2. Faktor nutrisi
Suplai bahan makanan yang mengandung kalsium, fosfat, protein, vitamin A, C, D penting untuk generasi pertumbuhan
tulang serta untuk memelihara rangka yang sehat.
3. Faktor endokrin
a. Hormone paratiroid (PTH) satu sama lain saling berlawanan dalam memelihara kadar kalsium darah. Sekresi PTH
terjadi dengan cara:
• Merangsang osteoklas, reapsobsi tulang dan melepas kalsium ke dalam darah.
• Merangsang absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
• Meresorbsi kalsium dari tubulus renalis.
b. Tirokalsitonin, hormone yang dihasilkan dari sel-sel parafolikuler dari kelenjar tiroid, cara kerjanya
menghambat resorbsi tulang.
c. Hormone pertumbuhan yang di hasilkan hipofise anterior penting untuk proliferasi
(bertambah banyak) secara normal dari rawan epifisealis untuk memelihara tinggi badan yang normal dari
seseorang.
d. Tiroksi bertanggung jawab untuk pertumbuhan tulang yang layak, remodeling tulang dan kematangan tulang.
4. Faktor persyarafan
Gangguan suplai persyarafan mengakibatkan penipisan tulang seperti yang terlihat pada kelainan poliomyelitis.
a. Faktor mekanis
Kekuatan dan arah dari tuberkula tulang ditentukan oleh gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.
b. Penyakit
Penyakit mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap pertumbuhan tulang.
Cara kerja hormon pada pertumbuhan tulang
Hormon Paratiroid dan Hormon Tiroid-hubungan protein (PTHrP) merupakan hormon
yang mengontrol kesetimbangan kalsium dan fosfor. Dua reseptor telah diidentifikasi
bentuk ikatan hormon paratirid dengan tiroid adalah PTHrP.
Tipe I reseptor hormon paratiroid: ikatan kedua hormon paratiroid dan gugus amino
terminal senyawa peptida PTHrP. Molekul ini adalah G protein-reseptor coupled dengan
7 segmen transmembran. Bagian ekstraselular mempunyai 6 residu sistein. Ikatan ligan
untuk reseptor ini aktivitasnya oleh adenylyl cyclase dan sistem phospholipase C,
diturunkan oleh sinyal protein kinase A dan protein kinase c. Jalur siklik AMP lebih
dominan. Kemungkinan peryataan akan aksi hormon paratiroid, penandaan mRNA
sebagai reseptor tipe I dengan penyebaran yang luas dalam tulang dan ginjal. Senyawa
mRNA juga dinyatakan pada kadar yang rendah dalam banyak jaringan, kemungkinannya
pada reseptor untuk PTHrP.
Tipe II reseptor hormon paratiroid: Ikatan hormon paratiroid, ditunjkan sebagai bentuk yang sangat
lambat untuk PTHrp. Molekul ini diekspresikan hanya dalam jumlah yang kecildari jaringan-jaringan,
dan bentuknya atau sifat fisiologiknya berbeda nyata walaupun dengan karakteristik yag kecil. Seperti
pada reseptor tipe I, juga dalam bentuk ikatan dengan adenylyl cyclase dan induksi ikatan ligan yang
meningkat konsentrasi intraseluler untuk siklik AMP.
Adapun Mekanisme Kerja Hormon Paratiroid adalah
PTH meningkatkan plasma dengan menarik dari bank tulang.
Sepanjang hidup PTH menggunakan tulang sebagai “bank” untuk menarik sesuai kebutuhan agar
kadar plasma dapat dipertahankan. Hormon paratiroid memiliki dua efek besar pada tulang yang
meningkatkan konsentrasi plasma.
Pertama, hormon ini memicu efluks cepat kedalam plasma dari cadangan labil yang jumlahnya
terbatas dicairan tulang.
Kedua, dengan rangsang disolusi tulang, hormon ini mendorong pemindahan dan secara perlahan
dari cadangan stabil mineral tulang didalam tulang itu sendiri kedalam plasma.
Akibatnya, remodeling didalam tulang bergeser kearah reabsorpsi tulang dibandingkan pengendapan
tulang.