ACUTE CORONARY
SYNDROME
*Khusna Wahyuni **dr. Muhammad Hatta, Sp. JP, (K) FIHA
Pendahuluan
Acute Coronary Syndrome (ACS) atau Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupakan masalah kardiovaskular utama angka perawatan rumah sakit
dan angka kematian yang tinggi.
1 orang Amerika mengalami penyakit koroner > 625.000 pasien /tahun di RS A.S ACS. 30% STEMI, 70% NSTE-ACS.
Setiap GRA
34 2010 CE
detik ACS tetap menjadi penyebab kematian paling sering di
Amerika Serikat.
Study
Anatomi jantung
Terdiri dari 4 ruang :
RA (right atrium)
LA (left atrium)
RV (right ventricle)
LV (left ventricle)
Terdiri dari 4 katup :
Katup AV Tricuspid dan mitral
Katup Semilunar Pulmonari
dan aorta
Dilapisi oleh : pericardium
Vaskularisasi jantung
Jantung diperdarahi
Arteri koronaria dextra :
A. marginalis dextra
A. interventrikularis posterior
Arteri koronaria sinistra
A. interventrikularis anterior
A. sirkumfleks
Orifisium arteri koronaria
berada di dinding aorta
descenden, pada superior dari
katup semilunar aorta
Definisi ACS
merupakan kegawatan jantung yang terjadi karena
ACS
●
●
angina pektoris tidak stabil (unstable angina pectoris/UAP), infark miokardium akut
(IMA) baik dengan peningkatan segmen ST (ST segmen elevation myocardial
infarction/ STEMI) maupun tanpa peningkatan segmen ST (non ST segmen
elevation myocardial infarction/NSTEMI).
●
Istilah non-ST elevasi miokard infark akut (NSTEMI) tidak lagi digunakan di
pedoman ACC /AHA Presentasi ACS yang tidak menghasilkan ST elevasi
dikelompokkan bersama sebagai NSTE-ACS, termasuk NSTEMI dan angina
tidak stabil.
PATOFISIOLOGI
Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari plak ateroma pembuluh darah
koroner yang koyak atau pecah.
Hal ini berkaitan dengan perubahan komposisi plak dan penipisan tudung fibrus
yang menutupi plak tersebut.
proses agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. trombus yang kaya
trombosit (white thrombus). menyumbat liang pembuluh darah koroner, baik
secara total maupun parsial; atau menjadi mikroemboli yang menyumbat
pembuluh koroner yang lebih distal.
pelepasan zat vasoaktif yang menyebabkan vasokonstriksi sehingga
memperberat gangguan aliran darah koroner iskemia miokardium. Berhenti
sekitar 20 menit menyebabkan miokardium mengalami nekrosis (infark miokard).
Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah
koroner.
Obstruksi subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis terjadinya
Stratifikasi resiko
Tujuan stratifikasi
risiko adalah untuk
menentukan strategi
penanganan
selanjutnya
(konservatif atau
intervensi segera)
SKOR GRACE
SKOR KILLIP
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
O2
●
nitrogliserin (NTG)
●
IMA-EST - mengukur saturasi spray/tablet sublingual
oksigen perifer
●
Jika tidak tersedia NTG,
●
diindikasikan hipoksemia isosorbid dinitrat (ISDN)
(SaO2 <90% atau PaO2 <60 dapat dipakai
mmHg)
●
tidak direkomendasikan SaO2
≥ 90%
Tirah baring NTG/ISDN
Tujuan utama tatalaksana STEMI adalah
mendiagnosis secara cepat,
menghilangkan nyeri dada,
menilai dan mengimplementasikan strategi reperfusi
yang mungkin dilakukan,
memberi antitrombotik dan anti platelet,
memberi obat penunjang.
Terapi reperfusi
Reperfusi, dengan fibrinolisis atau IKP primer,
diindikasikan dalam waktu kurang dari 12 jam sejak
onset nyeri dada untuk semua pasien infark miokard yang
juga memenuhi salah satu kriteria berikut :
ST elevasi > 0,1mV pada >2 ujung sensor EKG di dada yang
berturutan,
ST elevasi >0,2mV pada >2 ujung sensor di tungkai berurutan,
Left bundle branch block baru.
Fibrinolitik
Jenis obat fibrinolotik sebagai terapi reperfusi adalah:
Streptokinase
Dosis awal 1,5 juta U/100ml Dextrose 5% atau larutan saline 0,9% dalam
waktu 30-60 menit.
Koterapi Heparin i.v selama 24-48 jam
Alteptase
Dosis awal bolus 15 mg intravena 0,75 mg/kg selama 30 menit,
kemudian 0,5mg / kg selama 60 menit, dosis total tidak lebih dari 100mg
Koterapi Heparin i.v selama 24-48 jam
Indikasi dan kontraindikasi fibrinolitik
Obat –obatan yang digunakan dalam menangani SKA
Antiiskemia
Antiplatelet
Penghambat reseptor glikoprotein IIb/IIIa
Antikoagulan
Kombinasi Antiplatelet dan Antikoagulan
ACE-inhibitor dan oenghambat angiotensin
Statin
Kesimpulan
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan suatu masalah
kardiovaskular yang utama karena menyebabkan angka perawatan
rumah sakit dan angka kematian yang tinggi sehingga diperlukan
pedoman atau strategi tatalaksana yang bertujuan mempermudah
petugas kesehatan yang bertugas pada lini terdepan untuk mampu
menegakkan diagnosis dini serta memberi tatalaksana awal yang tepat
pada pasien sindrom koroner akut (SKA) khususnya infark miokard
akut (IMA) disertai elevasi segmen ST (IMA-EST), sehingga dapat
menurunkan angka mortalitas pasien SKA, khususnya IMA-EST.1