Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka Tahun 2022 Nur Fadhilatul Qudsiyyah 42010419039 D3 Keperawatan Reguler B Hasil Dan Pembahasan Identitas Klien Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Ny. I Tn. N
Umur 47 tahun 39 tahun Jenis kelamin Perempuan Laki-laki Agama Islam Islam Pendidikan SD SMA Pekerjaan IRT Supir Alamat Dusun Aryakiban Rt/Rw Dusun Aryakiban Rt/Rw 06/02 Ds. Rajagaluh Kidul 06/02 Ds. Rajagaluh Kidul Kec. Rajagaluh Kab. Kec. Rajagaluh Kab. Majalengka Majalengka Keluarga yang dapat dihubungi Tn. A Ny. R Tanggal Pengkajian 23 Maret 2022 23 Maret 2022 Diagnosa Medis Hipertensi Hipertensi Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Klien 1 Klien 2
Keluhan utama Klien mengatakan nyeri kepala Klien mengatakan nyeri kepala Riwayat penyakit sekarang P : Klien mengatakan nyeri P : Klien mengatakan nyeri kepala selama 4 hari yang lalu. kepala selama 2 hari yang lalu. Q : Nyeri terasa seperti ditusuk- Q : Nyeri terasa seperti ditusuk- tusuk. tusuk. R : Nyeri dirasakan di kepala R : Nyeri dirasakan di kepala menyebar ke bagian tengkuk. menyebar ke bagian tengkuk. S : Skala nyeri 4 S : Skala nyeri 3 T : Nyeri hilang timbul, dan T : nyeri hilang timbul, dan jika jika sedang stress. kurang tidur. Riwayat penyakit dahulu Klien mengatakan memiliki Klien mengatakan mempunyai Riwayat penyakit hipertensi Riwayat penyakit hipertensi sejak 4 tahun yang lalu dan sejak 2 tahun yang lalu dan mempunyai alergi makanan laut mempunyai penyakit kolestrol Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan memiliki Klien mengatakan memiliki keluarga dengan Riwayat keluarga dengan Riwayat penyakit jantung dan hipertensi. penyakit Diabetes Mellitus Pembahasan 1. Pengkajian Pengkajian pada klien 1 dilakukan pada tanggal 23 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB dan pada klien 2 dilakukan pengkajian pada tanggal 23 Maret 2022 Pukul 13.00. Hasil dari pengkajian sebagai berikut : Pada klien 1 berusia 47 tahun jenis kelamin perempuan, status perkawinan menikah, agama islam, berasal dari suku sunda, Pendidikan terakhir SD, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT), diagnosa medis hipertensi dengan keluhan nyeri kepala menyebar ke bagian tengkuk, dan merasa cepat lelah. Sedangkan pada klien 2 berusia 39 tahun jenis kelamin laki-laki, status perkawinan menikah, agama islam, berasal dari suku sunda, Pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai supir, diagnosa medis hipertensi dengan keluhan nyeri kepala menyebar ke bagian tengkuk, dan sulit tidur akibat nyeri yang dirasakannya. Keluhan yang dirasakan antara klien 1 dan 2 pada saat pengkajian memiliki kesamaan yaitu nyeri kepala, sesuai dengan teori bahwa pada klien hipertensi keluhan yang dapat muncul yaitu nyeri kepala, pusing (vertigo), sakit dada, penglihatan kabur, ayunan langkah yang tidak mantap, edema/pembengkakan, nokturia, tengkuk terasa pegal, sulit tidur akibat nyeri, serta merasa mudah lelah. Berdasarkan hal tersebut diatas tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada di lapangan. Antara teori dengan hasil pengkajian didapatkan bahwa pada klien hipertensi ditemukan beberapa tanda dan gejala seperti diatas. Hasil pemeriksaan ditemukan perbedaan pada skala nyeri antara klien 1 dan 2, pada klien 1 skala nyeri 4, dan klien 2 skala nyeri 3 dengan quantitas nyeri yang sama yaitu nyeri seperti ditusuk-tusuk. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital saat pengkajian pada klien 1, Tekanan Darah : 180/120 mmHgg, Nadi : 90 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Suhu Tubuh : 36,4℃, sedangkan pada klien 2, Tekanan Darah : 160/100 mmHg, Nadi : 87 x/menit, Respirasi : 21 x/menit, Suhu Tubuh : 36,2℃. Dari hasil pemeriksaan klien 1 dan klien 2, menurut tinjauan pustaka European Society Of Hypertension – European Society Of Cardiology ditemukan bahwa klasifikasi hipertensi memiliki perbedaan yaitu kategori hipertensi pada klien 1 adalah tingkat 3 (berat) sedangkan pada klien 2 adalah tingkat 2 (sedang). 