Anda di halaman 1dari 47

Klasifikasi umur lansia

Menurut WHO batasan umur seseorang yang


tergolong lanjut usia (lansia) adalah sebagai
berikut :
Middle age : 45-59 Tahun
Elderly (lansia) : 60-70 Tahun
Old (lansia tua) : 75-90 Tahun
Very Old (lansia sangat tua) : > 90 Tahun
Beberapa istilah yang dikenal:
Gerontologi: Ilmu yang mempelajari semua
aspek yang meliputi demografi, fisiologi,
psikologi, antropologi, sosiologi, dll.
Geriatri : Cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari berbagai penyakit pada usila baik
dari aspek klinik, sosial dan perbaikan kondisi
usila.
Psikogeriati : Cabang ilmu kedokteran jiwa
yang mempelajari masalah kesehatan usila pada
usila, baik menyangkut aspek preventif, kuratif,
rehabilitatif dan mas psikososial yang menyertai.
Kapan dan pada usia berapa seseorang disebut
tua atau usila? Sulit untuk menjawabnya,
karena perjalanan menjadi tua sangat berbeda
pada setiap individu.

Untuk Indonesia secara umum setiap orang


dari enam puluh tahun keatas dianggap lanjut
usia (Pedoman Penggolongan Diagnosa
Gangguan Jiwa di Indonesia. Edisi III. 2005)
Proses menua adalah suatu proses fisiologik
yang berlangsung perlahan-lahan dan efeknya
berlainan pada setiap individu, sehingga sukar
ditetapkan batas yang pasti untuk geriatric.

Proses menua merupakan proses yang disertai


penurunan fungsi fisik, mental dan sosial. Ketiga
aspek yang saling berinteraksi satu sama lain ini
mempunyai potensi menimbulkan masalah
kesehatan jiwa pada usia lanjut.
Ke-3 aspek yang saling mempengaruhi itu adalah:
KONDISI FISIK
Lanjut usia sering dihinggapi gangguan fisik yang
sifatnya khronik dan multiple pathologi. Keadaan
ini dapat menimbulkan kelainan fungsional dan
disabilitas yang selanjutnya menyebabkan
ketergantungan dan beban bagi orang lain.
Kedaan demikian terkadang mengakibatkan
tersisihnya usia lanjut dari pergaulan masyarakat
dan timbul keterasingan.
KONDISI SOSIAL
Pensiun
Idealnya masa pensiun merupakan waktu untuk menikmati
hal lain selama hidup. Pensiun menyebabkan usia lanjut
lebih santai, dapat melakukan hobbi, darmawisata, aktifitas
sosial, ataupun membina karier kedua. Akan tetapi oleh
sebagian usia lanjut, pensiun sering diartikan sebagai
“kehilangan” hilangnya sumber keuangan, teman,
pekerjaan, kegiatan dan akhirnya kurang rasa harga diri
MASALAH KESEHATAN JIWA USILA
Gangguan kronik merupakan masalah utama:
Masalah fisik:
Artritis

