Anda di halaman 1dari 47

Pendidikan Anak dalam Kandungan

dalam Perspektif Pendidikan Islam

Aji Heru Muslim


Pendidikan Anak Dalam Kandungan
(Prenatal) dalam Pandangan Islam
Secara umum pengertian prenatal berasal dari kata
pre yang berarti sebelum dan natal yang berarti
lahir. Jadi pengertian prenatal adalah sebelum
kelahiran, yang berkaitan dengan hal-hal atau
keadaan sebelum melahirkan.

Kalau melihat pengertian di atas berbunyi “yang


berkaitan atau bersangkutan dengan hal-hal atau
keadaan sebelum melahirkan” berarti sebelum
melahirkan ada sesuatu hal yang menunjukkan
adanya proses panjang.
Hal itu mengandung dua arti, pertama hal-hal yang
berkaitan yang dimulai dengan masa konsepsi sampai
masa kelahiran, sedangkan kedua dimulai dari masa
pemilihan jodoh, karena pemilihan jodoh itu merupakan
hal-hal yang bersangkutan sebelum melahirkan.

Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat


221;Artinya : Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita
musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun
Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-
orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik
dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka
mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-
Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran. (Q.S.Al-Baqarah: 221).
Dalam surat An-Nisa ayat 1
Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling  Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu”.(Q.S. An-Nisa: 1).
Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua
manusia dianjurkan untuk memilih-milih
terlebih dahulu sebelum hendak melaksanakan
pernikahan dan ayat yang kedua
menggambarkan bagaimana asal mula
terbentuknya keluarga dan perintah untuk
memelihara hubungan silaturahmi antar
anggota keluarga terutama suami istri. 
Kerangka Dasar Pendidikan Anak
Dalam Kandungan (Prenatal)

Memperbaiki akhlak anak yang rusak itu lebih


sulit, oleh karena itu untuk melakukan
preventifnya sudah dimulai sejak dalam
kandungan (rahim ibu). Bahkan Islam lebih
dalam lagi menganjurkan hal ini sejak
pemilihan jodoh. Dengan upaya preventif
tersebut akan dapat meningkatkan kualitas
faktor keturunan agar lebih berperan dalam
menentukan keberhasilan pendidikan melalui
kerangka dasarnya yaitu: 
a. Fase persiapan (pemilihan jodoh)

Fase ini adalah fase persiapan bagi seseorang yang


sudah dewasa untuk menghadapi hidup baru yaitu
berkeluarga. Salah satu pendidikan yang harus
dimiliki oleh seseorang yang sudah dewasa itu adalah
pemilihan jodoh yang tepat. 

Berkenaan dengan pemilihan jodoh dalam


perkawinan, syariat Islam telah meletakkan kaidah-
kaidah dan hukum-hukum bagi masing-masing
pelamar dan yang dilamar, yang apabila petunjuknya
dilaksanakan maka perkawinannya akan berada dalam
puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Beberapa syarat yang penting untuk
memilih calon istri: 
1. Saling mencintai antar kedua calon.
2. Memilih wanita karena agamanya agar
nantinya mendapat berkah dari Allah SWT.
Sebab orang memilih kemuliaan seseorang
maka akan mendapatkan kehinaan, jika
memilih karena hartanya maka akan
memperoleh kemiskinan, jika memilih
karena kedudukannya maka akan
memperoleh kerendahan.
3. Wanita yang shalehah
4. Sama derajatnya dengan calon mempelai
5. Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.
6. Wanita yang jauh keturunannya dan jangan
memilih wanita yang dekat sebab dapat
menurunkan anak yang lemah jasmani dan
bodoh.
7. Wanita yang gadis dan subur (bisa
melahirkan). 
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW;

 ‫ال ِّدين‬
ِ ‫ت‬ ْ َ‫ ف‬،‫ َولِ ِدينِهَا‬،‫ َولِ َج َمالِهَا‬،‫ َولِ َح َسبِهَا‬،‫ لِ َمالِهَا‬:‫تُ ْن َك ُح ْال َمرْ أَةُ أِل َرْ بَ ٍع‬
ِ ‫اظفَرْ ِب َذا‬
‫ك‬ ْ َ‫تَ ِرب‬
َ ‫ت يَ َدا‬