2. Diagnosa Keperawatan Tidak semua diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka muncul pada tinjauan kasus atau pada kasus nyata, karena diagnosa keperawatan pada tinjauan pustaka merupakan diagnosa keperawatan pada klien dengan diagnosa hipertensi secara umum sedangkan pada kasus nyata diagnosa Hasil pengkajian dari diagnosa keperawatan 1 keperawatan disesuaikan dengan kondisi klien secara langsung. diperoleh data fokus yaitu klien 1 dan klien 2 Diagnosa berdasarkan tinjauan teori yang sering ditemukan pada pasien mengatakan “nyeri kepala, nyeri terasa menyebar hipertensi ada 6 antara lain : ke bagian tengkuk”. Klien tampak meringis, tanda- 1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload. tanda vital klien 1 Tekanan Darah : 180/120 mmHg, 2. Nyeri akut berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak Nadi : 90 x/menit, Respirasi : 22 x/menit, Suhu : meningkat. 3. Hipervolemia berhubungan dengan edema. 36,4℃, Skala nyeri 4 (1-10) dan tanda-tanda vital 4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique (kelemahan). pada klien 2 Tekanan Darah : 160/100 mmHg, Nadi 5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut. : 87 x/menit, Respirasi : 21 x/menit, Suhu : 36,2 ℃, 6. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Skala nyeri 3 (1-10). Sedangkan diagnosa pada kasus nyata klien hipertensi yang ditemukan Berdasarkan data tersebut maka penulis menegakan antara lain : diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan Klien 1 dengan resistensi pembuluh darah otak meningkat. 1. Nyeri akut berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak Ada kesesuaian antara teori dan kasus yang dialami meningkat. klien 1 dan 2 yaitu tekanan darah yang meningkat 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique (kelemahan). akan mengakibatkan sel darah merah yang 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. membawa oksigen mengalami kesulitan mencapai Klien 2 1. Nyeri akut berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak otak karena pembuluh yang menyempit dan meningkat. menyebabkan nyeri kepala. 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut. 3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Diagnosa keperawatan 2 pada klien 1 Diagnosa keperawatan 3 pada klien 1 dan klien 2 yaitu diperoleh data fokus yaitu klien 1 mengatakan defisit pengetahuan berhubungan kurang terpapar informasi. Faktor kurangnya informasi tentang penyakit “badannya terasa cepat lelah”. Klien tampak hipertensi menjadi faktor utama, dengan hasil DS : lemas. Berdasarkan data tersebut maka penulis klien mengatakan tidak paham dan tidak mengerti menegakan diagnosa keperawatan intoleransi tentang penyakit yang di deritanya, dan DO : klien aktivitas berhubungan dengan fatique terlihat bingung saat ditanya tentang hipertensi. (kelemahan). Dengan demikian ada 2 diagnosa yang tidak ditemukan pada 2 klien hipertensi. Ini merupakan kesenjangan Diagnosa keperawatan 2 pada klien 2 yang terjadi antara teori dan fakta yang ada hal ini diperoleh data fokus yaitu klien 2 mengatakan disebabkan karena : “tidurnya kurang nyenyak karena terkadang 1. Dalam hal ini diagnosa keperawatan penurunan curah nyeri timbul pada malam hari”. Tampak jantung berhubungan dengan peningkatan afterload lingkaran hitam di kantung matanya. tidak diangkat pada tinjauan kasus 2 klien karena kedua Berdasarkan data tersebut maka penulis klien tidak ada tanda-tanda penurunan curah jantung seperti nyeri dada. menegakan diagnosa keperawatan gangguan 2. Hipervolemia berhubungan dengan edema tidak pola tidur berhubungan dengan nyeri akut. diangkat pada tinjauan kasus karena kedua klien tidak mengalami kelebihan cairan yang ditandai dengan edema dan pembengkakan. 