Anda di halaman 1dari 18

Kelompok 3 :

01 Tri Elvina
F1121201006

02 Sepriana Damiania
F1121201007

03 Rina Miranda
F1121201008
Indonesia
&
Pendidikan Multikultural
Multikultural di Indonesia
Dalam upaya membangun Indonesia, gagasan
multikulturalisme menjadi isu strategis yang
merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi.
Alasannya adalah bahwa Indonesia merupakan
bangsa yang lahir dengan multikultur dimana
kebudayaan tidak bisa dilihat hanya sebagai
kekayaan (yang diagungkan) tetapi harus
ditempatkan berkenaan dengan kelangsungan
hidup sebagai bangsa. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan multikultural merupakan keharusan,
bukan pilihan lagi. Di dalamnya, pengelolaan
keanekaragaman dan segala potensi positif dan
negatif dilakukan sehingga keberbedaan bukanlah
ancaman atau masalah, melainkan menjadi
sumber atau daya dorong positif bagi
perkembangan dan kebaikan bersama sebagai
bangsa (Scholaria, Vol. 2, No. 1, Januari 2012:
116).
Mengapa mendidikan
Multikultural itu penting ?
Pendidikan merupakan salah satu unsur pembentukan
karakter dan perkembangan diri manusia. Pendidikan
seolah tidak henti-hentinya menjalankan peran penting
untuk menjadikan manusia dari tidak mengetahui menjadi
paham.

Pengertian Pendidikan Multikultular


Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Tujuan Pendidikan Multikultural
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan Tujuan utama dari pendidikan multikultural
merupakan usaha sadar dan terencana untuk adalah untuk menanamkan sikapsimpatik,
mewujudkan suasana belajar dan proses respek, apresiasi, dan empati terhadap
pembelajaran agar peserta didik secara aktif penganut agama dan budaya yang
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki berbeda.
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
KULTUR
Istilah multikulturalisme
berasal dari asal kata
kultur. Adapun definisi dari
kultur menurut Elizabeth Kultur merupakan pandangan hidup
Taylor dan L.H. Morgan yang diakui bersama oleh suatu Dapat disimpulkan,
(Ainul Yaqin, 2005: 27) kelompok masyarakat, yang kebudayaan adalah sebagai
berarti sebuah budaya mencakup cara berfikir, perilaku, keseluruhan pengetahuan
yang universal bagi sikap, nilai yang tercermin baik manusia sebagai makhluk
manusia dalam berbagai dalam wujud fisik maupun abstrak.
macam tingkatan yang sosial yang digunakannya
dianut oleh seluruh anggota
Oleh karena itu, suatu kultur secara untuk memahami dan
alami akan diwariskan oleh suatu
masyarakat. Sementara menginterpretasikan
Emile Durkheim generasi kepada generasi
berikutnya. Sekolah merupakan
lingkungan dan
sebagaimana yang dikutip
oleh Ainul Yaqin, (2005: 28) lembaga utama yang didesain untuk pengalamannya, serta
menjelaskan kultur sebagai memeperlancar proses transmisi menjadi landasan bagi
sekelompok masyarakat kultural antar generasi tersebut tingkah-lakunya
yang menganut
(Ariefa Efianingrum)
sekumpulan simbol-simbol
yang mengikat di dalam
masyarakat untuk
diterapkan.
ALKULTURASI MULTIKULTURAL
PENDIDIKAN SEBAGAI AKLULTURASI Pendidikan multikultural adalah proses

&
MERUPAKAN ANAK PEMBAHASAN DARI pengembangan seluruh potensi manusia
KEBUDAYAAN SEBAGAI KONTEN DAN yang menghargai pluralitas dan
KONTEKS PENDIDIKAN. heterogenitasnya sebagai konsekuensi
keragaman budaya, etnis, suku, dan
DIHUBUNGKAN DENGAN PENDIDIKAN, YANG aliran (agama)
MEMILIKI PENGERTIAN SEBAGAI SARANA ATAU
WADAH DARI KEBUDAYAAN DAN TEMPAT Pendidikan multikultural berawal dari
BERKEMBANGNYA SEBAGAI PENGUNGKAPAN
berkembangnya gagasan dan
TENTANG KEBUDAYAAN . You can simply impress your audience and
kesadaran tentang interkulturalisme
add a unique zing and appeal to your
seusai Perang Dunia II.
Presentations. Get a modern PowerPoint
Presentation that is beautifully designed.
Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari
lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang
lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil
menyesuaikan diri dengan waktu makan dan
waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah,
dan anggota-anggota keluarganya, adat, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam
ENTULTURASI keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di
luar lingkup keluarga seperti norma, adat istiadat,
serta hasil-hasil budaya masyarakat.

