Anda di halaman 1dari 38

Diagnosis &

Penatalaksanaan

COVID-19

Erlina Burhan
Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi
FKUI - RSUP Persahabatan
Patogenesis

Hewan Host
pembawa/ perantara:
natural host: Seperti: the
Kelelawar, civet
musang, ular (musang
luwak):
diduga pada
SARS
Virus masuk ke saluran napas atas  bereplikasi di sel epitel saluran
napas atas  menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
shedding virus dari saluran napas dan virus dapat  di gastrointestinal
 Respon imun innate dan spesifik
https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
Patogenesis
• Masuknya virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus.
• Protein S berikatan dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-
converting enzyme 2). Sekuens dari RBD (Reseptor-binding domain) termasuk
RBM (receptor-binding motif) pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim
ACE-2
• Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi
dan perakitan dari kompleks replikasi virus.
Patofisiologi
• Masuknya 2019-nCoV ke dalam sel menginduksi
keluarnya sitokin2
• ditemukan sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ,
IP10, dan MCP1 serta kemungkinan mengaktifkan T-
helper-1 (Th1),
• Selain itu, meningkatkan T-helper-2 (Th2) cytokines
(eg, IL4 and IL10) yang mensupresi inflamasi berbeda
dari SARS-CoV
• Pada pasien 2019-nCoV di ICU  ditemukan GCSF,
IP10, MCP1, MIP1A, dan TNFα konsentrasi lebih
tinggi dibandingkan yang tidak membutuhkan ICU 
cytokine storm
• cytokine storm  berkaitan dengan derajat
keparahan
Penularan CoV
• Tranmisi dari manusia ke manusia:

• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci

tangan

• Kontaminasi feses

• Masih dalam penelitian

• Terdapat kasus, satu pasien,  “a suspected super-spreader” diduga telah menularkan ke 15 staff di satu rumah sakit (serang

dokter meninggal)

• 9
Triase: Deteksi dan pemisahan pasien Severe Acute Respiratory Infection-
SARI (SARI) curiga COVID-19

Triase: kontak pertama pasien dengan fasyankes, biasanya IGD; kenali SARI dan tatalaksana sesuai prioritas

Gejala klinis :

Demam Flu/Batuk Nyeri tenggorokan Kesulitan bernapas

Definisi SARI : Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam 10 hari
terakhir dan perlu perawatan di RS. Tidak adanya demam tidak mengeksklusi infeksi virus

Sumber gambar: https://www.worldaware.com/resources/blog/health-and-travel-implications-novel-coronavirus-activity


Pasien dalam pengawasan (1)
1. Seseorang mengalami:
a. Demam (≥380C) atau ada riwayat demam,

b. Batuk/ Pilek/ Nyeri tenggorokan,

c. Pneumonia ringan hingga berat berdasarkan gejala klinis dan/atau gambaran radiologis Perlu waspada pasien immunocompromised gejala dan tanda
tidak jelas.

DAN minimal satu berikut:

a. Memiliki riwayat perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit) dalam waktu 14 hari sebelum
timbul gejala; ATAU

b. merupakan petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setelah merawat pasien Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berat yang tidak
diketahui penyebab/etiologi penyakitnya, tanpa memperhatikan tempat tinggal atau riwayat bepergian; ATAU
Pasien dalam pengawasan (2)

• Seseorang dengan ISPA ringan sampai berat dalam waktu 14 hari sebelum sakit, memiliki salah
satu dari paparan berikut:
• a. Riwayat kontak erat kasus konfirmasi 2019-nCoV; ATAU
• b. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi
2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit); ATAU
• c. Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China atau
wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit); ATAU
• d. Riwayat perjalanan ke Wuhan dan memiliki (demam ≥380C) atau ada riwayat demam
Orang dalam pemantauan

• Seseorang yang mengalami gejala demam/riwayat demam tanpa pneumonia riwayat


perjalanan ke China atau wilayah/negara yang terjangkit,
• DAN TIDAK memiliki satu atau lebih riwayat paparan (Riwayat kontak erat dengan kasus
konfirmasi 2019-nCoV;
• Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien konfirmasi
2019-nCoV di China atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan
penyakit),
• Riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di China
atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit);
Saat ini, istilah suspek dikenal sebagai pasien dalam pengawasan
Sumber: Ditjen Pencegahn dan pengendalian penyakit, Kesiapsiagaan menghadapi 2019-nCoV. Jan.2020.kemenkes
Diagnosis laboratorium: Pengumpulan spesimen
Diagnosis

Pemeriksaan PCR

Dari bahan :

-Swab tenggorok (nasofaringeal swab)


-Sputum
-BAL
Kasus terkonfirmasi
Sindrom klinis berkaitan dengan infeksi nCoV
Uncomplicated illness Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

Pneumonia ringan Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu
Pneumonia berat Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90% udara
ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut: sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas berat (co:
grunting, retraksi dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu atau minum, penurunan kesadaran, atau
kejang; takipneu

ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi, lobar atau kolaps paru, atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu penilaian objektif seperti echocardigrafi.