Artinya: Dinikahi wanita karena 4 hal, karena


hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya dan karena agamanya. Maka
pilihlah karena agamanya niscaya kamu akan
beruntung.
Anak yang berada dalam kandungan, lahir dan
diasuh serta dididik oleh istri yang taat
beragama kemungkinan besar akan menjadi
anak yang shaleh setelah dewasa. Tetapi
kenyataan memperlihatkan bahwa amatlah
sulit mendapat perempuan ideal semacam itu.
Itulah antara lain sebabnya mengapa
Rasulullah SAW memberikan skala prioritas
dalam memilih wanita yang taat beribadah. 
Dalam persiapan dianjurkan memilih wanita
yang setia dan beriman. Dengan kesetiaannya,
berbakti kepada suami, akan lebih berhati-hati
dan penuh kesungguhan dalam merawat anak-
anaknya, sebagai mana Rasulullah SAW:
 
ِ ‫تَ َز َّوجُوا اَ ْل َو ُدو َد اَ ْل َولُو َد فَإِنِّي ُم َكاثِ ٌر بِ ُك ُم اَأْل َ ْنبِيَا َء يَ ْو َم اَ ْلقِيَا َم‬
 ‫ة‬

Artinya: Nikahilah perempuan yang subur dan


penyayang, sebab dengan jumlahmu yang
banyak aku akan berbangga di hadapan para
Nabi pada hari kiamat.
Rasulullah SAW tidaklah hanya menganjurkan
kepada seorang pria untuk memilih calon
istrinya yang taat beragama, akan tetapi juga
menganjurkan kepada perempuan untuk
memilih calon suami yang taat beragama.
b. Fase pernikahan atau perkawinan
 Islam mengajarkan pengikutnya bagaimana cara menghasilkan
bibit atau calon bayi yang mempunyai kualitas kesehatan rohani
yang unggul. Ada beberapa hal yang perlu sekali menjadi
perhatian bagi seorang muslim yang beriman, yaitu bahwa
sebuah pernikahan bukanlah sekedar pelampiasan hasrat seks.

 Pernikahan mempunyai tujuan yang utama, yakni rasa tawadhu'


(kepatuhan) terhadap Allah dan Rasul-Nya, serta meraih sakinah
dengan pengembangan potensi mawaddah dan rahmat.
Sedangkan tujuan akhirnya adalah melaksanakan amanat
ketuhanan, yaitu melahirkan calon-calon khalifah Allah dan
melaksanakan tugas kekhalifahannya dalam pengabdian kepada
Allah SWT.  Calon-calon khalifah ini diharapkan dapat
meneruskan pengembangan tugas dan tanggung jawab
kenabian secara proporsional dan profesional.
Ada beberapa aspek yang dijelaskan oleh syariat
Islam yang berhubungan dengan anjuran pernikahan
diantaranya :
1. Perkawinan adalah sunnah Rasulullah
2. Perkawinan untuk ketenteraman dan kasih
sayang Dalam surah Ar-Rum :21
Artinya : “Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum
yang berfikir.” (QS. Ar-Rum:21).  
3. Perkawinan untuk mendapat keturunan
4. Perkawinan untuk memelihara pandangan dan
menjaga kemaluan dari kemaksiatan.

Sebelum sampai ke jenjang pernikahan, ada satu


tahapan atau kegiatan yang diatur oleh agama, yaitu
khitbah (Pinangan) atau diadakan
peminangan/meminang.   Yaitu pernyataan seorang
pria yang meminta kesediaan seorang wanita untuk
menjadi istrinya melalui orang tua atau orang yang
dipercaya.  Dan selanjutnya setelah ada kesepakatan
kedua belah pihak yang menyangkut segala sesuatu,
maka ditetapkanlah waktu pernikahan.
Setelah akad pernikahan, maka suami istri
dianjurkan membaca do’a dan mengucapkan
bismillah sebelum melakukan hubungan seks.
Bahkan membaca surat A-Ikhlas dan berdo’a: 

 (8‫ مسلم‬8‫ه‬8‫) َر َوا‬, ‫ َّش ْيطَ َان َما َر َز ْقتَنَا‬88‫ َّش ْيطَ َان َو َجنِّ ْبنَا لا‬88‫ َجنِّ ْبنَا لا‬8‫هُ َم‬88‫ لا‬888‫هللا‬8‫م‬888‫ب‬
ِ‫ ِ ْس‬ 

Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah


setan dari kami, dan jauhkanlah setan dari apa
yang engkau karuniakan kepada kami (anak).(H.R
Muslim)
Dalam doa di atas terkandung unsur pedagogis
bahwa lewat doa ini para calon-calon orang tua
telah mendidik dirinya dan cikal bakal anaknya
untuk senantiasa dekat kepada Allah dengan
harapan yang besar anaknya kelak menjadi
hamba Allah yang shaleh. Oleh karena itu,
berhubungan badan juga perlu
mempertimbangkan ketenangan dan
ketenteraman. Hubungan badan dengan
ketenangan hati (thuma'ninah) akan
menyebabkan peredaran darah normal dan
hasilnya adalah keturunan yang normal pula.
c. Fase kehamilan

Salah satu tujuan berumah tangga adalah


untuk mendapatkan keturunan, karena itu
seorang istri sangat mengharapkan dapat
melahirkan seorang anak. 

Pada fase kehamilan hubungan janin sangat


erat dengan ibunya, untuk itu sang ibu
berkewajiban memelihara kandungannya,
antara lain:
1. Memilih makanan yang halal dan baik (bergizi)

Halal dalam arti jenis makanannya dan


sumber dari mana diperolehnya. Sedangkan
baik adalah bermulti vitamin yakni makanan
yang dapat memelihara dan mengembangkan
potensi kecerdasan otak. Prinsipnya asupan
makanan dan gizi yang didapat oleh janin
sangat tergantung dari apa yang dikonsumsi
oleh ibunya.
Ada tujuh zat gizi penting yang dibutuhkan
ibu hamil, yaitu:  Air, Asam Folat dan Seng,
Kalori, Protein, Kalsium, Zat Besi, dan Serat.
2. Menjauhi minuman keras, pemakaian bahan-
bahan kimia oleh, menjauhi merokok dan berbagai
jenis makanan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Salah satu jenis obat yang mengandung bahan


kimia yang membahayakan perkembangan janin
adalah thalidomide. Pada orang dewasa,
thalidomide tidak berdampak buruk. Tetapi, pada
embrio, obat penenang itu sangat merusak.
Minuman yang mengandung alkohol juga
merupakan zat lain yang dapat mempengaruhi
perkembangan prenatal, karena sekelompok
keabnormalan yang tampak pada anak  dari ibu
yang banyak meminum alkohol selama masa
kehamilan.
3. Keadaan dan ketegangan Emosi

Keadaan emosional ibu selama kehamilan juga


mempunyai pengaruh yang besar terhadap
perkembangan masa prenatal. Dikarenakan ketika
seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan,
setres, dan emosi yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis, antara lain meningkatnya
pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produk
hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap
ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan menghambat pernapasan janin. Ibu
yang mengalami kecemasan berat dan
berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan,
kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan
melahirkan abnormal dibandingkan dengan ibu yang
tenang dan aman.
Dalam perspektif Islam, pendekatan
pemahaman dalam mengondisikan anak yang
cerdas sejak dalam kandungan bisa melalui
beberapa tahap. Tahapan proses pendidikan
dilaksanakan secara tidak langsung (indirect)
seperti: 
1. Ikhlas mendidik anak

Setiap orang tua haruslah ikhlas dalam mendidik anak


prenatal (dalam kandungan). Yang dimaksud dengan
ikhlas di sini adalah bahwa segala amal perbuatan dan
usaha terutama upaya mendidik anak pranatal,
dilakukan dengan niat karena Allah semata,
mendekatkan diri kepada Allah dan ketaatan
kepadanya, tidak dengan niat mendapatkan pamrih
atau balas jasa dari anaknya kelak, dengan kata lain
mendidik anak pranatal harus diniatkan beribadah,
memperhambakan diri kepada Allah serta memelihara
amanah dari Allah.  Sikap ikhlas sangat penting sekali
dimiliki oleh suami istri, karena dengan sikap ini ibu
hamil akan mengatasi segala gangguan mental yang
mungkin terjadi selama kehamilan. Nikmatilah
kehamilan dengan banyak bersyukur kepada Allah.
2. Memenuhi kebutuhan istri

Menurut Baihaqi A. K. Yang dikutip oleh Prof. Dr.