Hipertensi

Gangguan jantung

Gangguan pendengaran

Katarak

Masalah kesehatan jiwa yang sering:
 Gangguan depresi
 Alzheimer atau demensia lainnya
 Anxietas
 Kecenderungan bunuh diri
Komunikasi Pada Usia Lanjut
Penyebab masalah komunikasi pada pasien usia
lanjut adalah:
1.Gangguan pancaindra
a. Gangguan penglihatan
Mata dan kemampuan penglihatan dikaji
secara lengkap pada pasien, khususnya
kemungkinan melihat. Penglihatan yang
adekuat membantu komunikasi yang lancar.
Kemampuan lihat (visus) yang perlu dikaji adalah
visus kedua mata, jarak baca.
Biasanya usia lanjut memerlukan kacamata untuk
baca dan berjalan.
Kurang dari 6 % dari usia lanjut yang dapat
membaca tanpa bantuan kacamata (Wrigt, 1998
dalam Stuart, 2005)
Penelitian menggambarkan bahwa patah tulang dan
jatuh berhubungan erat dengan berkurangnya
pengetahuan.
b. Pendengaran
▫ Kemampuan dengar berkurang sesuai
dengan proses menua tatapi tidak semua
pasien.
▫ Kehilangan pendengaran berkurang secara
bertahap sehingga pasien tidak sadar
bahwa ia sudah tidak mendengar/ kurang
mendengar.
Gejala yang dapat dikaji adalah:
• Respon yang tidak sesuai dengan pernyataan
dan pendapat.
• Selalu mengulang pertanyaan
• Mendekatkan satu telinga kearah lawan
bicara
• Nada dan volume suara meningkat
• Rasa takut, marah dan bermusuhan
• Perilaku isolasi dan curiga
Gejala yang dapat ditemukan adalah:
☺ Disorientasi
☺ Daya ingat menurun
☺ Bingung
☺ Respon lambat
☺ Aphasia
- “expressive”
- “reseptive”
Aphasia “expressive” adalah kondisi dimana
pasien dapat mendengar dan mengerti perkataan
orang lain tetapi tidak dapat mengeluarkan kata-
kata. Situasi ini menimbulkan perasaan tegang,
takut dan frustasi.
Aphasia “reseptive” adalah keadaan dimana pasien
tidak mendengar tetapi dapat mengeluarkan suara
yang tidak mempunyai arti.
Pasien tidak menyadari bahwa perkataannya tidak
jelas dan tidak koheren. Keadaan ini menimbulkan
rasa marah, jengkel dan frustasi pada lawan bicara
karena pasien tidak mendapat respon yang diharapkan.
3.Faktor Lingkungan dan sosial budaya
Lingkungan sosial pasien usia lanjut berubah. Anak
telah mempunyai keluarga sendiri, pasangan sudah
tiada, teman sebaya sudah berkurang. Yang tetap
adalah lingkungan fisik rumah tangga. Situasi ini
bertambah buruk jika pasien tidak mampu untuk
keluar rumah. Stumulasi sosial yang berkurang dapat
mengakibatkan isolasi
gejala sebagai berikut:
☺Menangis
☺Depresi
☺Daya ingat kurang
☺Halusinasi
☺Delusi
☺Paranoid
Mempertahankan kesadaran realitas dan mencegah
timbulnya isolasi sosial.
Usila ditandai dengan adanya :
1. Perubahan fisik
a. Pendengaran berkurang sampai menjadi tuli.
b Penglihatan menjadi kabur karena
pembentukan katarak
c. Gigi satu persatu tanggal
d. Kulit tampak berkeriput karna tidak elastis
lagi dan kering
e. Sendi-sendi sudah kurang fleksibel dan kaku
f. Otot-otot mengendor dan melemah
g. Daya konsentrasi menurun
h. Sering kali ada tremor
i. Perubahan fungsi organ internal
misal: penyakit jantung, hipertensi/diabetes
2. Perubahan mental menyangkut bidang
intelegensi dan bidang emosi
a. Bidang intelek
Sering lupa tentang peristiwa yang baru saja terjadi
Tidak dapat berfikir cepat
Daya konsentrasi menurun
Disorientasi tempat, waktu dan orang
Daya menimbang dan menilai menurun
b. Bidang emosi
 Cenderung untuk menyendiri, sifat gotong royong
menurun, sibuk dengan urusannya sendiri.
 Pesimistik, takut sakit, ada pikiran bahwa setiap
permulaan penyakit merupakan awal dari suatu akhir,
melankholik
c. Kaku, terikat dengan tata cara lama, menolak ide
baru, tidak mudah menyesuaikan diri dengan
perubahan, kepala batu, tidak mau mendengarkan
kata orang lain, suka menentang.
d. Mempunyai sifat seperti anak kecil
e. Mudah iri hati, mudah curiga, mudah merasa
dilewati, mudah tersinggung, merasa cemas,
mudah marah dan pertengkaran, sering kali klg
terdekat
f. Kadang-kadang keinginan erotik datang kembali,
berusaha untuk mengadakan hubungan sekali
dengan anak muda
g. Tidak berbicara dengan suara keras.
BENTUK PSIKOSA PADA USILA
Pada usila perubahan patologik yang bersifat
permanen dengan disertai memburuknya kondisi
badan disebut senil/demensia senilis
Seorang yang demensia mengalami kemunduran
fungsi mental ireversibel dan progresif, terutama
daya ingat dan intelegensia akibat kerusakan
jaringan otak.
Hal yang perlu diperhatikan:
 Lantai tidak boleh licin
 Keset/permadani/tikar kecil jangan dipakai karena
klien akan mudah terjatuh
 Kursi goyang tidak boleh disediakan karena akan
mudah terjatuh
 Pegangan (handrails) didinding kamar mandi dan
kakus perlu disediakan
 Kakus sebaiknya disediakan didalam ruangan
dan sebaiknya kakus berupa kloset
 Tempat tidur harus rendah
 Kursi roda disediakan
 Lingkungan klien harus menyenangkan, hangat
seperti situasi rumah
Peran perawat dalam perawatan klien usila :
♪ Membahagiakan dan menyembuhkan mereka
♪ Harus ramah, suka melucu
♪ Dapat menstimulir klien dalam aktivitas
♪ Dapat membantu memecahkan problemnya
♪ Selalu mempunyai waktu untuk klien
♪ Harus hormat pada klien

