Anda di halaman 1dari 8

SINDROM GUILLAIN

BARE
Referat

Preseptor :

dr. Yulson, Sp.S


Disusun Oleh :
Ayu Nurmala 1410070100007
Rheichan Itaqi Mirsal 1410070100087
Ezi Desli M. Nur 1410070100150
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sindrom Guillain Barre (GBS) atau dikenali sebagai acute inflammatory


demyelinating polyradiculopathy (AIDP), merupakan jenis neuropati akut yang
paling umum dan dapat terjadi pada semua golongan usia. Kasus terbanyak
disebabkan oleh serangan autoimun pada mielin saraf-saraf motor yang
kebanyakan dipicu oleh infeksi. Penyebab infeksi terbanyak yang telah
diidentifikasi adalah Campylobacter jejuni, Cytomegalovirus, Eipstein-Barr
virus, Mycoplasma pneumonia, dan Haemophilus influenza.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Menurut Centers of Disease Control and Prevention / CDC, Guillain Barre Syndrom (GBS)
adalah penyakit langka di mana sistem kekebalan seseorang menyerang sistem syaraf tepi dan
menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan.

Hal ini terjadi karena susunan syaraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum belakang
dengan seluruh bagian tubuh kita rusak. Kerusakan sistem syaraf tepi menyebabkan sistem ini sulit
menghantarkan rangsang sehingga ada penurunan respon system otot terhadap kerja sistem
syaraf.
3
Epidemiologi

tahun 1859. Nama Guillain Barre diambil dari dua ilmuwan Perancis, Guillain dan Barre yang
menemukan dua orang prajurit perang yang mengindap kelumpuhan kemudian sembuh setelah
menerima perawatan medis.

Data (RSCM) Jakarta menunjukkan pada akhir tahun 2010-2011 tercatat 48


kasus GBS dalam satu tahun dengan berbagai varian jumlahnya per bulan.
Pada Tahun 2012 berbagai kasus di RSCM mengalami kenaikan sekitar 10%.

American Academy of Neurology (AAN) guideline on Guillain-Barré syndrome, terjadi pada 1


sampai 4 penderita per 100.000 populasi di seluruh dunia pertahunnya, 25% penderita gagal
napas sehingga membutuhkan ventilator, 4%-15% kematian, 20% kecacatan, dan kelemahan
persisten pada 67% penderita. 4
Etiologi

Penyakit ini merupakan proses autoimun. Tetapi sekitar setengah dari seluruh kasus
terjadi setelah penyakit infeksi virus atau bakteri seperti dibawah ini :

‐ Infeksi virus : Citomegalovirus (CMV), Ebstein Barr Virus (EBV), enterovirus,


Human Immunodefficiency Virus (HIV).

‐ Infeksi bakteri : Campilobacter Jejuni, Mycoplasma Pneumonie.

‐ Pascah pembedahan dan Vaksinasi.

‐ 50% dari seluruh kasus terjadi sekitar 1-3 minggu setelah terjadi penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan Infeksi Saluran Pencernaan

5
6
KLASIFIKASI

7
8

Anda mungkin juga menyukai