Ramayulis kebutuhan istri yang harus dipenuhi,
antara lain:
a) Kebutuhan untuk diperhatikan
b) Kebutuhan kasih sayang
c) Kebutuhan makanan ekstra
d) Kebutuhan untuk mengabulkan beberapa
kemauan aneh
e) Kebutuhan akan ketenangan
f) Kebutuhan akan pengharapan
g) Kebutuhan akan perawatan
h) Kebutuhan akan keindahan. 
3. Taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT,

Selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui


ibadah wajib (mahdhah) maupun ibadah sunnah
(ghair mahdhah). Ibu atau bapak yang rajin
beribadah maka jiwanya semakin bersih dan suci
dan semakin dekat pula ia kepada Allah SWT.
Kesucian ibu atau bapak yang mendapat rahmat
Allah akan memancar pula kepada jiwa anak
dalam kandungannya.   Dengan demikian sabar
dan shalat di samping sebagai ibadah untuk
mendekatkan diri kepada Allah, juga merupakan
syarat yang bisa mendorong tercapainya suatu
keinginan.
4. Perdengarkan tilawah atau musik klasik

Janin dalam kandungan yang sudah berumur


16-20 minggu (antara bulan keempat dan
kelima) sudah dapat mendengarkan suara.
Yang dapat stimulasi tidak hanya
memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an
adalah memperdengarkan alunan shalawat.
Selain itu juga dapat dengan memperdengarkan
musik klasik, karena dengan rangsangan musik
klasik, otak anak, terutama lobus temperolois
kanan akan terasah.  
5. Syarat-Syarat Pendidik (Orang Tua) dan
Anak Didik (Anak dalam Kandungan)

