Anda di halaman 1dari 12

MUNASABAH AL-QUR’AN

MUHAMMAD AJI NUGROHO


MUNASABAH
Hubungan sesuatu dengan sesuatu yang lain
َ ‫ نَ َس‬: ‫اسبُ – ُمنَا َسبَة‬
‫ب‬ ِ َ‫ب – يُن‬
َ ‫نَا َس‬ (Ahmad bin Faris bin Zakariya 1967:423

ٌ‫ُمقَا َربَة‬ Kedekatan dan Kemiripan ; bisa secara keseluruhan / sebagian saja

Menurut istilah; Munasabah adalah kemiripan yang terdapat pada hal-hal tertentu dalam
al-Qur’an baik pada surat maupun pada ayat-ayatnya yang menghubungkan antara uraian
yang satu dengan yang lainnya. (Budihardjo, 2012:39). Dengan demikian adanya
kecocokan, kepantasan dan keserasian antara ayat dengan ayat atau surat dengan surat

Munasabah terbagi dalam 7 bentuk ; 1) Antar Surat dengan Surat sebelumnya, 2)


Nama surat dengan tujuan turunnya, 3) Antar Ayat dengan Ayat, 4) Kalimat demi
kalimat dalam Ayat, 5) Penutup ayat (fasilah) dengan kandungan ayatnya, 6)
Awal uraian surat dengan akhir uraiannya, 7) Penutup surat terdahulu dengan
awal uraian surat berikutnya
Munasabah Antar Surat dengan Surat sebelumnya
QS. Al-Quraisy 106 QS. Al-Maun 107
Karena kebiasaan orang2 Tahukah kamu orang-orang
1. Dalam Qs. al-Qurais, Allah membebaskan yang mendustakan Agama?
Quraisy, (yaitu) kebiasaan
mereka bepergian pada musim
manusia dari kelaparan, sedangkan. Dalam Itulah orang yg menghardik
dingin dan musim panas. Qs. al-Maun Allah mencela orang yang tidak anak yatim, & tdk mengan-
Maka hendaklah mereka menyukai anak yatim dan tidak memberi jurkan memberikan makan
menyembah Tuhan pemilik orang miskin, maka kecela-
makan orang miskin. kaanlah bagi orang2 yang
rumah ini (ka’bah), yang telah
2. Dalam Qs. Al Quraisy, Allah memerintahkan shalat, (yaitu) orang-orang
memberi makanan kepada
mereka untuk menghilangkan agar manusia menyembahnya, sedangkan dlm yang lalai dari shalatnya,
lapar dan mengamankan Qs. al-Maun Allah Mencela orang yg lalai orang-orang yang berbuat
mereka dari ketakutan riya’ dan enggan (menolong
shalat dan berbuat Riya’. dengan) barang berguna.

Qs. Al-Lahab, 111 Qs. Al-Ikhlas, 112


1. Dalam Qs. al-Lahab, kemusyrikan tdk dpt
Binasalah kedua tangan Abu dipertahankan dan tdk akan menang Katakanlah: “Dia-lah Allah,
Lahab dan sesungguhnya dia walaupun memiliki pendukung yg bekerja yang Maha Esa, Allah adalah
akan binasa. Tidaklah
keras. Sedangkan dalam Qs. Al-Ikhlas Tuhan yang bergantung
berfaedah kepadanya harta
mengemukakan bahwa ajaran Tauhid dalam kepada-Nya segala sesuatu.
bendanya dan apa yang ia
Dia tiada beranak dan tiada
usahakan. Kelak dia akan Islam adalah murni
pula diperanakkan, dan tidak
masuk ke dalam api yang 2. Dalam Qs. Al-Lahab, dan Qs. Al-Ikhlas ada seorangpun yang setara
bergejolak, yg di lehernya ada terdapat kesesuaian yang mana dalam kedua dengan Dia.
tali dari sabut.
surat tersebut diakhiri dengan huruf dal.
Munasabah Awal Uraian Surat dengan Akhir Uraian Surat

Hubungan uraian awal ‫إِنَّهُ اَل يُ ْف ِل ُح الكاَفِر ُْون‬ Munasabah ‫قَ ْد أَ ْفلَ َح ال ُم ْؤ ِمنُ ْو َن‬
surat dengan akhir surat
tidak harus ayat yg
terakhir, namun bisa pada Munasabah ayat awal menjelaskan bahwa orang-
ayat bagian akhir, spt yg
terurai dlm Qs. Al
orang mukmin itu bertentangan dengan orang-orang
Mukminun ayat 1 dgn ayat kafir, orang mukmin itu beruntung dan orang kafir
117 (jumlah ayat 118) tidak mendapat keberuntungan tersebut

Munasabah Penutup surat terdahulu dengan awal uraian surat berikutnya


Firman Allah Qs. Al-Nisa’ 4:172-176 memerintahkan untuk
Munasabah Penutup surat Qs. An- berlaku adil dan meng-Esa-kan Allah, tidak sombong, dan
Nisa’ 4: 172-176. dengan awal diserahkan kepada manusia khususnya menyangkut harta
surat Al-Maidah 5: 1 warisan harus dilaksanakan pembagiannya sesuai aturan,
Sedangkan dalam Qs. Al-Maidah 5:1 memerintahkan agar
orang beriman memenuhi segala macam perjanjian baik
Munasabah Penutup surat Qs. Al- kepada Allah, maupun kepada sesama manusia.
Hajj 22 : 77 dengan awal surat Al-
Mukminun 23: 1-11 Kata‫ تُ ْف ِل ُح ْو َن‬bagian penutup atau akhir surat al-Hajj dijelaskan
dalam Qs. Al-Mu’minun 23, yaitu dengan adanya kata ‫ أَ ْفلَ َح‬,
‫َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو َن‬ jadi rincian “orang-orang beruntung” itu dijelaskan secara
‫ الذين هم في صالتهم خاشعون‬،‫ قد أفلح المؤمنون‬... terperinci dlm Qs. Al-Mu’minun ayat 1- 11.
Munasabah Antar Ayat dengan Ayat
Terdapat dua cara yg ditempuh dlm mempelajari hubungan ayat dgn ayat; 1) menghubungkan kalimat
terdahulu atau akhir kalimat pada suatu ayat dengan awal kalimat ayat berikutnya, 2) menghubungkan
masalah yang dibahas ayat terdahulu dengan masalah pada ayat kemudian (dapat berupa hasil
pengelompokan beberapa ayat, sebagaimana contoh Qs. Al-Ghasiyah 88:17-20.

) 17 ( ‫أفال ينظرون إلى اإلبل كيف خلقت‬ Dalam ayat ini disebutkan, unta, langit, gunung dan
‫ ) و إلى‬18 ( ‫و إلى السماء كيف رفعت‬ bumi, ayat ini menggambarkan masyarakat Arab
‫ ) و إلى األرض‬19 ( ‫الجبال كيف نصبت‬ Badui primitif yang hidupnya berpindah-pindah,
binatang unta merupakan binatang yg sangat vital,
) 20 ( ‫كيف سطحت‬ orang badui sangat bergantung kepadanya, unta
tersebut perlu digembala agar mendapatkan makan
Maka apakah mereka tidak dan minum, makanannya berupa rerumputan, yg
menjadi subur karena hujan, begitu juga dgn
memperhatikan unta bagaimana dia
meminumnya. Hal ini yg menyebabkan mereka
ciptakan, dan langit, bagaimana ia menengadah ke langit agar turun hujan. Agar
tinggikan ? Dan gunung-gunung mereka tidak kehujanan dan kepanasan
bagaimana ia tegakkan ?, dan Bumi membutuhkan tempat berteduh dan berlindung agar
bagaimana ia dihamparkan aman, yaitu di gunung-gunung. Mereka berpindah-
pindah dari suatu gunung-ke gunung lain, sesuai
dengan keperluannya, maka urutan dari unta, langit,
gunung, dan bumi harus urut sesuai dengan yg
disebutkan dlm ayat tsb, dan tidak dapat dibolak
balik (al-Zarkasyi I, 1988:73)
Munasabah Nama surat dengan tujuan turunnya
‫َو إِ ْذ قَا َل ُم ْو َسى لِقَ ْو ِم ِه إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تَ ْذبَح ُْوا بَقَ َرةً قاَلُ ْوا أَتَتَّ ِخ ُذنَا هُ ُز ًوا‬
Nama surat dan ‫ع لَنَا َرب ََّك يُبَي َّْن لَنَا َما‬ ُ ‫) قَالُوا ا ْد‬67( ‫قَا ُل أَ ُع ْو ُذ بِاهللِ أَ ْن أَ ُك ْو َن ِم َن ْال َجا ِهلِي َْن‬
tujuan turunnya dapat ‫ان بَي َْن َذلِ— َك فَا ْف َعلُ ْوا َما‬
dikaji dari nama-
ٌ ‫ارضٌ َواَل بِ ْك ٌر َع َو‬ ِ َ‫ِه َي قَا َل إِنَّهُ يَقُ ْو ُل إِنَّهَا بَقَ َرةٌ اَل ف‬
‫ك يُبَي َّْن لَنَا َما لَ ْونُهَا قَا َل إِنَّهُ يَقُ ْو ُل إِنَّهَا‬ ُ ‫) قَالُوا ا ْد‬68( ‫تُ ْؤ َمر ُْو َن‬
َ َّ‫ع لَنَا َرب‬
nama surat yang
menjadi Inti ‫ع ل—َنَا َرب ََّك يُبَي ِّْن لَنَا‬ ُ ‫) قَالُوا ا ْد‬69( ‫اظ ِري َْن‬ ِ َّ‫ص ْف َرا ٌء فَاقِ ٌع لَ ْونُهَا تَسُرُّ الن‬ َ ٌ‫بَقَ َرة‬
pembahasan surat ‫) قَا َل إِنَّهُ يَقُ ْو ُل‬70( ‫َما ِه َي إِ ّن البَقَ َر تَ َشابَهَ َعلَ ْينَا َوإِنَّا إِ ْن َشا َء هللاُ ل—َ ُم ْهتَ ُد ْو َن‬
tersebut, seperti ‫ث ُم َسلَّ َمةٌ اَل ِشيَةَ فِ ْيهَا‬ َ ْ‫ض َواَل تَ ْسقِي ال َحر‬ َ ْ‫إِنَّهَا بَقَ َرةٌ اَل َذلُ ْو ٌل تَثِ ْي ُر األَر‬
dalam surat Al- ‫) َوإِ ْذ قَتَ ْلتُ ْم نَ ْفسًا‬71( ‫ق فَ َذبَح ُْوهَا َو َما َكا ُد ْوا يَ ْف َعلُ ْو َن‬ ِّ ‫ت بِ ْال َح‬ َ ‫قَالُوا اآلن ِج ْئ‬
Baqarah 2 yang ‫ْضهَا‬ ِ ‫) فَقُ ْلنَا َ اضْ ِرب ُْوهُ بِبَع‬72( ‫ار ْأتُ ْم فِ ْيهَا َوهللاُ ُم ْخ ِر ٌج َما ُك ْنتُ ْم تَ ْكتُ ُم ْو َن‬ َ ‫فَا َّد‬
terletak di ayat 67-73 )73( ‫تى َو ي ُِر ْي ُك ْم أَيَاتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُ ْو َن‬ َ ‫ك يُحُْحْ يِ َي هللاُ ال َم ْو‬ َ ِ‫َك َذل‬
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya
Dalam Ayat diatas Allah Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata:
menjelaskan ke- Mahakuasaan- “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab:
Nya dalam menghidupkan “aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-
seorang yang telah mati, orang yang jahil”. Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu
Sehingga dengan demikian untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu.”
Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu
tujuan surat al-Baqarah adalah
adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu,
menyangkut kekuasaan Allah maka kerjakanlah apa yg diperintahkan Tuhanmu “. Mereka berkata;
dan keimanan kepada hari mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar dia menerangkan apa
kemudian warnanya”. Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi
betina itu adalah sapi betina yg kuning, yang kuning tua warnanya……dst.
Munasabah Kalimat demi kalimat dalam Ayat

Al-Biqa’I berpendapat ‫ار ِة‬ ِ ‫ار الَّتِي َوقُ ْو ُدهَا النَّاسُ َو‬
َ ‫الح َج‬ َ َّ‫فَإ ِ ْن لَ ْم تَ ْف َعلُوا َولَ ْن تَ ْف َعلُ ْوا فَاتَّقُ ْوا الن‬
bahwa semua ayat al- ْ ‫أُ ِع َّد‬
‫ت ِل ْل َكافِ ِري َْن‬
Qur’an, bahkan kalimat Maka jika kamu tidak dapat membuat (nya) dan pasti kamu tidak akan
demi kalimat mempunyai dapat membuat (nya), peliharalah dirimu dari neraka yang bahan
hubungan erat. Abu Su’ud bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
menegaskan bahwa
hubungan-hubungan Munasabah dalam ayat ini terletak dalam Kalimat (‫ ) لَ ْم تَ ْف َعلُوا‬yg
tersebut tidak mutlak diperkuat / di ta’kid oleh kalimat (‫ ) لَ ْنتَ ْف َعلُ ْوا‬yang ditujukan kepada
harus ada pada setiap ayat orang-orang yang ragu pada masa turunnya ayat ini samapai masalah
(Quraish Shihab, 1984: 9), datangnya hari Akhir. Tantangan dalam ayat ini membuktikan ketidak
Spt Qs. Al-Baqarah 2: 24 mampuan bagi siapapun untuk membuat al-Qur’an / semacamnya.

Munasabah Penutup ayat (fasilah) dengan kandungan ayatnya,


Munasabah dalam hal ini memiliki 4 bentuk, antara lain;
‫ان هللاُ قَ ِويا ً َع ِز‬
‫َز ْي َزَاا‬ َ ‫ال َو َك‬
َ‫ان‬ ‫َال‬ ِ ‫َو َر َّد هللاُ ال َّ ِذ ْي َنَْن َكفَرُوا بِ َغي‬
َ َ‫ْظ ِه ْم لَ ْم يَنََاالُ ْوْوا خََخ ْيرًا َو َكفَى هللاُ ال ُم ْؤ ِمنِ ْي َنَْن القِت‬
1) Menyempurnakan Arti ayat, & Dan Allah menghalau orang2 kafir itu yg keadaan mereka penuh kejengkel
menghindarkan kesalahpahaman -an, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah
Spt, Qs. Al-Ahzab 33:25. menghindarkan orang2 mu’min dr peperangan. &Allah Maha Kuat
&Perkasa
‫ك اَل تُ ْس ِم ُع ْال َموْْوتَى َواَل تُ ْس ِم ُع الصُّ َّم ال ُّد َعَاا َء إِ َذا َولَوْْوا ُم ْد ِب ِر ْينََْن‬
َ َّ‫إِن‬
2) Tambahan penjelasan Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang yg mati mendengar dan
(tidak pula) menjadikan orang tuli mendengar panggilan, apabila mereka
telah berpaling membelakang. (QS. An-Naml 27:80).
‫قَا َل— لَهُ ْم— ُم ْو َس—ى َو ْيلَ ُك ْم— اَل تَ ْفتَرُوا— َعلَ—ى هللاِ َك ِذبً—ا فَيُس ِْحتَ ُك ْم‬
3) Lafadz fasilah, sudah ‫اب َم ِن ا ْفتَ َرى‬ َ ‫ب َوقَ ْد َخ‬ ٍ ‫بِ َع َذا‬
disebutkan dengan kalimat yg Berkata Musa kepada mereka: “celakalah kamu,
ada di celah redaksi awal ayat, janganlah kamu mengada-adakan kedustaan
pertengahan dan akhir, spt yg terhadap Allah, maka Dia membinasakan kamu
tertuang dlm Qs. Thaha 20:61 dengan siksa”. Dan Sesungguhnya telah merugi
orang yg mengada-adakan kedustaan.

4) Kandungan lafazd fasilah, ْ ‫َو أَيَةٌ لَهُ ُم ال—لَّ ْي ُل نَ ْسلَ ُخ ِم ْنهُ النَّهَا َر فَإِ َذا هُ ْم ُم‬
‫ظلِ ُم ْو َن‬
telah disinggung dari celah-celah dan suatu tanda (kekuasaan Allah yg besar) bagi
ayat, spt yg tertuang dlm QS. mereka adalah malam; kami tinggalkan siang dari
malam itu, maka dengan serta merta mereka berada
Yasin 36:37
dalam kegelapan.

Dari ketujuh ini dapat disimpulkan


‫نَ ْسلَ ُخ ِم ْنهُ ال—نَّهَا َر‬ ْ ‫هُ ْم ُم‬
‫ظلِ ُم ْو َن‬ bahwa setiap ayat atau surat bahkan
kalimat dalam al-Qur’an selalu ada
relevansinya, oleh karena itu ilmu ini
dapat berperan mengganti ilmu Asbabun
Kalimat (‫ار‬ َ —َ‫ )نَ — ْسلَ ُخ ِم ْنهُ— ا——لنَّه‬/ kami tinggalkan Nuzul, apabila kita tidak mengetahui
siang, telah mengandung pengertian bahwa (—‫ُه ْم‬ sebab turun suatu ayat, dengan
ْ ‫)م‬
‫ظلِ ُم ْو َن‬ ُ mereka berada dalam kegelapan mengaitkannya dengan ayat atau surat
lainnya, dan dapat membantu dalam
memahami secara tepat ayat-ayat yang
bersangkutan satu dengan lainnya.
Urut-urutan (tertib) ayat-ayat al-Qur’an
Secara Bahasa (etimologi) : Telah menjadi ijmak (konsensus/ kesepakatan)
di kalangan umat Islam, bahwa urutan
1) Tanda, Qs. Al-Baqarah 248 (susunan/tertib) ayat-ayat al-Qur’an , adalah
2) Mukjizat, Qs. Al-Baqarah 211 bersifat taufiqi yaitu; atas petunjuk Nabi yang
3) Pelajaran (peringatan), Ali Imran 13 ia terima dari Allah lewat malaikat Jibril.
4) Suatu hal yg sangat menakjubkan
(mengherankan), Qs. Al-Mu’minun 50 Sebab, setiap malaikat Jibril turun membawa
5) Bukti (dalil), Qs. Al-Rum 22. ayat-ayat al-Qur’an kepada Nabi, ia
6) Kelompok (kumpulan); menunjukkan kepada Nabi tempat ayat-ayat
AYAT ‫خرج القوم بأياتهم‬ yang baru diterima itu kepada para sahabatnya
(kelompok itu keluar dgn seluruh dan menyuruh para penulis wahyu untuk
kelompoknya) menuliskan dan meletakkannya di dalam surat
yang telah ditunjukkan, dan nabi
membacakannya berulang-ulang.
Secara Isitilah (terminologi) :
Setiap tahun Jibril turun untuk mengecek urutan
‫ات َم ْطلَ ٍع َو َم ْقطَ ٍع ُم ْن َد ِر َجةٌ فِى‬ُ ‫طَائِفَةٌ َذ‬ (tertib) ayat-ayat, bahkan pada tahun terakhir
ِ ‫س ْو َر ِة ِم َن القُ ْر‬
‫آن‬ ُ Nabi wafat Malaikat Jibril turun dua kali untuk
mengecek urutan (tertib) ayat-ayat.
Suatu Kumpulan kata yang mempunyai
awal dan akhir, yang termasuk di dalam
‫م َو اَ ْم ِر ِه‬.‫س َو ِر َها َواقِ ٌع بِت َْوقِ ْيفِ ِه ص‬ ِ َ ‫ب األَيا‬
ُ ‫ت فِى‬ ُ ‫ت َْرتِ ْي‬
suatu surat dari al-Qur’an.
‫ف فِى َه َذا‬ٍ ‫ِمنْ َغ ْي ِر ِخاَل‬
Akhir ayat disebut dengan Fasilah.
‫ص َّوبَهُ ثُ ّم قَا َل‬
َ ‫ص ِر ِه ثُ َّم‬ َ ‫م اِ ْذ َش َخ‬.‫ت َجالِسًا ِع ْن َد َرس ُْو ِل هللاِ ص‬
َ َ‫ص بِب‬ ُ ‫عن عثمان بن عبد العاص قال ُك ْن‬
ْ َ َ‫ اَتَانِي ِجب ِْر ْي ُل فَأ َ َم َرنِي اَ ْن ا‬:
ِ ‫ض َع هَ ِذ ِه اآليَ ِة هَ َذا ال َم ْو‬
‫ان‬ِ ‫اإلحْ َس‬ِ ‫ اِ َّن هللاَ يَأ ُم ُر بِال َع ْد ِل َو‬: ‫ض َع ِم َن الس ُّْو َر ِة‬
)‫ اآلية (رواه احمد‬. ‫َواِ ْيتَا ِء ِذى القُرْ بَى‬
Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Utsman bin Abdul ‘Ash, dia berkata “Aku sedang
duduk di samping Nabi SAW. Tiba-tiba Nabi memandang ke atas. Kemudian memmandang kebawah.
Kemudian beliau bersabda: “Jibril datang dan memerintahkan kepadaku, agar meletakkan ayat ini di
َ ‫)اِ َّنهللاَ يَ أْ ُم ُر بِ ا ل َع د ِْل َو ا ِإل ْح‬
tempat ini dari surat itu. “ayat yang dimaksud adalah (‫س ِان َواِ ْيتَا ِء ِذىا لقُ ْربَى‬

‫ط ٍع‬ ْ ‫ات َم‬


َ ‫طلَ ٍع َو َم ْق‬ ِ ‫طائِفَةٌ ُم ْستَقِلَّهٌ ِم ْن آيَا‬
ِ ْ‫ت القُر‬
ُ ‫آن َذ‬ َ
Sekelompok (sekumpulan) ayat al-Qur’an yang berdiri sendiri, yang
mempunyai permulaan dan penghabisan.

Taufiqi Al-Qur’an terdiri dari 114 Surat, yang terpanjang adalah surat al-
Baqarah terdiri dari 286 ayat, sedangkan yang terpendek adalah
SURAT
al-Kautsar yang terdiri 3 ayat.
Ijtihadi
1) Untuk memudahkan umat Islam mempelajari, memahami, dan
menghafalkan al-Qur’an
2) Untuk menunjukkan topik pembicaraan, sebab setiap surat telah
Faedah diberi nama dengan nama yg relevan dengan isi kandungan surat
yang bersangkuran; Misal surat al-Baqarah, al-Jin, Yusuf dsb.
3) Untuk menunjukkan, bahwa mukjizat al-Qur’an itu tidak terletak
pada surat-surat yg panjang saja, tetapi juga dalam surat yg pendek
Tertib Surat-Surat al-Qur’an
Menurut Urutan Nuzul dan Tertibnya dalam Mushaf
Nama Surat No Urut Turun No Urut Mushaf
‫العلق‬ 1 96
‫القلم‬ 2 68
‫المزمل‬ 3 73
‫المدثر‬ 4 74
‫الفاتحة‬ 5 1
‫اللهب‬ 6 101
‫التكوير‬ 7 81
‫االعلى‬ 8 87
‫الليل‬ 9 92
‫الفجر‬ 10 89
‫الضحى‬ 11 93
‫الشرح‬ 12 94
‫العصر‬ 13 103
‫العاديات‬ 14 100
‫‪Nama Surat‬‬ ‫‪No Urut Turun‬‬ ‫‪No Urut Mushaf‬‬
‫الكوثر‬ ‫‪15‬‬ ‫‪19‬‬
‫التكاثر‬ ‫‪16‬‬ ‫‪20‬‬
‫مريم‬ ‫‪44‬‬ ‫‪56‬‬
‫طه‬ ‫‪45‬‬ ‫‪26‬‬
‫الواقعة‬ ‫‪46‬‬ ‫‪27‬‬
‫الشعراء‬ ‫‪47‬‬ ‫‪28‬‬
‫النمل‬ ‫‪48‬‬ ‫‪17‬‬
‫القصص‬ ‫‪49‬‬ ‫‪10‬‬
‫اإلسراء‬ ‫‪50‬‬ ‫‪11‬‬
‫يونس‬ ‫‪51‬‬ ‫‪12‬‬
‫هود‬ ‫‪52‬‬ ‫‪15‬‬ ‫‪Baca‬‬
‫يوسف‬ ‫‪53‬‬ ‫‪6‬‬ ‫‪selengkap-‬‬
‫‪nya dalam‬‬
‫الحجر‬ ‫‪54‬‬ ‫‪37‬‬ ‫‪Masjfuk‬‬
‫األنعام‬ ‫‪55‬‬ ‫‪31‬‬ ‫‪Zuhdi,‬‬
‫الصافات‬ ‫‪56‬‬ ‫‪34‬‬ ‫‪1997;156-‬‬
‫‪158‬‬
‫لقمان‬ ‫‪57‬‬ ‫‪39‬‬

Anda mungkin juga menyukai