Sepsis Dewasa: disfungsi organ disebabkan disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi oksigen rendah, urin output berkurang; HR
meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia, asidosis,
tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu abnormal atau leukosit abnormal

Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65
mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT meningkat; vasodilatasi hangat dengan nadi
bounding; takipnea; kulit motling atau petekie atau purpura; peningkatan laktat; oliguria; hiper atau hipotermia.
Demografik dan Klinis
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV)
Tanda dan gejala yang muncul:
•Demam (98%)
•Batuk (76%)
•Myalgia dan fatique (44%)
•RR>24 (29%)
•Sesak (55%)
•Sakit kepala (8%)
•Diare (3%)
• Dari ke 41 pasien, secara demografik rata rata usia 49
tahun, tidak ada anak yang terinfeksi, laki-laki 30
orang dan perempuan 11 orang
• 66% terpapar satu pasar di China
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan sesak
hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang
diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien hipertensi
Hasil penunjang (A) CT Toraks
(laporan penelitian 41 pasien pertama Pneumonia nCoV) Transversal, laki-laki
40 tahun,
menunjukkan
multiple lobular
bilateral dan area
subsegmental
konsolidasi hari ke-
Pada pemeriksaan 15 setelah onset
penunjang: gejala.
-Leukosit dominan normal
(B) CT Toraks
(45%)
transversal, wanita
-Dominan neutropenia 53 tahun, opasitas
-D-dimer meningkat pada ground-glass
pasien yang berat (ICU) bilateral dan area
subsegmental
-Procalsitonin dominan konsolidasi, hari ke-
normal 8 setelah onset
-Laktat dominan gejala.
meningkat
-Dari hasil rongten : (C) Dan bilateral
Kedua paru terinfeksi ground-glass opacity
(98% atau 40 dari 41 setelah 12 hari onset
gejala.
orang)
Tatalaksana dan outcome
(laporan penelitian 41 pasien
pertama Pneumonia nCoV)

- Komplikasi yang muncul ARDS (29%) 


ICU (85%)

- Syok  7%

- Terapi yang diberikan: antibiotik (100%),


antiviral (93%), penggunaan kortikosteroid
(22%; WHO tidak merekomendasikan)

- Pemakaian ventilator: 5% (2 kasus)

- Prognosis: Dirawat 17%; Pulang 68%,


Meninggal 15%
Terapi dan Monitoring
Terapi dan Monitoring
Terapi yang diberikan di RSUP Persahabatan

• Antibiotik :
- Claritromisin/ Kuinolon
- Kombinasi AB bila disertai dengan Pneumonia akibat bakteri
• Antivirus :
- Oseltamivir 2x 75 mg
Terapi yang diberikan di RSUP Persahabatan (2)

• Terapi supportive :
- IVFD
- Vitamin C drip
- Antipiretik
• Atas indikasi :
- Hepatoprotektor
- Oksigen sesuai kebutuhan (nasal canule, simple mask, venturi mask, oxyflow, VM
Penanganan di RSUP Persahabatan

• PDP yang pemeriksaan PCR 2x berturut turut negative, dikeluarkan


dari ruang isolasi
• Kasus COVID-19 dinyatakan sembuh bila pemeriksaan PCR
negative 2x berturut-turut
• Edukasi saat pulang untuk pemantauan dirumah selama 14 hari
• Laksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Pencegahan komplikasi
Hasil antisipasi Intervensi
Mengurangi waktu pemakaian - Penggunaan protocol penilaian setiap hari untuk menentukan kesiapan bernapas
ventilasi mekanik invasif spontan
- Minimal sedasi berkelanjutan atau intermiten, targetkan titik akhir titrasi atau
interupsi harian sedasi infus
Mengurangi insiden VAP - Intubasi oral lebih baik
- Posisi semi-recumbent
- Penggunaan system penyedot tertutup
- Penggunaan sirkuit ventilator baru untuk setiap pasiep
- Ganti penukar penghangat kelembaban ketika tidak berfungsi setiap 5-7 hari

Mengurangi insiden tromboemboli - Penggunaan profilaksis farmakologis (heparin 5000 unitSC 2x sehari); jika
kontraindikasi gunakan profilaksis mekanik
Mengurangi insiden infeksi terkait - Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak dibutuhkan
kateter
Mengurangi insiden ulkus dekubitus - Balikkan pasien setiap 2 jam

Mengurangi insiden ulkus peptikum - Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
dan perdarahan GI - Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
Mengurangi insiden kelemahan - Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
terkait ICU
Tatalaksana spesifik anti SARS-CoV-2

• Belum ada!

• Dilaporkan pemakaian obat anti HIV, Chloroquine

• Ada institusi yang memberikan Oseltamivir

• Vaksin belum ada


Kemajuan dalam Farmakologi

• Berbagai antibiotik telah dikembangkan thd infeksi oleh bakteri.


• Juga berbagai obat anti-virus telah banyak dikembangkan.
• Berbagai kuman / virus dpt menimbulkan resistensi thd obat
tertentu  perlu dipilih obat yg cocok.
• Eradikasi kuman / virus sering memerlukan bantuan dari sistem
imun yg bekerja baik.
• Saat ini diketahui juga ada bahan natural / alami yang
mempunyai manfaat untuk menghambat replikasi virus
IMUNOSTIMULAN

• Imunostimulan mengaktivasi berbagai elemen sistem


imun manusia
• Membentuk imun untuk terapi dan pencegahan yang
bersifat non-spesifik
• Imunostimulan dapat memperkuat sistem pertahanan
tubuh terhadap berbagai infeksi dengan meningkatkan
level basal respons imun
BERBAGAI TIPE IMUNOSTIMULAN

Berbagai studi melaporkan bahwa bahan-bahan tanaman tsb dapat memacu


fungsi berbagai komponen sistem imun alamiah dan didapat, sehingga dpt
digunakan dalam klinik sbg ajuvan yang dapat mempercepat penyembuhan
berbagai penyakit infeksi.
PERAN IMUNOSTIMULAN

• Mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem


imun.
• Meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai
infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit dimana sistem imun
mengalami penurunan / penekanan.
• Imunostimulan dapat membantu kerja sistem imun dengan cara
merangsang pembentukan berbagai sel-sel imun yang memiliki fungsi
yang penting, salah satunya dengan meningkatkan pembentukan
antibodi dan sitokin, serta memperbaiki fungsi fagosistosis..

Petrunov B, et al. Biotechnol. & Biotechnol. EQ., 2014


Kapan imunostimulan digunakan?

1. Pada saat dimana daya tahan tubuh menurun :


- Kelelahan
- Kurang istirahat
- Travelling
2. Sedang berjangkit wabah penyakit menular
3. Risiko tinggi terkena infeksi :
- Petugas kesehatan
- Petugas bandara / pelabuhan
- Berkunjung ke affected area
- Kontak dengan penderita infeksi
Vaksin Pneumonia ini , bukan untuk
Coronavirus

BELUM ADA VAKSIN UNTUK KASUS PNEUMONIA YANG SEDANG OUTBREAK SAAT
INI KARENA DISEBABKAN CORONAVIRUS JENIS BARU.
Pencegahan infeksi Coronavirus
bagi pekerja di Pasar jual bahan makanan segar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah menangani hewan dan produk hewan
• Bersihkan dan disinfeksi alat serta tempat kerja sedikitnya sekali sehari
• Kenakan baju pelindung, sarung tangan dan pelindung wajah ketika mengolah
hewan atau produk hewan segar
• Buka baju pelindung setelah kerja, bersihkan setiap hari dan tinggal ditempat
kerja
• Jauhkan anggota keluarga dari perlengkapan dan sepatu yang belum
dibersihkan
Pencegahan infeksi Coronavirus baru pengolahan
makanan dari Pasar

• Cuci tangan dengan sabun dan air setelah mengolah hewan dan
produk hewan
• Hindari menyentuh mata, hdung dan mulut
• Hindari kontak dengan hewan sakit dan daging berpenyakit
• Hindari kontak dengan kandang hewan dan limbah air di pasar
Pencegahan
Menjaga Stamina
Perilaku hidup bersih dan sehat

Makanan sehat bergizi


Perbedaan ANTISEPTIK , ANTIBIOTIK, DAN DISINFEKTAN

ANTISEPTIK : senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat


pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran
mukosa.[1][2]

ANTIBIOTIK : digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh

DISINFEKTAN : digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati, [2] 

Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena


dapat memperlambat penyebaran penyakit.[5]

1. Levinson W. 2008. Review of Medical Microbiology & Imunology, Tenth Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. 2006. Brock Biology of Microorgnisms. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
3. Jain M. 2004. Competition Science Vision. India: Pratiyogita Darpan.
4. Havard CMH. 1990. Black’s Medical Dictionary 36th Edition. USA: Barnes & Noble Books.
5. Kansas State Board of Health. 2008. Annual Report of The State Board of Health of The State of Kansas. USA: BiblioBazaar LLC.
• KLB 2019-nCoV Sebagai isyarat
agar manusia membatasi diri
untuk tidak mengkonsumsi
hewan liar, sebagai pencegahan
penyakit infeksi zoonosis.

Anda mungkin juga menyukai