Pendidikan pralahir bukan suatu usaha


sederhana, melainkan suatu upaya yang
membutuhkan perhatian cukup besar dan
penuh kesabaran dari pihak pendidik (orang
tua). Oleh karena itu yang perlu ditekankan
bagi orang tua adalah adanya kemauan untuk
memenuhi beberapa persyaratan dalam
pelaksanaannya.
a. Syarat-syarat pendidik (orang tua) 
1. Orang tua telah menyadari penuh bahwa anak dalam
kandungan adalah individu yang hidup sempurna dan
memiliki hak hidup yang membutuhkan bimbingan
dan layanan (asuhan) maksimal.
2. Orang tua memiliki orientasi kependidikan dan
kesadaran aktualisasi nilai-nilai ajaran agama, sosial,
budaya dan ilmu pengetahuan.
3. Orang tua telah memahami konsep dan tujuan
pendidikan anak dalam kandungan.
4. Orang tua telah mengetahui dan menguasai isi
muatan bidang materi yang akan diajarkan kepada
anak didiknya.
5. Orang tua telah memahami dan menguasai
metode dan cara-cara pendidikan anak
dalam kandungan secara utuh.
6. Orang tua menyadari bahwa setiap stimulasi
edukatifnya selalu dapat direspons positif
oleh anak dalam kandungannya.
7. Orang tua khususnya ibu tidak terganggu
kesehatan jasmani (fisik) dan atau jiwanya
( psikis).
b. Syarat-syarat peserta didik (anak
dalam kandungan)
1) Anak dalam kandungan adalah janin yang sudah
sebagai bayi yang hidup tumbuh secara normal,
dan bukan bayi prematur atau anak yang lahir di
luar kandungan.
2) Anak dalam kandungan yang sudah layak
mendapatkan pendidikan yaitu anak yang berusia
5-6 bulan dari pembuahan atau kehamilan ibunya.
3) Anak dalam kandungan tidak terganggu fisik dan
psikisnya
4) Anak dalam kandungan yang sudah diketahui letak
posisi dan jenis kelaminnya.
6. Perkembangan Anak dalam Kandungan
Untuk mengetahui secara pasti perkembangan bayi
dalam kandungan sebenarnya amat sulit. Lebih-lebih
apabila maksudnya bukan sekedar perkembangan
fisik-jasmaniah, melainkan sekaligus juga
perkembangan psikis-rohaniahnya. Mengapa
demikian?
Pertama, periode dalam kandungan boleh dikatakan
merupakan alam khusus, berbeda dengan alam nyata
yang kita rasakan sekarang.
Kedua, bayi yang berada di rahim belum dapat
diberikan informasi mengenai dirinya, sehingga
penelitian pun mengalami kesulitan.
Ketiga, kita yang dulu pernah hidup dan berkembang
di sana, ternyata tidak ingat apa yang terjadi ketika itu
Firman Allah SWT tentang proses kejadian manusia
termaktub dalam surat Al-Mukminun (23) ayat 12-
14: 
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang
itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami
jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka
Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Dengan memperhatikan ayat di atas, jelaslah
bahwa di dalam penciptaan atau kejadian
manusia adalah dengan proses. Proses
penciptaan tersebut secara global sehingga
dapat dibedakan dan diuraikan sesuai dengan
urutan, sebagai berikut :
1. Proses Pertama
Dari ayat ke 12 surat Al-Mu’minun inilah, menjelaskan
bahwa penciptaan manusia sebelum berbentuk nutfah
(sperma), yaitu bentuknya berasal dari suatu saripati
dari tanah.  Ayat di atas juga menjelaskan bahwa
manusia diciptakan dari sari pati yang berasal dari tanah
(sulalahtin mim tin) yang merupakan dasar penciptaan
manusia, dalam proses ini yang mana sari pati atau zat-
zat yang mengandung unsur-unsur kehidupan yang
berasal dari tanah dengan perantara tumbuh-tumbuhan
dan hewan akan terserap ke dalam jaringan-jaringan
tubuh manusia, yang salah satunya jaringan reproduksi
yang menghasilkan sel-sel benih pria dan wanita.
 Dengan demikian proses penciptaan manusia adalah
proses terbentuknya sel telur dan sperma.
2. Proses Kedua
Ayat berikutnya menegaskan bahwa saripati tanah
tersebut selanjutnya akan menjadi nuthfah yaitu air
mani yang disebabkan oleh suatu proses aktivitas
komunikasi atau interaksi biologis antara dua jenis
laki-laki dan perempuan dewasa (suami-istri).
 Sedangkan makna lain kata nuthfah yaitu mani atau
sel benih laki-laki dan perempuan, sebagaimana
dalam QS. Ad-Dahr : 2 pada lafadz (min nutfati
amsaj) atau dari mani yang bercampur artinya kata
nuthfah tersebut adalah bermakna mani laki-laki
dan perempuan secara terpisah atau masih sendiri-
sendiri dan keduanya belum tercampur.  
Dalam proses kedua ini merupakan
berubahnya saripati tanah yang telah di proses
menjadi mani hingga terbentuknya nuthfah.
peristiwa konsepsi atau vertilisasi adalah
peristiwa ketika sebuah sperma dari laki-laki
menembus dinding sebuah ovum atau telur
dari perempuan. Dimana percampuran tersebut
akan terbentuklah zighot atau nuthfah yang
bertempat pada rahim wanita.
3. Proses Ketiga
Setelah terbentuknya nuthfah, maka nutfah tersebut
menetap dalam bentuknya selama empat puluh
hari, kemudian Allah mengubah nutfah itu menjadi
untuk alaqah (segumpal darah) atau lazim disebut
embrio.  Kemudian ovum yang sudah dibuahi itu
menjadi berkembang banyak dengan cara
pembelahan. Selain itu, ovum yang dibuahi beralih
tempat dari ovarium ke rahim dan menempel pada
dinding rahim. Kata alaqah dalam Al-Qur’an berarti
segumpal darah, yang melekat pada dinding rahim.
Proses ini terjadi hingga akhir minggu kedua.
4. Proses Keempat
Setelah proses alaqah yaitu sperma sampai di
dinding rahim, selaput janin pun mulai terbentuk,
kemudian terentanglah tali pusar yang
menghubungkan zighot (bakal janin) dengan si ibu,
untuk menerima makanan dari darah si ibu. Disinilah
fase gumpalan darah (alaqah) ini menjadi gumpalan
daging (mudghah). Sang ibu baru menyadari bahwa
ia sudah tidak lagi menstruasi dan bayi pun cukup
besar (tampak) untuk dilihat.  Dimana tahap ini
adalah proses dijadikannya segumpal darah menjadi
segumpal daging, sehingga akan memperjelas
tanda-tanda akan terjadinya manusia.
Selanjutnya tahap idzaman ialah fase yang
ditandai dengan adanya organ-organ utama
bayi dan otak yang telah terbentuk. Seperti,
struktur mata mulai terbentuk meskipun belum
terbentuk kelopak mata secara utuh. Kemudian
otot-otot mulai berkembang keseluruh titik
fungsi anggota tubuh, strktur telinga
terbentuk, jantung bayi dapat berdenyut dan
jari jemari kaki mulai terbentuk. Kata idzaman
disebutkan juga dalam Al-Qur’an surat Al-
Mu’minun ayat 13. 
Setelah tahap idzaman berlangsung terus menerus
berproses menuju kesempurnaannya, pembungkusan
organ-organ tubuh dengan daging menyertainya
hingga mencapai keserasian dan keseimbangan
penciptaan wujud yang indah. Selanjutnya janin
memasuki fase lahman yaitu jenis kelamin bayi pun
dapat diamati dengan jelas. Pengertian tahap ini,
dapat diartikan sebagai kulit ketuban (amnion stage)
yaitu, suatu selaput yang membungkus janin. Di
dalamnya terdapat cairan yang berfungsi melindungi
janin dari benturan-benturan keras atau goncangan
besar yang dapat membahayakan kehidupan janin
tersebut.  Sebagaimana di isyaratkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Mursalaat ayat 22.
5. Proses Kelima
 Proses dijadikannya atau dilengkapinya daging tersebut
dengan tulang belulang sebagai kerangka pembentuk
manusia, yang kemudian tulang-tulang tersebut dibungkus
lagi dengan daging sehingga bentuknya kian sempurna
sebagai manusia. 

 Tahap ini disebut tahap khalqan akhar yaitu tahap dimana


penciptaan atau pembentukan telah sempurna yaitu janin
sudah tampak seperti bayi, struktur tubuhnya tampak
sempurna, indra perasaannya, saraf alfactory (bagian dari
otak yang berhubungan dengan indra penciuman) telah
berkembang sempurna. Pada fase ini, bayi sudah memiliki
jadwal waktu khusus, seperti waktu tidur dan terjaga serta
waktu aktivitas biologis seperti cegukan dan lain-lain. 
 Dari tahapan-tahapan tersebut, sebenarnya dapat
disimpulkan menjadi tiga tahapan sebagaimana di
tegaskan dalam Al-Qur’an surat Az-zumar ayat 6:
Artinya : Dia menciptakan kamu dari seorang diri
kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya dan Dia
menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian
dalam tiga kegelapan (Q.S.Az-Zumar:6)
Ayat tersebut menggambarkan bahwa Allah
menciptakan manusia dalam perut perempuan
(ibunya) dari semenjak perkawinan (pembuahan)
hingga kelahirannya, berlangsung dalam tiga masa
kegelapan (fii dzulumaatin tsalaats).
‫‪Fase-fase perkembangan dalam kandungan‬‬
‫‪secara global diungkapkan dalam sabda Nabi‬‬
‫‪SAW:‬‬

‫هّٰللا‬
‫صلَّى ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ َ‬
‫وهُو ‪‬‬ ‫َع ْن َع ْب ِد بن مسعود هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنَا َرسُو ُل هَّللا ِ َ‬
‫ط ِن أُ ِّم ِه أَرْ بَ ِع َ‬
‫ين يَ ْو ًما ثُ َّم‬ ‫ق إِ َّن أَ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع َخ ْلقُهُ فِي بَ ْ‬ ‫ق ْال َمصْ ُدو ُ‬ ‫الصَّا ِد ُ‬
‫ك ثُ َّم يُرْ َس ُل‬ ‫ك ُمضْ َغةً ِم ْث َل َذلِ َ‬ ‫ون فِي َذلِ َ‬ ‫ك ثُ َّم يَ ُك ُ‬ ‫ك َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِ َ‬
‫ون فِي َذلِ َ‬ ‫يَ ُك ُ‬
‫ب ِر ْزقِ ِه َوأَ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه‬ ‫ت بِ َك ْت ِ‬‫ك فَيَ ْنفُ ُخ فِي ِه الرُّ و َح َوي ُْؤ َم ُر بِأَرْ بَ ِع َكلِ َما ٍ‬
‫ْال َملَ ُ‬
‫َو َشقِ ٌّي أَ ْو َس ِعي ٌد‬
Artinya : "Dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a,
berkata :. Rasulullah SAW, bercerita kepadaku,
bahwa dialah orang yang benar dan dibenarkan.
Sesungguhnya seseorang di antaramu
dikumpulkan kejadiannya dalam perut (rahim)
ibunya selama 40 hari dalam keadaan nutfah,
kemudian menjadi segumpal darah selama itu
juga, kemudian menjadi segumpal daging
selama itu juga, kemudian diutus kepadanya
malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan
malaikat disuruh menentukan 4 hal: tentang
rejekinya, ajalnya, amal perbuatannya, dan
adakah ia celaka atau bahagia. (H.R. Muslim).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa fase
perkembangan kejadian manusia didalam
rahim sang ibu adalah 120 hari, yang terbagi
menjadi tiga masa yaitu: (a) 40 hari masa
proses nuthfah, (b) 40 masa alaqah, dan (c) 40
hari masa mudghah.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai