Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN KASUS LEUKEMIA

Ni Made Budi Astiti (203221155)


I Gusti Ayu Wintan (203221156)
Sri Astiti Padma Parashita (203221157)
KELOMPOK IV
Luh Ayu Dwi Prapthi Maharani (203221158)
Dewi Edy Tirtawati (203221159)
Ni Wayan Ekayanti (203221160)
Putu Eka Setiawati (203221161)
A.
KONSEP DASAR LEUKEMIA
DEFINISI :

Leukemia berasal dari bahasa Leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau
yunani yang terdiri dari dua kata akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang,
yaitu leukos yang artinya putih dan mengganti elemen sumsum tulang normal. Juga
haima yang artinya darah. terjadi proliferasi di hati, limpa, dan nodus
Leukemia adalah jenis kanker yang limfatikus dan invasi organ nonhematologis,
mempengaruhi sumsum tulang dan seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal
jaringan getah bening dan kulit (Smeltzer, 2001).
ETIOLOGI :
1. GENETIK

2. SAUDARA KANDUNG

3. FAKTOR LINGKUNGAN

4. VIRUS

5. BAHAN KIMIA

6. OBAT-OBATAN

7. RADIASI

B.
C.

KLASIFIKASI LEUKEMIA 1. Leukemia Mielogenus Akut


(LMA)
1. Maturitas sel :
2. Leukemia Mielogenus Kronis
Akut (sel-sel asal berdiferensiasi secara buruk)
(LMK)
Kronis (lebih banyak sel dewasa)
3. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
2. Tipe-tipe sel asal :
4. Leukemia Limfositik Kronis
Mielositik (Mieloblast yang dihasilkan sumsum tulang)
(LLK)
Limfositik (limfoblast yang dihasilkan sistem limfatik)
D.
“ PATOFISIOLOGI :

Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal.
Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah
yaitu sumsum tulang yang berkembang dengan cepat. Sumsum tulang yang terkena dampaknya memproduksi
banyak sel darah putih tidak normal yang belum dewasa (dikenal sebagai “sel blast”). Sel darah putih tidak normal
yang belum dewasa ini merupakan sel leukemia. Sel leukemia tumbuh dengan cepat di sumsum tulang dan
memengaruhi produksi sel darah yang sehat, yang menyebabkan gejala aneamia (kelelahan) dan jumlah trombosit
yang rendah (mudah mengalami perdarahan atau perdarahan secara berlebihan).
Pada penderita kanker darah (leukimia), sel yang sudah tua tidak mati namun tetap tumbuh. Jumlah sel leukimia
yang diproduksi kian hari kian meningkat sehingga menganggu fungsi darah secara keseluruhan. Pada kasus
leukimia (kanker darah), darah putih diproduksi melebihi yang sepatutnya. Sel darah putih berasal dari sel stem di
sumsum tulang. Leukimia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami
gangguan dan menghasilkan perubahan kearah keganasan.
E.
POHON
MASALAH :
F.
MANIFESTASI
1. Pucat
KLINIS :
7. Gejala yang tidak khas
2. Panas
8. Sakit/nyeri sendi atau sakit tulang
3. Splenomegali disalah tafsirkan sebagai reumatik
4. Hepatomegali 9. Lesi purpuran pada kulit
5. Limfadenopati 10. Efusi pleura
6. Perdarahan (ekimosis, petekia, 11. Kejang
epitaksis, perdarahan gusi)
G.
KOMPLIKASI :
 PERDARAHAN & INFEKSI
 Risiko perdarahan berhubungan dengan tingkat defisiensi trombosit
(trombositopenia).
 Kemungkinan terjadinya infeksi meningkat sesuai dengan derajat
netropenia. Disfungsi imun mempertinggi risiko infeksi.
 Penghancuran sel besar-besaran yang terjadi selama pemberian
kemoterapi akan meningkatkan kadar asam urat dan rentan mengalami
pembentukan batu ginjal & kolik ginjal.
 Masalah gastrointestinal dapat terjadi akibat infiltrasi leukosit
abnormal ke organ abdominal.
H.
PEMERIKSAAN
 Hitung darahPENUNJANG
lengkah (FBC) :
 Pemeriksaan biokima dapat menunjukkan adanya disfungsi ginjal, hipokalemia, dan
peningkatan kadar bilirubin.
 Profil koagulasi dapat menunjukkan waktu protombin dan waktu tromboplastin parsial
teraktivasi (APPT) yang memanjang karena sering terjadi DIC (disseminated intravaskular
coagulation).
 Kultur darah karena adanya risiko terjadi infeksi.
 Golongan darah, karena cepat atau lambat akan dibutuhkan tranfusi darah dan trombosit.
 Aspirasi sumsum tulang
 Cairan spinal
I.

