Anda di halaman 1dari 49

TEKNIK ASEPTIK

(Aseptic Technique/Practice)

OLEH:

ROHEMAN, S.Kep, Ners, M.Kep


PENDAHULUAN

 Salah satu komplikasi dari operasi yang paling ditakutkan baik oleh
dokter, perawat maupun pasien adalah terjadinya infeksi luka operasi
(Pellegrini CA dlm L.W. Way, 2019)
 Infeksi luka operasi sangat merugikan karena dapat meningkatkan lama
rawat tinggal pasien, penambahan biaya perawatan, menggagalkan tujuan
operasi dan bahkan menyebabkan kematian (Howard R.J. dlm J.L.
Cameron, 2017)
 Sebagian besar infeksi luka operasi disebabkan oleh masuknya mikro-
organisme ke dalam luka operasi pada saat di kamar bedah (Nichols RL
dlm Bennet JV & Brachman PS, 2015)
 Mikroorganisme yang masuk luka operasi di kamar bedah dapat berasal
dari lingkungan kamar bedah, pasien dan tim kamar bedah (Nichols RL
dlm Bennet JV & Brachman PS, 2015)
A. PENCEGAHAN TERJADINYA INFEKSI DARI
LINGKUNGAN KAMAR BEDAH

1. Pembagian area kamar bedah

Dibagi dalam 3 area


a. Unrestricted area/outer zone
b. Semirestricted area/intermediate zone
c. Restricted area/clean zone
2. Ventilasi

a. Sistem ventilasi: suplai udara yang tersaring dan terkontrol


b. Sirkulasi dan pertukaran udara memberikan udara segar dan
mencegah akumulasi gas anestesi di kamar bedah
c. Penggunaan laminar flow: udara disaring dengan HEPA Filter
(High-Efficiency Particulate Air)
d. Tekanan udara OK: harus positif
e. Tempat masuk udara: di langit-langit
Tempat keluar udara: di dinding sejajar lantai
f. Kelembaban: 50 s/d 60 %
g. Suhu antara 20 - 24o C
3. Pintu

Sliding door vs swinging door

4. Dinding, lantai dan langit-langit

a. Keras, tidak berpori, tahan api, tahan air dan noda, mudah
dibersihkan, tidak menyilaukan mata
b. Dinding dan lantai dari ubin/ber-nat menjadi tempat hidup dan
berkembangbiaknya mikroorganisme di antara ubin
B. PENCEGAHAN DARI PASIEN
1. Mandi dengan antiseptik
2. Pencukuran daerah operasi
3. Menutup rambut dengan mitela
4. Ganti pakaiaan khusus OK
5. Persiapan area operasi

C. PENCEGAHAN DARI PETUGAS KAMAR BEDAH


1. Memakai pakaian khusus/lengkap kamar bedah

2. Melakukan cuci tangan bedah, memakai jas operasi dan sarung

tangan steril untuk petugas yang steril

3. Melaksanakan teknik aseptik


TEKNIK ASEPTIK

 Suatu upaya untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari


lingkungan ke dalam tubuh pasien (Craven RE & Hirnle CJ,
2000)

 Suatu upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi


mikroorganisme sehingga keadaan steril dapat diper-
tahankan (Atkinson LJ & Khon ML, 1986)
PENTINGNYA TEKNIK ASEPTIK

 Jaringan yang baru saja disayat dapat dengan mudah


terinfeksi
 Kulit yang intak merupakan pertahanan tubuh pertama
terhadap infeksi
 Luka merupakan jalan masuknya (portal of entry)
mikroorganisme
 Segala sesuatu yang tidak steril kontak dengan luka sangat
berbahaya
 Alat-alat yang masuk jaringan tubuh harus dalam keadaan
steril
PRINSIP TEKNIK ASEPTIK
AN GAMBARAN PENERAPANNY
1. HANYA ALAT STERIL
YANG DIPERGUNAKAN DI DAERAH STERIL
Setiap orang harus yakin atas kesterilan suatu alat yang akan

dipergunakan. RAGU = Anggap tidak steril

a. Pak/bungkusan steril ditempatkan di area tidak steril


b. Tidak yakin akan kebenaran pengatur waktu pada otoklaf atau
tahap-tahap dalam proses sterilisasi
c. Petugas yang tidak steril terlalu dekat dengan meja/alat yang steril
atau sebaliknya
d. Meja atau alat steril yang terbuka tidak diawasi
e. Pak/bungkusan steril jatuh ke lantai
f. Pembungkus alat steril bolong, robek, lembab atau berdebu
2. JAS OPERASI:
DIANGGAP STERIL HANYA DARI BATAS PINGGANG
SAMPAI BAHU BAGIAN DEPAN DAN LENGAN JAS
(tidak termasuk ketiak)

a. Menempatkan tangannya dalam jarak pandang mata/di atas batas


pinggang di bawah batas bahu
b. Tangan tdk terlalu dekat muka, siku merapat pada sisi tubuh,
tangan tidak boleh disimpan di bawah ketiak
c. Perubahan ketinggian meja harus dihindari
d. Alat/benda yang menjuntai di sisi meja dianggap tidak steril
e. Bertukar tempat/posisi dengan ‘back to back’
3. MEJA YANG DITUTUP DUK STERIL DIANGGAP
STERIL HANYA PADA PERMUKAANNYA

a. Hanya permukaan meja saja yang dianggap steril

b. Benang, kasa, instrumen dan alat steril lainnya yang menggantung di

pinggir meja steril dianggap tidak steril

c. Membuka lipatan duk yang steril: bagian duk yang telah jatuh ke

bawah permukaan meja tidak boleh diangkat kembali sehingga

menjadi sejajar atau melebihi batas atas permukaan meja


4. PETUGAS TANPA GAUN STERILTIDAK BOLEH MENJULURKAN
ANGGOTA TUBUHNYA/ALAT YANG TIDAK STERIL KE ATAS
DAERAH STERIL; PETUGAS YANG MEMAKAI GAUN STERIL
TIDAK BOLEH BERSANDAR

a. Circulating nurse tidak boleh menjulurkan tangannya ke atas daerah


yang steril untuk memberikan alat-alat yang steril
b. Sewaktu menuangkan cairan ke dalam kom steril, hanya bagian bibir
botol saja yang berada di atas daerah yang steril dan tidak boleh
kontak
c. Scrub nurse menempatkan kom yang akan diisi cairan di sisi atau
diujung meja yang steril, circulating nurse berdiri dekat sisi meja tadi
untuk mengisinya.
d. Circulating nurse berdiri pada jarak yang cukup jauh (kurang lebih
30cm) dari daerah steril sewaktu mengatur lampu operasi yang berada
di atasnya untuk menghindari jatuhnya mikroorganisme ke daerah
yang steril.
e. Petugas yang steril harus memalingkan kepala ke daerah yang tidak
steril sewaktu keringat di wajahnya akan dikeringkan atau dilap oleh
circulating nurse.
f. Scrub nurse menutup/melapisi meja yang tidak steril dengan duk steril,
terlebih dahulu pada bagian meja yang dekat dengannya.
g. Scrub nurse menjauh dari meja yang tidak steril sewaktu menutup/
melapisinya dengan duk steril untuk mencegah kontak dengan bagian
meja yang tidak steril.
5. DAERAH STERIL HARUS DISIAPKAN
SEDEKAT MUNGKIN DENGAN WAKTU
PEMAKAIAN

a. Instrumen atau alat lainnya yang steril yang akan


dipergunakan untuk operasi harus disiapkan/disusun di
atas meja steril sedekat mungkin dengan waktu
dimulainya operasi

b. Tidak diperbolehkan menyiapkan/menyusun alat atau


instrumen yang steril di atas meja steril kemudian
menutupnya denga duk steril
6. PETUGAS YANG STERIL HANYA BOLEH MENYENTUH
BARANG/DAERAH STERIL, PETUGAS YANG TIDAK
STERIL HANYA BOLEH MENYENTUH
BARANG/DAERAH TIDAK STERIL

a. Petugas yang steril menyentuh barang /daerah yang steril


setelah memakai jas dan sarung tangan yang steril
b. Circulating nurse tidak boleh menyentuh/kontak langsung
dengan alat/daerah yang steril
c. Kebutuhan alat steril untuk petugas yang steril diperoleh
melalui circulating nurse dengan cara membukakan
pembungkus alat steril atau dengan menggunakan korentang
(bila memungkinkan pemakaian korentang harus
dihindarkan)
7. UJUNG PEMBUNGKUS ALAT
STERIL DIANGGAP TIDAK STERIL

Batas-batas antara steril dan tidak streril tidak selalu dengan tegas
bisa ditetapkan, misalnya ujung-ujung pembungkus pada pak steril
atau penutup botol cairan. Praktek berikut ini harus dilakukan:

a. Pada saat membuka bungkusan/pak, batas keselamatan selalu


dipertahankan. Ujung-ujung dari pembungkus selalu dipegang
oleh tangan sehingga tidak menguntai dengan longgar. Penutup
terakhir ditarik ke arah petugas yang membuka bungkusan itu
sehingga isi bungkusan yang terbuka jauh dari tangan yang
tidak steril
b. Petugas yang steril mengangkat isi bungkusan itu dengan
mengangkatnya langsung ke atas sambil mempertahankan
sikut tinggi-tinggi.
c. Jika pembungkus yang steril dipergunakan sebagai
penutup meja, pembungkus itu harus menutup seluruh
permukaan meja. Hanya bagian dalam dan permukaan
penutup itu yang dianggap steril.
d. Setelah botol steril dibuka, isinya harus dipergunakan atau
dibuang. Penutup botol tidak bisa dipasangkan kembali
tanpa penyebabkan kontaminasi.
8. DAERAH YANG STERIL HARUS SELALU DIAWASI

a. Petugas yang steril harus selalu menghadap daerah


yang steril
b. Bila bungkusan steril terbuka di dalam ruangan atau
daerah steril telah diciptakan, maka harus ada
seseorang yang menjaganya.
9. PETUGAS YANG STERIL HARUS SELALU BERADA
DI DAERAH YANG STERIL

a. Petugas yang steril menjauh pada jarak yang aman dari meja
operasi sewaktu memasang duk (draping)
b. Petugas yang steril melewati satu sama lain dengan cara back to
back
c. Petugas yang steril membelakangi petugas/daerah yang tidak steril
sewaktu melewatinya
d. Petugas yang steril menghadap daerah yang steril sewaktu
melewatinya
e. Petugas yang steril meminta petugas yang tidak steril untuk
menjauh daripada mengambil risiko terkontaminasi
f. Petugas yang steril harus selalu berada di daerah steril, tidak boleh
berjalan-jalan di kamar atau keluar kamar
g. Pergerakan di dalam atau sekitar daerah steril harus seminimal
mungkin
10. PETUGAS YANG STERIL KONTAK DENGAN
DAERAH STERIL SEMINIMAL MUNGKIN

a. Petugas yang steril tidak boleh bersandar pada meja steril atau
pada pasien yang ditutup duk steril
b. Duduk atau bersandar pada permukaan yang tidak steril
merupakan pelanggaran teknik aseptik. Jika petugas yang steril
melakukan operasi sambil duduk, dia harus melakukannya tanpa
mendekati daerah yang tidak steril.
11. ORANG YANG TIDAK STERIL MENGHINDARI
DAERAH YANG STERIL

a. Petugas yang tidak steril mempertahankan jarak dari daerah steril


sedikitnya 30 cm
b. Petugas yang tidak steril menghadap atau melihat daerah steril
sewaktu melewatinya
c. Petugas yang tidak steril tidak boleh berjalan di antara dua daerah
yang steril
d. Circulating nurse membatasi kegiatan seminimal mungkin di
daerah steril
12. PENGRUSAKAN KEUTUHAN PERINTANG
MIKROBA MENYEBABKAN KONTAMINASI

Keutuhan pembungkus atau duk steril dapat rusak karena berlubang,


robek atau strike-through. Strike through adalah penembusan lapisan
steril melalui lapisan tidak steril atau sebaliknya oleh cairan/uap
lembab. Bahan perintang yang ideal adalah bahan yang tahan abrasi,
tidak dapat ditembus air atau debu yang membawa mikroorganisme.
Keutuhan pembungkus yang steril dan tanggal kadaluarsa harus
dicek sebelum membukanya.
Untuk menjamin sterilitas:

a. Bungkusan steril harus disimpan di tempat yang kering


b. Jika bungkusan alat steril basah/lembab, bungkusan itu harus disterilkan
kembali atau dibuang. Bungkusan itu harus dianggap tidak steril jika
bagian dari bungkusan itu kontak dengan air/uap lembab.
c. Duk dipasangkan pada daerah yang kering
d. Jika cairan tumpah menembus duk steril sampai ke daerah yang tidak
steril, maka duk yang basah itu ditutup dengan duk steril yang tidak
tembus air.
e. Permukaan meja yang akan dijadikan tempat menyimpan alat steril,
sebelum ditutup dengan duk steril sebaiknya ditutup dahulu dengan
pengalas steril yang tidak tembus air.
f. Untuk mencegah terjadinya pengembunan (kondensasi) alat/instrumen
yang baru disterilkan dan masih dalam keadaan panas tidak boleh
disimpan langsung di atas permukaan metal yang tidak dilapisi duk
13. KULIT TIDAK DAPAT DISTERILKAN

a. Flora transien dan residen yang menempel pada kulit/bagian


tubuh pasien yang akan dioperasi dan yang menempel pada
petugas yang steril harus dibunuh/dilemahkan dengan cara
pencucian mekanik dan antisepsis kimia
b. Jas dan sarung tangan tim operasi dipasang dengan tidak
menimbulkan kontaminasi pada bagian luar jas dan sarung
tangan yang akan dianggap bagian yang steril
c. Bila sarung tangan robek/bolong karena tusukan sewaktu
operasi, sarung tangan itu harus segera diganti. Instrumen yang
menusuknya harus dianggap tidak steril dan kalau masih
diperlukan harus disterilkan kembali atau diganti.
14. UDARA DAPAT TERKONTAMINASI
OLEH DEBU ATAU PERCIKAN

a. Masker harus dipasang menutupi mulut dan hidung dengan pas dan
nyaman
b. Berbicara seperlunya
c. Bersin dan batuk harus dihindari
d. Personil yang sedang sakit flu atau mempunyai penyakit infeksi aktif
lainnya tidak boleh ditugaskan di kamar bedah
e. Bila operasi ditangguhkan, tetapi alat/instrumen sudah disiapkan,
alat/isntrumen itu harus ditutup dengan duk steril (tapi kejadian ini
sedapat mungkin dihindari)
f. Pintu ke kamar operasi harus selalu tertutup. Tidak boleh terlalu
sering dibuka tutup
g. Tidak boleh membawa alat steril dari satu kamar ke kamar operasi
lainnya tanpa menutup alat tersebut dengan duk steril atau
membawanya dengan kontainer steril
h. Semua debu harus dibersihkan dengan cairan disinfektan
i. Lantai harus dipel setiap kali selesai operasi
j. Pakaian kamar bedah tidak boleh dipakai ke luar kamar bedah
k. Sewaktu membuka dan memasang baju, selimut, duk dll tidak boleh
dikibaskan
l. Balutan yang baru dibuka harus segera dibuang ke tempat yang
sudah disediakan.
m. Simpan atau buang alat tenun yang sudah dipakai secepatnya ke
tempatnya.
n. Cuci tangan sebelum dan sesudah operasi

Anda mungkin juga menyukai