♪ Dituntut kecermatan, ketelitian dan disiplin diri


sesuai dengan keadaan usila
Perawat yang berhasil merawat klien usila tidak
diragukan mempunyai kepribadian yang positif,
minat yang tulus, kasih sayang terhadap sesama
manusia, sabar, bijaksana, ramah dan empati.
Pengkajian :

♪ Pengkajian fisik
♪ Pengkajian psikologis
♪ Pengkajian sosial
♪ Pengkajian sosial ekonomi
♪ Pengkajian kultural spiritual
Masalah keperawatan :
♫Defisit kebersihan diri
♫Keterbatasan hubungan sosial
♫Resiko tinggi iritasi
♫Pemenuhan kebutuhan nutrisi makan
♫Resiko tinggi cidera fisik
♫Gangguan eliminasi bab pencernaan
♫Kecemasan kurang hangat
♫Dll
Tujuan perawatan usila
Untuk mengusahakan agar klien bahagia dan
produktif selama mungkin.
Rencana tindakan perawatan:
♫ Bina hubungan
♫ Perawatan fisik: makan dan minum, tidur, kulit
dan penampilan
♫ Perlindungan
♫ Program orientasi realitas
♫ Terapi modalitas
Prinsip perawatan usila:
Menciptakan lingkungan yang aman, hangat dan
penuh kasih sayang
Jangan memaksakan ide dan pola perilaku baru pada
klien
Mengusahakan klien merasa senang dan bahagia
Mengusahakan kesehatan fisik klien
Mengusahakan agar klien dapat mengurus diri sendiri
Mengajak klien untuk ikut serta secara aktif dalam
terapi okupasi dan kegiatan lain
Merencanakan perawatan setiap klien menurut
kebutuhannya
Menolong klien agar ia dapat merasakan bahwa ia
dibutuhkan dan berguna
Perawat harus mengetahui bahwa terapi klien usila
tidak saja ditunjukkan untuk memperpanjang umur, tapi
disamping itu untuk meneruskan satu kehidupan yang
bahagia
Evaluasi:
Hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan
meningkatkankemampuan klien dari berbagai
masalahyang dirasakan, sertamembahagiakannya
Ada dua macam keadaan senil :
1. Demensia senilis:
Terjadi sesudah umur 60 tahun dengan kelainan
otak terbatas pada atropi oleh karena proses tua
2. Demensia prasenilis
Terjadi sebelum umur 60 tahun akibat athrofi
jaringan otak, baik menyeluruh maupun sebagian.
Keadaan ini mencakup penyakit alzheimer.
Lingkungan yang aman :
Diperlukan bangsal yang aman bagi klien usila:
 Karena penglihatannya mungkin sudah kabur
 Keseimbangannya terganggu
 Dan langkahnyapun sudah tidak pasti
1. Membina Hubungan Saling Percaya
Dengan Pasien Lansia
Untuk melakukan pengkajian pada lansia dengan
demensia, pertama-tama saudara harus membina
hubungan saling percaya dengan melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a.Selalu mengucapkan salam kepada pasien
b.Perkenalkan nama saudara dan nama panggilan
termasuk menyampaikan bahwa saudara adalah
perawat yang akan merawat pasien
c. Tanyakan pula nama pasien dan nama panggilan
kesukaannya.
d. Jelaskan tujuan saudara merawat pasien dan
aktivitas yang akan dilakukan.
e. Jelaskan pula kapan aktivitas akan dilaksanakan
dan berapa lama aktivitas tersebut.
f. Bersikap empati.
g. Gunakan kalimat yang singkat, jelas, sederhana,
dan mudah dimengerti (hindari istilah yang tidak
umum)
h. Bicara lambat, atau ucapkan kata atau kalimat
dengan jelas dan jika memberikan pertanyaan
beri waktu pada pasien untuk memikirkan
jawabannya.
i. Tanya satu pertanyaan setiap kali bertanya dan
ulang pertanyaan dengan kata-kata yang sama.
j. Volume suara ditinggikan dengan nada rendah
jika da gangguan pendengaran.
k. Komunikasi verbal disertai dengan non verbal.
l. Sekap berkomunikasi harus berhadapan,
pertahankan kontak mata, rilaks dan terbuka.
m. Ciptakan lingkungan yang terapeutik, pada saat
berkomunikasi dengan pasien :
 Tidak berisik atau ribut
 Ruangan nyaman, cahaya dan ventilasi cukup
 Jarak disesuaikan, untuk meminimalkan
gangguan
2. Mengkaji Pasien Lansia Dengan
Demensia
Untuk mengkaji pasien lansia dengan demensia,
saudara dapat menggunakan tehnik mengobsevasi
perilaku pasien dan wawancara langsung dengan
pasien dan keluarganya.
Observasi yang saudara lakukan terutama untuk
menhgkaji data objektif demensia :
a.Kurang konsentrasi
b.Kurang kebersihan diri
c. Rentan terhadap kecelakaan : jatuh
d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
e. Tremor
f. Kurang kondisi gerak
g. Aktifitas terbatas
h. Sering mengulang kata-kata

