Case Report Oleh : BRIAN ADITYAWAN 40617091 (Jurnal Reading) KASUS • Seorang anak perempuan usia 12 tahun datang dengan keluhan gigi depan atasnya yang protusif, disertai profil wajah yang convex dan sudut nasolabial yang parah, permukaan bibir bawah tidak tampak serta dagu yang kecil. • Pada hasil pemeriksaan didapatkan semua gigi permanen sudah tampak, kecuali molar 3. relasi kaninus merupakan klas II. Gigi maksila anterior proklinasi dan overbite -+ 5 sampai 10mm. Sedangkan pada pemeriksaan sefalometri didapatkan diagnosa divisi 1 maloklusi pada skeletal klas II. TREATMENT PLAN • Piranti yang digunakan adalah Twin Block Appliance yang kemudian dilanjutkan dengan penggunaan terapi fixed-appliance untuk mencegah terjadinya relaps pasca perawatan. • TB appliance dengan desain 7mm sagittal advancement dan 5mm vertical opening pada regio premolar. Kemudian di fabrikasi dengan maxillary expander yang diletakkan pada lengkung maksila. Piranti digunakan setiap saat kecuali saat makan dan berolahraga keras. • Pasca 6 bulan didapatkan respon tumbuh yang baik, dalam 11 bulan perawatan dilanjutkan menggunakan preadjusted appliance disertai removable transpalatal arch pada maksila untuk selama 14 bulan pemakaian dengan jumlah total sekitar 25 bulan total treatment. DOKUMENTASI DOKUMENTASI DOKUMENTASI DOKUMENTASI MALOKLUSI • Maloklusi adalah oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak benarnya hubungan antar lengkung disetiap bidang atau anomali disetiap bidang atau anomali abnormal dalam posisi gigi. Maloklusi merupakan kondisi oklusi interkuspal dalam pertumbuhan gigi yang diasumsikan sebagai kondisi yang tidak regular. • ETIOLOGI: Menurut Mill dan Foster etiologic maloklusi Klas II adalah: (Lubis, 2015) 1. Pola dan hubungan skeletal 2. Jaringan Lunak 3. Bentuk dan ukuran gigi PIRANTI TWIN BLOCK • Twin block adalah piranti fungsional yang digunakan untuk mendorong rahang bawah kedepan agar sejajar dengan rahang atas. Dinamakan twin block karena alat ini terpisah antara rahang atas dan rahang bawah. Pada plat yang terpisah terdapat blok pada daerah oklusal gigi posterior. • INDIKASI TWIN BLOCK 1. Digunakan pada anak dalam masa pertumbuhan 2. Mandibula yang retrognatik 3. Arah pertumbuhan yang normal atau horizontal 4. Sudut bidang mandibula yang normal atau kecil 5. Pasien yang kooperatif (Saptarini, 2005) • PRINSIP KERJA TWIN BLOCK Twin block bekerja berdasarkan filosofi bidang miring oklusal dan aplikasi kekuatan pengunyahan setiap harinya. Jika bidang miring mandibula berada pada relasi distal dengan maksila, maka gaya yang bekerja pada gigi rahang bawah akan memiliki vector gaya distal yang mendorong kea rah pertumbuhan maloklusi klas II. Tujuan dari bidang miring yang ada pada gigitan blok dari twin blok adalah untuk memodifikasi bidang miring dan menyebabkan pola pertumbuhan yang lebih menguntungkan. • FASE PERAWATAN DALAM PENGGUNAAN TWIN BLOCK 1. Fase aktif yaitu merubah hubungan molar kelas II menjadi kelas I dengan dipandu oleh bidang inklinasi oklusal sehingga relasi mandibula dan maksila berada pada posisi yang benar. Dengan hasil yang didapat berupa pengurangan overjet, relasi gigi insisif dan relasi rahang yang normal ( 6-9 bulan ) 2. Fase support, yaitu mempertahankan dimensi vertical 3. Fase retensi, dengan penggunaan alat cekat (Saptarini, 2005) KESIMPULAN • Hasil perawatan menunjukkan alat Twin Block paling efektif untuk memperbaiki kelainan dalam arah antero - posterior dan vertical dibandingan alat fungsional lainya. Alat ini dipakai selama 24 jam dan tidak mengganggu fungsi bicara serta pengunyahan, sehingga dapat meningkatkan kooperatif dan kenyamanan pasien itu sendiri. TERIMA KASIH