PENATALAKSANAAN MEDIS :
1. TRANSFUSI DARAH

2. KORTIKOSTEROID

3. SITOSTATIKA

4. INFEKSI SEKUNDER DIHINDARKAN

5. IMUNOTERAPI
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN LEUKEMIA
1.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
a. Identitas.
b. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
c. Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar
(monozigot)
d. Kaji adanya tanda – tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia,
muntah, sesak, nafas cepat
e. Kaji adanya tanda – tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas,
infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus
f. Kaji adanya tanda – tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran
mukosa, pembentukan hematoma, kaji adanya tanda – tanda invasi ekstra medulla;
limfadenopati, hepatomegali, splenomegaly
2.
ANALISA DATA KEPERAWATAN

Data Data Objektif :


 Priapismus
Subjektif :  Pembengkakan kelenjar limfa
 Hilangnya
 Lelah  Anemia
nafsu makan
 Letargi  Demam  Perdarahan
 Pusing  Nyeri tulang  Gusi berdarah
 Sesak dan persendian  Adanya benjolan tiap lipatan
 Nyeri dada  Ditemukan sel-sel muda
 Napas sesak
3.
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
Nyeri akut b.d Hipovolemia b.d
Hipertermia b.d kehilangan cairan
agen pencedera
proses penyakit aktif akibat
fisiologis
(infeksi) penurunan kadar
inflamasi
kerusakan trombosit
sumsum tulang

Intoleransi aktivitas Defisit nutrisi Risiko infeksi d.d Ansietas b.d krisis
b.d b.d penurunan situasional dan
ketidakseimbangan ketidakmampua hemoglobin kurangnya terpapar
antara suplai dan n mencerna informasi
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
No Diagnosa Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
keperawatan
1. D (0056) SLKI SIKI 1. Mengetahui fungsi tubuh yang
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energy I.05178 mengakibatkan kelelahan
aktivitas keperawatan selama.. x…jam - Identifikasi tingkat aktivitas 2. Efek leukemia, anemia, dan
diharapkan masalah intoleransi - Monitor respons emosional,fisik, keoterapi mungkin komulatif
aktivitas teratasi dengan kriteria hasil : social, dan spiritual terhadap aktivitas ( khususnya pada fase pengobatan
L.05047 Toleransi aktifitas meningkat - Fasilitasi memilih aktivitas dan akut dan aktif)
1. Frekuensi nadi meningkat tetapkan tujuan aktivitas yang konsisten 3. Meningkatkan istirahat dan
2. Keluhan lelah menurun sesuai kemampuan fisik,psiklogis, dan meningkatkan kemampuan koping
3. Dispnea saat aktivitas menurun social 4. Untuk mempertahankan atau
4. Dispnea setelah aktivitas - Ajarkan melakukan aktivitas fisik, memelihara kekuatan otot
menurun social, spiritual, dan kognitif dalam
menjaga kesehatan
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
2. D(0077) SLKI SIKI 1. Membantu mengidentivikasi skala
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajeman Nyeri I.08238 nyeri
keperawatan selama…x…jam - identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 2. Membantu mengevaluasi peryataan
diharapkan masalah nyeri akut frekuensi, kualitas, intensitas nyeri verbal keefektifan intervensi
teratasi dengan criteria hasil : - identifikasi respon non verbal
3. Memudahkan relaksasi dan
L.08066 Tingkat nyeri - berikan teknik nonfarmakologis untuk
peningkatan kemampuan koping.
menurun mengurangi rasa nyeri (mis. Terapi bermain,
1. Keluhan nyeri menurun terapi musik, nafas dalam) 4. Meningkakan istirahat dan