3. Intervensi Keperawatan Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada klien 1 dan 2 dengan masalah keperawatan Perencanaan asuhan keperawatan Perencanaan asuhan keperawatan pada nyeri akut berhubungan dengan resistensi pada klien 1 dengan masalah Perencanaan asuhan keperawatan klien 1 dan 2 dengan masalah pembuluh darah otak meningkat, setelah keperawatan intoleransi aktivitas pada klien 2 dengan masalah keperawatan defisit pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan pada klien 1 berhubungan dengan fatique keperawatan gangguan pola tidur, berhubungan dengan kurang terpapar selama 3x24 jam dan pada klien 2 2x24 jam, (kelemahan), setelah dilakukan setelah dilakukan tindakan informasi, setelah dilakukan tindakan diharapkan tingkat nyeri menurun, dengan tindakan keperawatan selama 3x24 keperawatan selama 2x24 jam keperawatan pada klien 1 selama 3x30 kriteria hasil : klien mengatakan nyeri berkurang, jam diharapkan toleransi aktivitas diharapkan pola tidur membaik, menit dan pada klien 2 selama 2x30 klien menunjukan ekspresi wajah tenang, klien meningkat, dengan kriteria hasil : dengan kriteria hasil : kesulitan menit, diharapkan pengetahuan klien dapat beristirahat dengan nyaman, dengan klien mampu melakukan aktivitas tidur menurun, jumlah jam tidur bertambah dengan kriteria hasil : klien intervensi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik sehari-hari, klien mengatakan lemah dalam batas normal 6-8 jam/hari, menyatakan pemahaman tentang nyeri, durasi, frekuensi, intensitas dan skala berkurang, dengan intervensi 1. dengan intervensi 1. Kaji pola penyakit yang dideritanya, dengan nyeri, rasionalnya untuk mengetahui lokasi, Identifikasi kelelahan fisik dan tidur, rasionalnya untuk intervensi 1. Kaji tingkat pengetahuan karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas emosional, rasionalnya untuk mengetahui kemudahan dalam klien, rasionalnya untuk mengetahui dan skala nyeri, 2. Monitor tanda-tanda vital mengetahui penyebab dari tidur. 2. Identifikasi faktor yang tingkat pengetahuan klien, 2. Jelaskan klien, rasionalnya untuk memantau perubahan intoleransi aktivitas, 2. Monitor TTV menyebabkan gangguan tidur, tentang definisi penyakit hipertensi, tanda-tanda vital klien, 3. Identifikasi respon saat istirahat dan setelah melakukan rasionalnya untuk mengetahui tanda dan gejala, penyebab, nyeri secara verbal dan non verbal, rasionalnya aktivitas, rasionalnya untuk penyebab aktual dari gangguan komplikasi, serta cara pencegahannya, untuk mengetahui respon nyeri yang dirasakan mengetahui perubahan TTV klien, 3. tidur, 3. Anjurkan modifikasi rasionalnya menambah pengetahuan baik melalui verbal dan non verbal, 4. Anjurkan Anjurkan sediakan lingkungan yang lingkungan (mis : pencahayaan, klien tentang penyakit yang di control lingkungan yang memperberat rasa nyeri nyaman dan rendah stimulus (mis : kebisingan, suhu, dan tempat deritanya, 3. Tanyakan kembali (mis : suhu, ruangan, pencahayaan, kebisingan), cahaya, suara, kunjungan), tidur), rasionalnya untuk pengetahuan klien tentang penyakit rasionalnya untuk mengurangi faktor yang dapat rasionalnya lingkungan yang memberikan rasa nyaman pada hipertensi, rasionalnya untuk memperberat nyeri, 5. Ajarkan teknik non nyaman dan rendah stimulus dapat klien. 4. Anjurkan menghindari mengetahui sejauh mana klien farmakologis, rasionalnya untuk mengurangi dan meningkatkan waktu istirahat. 4. makanan/minuman yang memahami tentang penyakitnya. mengalihkan nyeri. Anjurkan melakukan aktivitas secara menganggu tidur, rasionalnya bertahap, rasionalnya dapat untuk mencegah faktor gangguan mengatasi atau mengurangi tidur. terjadinya kelelahan. 4. Implementasi Keperawatan Setelah dilakukan intervensi keperawatan kemudian dilakukan implementasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Implementasi dilakukan sebagai tindakan yang akan diberikan kepada klien dan melihat respon klien terhadap yang telah diberikan. Pada tahap rencana asuhan, tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien 1 dan klien 2 dilakukan dalam bentuk : 1. Observasi. 2. Tindakan mandiri. 3. Pendidikan Kesehatan. Pada tahap ini telah dilaksanakan tindakan keperawatan mulai dari tanggal 23 – 25 maret 2022 sesuai dengan perencanaan keperawatan yang telah dibuat. Selama proses kegiatan klien terlihat kooperatif dalam menjalankan rencana keperawatan yang telah dibuat. Dalam tahap ini penulis mendapatkan hasil bahwa tindakan yang ada dalam perencanaan teori keperawatan penulis aplikasikan semua pada klien sesuai rencana yang ditentukan. Berdasarkan teori dengan praktek tidak terdapat kesenjangan, karena antara intervensi yang ada dalam teori penulis aplikasikan dengan praktek 4. Evaluasi Keperawatan Hasil evaluasi klien 1 dengan diagnosa keperawatan nyeri akut Hasil evaluasi pada klien 2 dengan diagnosa keperawatan berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak meningkat pada hari gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut pada ke 3 tanggal 25 Maret 2022 masalah teratasi karena klien mengatakan hari ke 2 tanggal 24 Maret 2022 masalah teratasi karena sudah tidak merasakan nyeri dikepalanya dan dibagian tengkuknya, klien klien mengatakan tidurnya sudah nyaman dan nyenyak sudah tampak tenang, TTV : TD : 150/100 mmHg, N : 87 x/menit, R : 21 karena rasa nyeri di kepalanya dan di bagian tengkuknya x/menit, S : 36,2℃, Skala nyeri 0 (1-10). Sedangkan hasil evaluasi pada sudah hilang, mata klien tampak segar dan lingkaran klien 2 pada hari ke 2 tanggal 24 Maret 2022 masalah sudah teratasi hitam di kantung matanya sedikit hilang. karena klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri dikepala dan dibagian tengkuknya, klien sudah tampak tenang dan tidak meringis, TTV Adapun hasil evaluasi pada klien 1 dengan diagnosa : TD : 140/90 mmHg, N : 85 x/menit, R : 21 x/menit, S : 36,1 ℃, Skala keperawatan defisit pengetahuan berhubungan dengan nyeri 0 (0-1). kurang terpapar informasi pada hari ke 3 tanggal 25 Maret 2022 masalah teratasi karena klien mengatakan Hasil evaluasi pada klien 1 dengan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas berhubungan dengan fatique (kelemahan) pada hari ke 3 tanggal sudah paham dan mengerti tentang penyakit yang di 25 Maret 2022 masalah teratasi karena klien mengatakan sudah bisa deritanya, klien mampu menjawab saat diberi pertanyaan melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, tanpa merasa cepat lelah, tentang penyakit hipertensi. Sedangkan hasil evaluasi klien sudah tidak tampak lemah, TTV : TD : 150/100 mmHg, N : 87 pada klien 2 pada hari ke 2 tanggal 24 Maret 2022 x/menit, R : 21 x/menit, S : 36,2℃. masalah sudah teratasi karena klien mengatakan sudah Hasil evaluasi pada klien 2 dengan diagnosa keperawatan gangguan pola paham dan mengerti tentang masalah penyakit yang tidur berhubungan dengan nyeri akut pada hari ke 2 tanggal 24 Maret dideritanya, klien bisa menjawab saat diberi pertanyaan 2022 masalah teratasi karena klien mengatakan tidurnya sudah nyaman tentang penyakit hipertensi. dan nyenyak karena rasa nyeri di kepalanya dan di bagian tengkuknya sudah hilang, mata klien tampak segar dan lingkaran hitam di kantung matanya sedikit hilang. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Seseorang dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan 2). Diagnosa Keperawatan 4). Implementasi Keperawatan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan yang Pada penegakkan diagnosa keperawatan Pelaksanaan (implementasi) keperawatan berulang. Tekanan darah sistolik merupakan ditemukan persamaan dan perbedaan antara dilakukan berdasarkan perencanaan pengukur utama yang menjadi dasar penentuan klien 1 dan klien 2 yaitu klien 1 memiliki 3 diagnosa keperawatan yang dibuat antara diagnosis hipertensi. diagnosa keperawatan diantaranya nyeri klien 1 dan klien 2 seperti Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya akut berhubungan dengan resistensi mengidentifikasi lokasi, karakteristik adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang pembuluh darah otak meningkat, intoleransi nyeri, durasi, frekuensi, intensitas dan mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang aktivitas berhubungan dengan fatique skala nyeri, memonitor TTV klien, dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan (kelemahan), dan defisit pengetahuan mengidentifikasi respon nyeri secara tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali berhubungan dengan kurang terpapar verbal dan non verbal, menganjurkan disebut sebagai pembunuh gelap (Sillent Killer), informasi. Sedangkan klien 2 memiliki 3 mengkontrol lingkungan yang karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa diagnosa keperawatan diantaranya nyeri memperberat rasa nyeri (mis : suhu disertai dengan gejala lebih dahulu. akut berhubungan dengan resistensi ruangan, pencahayaan, kebisingan), Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pembuluh darah otak meningkat, gangguan mengajarkan Teknik non farmakologis. klien hipertensi dengan nyeri akut di wilayah kerja pola tidur berhubungan dengan nyeri akut, 5). Evaluasi Keperawatan UPTD Puskesmas Rajagaluh Kabupaten Majalengka serta defisit pengetahuan berhubungan Evaluasi dilakukan pada klien 1 selama 3 tahun 2022. Secara komprehensif dengan dengan kurang terpapar informasi. hari tanggal 23-25 Maret 2022 pendekatan proses asuhan keperawatan sebagai 3). Intervensi Keperawatan sedangkan pada klien 2 dilakukan selama berikut : Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan 2 hari tanggal 23-24 Maret 2022 dan 1). Pengkajian masalah yang muncul dan masalah nyeri dibuat dalam bentuk SOAP. Hasil Hasil pengkajian yang di dapat dari dua kasus yang pada klien hipertensi, semua intervensi evaluasi yang dilakukan penulis pada sama pada klien 1 dan klien 2 dilakukan pengkajian yang sesuai dengan teori dilaksanakan. klien 1 dan klien 2 menunjukkan bahwa pada tanggal 23 Maret 2022 menujukkan adanya masalah yang dialami sudah teratasi. tanda dan gejala yang sama yang dirasakan oleh klien 1 dan klien 2 yaitu nyeri pada kepala dan menyebar ke bagian tengkuknya. 2. Saran 1). Bagi Penulis Diharapkan dapat menjadi koreksi dan pedoman bagi penulis tentang asuhan keperawatan pada klien hipertensi selanjutnya, serta dapat lebih meningkatkan 3). Bagi Klien/Responden wawasan dan pengetahuan serta pengalaman di Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada klien lapangan sehingga dapat menerapkan asuhan serta dapat menambah ilmu pengetahuan, pemahaman keperawatan pada klien hipertensi dengan tentang asuhan keperawatan pada klien hipertensi, menggunakan metode terkini. dapat menjalankan pola hidup yang sehat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut serta diharapkan 2). Bagi Mahasiswa penderita hipertensi teratur melakukan kontrol Diharapkan bagi mahasiswa semoga dapat tekanan darah sehingga meminimalisir kemungkinan meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan komplikasi yang dapat terjadi. dalam pemberian Asuhan Keperawatan pada klien hipertensi, serta memperhatikan kondisi klien sehingga 4). Bagi Instansi Pendidikan dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Diharapkan institusi Pendidikan menyediakan fasilitas yang cukup dan memadai sehingga dapat membantu mempermudah penulisan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Terimakasih….