antara Developer dan - Lakukan warming up alat
Kamar peggatian fixer sebelum alat di pakai.
cairan - Pintu kamar gelap - Lakukan kalibrasi alat secara
Gelap - terbakarnya tidak terkunci dengan rutin
film rontgen rapat - Hati-hati dalam penempatan
pada proses - Alat tiba- tiba film antara expose dan
pencucian macet/error unexpose
-tertukarnya - Kelalain dalam - Pastikan pintu sudah tertutup
penempatan penempatan kaset di rapat dan lampu save ligt nyala
kaset expose box - Pastikan tidak ada kebocoran
dan cahaya diruang kamar gelap.
unexposed

Anda mungkin juga menyukai