2. Meringis menurun - kontrol lingkungan yang memperberat rasa meningkatkan kemampuan koping
3. Frekuensi nadi membaik nyeri (mis. Suhu ruangan, cahaya, 5. Memberikan penjelasan dan
kebisingan) pemahaman guna meminimalisir nyeri
- jelaskan strategi meredakan nyeri kembali
- kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
6. Memudahkan relaksasi.
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
3. D(0019) SLKI SIKI 1. Mengetahui kekurangan nutrisi klien
Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi I.03119 2. Mengidentifikasi ketidakseimbangan kebutuhan
keperawatan selama .. x… - identifikasi status nutrisi nutrisi
jam diharapkan masalah - monitor asupan makanan 3. Merangsang indra penglihatan sehingga
defisit nutrisi teratasi - monitor berat badan menimbulkan selera yang berkaitan dengan cita rasa
dengan criteria hasil : - monitor hasil pemeriksaan
4. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang
L.03030 Status nutrisi laboratorium
meningkat, mencegah dan mengurangi kerusakan
membaik - sajikan makanan yang menarik
jaringan tubuh
1. nafsu makan membaik sehingga menambah nafsu
2. porsi makan yang makan anak 5. Menambah berat badan hingga mencapai berat
dihabiskan meningkat - kolaborasi dengan ahli gizi badan normal

3. berat badan ideal untuk menetukan jumlah kalori 6. Membantu dalam membuat rencana diet untuk
dan jenis nutrient yang memenuhi kebutuhan individual
dibutuhkan
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
4. D(0130) SLKI SIKI 1. Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
Hipertermia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hipertermi I.15506 mengetahui keadaan umum pasien
keperawatan selama …x… - monitor suhu tubuh 2. Kompres hangat dapat mengembalikan suhu
maka masalah hipertermia - longgarkan atau lepaskan pakaian normal memperlancar sirkulasi
teratasi dengan kriteria hasil : - berikan caira oral 3. Untuk mengetahui adanya ketidak-seimbangan
L.14134 Termoregulasi - lakukan pendinginan eksternal cairan tubuh
membaik (mis. Selimut hipotermia atau 4. Peningkatan suhu tubuh akan menyebabkan
1. menggigil menurun kompres dingin pada dahi, leher, penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
2. kulit merah menurun dada, abdomen,aksila) diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.
3. suhu tubuh membaik - anjurkan tirah baring 5. Pakaian yang tipis menyerap keringat dan
4. suhu kulit membaik - kolaborasikan pemberian cairan membantu mengurangi penguapan tubuh akibat
dan elektrolit intravena, jika perlu dari peningkatan suhu dan dapat terjadi konduksi.
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
5. D(0142) SLKI SIKI
1. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami
Risiko Infeksi Setelah dilakukan intervensi Pencegahan infeksi I.14539
infeksi sistemik atau lokal
keperawatan selama …x… - Monitor tanda dan gejala infeksi local
maka risiko infeksi teratasi dan sistemik 2. Untuk mengetahui seberapa besar pasien
dengan kriteria hasil : - Batasi jumlah pengunjung
rentan terhadap infeksi
L.14128 Kontrol risiko - Cuci tangan sebelum dan sesudah
3. Agar pasien tidak banyak mendapatkan virus
membaik kontak dengan pasien dan lingkungan
1. Mampu mengidentifikasi pasien atau bakteri dari pengunjung
faktor risiko - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Agen Imunisasi yang tepat dapat
2. Mampu menghindari faktor - Ajarkan cara mencuci tangan dengan
memperkecil resiko infeksi.
risiko benar
3. Pemantauan perubahan status - Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
kesehatan perlu
4. Imunisasi meningkat
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
6. D(0023) SLKI SIKI 1. Mengetahui dengan cepat penyimpangan
Hipovolemia Setelah dilakukan intervensi Manajemen Hopivolemia I.03116 dari keadaan normal pasien
keperawatan selama …x… - Periksa tanda dan gejala hypovolemia 2. Mengetahui balance cairan dan elektrolit
maka hypovolemia teratasi - Monitor intake dan output cairan dalam tubuh/homeostatis
dengan kriteria hasil : - Hitung kebutuhan cairan 3. Agar dapat segera dilakukan tindakan
L.03028 Status cairan membaik - Berikan asupan cairan secara oral jika terjadi syok
1. Kekuatan nadi meningkat - Anjurkan memperbanyak asupan cairan 4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk
2. Tekanan darah membaik oral menambah volume cairan tubuh
3. Hemoglobin membaik - Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
5. Pemberian cairan IV sangat penting bagi
4. Refluks hepatojugular - Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
klien yang mengalami kekurangan
membaik - Kolaborasi pemberian cairan koloid
volume cairan untuk memenuhi
5. Berat badan membaik - Kolaborasi pemberian produk darah
kebutuhan cairan klien
INTERVENSI 4.
KEPERAWATAN :
7. D(0080) SLKI SIKI
1. Mengetahui tingkat ansietas pada pasien
Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas I.09314
2. Mengetahui tanda-tanda jika terjadi ansietas
intervensi keperawatan - Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.
selama …x… maka kondisi, waktu, stressor) 3. Dengan suasana terapeutik diharapkan dapat
ansiets teratasi dengan - Monitor tanda-tanda ansietas (vebal dan
mengurangi ansietas pada pasien
kriteria hasil : nonverbal)
4. Mengetahui penyebab terjadinya ansietas
L.09093 Tingkat ansietas - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menurun menumbuhkan kepercayaan 5. Dengan pasien tetap bersama keluarga
1. Perilaku khawatir - Pahami situasi yang membuat ansietas
diharapkan dapat meringankan ansietas
akibat kondisi menurun - Gunakan pendekatan yang tenang dan
2. Perilaku gelisah meyakinkan
menurun - Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
3. Pola tidur membaik - Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
CONTOH
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA

2
KASUS SEMU
An. Budi usia 7 tahun, agama Hindu, alamat tinggal Jln. Pulau Moyo, kelas 2
SD, masuk rumah sakit tanggal 8/10/2019. Klien masuk rumah sakit dengan
keluhan sesak nafas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan sendi.
Saat pemeriksaan fisik didapatkan: menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3
detik, , konjungtiva anemis, akral dingin, BB klien turun dari 25 kg menjadi
22 kg, mual (+) dan muntah (+). Selain itu terdapat pembesaran limfa
(splenomegali) dan hati (hepatomegali). Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital diperoleh : TD : 80/50 mmHg,  N : 80x/menit, RR : 34 x/menit , S :
38,60C.
PENGKAJIAN
Identitas Pasien Data Kesehatan
Nama : An. Bd Riwayat kesehatan anak
Usia : 7 tahun 1. Keluhan utama
Jenis Kelamin : Laki-laki An. Bd mengatakan sesak napas, demam,
sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan sendi.
Suku : Bali
2. Riwayat penyakit sekarang
Agama : Hindu
Saat dilakukan pemeriksaan pada fisik An.
Alamat : Jalan Pulau Moyo Bd, CRT > 3 detik, konjungtiva anemis,
akral dingin, BB turun, mual dan muntah.
Selain itu, terdapat pembesaran limfa dan
pembesaran hati, Membrane mukosa pucat
dan mengalami nyeri abdomen
  Lanjutan
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Prenatal : Ibu dari anak mengatakan selama hamil an. Bd, ia tidak mengalami kelainan dan gizinya
cukup.

Intra-natal :Ibu mengatakan, an. Bd lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir dengan cukup
umur yaitu 9 bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 42cm. Saat lahir, An. Bd
menangis spontan.

Post-natal : Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelah melahirkan.
Kondisinya normal.

Riwayat  Penyakit Dahulu

Penyakit terdahulu : Ibu mengatakan an. Bd tidak pernah mengidap penyakit kronis lainnya dahulu.

Pernah dirawat di RS :Sebelumnya, an. Bd pernah di rawat di RS

Alergi : An. Bd tidak memiliki riwayat alergi.

Kecelakaan : n. Bd  tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya. Kalaupun jatuh, an. Bd
tidak sampai mengalami luka berat.
Lanjutan
IMUNISA TUMBUH
SI KEMBANG
I II III IV
  Kemandirian dan bergaul :
BCG 0 bulan - - - Sebelum sakit, An.Bd mampu melakukan aktivitas sehari-hari sepertimakan
sendiri, pasang baju sendiri. An.Bd berteman baik dengan teman sebaya.
Hepatitis 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan Tapi semenjak sakit, An. Bd sudah tidak mampu melakukan aktifitas sehari-
hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain denganteman-temannya.
B
Motorik kasar :
Polio 2 bulan 3 bulan 4 bulan -
Umur 3 bulan, an.Bd sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah
DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan - bisaduduk, umur 9 bln berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.

Hib 2 bulan 3 bulan 4 bulan - Motorik halus :


Umur 5 tahun ini, an.Bd sudah bisa menulis coret-coretan
Campak 9 bulan - - -
Kognitif dan bahasa :
Umur 5 tahun ini, an.Bd sudah bisa memahami perintah dari orang
lain,an.Bd mengerti apa yang ditanyakan orang padanya.
Perkembanganbahasa normal, anak mulai bisa bicara umur 12 bulan.
Psikososial :
Saat pengkajian, An.Bd mau berinteraksi dengan orang lain selain orangtua 
bila di beri mainan terlebih dahulu.
Lain-lain :
Emosi an.Bd saat ini labil Lanjutan
RIWAYAT SOSIAL
Yang mengasuh :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
Hubungan dengan anggota keluarga :
An.Bd merupakan anak kandung dari Ny. N dan Tn. M Saat
pengkajian, Bapak dari An.Bd sering memaksa anaknya
RIWAYAT KESEHATAN
makan-minum dengan paksa dan sedikit marah-marah pada KELUARGA
an.Bd. Menurut Ibunya, An.Bd sangat sayang sama adiknya.
Mereka jarang sekali ribut.
Ibu An.Bd mengatakan, tidak ada
Hubungan dengan teman sebaya : penyakit keturunan, apalagi penyakit
Sebelum sakit, an.Bd berteman baik dengan teman turunan yang seperti dialami oleh an.Bd
sebayanya.
Pembawaan secara umum :
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang
lemah(anak tidak sinroma down)
Lingkungan rumah :
 Luas rumah 8 x 10 m
 Ventilasi cukup, penerangan cukup
 Pakai sumur gali- Sampah dibakar Lanjutan
11 POLA FUNGSI GORDON
Pola Persepsi - Manajemen kesehatan Pola Kognitif Preseptual