Enkulturasi atau pembudayaan  Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-


adalah proses mempelajari dan alat permainan, belajar membuat alat-alat
kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur
menysuaikan alam pikiran dan sikap budaya dalam masyarakatnya. Pada
individu dengan sistem norma, adat, mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang
menarik perhatiannya dan yang konkret.
dan peraturan-peraturan yang hidup Kemudian sesuai dengan perkembangan
jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya
dalam kebudayaannya. lainnya yang lebih kompleks dan bersifat
abstrak.
Di mana-mana, di berbagai
kebudayaan, sosialisasi tampak
berbeda-beda tetapi juga sama.
SOSIALISASI Meskipun caranya berbeda,
tujuannya sama, yaitu membentuk
seorang manusia menjadi dewasa.
Proses sosialisasi seorang inndividu
berlangsung sejak kecil. Mula-mula
Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, mengenal dan menyesuaikan diri
yaitu seluruh proses apabila seorang individu dengan individu-individulain dalam
lingkungan terkecil (keluarga),
dari masa kanak-kanak sampai dewasa,
kemudian dengan teman-teman
berkembang, berhubungan, menzgenal, dan sebaya atau sepermainan yang
menyesuaikan diri dengan individu-individu lain bertetangga dekat, dengan saudara
dalam masyarakat. Menurut Soerjono sepupu, sekerabat, dan akhirnya
Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di dengan masyarakat luas.
mana anggota masyarakat baru mempelajari
norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di
mana iamenjadi anggota.
Etnosentrisme adalah kecenderungan
untuk melihat dunia hanya melalui
ETNOSENTRISME sudut pandang budaya sendiri.
Berdasarkan definisi ini etnosentrisme
Etnosentrisme merupakan suatu persepsi tidak selalu negatif sebagimana
atau pandangan yang dimiliki oleh masing- umumnya dipahami.
masing individu yang menganggap bahwa Etnosentrisme dalam hal tertentu juga
kebudayaan yang dimilikinya lebih baik merupakan sesuatu yang positif. Tidak
dari budaya lainnya atau membanggakan seperti anggapan umum yang
budayanya sendiri dan mengganggap mengatakan bahwa etnosentrisme
rendah budaya lain. merupakan sesuatu yang semata-mata
buruk, etnosentrisme juga
etnosentrisme dapat dikatakan MENURUT AHLI merupakan sesuatu yang fungsional
sebagai sikap fanatisme suku bangsa. karena mendorong kelompok dalam
Menurut Dayakisni dan perjuangan mencari kekuasaan dan
Orang-orang etnosentris akan menilai
kelompok lain relatif terhadap Yuniardi, etnosentrisme kekayaan.
kelompok atau kebudayaannya adalah sikap dalam melihat Pada saat konflik, etnosentrisme
dan melakukan interpretasi benar-benar bermanfaat. Dengan
sendiri, terutama bila berkaitan adanya etnosentrisme, kelompok
dengan, perilaku, bahasa, kebiasaan, terhadap seseorang yang terlibat konflik dengan kelompok
dan agama. ataupun kelompok lain lain akan saling dukung satu sama
berdasarkan nilai-nilai lain.
yang ada pada budayanya
sendiri.
Relativisme
Kultural Menurut Jaya dan Donelly
Arafat (2017) (dalam Jaya dan
Relativisme kultural berbanding
Arafat, 2017)
terbalik dengan etnosentrisme. Gagasan tentang
Secara garis besar, Relativisme relativisme budaya Semua
Kultural adalah paham dimana mendalilkan bahwa kebudayaan
semua unsur dari suatu
kebudayaan bersifat relatif bagi kebudayaan mempunyai hak
setiap orang. tidak ada yang merupakan satu- hidup serta
benar dan salah, namun relatif. satunya sumber
artinya, apa yang kita lakukan
martabat yang
keabsahan hak
di suatu ruang lingkup atau kaidah moral. sama yang
kebudayaan tertentu belum harus dihormati
tentu benar di ruang lingkup
kebudayaan lain. Contohnya,
saat di pantai.
Prejudice atau Prasangka Macam – macam Prasangka

Prasangka adalah penilaian dari satu Prasangka tidak terbatas pada kelompok,
kelompok atau individu yang terutama ras, suku, Prasangka juga terdapat di
antara kelompok agama, partai, juga
didasarkan pada keanggotaan kelompok.
orang yang kegemukan menjadi target
Efek dari prasangka adalah merusak dan prasangka dan stereotip yang negatif,
menciptakan jarak yang luas. Sering bahkan lanjut usia juga diprasangkai
dikatakan bahwa prasangka adalah sikap sebagai orang yang tidak mampu lagi
sementara diskriminasi adalah satu secara fisik dan mental.
tindakan. Prasangka dipengaruhi oleh
pilihan tentang kebijakan public. 1. Racism adalah prasangka ras yang menjadi
Prasangka memiliki sumbangan terhadap terlembagakan, yang tercermin dalam kebijakan
oposisi yang lebih besar terhadap pemerintah, sekolah, dan sebagainya, dan dilakukan oleh
kegiatan pihak yang menyetujui. hadirnya struktur kekuatan sosial.
2. Sexism prasangka yang telah terlembagakan menentang
Prasangka adalah sikap, kepercayaan, aggota dari salah satu jenis kelamin, berdasarkan pada
perasaan, dan judgment negatif terhadap salah satu jenis kelamin.
suatu kelompok dan seluruh anggota 3. Ageism kecenderungan yang terlembagakan terhadap
kelompoknya . Prasangka merupakan diskriminasi berdasar pada usia, prasangka berdasar
"virus" dalam berpikir.  pada usia.
4. Heterosexism keyakinan bahwa heteroseksual adalah
lebih baik atau lebih natural daripada homoseksuality.
faktor yang
Menurut Baron, Branscombe dan
Byrne (2008 : 188), stereotip adalah
Stereotip mempengaruhi dan
mendorong timbulnya
kepercayaan tentang sifat atau ciri-
ciri kelompok sosial yang dipercayai stereotip
untuk berbagi. Keluarga perlakuan ayah dan ibu terhadap anak laki-laki dan
perempuan yang berbeda. Orang tua mempersiapkan kelahiran
bayi yang berbeda atas laki-laki dan perempuan. Mereka juga
Franzoi (2008 : 199) Stereotip adalah menganggap bahwa bayi laki-laki kuat, keras tangisannya,
sementara bayi perempuan lembut dan tangisannya tidak keras.
kepercayaan tentang orang yang
menempatkan mereka kedalam satu Teman sebaya : teman sebaya memiliki pengaruh yang besar
kategori dan tidak mengizinkan bagi pada stereotip anak sejak masa prasekolah dan menjadi sangat
berbagai (variation) individual. penting ketika anak di Sekolah Menengah Pertama maupun
Sekolah Menengah atas. Teman sebaya mendorong anak laki-
Kepercayaan sosial ini dipelajari dari laki bermain dengan permainan laki-laki seperti sepak bola,
orang lain dan dipelihara melalui sementara anak perempuan bermain dengan permainan
aturan-aturan dalam interaksi social. perempuan seperti bermain boneka.

Sekolah : Sekolah memberikan sejumlah pesan gender


kepada anak-anak. Sekolah memberikan perlakuan yang
Stereotip adalah generalisasi yang berbeda diantara mereka.
berlebihan terhadap seseorang
berdasarkan sifat-sifat yang ada pada Masyarakat : Masyarakat mempengaruhi stereotip anak
kelompoknya (ras, suku, atau melalui sikap mereka dalam memandang apa yang telah
agamanya) . Stereotip merupakan disediakan untuk anak laki-laki dan perempuan
mengidentifikasi dirinya. Perempuan cenderung perlu
"jalan pintas" dalam berpikir.  bantuan dan laki-laki pemecah masalah.
Diskriminasi

Diskriminasi ini memiliki arti Diskriminasi adalah prinsip yang Diskriminasi merupakan suatu
memperlakukan orang secara mengatakan bahwa semua orang kejadian yang biasa ditemukan dalam
tidak lah sama. Diskriminasi dapat hidup bermasyarakat. Diskriminasi
berbeda atau kelompok
dilihat sebagai ekspresi intoleransi
(biasanya minoritas) disebabkan karena kecenderungan
dan untuk perbuatan prasangka. Hal
berdasarkan karakteristik yang ini dapat menjadi diskriminasi pribadi manusia untuk membeda-bedakan
berbeda seperti asal, ras, asal atau di sebuah organisasi. manusia.
Diskriminasi merujuk kepada Diskriminasi bisa terjadi dalam
negara, agama, keyakinan
pelayanan yang tidak adil terhadap berbagai konteks dan bisa dilakukan
politik atau agama, kebiasaan individu tertentu, di mana layanan ini oleh orang tunggal, institusi,
sosial, jenis kelamin, orientasi dibuat berdasarkan karakteristik yang perusahaan, bahkan oleh pemerintah.
seksual, bahasa, cacat, usia, diwakili oleh individu tersebut. Ada berbagai perlakuan yang bisa
dll. Diskriminasi adalah suatu perlakuan
dianggap sebagai diskriminasi, tidak
yang merugikan bagi seseorang,
kelompok maupun masyarakat. terkecuali “diskriminasi yang terjadi
dalam dunia pendidikan”.
Gagasan Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural dipersepsikannya
sebagai jembatan untuk mencapai
kehidupan bersama dari umat manusia Gagasan pendidikan multikultural di
dalam era globalisasi yang penuh dengan Indonesia sendiri, sebagaimana dijelaskan
tantangan-tantangan baru.  Sebab jiwa oleh H.A.R Tilaar adalah pendidikan untuk
dari globalisasi itu merupakan informasi meningkatkan penghargaan terhadap
yang tidak berbatas (borderless keragaman etnik dan budaya masyarakat.
information), globalisasi yang dikenal
dengan global village, muncul disebabkan
perkembangan teknologi informasi. Dalam
situasi inilah terjadinya proses lintas
budaya yang mempertemukan60%
nilai-nilai
budaya yang satu dengan yang lainnya.
Pertemuan nilai-nilai budaya70%ini, tentunya
dapat menghasilkan nilai-nilai baru yang
bermakna ataupun sebaliknya.
Tujuan Pendidikan Multikultural
Tujuan pendidikan multikultural
dalam UU Sisdiknas ialah:
menambahkan sikap simpati, Gorski dalam Budianta, (2003:13) pendidikan
respek, apresiasi dan empati multikultural bertujuan untuk memfasilitasi
terhadap penganut agama dan pengalaman belajar yang memungkinkan peserta
didik mencapai potensi maksimal sebagai pelajar
kultur yang berbeda. dan sebagai pribadi yang aktif dan memiliki
Tujuan pendidikan multikultural dalam kepekaan sosial tinggi di tingkat lokal,nasional dan
UU Sisdiknas ialah: menambahkan global serta mewujudkan sebuah bangsa yang
sikap simpati, respek, apresiasi dan kuat, maju, adil, makmur dan sejahtera tanpa
empati terhadap penganut agama dan perbedaan etnik, ras, agama dan budaya. Dengan
kultur yang berbeda. semangat membangun kekuatan diseluruh sektor
sehingga tercapai kemakmuran bersama, memiliki
harga diri yang tinggi dan dihargai bangsa lain.
Bagaimana Upaya agar terjadi proses asimilasi
antara di Kalimantan Barat secara damai
Nilai-nilai perdamaian telah terjaga dan dilestarikan oleh Faktor pendorong asimilasi
setiap etnis yang bermukim di Kalimantan Barat. Penduduk 1. Toleransi antara sesama kelompok yang berbeda
pendatang (suku Bugis) meninggalkan tradisi mereka demi kebudayaan
2. Perkawinan campuran, dengan perkawinan maka
menghormati penduduk asli dimana mereka tinggal dan
akan ada pencampuran dan penyatuan antara dua
mencari nafkah di tempat yang baru. Kerjasama, gotong kebudayaan dalam lingkungan
royong, saling menghormati, saling menghargai dan 3. Adanya kesempatan yang sama dalam bidang
kehidupan yang harmonis antara berbagai etnis. ekonomi
Khususnya etnis “Orang Embau” (orang Dayak yang 4. Kesediaan menghormati dan menghargai orang
masuk Islam) dengan penduduk Dayak yang belum masuk asing dan kebudayaan yang dibawanya
Islam. Mereka hidup berdampingan tanpa ada konflik. 5. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
Mereka saling menghargai, baik “orang Embau” maupun masyarakat
6. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
penduduk Dayak yang belum masuk Islam. Hidup dengan
universal
perdamaian juga telah dicontohkan oleh masyarakat 7. Perkawinan antara kelompok yang berbeda
Sungai Kelambu yang terdiri dari berbagai macam suku. budaya
Kerjasama dan gotong royong antara mereka nampak 8. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini
pada kegiatan Meteng (yaitu persiapan acara pernikahan kekuatan masing-masing untuk meghadapi musuh
pada etnis tertentu).. tersebut
Thank You

Anda mungkin juga menyukai