Aspek psikososial yang perlu dikaji adalah :


apakah lansia mengalami kebingungan,
kecemasan, menunjukkan afek yang labil/
datar/ tidak sesuai.
Mini Mental State Examination
Digunakan untuk mengkaji fungsi kognitif yang mencakup
: orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi serta mengingat
dan bahasa.

Skor Skor
Pertanyaan ket
max pasien
5 Sekarang (hari), (tgl), (bulan), Orientasi
(tahun) siang/malam ?
5 Sekarang kita berada dimana ? Orientasi
(lorong), (dusun), (kelurahan),
(kabupaten), (propinsi)
Skor Skor
Pertanyaan ket
max pasien
3 Pewawancara menyebutkan 3 buah Registrasi
benda : almari, sepatu, buku, satu ditik
untuk setiap benda.
Lansia mengulang ke 3 nama benda tsb.
Berikan nilai 1 untuk setiap jawaban
yang benar.
5 Hitunglah mundur dari 10.000 ke bawah Atensi dan
dengan pengurangan Rp. 1000 dari Rp. kalkulasi
10.000 ke bawah (nilai 1 untuk jawaban
yang benar), berhenti setelah lima
hitungan (9.000, 8.000, 7.000, 6.000,
5.000)
3 Tanyakan kembali nama 3 benda yang
telah disebutkan di atas. Berilah nilai 1
untuk setiap jawaban yang benar.
Skor Skor
Pertanyaan ket
max pasien
9  Apakah nama benda ini ? Perlihatkan
pensil dan jam tangan (nilai 2) jika
jawaban benar.
 Ulanglah kalimat brikut : “saya ingin
sehat “ (nilai 1)
 Laksanakan 3 perintah ini : “peganglah
selembar kertas dengan tangan kanan,
lipatlah kertas itu pada pertengahan
dan letakkanlah dilantai!: (nilai3)
 Bacalah dan laksanakan perintah
berikut:“pejamkan mata anda!”(nilai 1)
 Tuliskan sebuah kalimat : “allahu
Akbar dalam bahasa Arab” (nilai 1)
 Tirulah gambar ini : pohon (nilai1)
Hasil :

Nilai 21 -30 : Demensia Ringan


Nilai 11 – 20 : Demensia Sedang
Nilai < 10 : Demensia Berat
(Stadium Lanjut)

Anda mungkin juga menyukai