Ibu pasien mengatakan bahwa ia tak menyangka anaknya akan Px nampak berbicara normal dan lancar namun suaranya lemah. Px
mengidap penyakit seperti saat dan dia percaya bahwa penyakit yang merasakan nyeri tulang jika melakukan banyak kegiatan atau
dideritanya saat ini adalah murni penyakit medis, bukan penyakit pergerakan dengan skala nyeri 5 pada tulang dan sendi-sendinya.
guna-guna/santet. Pasien dibawa ke rumah sakit untuk diberikan
penanganan medis. Pola Istirahat – Tidur
Px tidur dengan cukup kurang lebih 10 jam dan tidak ada masalah
Pola Nutrisi – Metabolik dalam pola tidur px.
Sebelum sakit An. Bd tidak memiliki masalah mengenai makan dan Pola Konsepsi diri – Persepsi diri
minumnya. Namun semenjak sakit, An. Bd agak sulit disuruh makan
karena dia merasa mual dan kerap muntah hingga menjadi lemas Ibu px mengatakan sebelum sakit, px menjalani hidup normal dan
tidak malu. Namun, setelah sakit, px merasa kurang percaya diri jika
Pola Eliminasi dipertemukan dengan teman sebaya di RS.
Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki masalah dalam BAB Pola Peran dan Hubungan : Peran px sebagai anak jelas terganggu
dan BAKnya. Pasien biasa BAB satu sampai dua kali sehari dan BAK dikeluarga karena keberadaannya di rumah sakit.
tiga smapai empat kali sehari.
Pola Reproduksi / Seksual : Tdk ada kelainan organ reproduksinya
Pola Latihan – Aktivitas
Pola Pertahanan Diri (koping – toleransi stres)
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit, pasien anak yang aktif dan
senang bermain, tingkat aktivitas dan pergerakan pasien sangatlah Ibu px mengatakan pasien kurang mengerti stres dan cara
tinggi. Namun, setelah sakit,a aktivitas terbatas karena mudah mengelola, namun px aktif bercerita pada ibunya atau ayahnya.
merasakan sesak dan nyeri ditulang serta sendi-sendinya.
Pola keyakinan dan nilai : Px beragama Hindu dan selalu berdoa
untuk kesembuhannya, Begitu pula keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK Mulut
 Kebersihan : Kurang.
Keadaan umum          : Sadar/Compos Mentis  Warna : Merah
TB/BB (cm)                 : 111 cm/ 22 kg       Kelembaban : Kering
Lingkar kepala : 46 cm. Gusi : Berdarah 3 hari yang lalu.
Rambut : Lidah : Ada sariawan ± 1 cm
Kebersihan : Bersih. Gigi : Caries pada gigi atasnya (keropos)
Warna : Hitam. Leher
 Kelenjer getah bening : Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm
Tekstur : Kasar.
dan diinguinal dextra ada 3 bh diameter  ½ x 1 ½ x 2 cm
Distribusi rambut : Merata.  Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakanc. JVP : 5-2 cm H2O
Kuat/mudah tercabut : Kuat. Dada
Mata  Inspeksi : Normal
Sklera                   : Normal/non ikterik
 Palpasi : Normal
Konjungtiva : Anemis
Jantung
Pupil : Ukuran = 2mm, Bentuk =
isokor, Reaksi cahaya = +/normal.  Inspeksi : Iktus cordis di RIC V
Telinga  Auskultasi :-
Simetris                : Ya  Palpasi :-
Serumen               : Ada Paru-paru
Pendengaran          : Baik  Inspeksi : Simetris
Hidung                         Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Septum simetris : Ya
 Perkusi :-
Sekret : Tidak
 Auskultasi : Vesikuler
Polip : Tidak
Lan
juta
n Abdomen
Inspeksi : Ada purpura
Palpasi : Hepar kenyal dan pinggirnya tajam
Perkusi : Timpanid Pemeriksaan Penunjang
Auskultasi : Bising usus normal (4x/menit) Laboratorium :           
Punggung Hb : 6,7 gr %                       
Bentuk : Normal Trombosit : 44.000/mm3
Leukosit : 70.500/mm3           
Ekstremitas : Kekuatan dan tonus otot baik
Ht : 26 %
Genitalia :- Rontgen :-
Kulit Lain-lain :-
Warna : Sawo matang
Turgor : Kembali dalam waktu 2 detik
Integritas : Ada purpura di abdomen
Elastisitas : Elastis
Pemeriksaan Neurologis : An.Bd dalam kondisi
sadar/compos mentis.
ANALISA DATA
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Defisit nutrisi berhubungan dengan


ketidakmampuan mencerna makanan ditandai
dengan Px mengalami penurunan berat badan
(BB sebelum sakit : 25 kg , BB saat dikaji :22 kg)
pasien kerap mual dan muntah, Membrane
mukosa pucat, Px mengalami nyeri abdomen,
Keluarga pasien mengatakan pasien sering mual
dan muntah, Keluarga Pasien mengatakan pasien
kurang minat dengan makannya dan merasa cepat
kenyang.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
Implementasi
Keperawatan
EVALUASI
KEPERAWATAN

No Hari/tgl/ja Evaluasi TTD


Dx m
1 4 januari S : ibu pasien mengatakan anak sudah mau makan  
2020 sedikit-sedikit
14.20 O : pasien tampak lebih berenergi
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai