Anda di halaman 1dari 35

DASAR TEKNIK

ELEKTRONIKA

Slide – 2 1
TEORI DASAR LISTRIK

Pertemuan ke-2

Slide - 2 2
Tujuan Topik Bahasan

 Menjelaskan dasar-dasar arus listrik,


tegangan listrik, hubungan arus, tegangan
dan hambatan menurut hukum Ohm.

Slide - 2 3
Arus Listrik

 Arus Listrik adalah mengalirnya elektron secara terus


menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat
perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang
jumlah elektronnya tidak sama.
 Satuan arus listrik adalah Ampere.
 Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal
negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam
terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal
negatif (-) ke terminal positif (+), Arah arus listrik
dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.

Slide - 2 4
Arah Arus Listrik dan Arah
Gerakan Elektron

Gambar Arus Listrik dan Arah Gerakan Elektron.

Slide - 2 5
Formula Arus Listrik

I = Q/t (ampere)

Dimana :
I = Besarnya arus listrik yang mengalir, ( Ampere )
Q = Besarnya muatan listrik, ( Coulomb )
t = Waktu, ( Detik )

Slide - 2 6
Kuat Arus Listrik

 Kuat Arus Listrik adalah arus yang tergantung pada


banyak - sedikitnya elektron bebas yang pindah
melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.

 Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang


dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat
perak murni dalam satu detik”.

Slide - 2 7
Formula Muatan Listrik, Kuat
Arus dan Waktu
Q=Ixt

Q=Ixt
Q=Ixt
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”


“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan
positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro.
Slide - 2 8
Rapat Arus

 Rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap


mm² pada luas penampang kawat.

Slide - 2 9
Tingkat Kerapatan Arus

Gambar Tingkat Kerapatan Arus

Slide - 2 10
KHA pada Penghantar

Tabel KHA pada Penghantar

Slide - 2 11
Formula Besarnya Arus,Kuat
Arus dan Penampang Kawat
J=I/A

I=JxA
A=I/J

Dimana :
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]

Slide - 2 12
Tahanan dan Daya Hantar
Penghantar
 Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
"1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa
yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm²
pada temperatur 0° C”
 Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:
“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus
sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan
yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga
tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil
yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.

Slide - 2 13
Formula Besarnya Tahanan
Listrik, Daya Hantar Arus
R=1/G

G=1/R

Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]

Slide - 2 14
Resistansi Konduktor

Gambar Resistansi Konduktor


Slide - 2 15
Formula Tahanan Penghantar

R = ρ x l/q

Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m]
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]

Slide - 2 16
Faktor-faktor yang
mempengaruhi nilai tahanan
 Panjang penghantar.
 Luas penampang konduktor.
 Jenis konduktor.
 Temperatur.

"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur,


ketika temperatur meningkat ikatan atom makin
meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan
demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan
tahanan penghantar"

Slide - 2 17
Potensial atau Tegangan

 Potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus


listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. Dari hal
tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial
listrik yang sering disebut “potential difference atau
perbedaan potensial”. Satuan dari potential difference
adalah Volt.

“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik sa’at


melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan
listrik satu coulomb”

Slide - 2 18
Formula beda potensial atau
tegangan
V=W/Q
(volt)

Dimana :
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb

Slide - 2 19
Hukum Ohm

 Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah


sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik
dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan
Rumus:

Slide - 2 20
Hukum Ohm

 Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah


sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik
dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan
Rumus:

I=V/R V=RxI R=V/I

Dimana :
I = arus listrik (ampere)
V = tegangan (volt)
R = resistansi atau tahanan (ohm)
Slide - 2 21
Formula Daya dalam satuan
(watt)
P=IxV

P=IxIxR

P = I² x R

Slide - 2 22
Hukum Kirchoff

 Pada tahun 1847 oleh fisikawan Jerman;


“ Gustav R Kirchoff ” .

 Hukum Kirchoff. I.
“ Jumlah Aljabar semua Arus yang menuju ke suatu titik
hubung sama dengan Nol “

i1 + i2 + i2 + ….. + in = 0 ∑i=0

Slide - 2 23
Titik Hubung Rangkaian

 Titik hubung dalam rangkaian adalah titik dengan tiga


atau lebih unsur dan / atau sumber bertemu. Titik hubung
tersebut juga disebut sebagai Simpul.

i2
i1

i3
i4

Gambar Titik Hubung Rangkaian.

Slide - 2 24
Hukum Kirchoff

 Hukum Kirchoff. I.
“ Jumlah Aljabar semua Tegangan yang diambil menurut
arah tertentu sepanjang jalur yang tertutup adalah sama
dengan Nol “

v1 + v2 + v2 + ... + vn = 0 ∑v=0

Slide - 2 25
Rangkaian Seri

V1
- + V2
v
i R1 i i R2 i

Gambar Rangkaian Seri dalam Hukum Kirchoff.

Slide - 2 26
Uraian Gambar Rangkaian Seri

 Arus yang mengalir pada tiap titik persambungan sama


dengan besar Arus Totalnya ( ITotal ).
ITotal = IR1 = IR2 = IR3

 Besar Tegangan Sumber ( Vs ) sama dengan Jumlah


Tegangan yang jatuh pada tiap titik persambungan.Vs =
VR1 + VR2 + VR3

 dimana : VR1 = I x R1
VR2 = I x R2
VR3 = I x R3 Slide - 2 27
Rangkaian Paralell

+ + +
i1 i0 i2
i
R1 R2

- - -

Gambar Rangkaian Paralell dalam Hukum Kirchoff.

Slide - 2 28
Uraian Gambar Rangkaian
Paralell
 Besar tegangan yang megalir pada tiap titik percabangan
adalah sama dan besarnya sama dengan Tegangan
Sumbernya ( Vs ).
VSumber = VR1 = VR2
 Jumlah Arus pada tiap titik percabangan sama dengan
besar Arus Totalnya ( ITotal ).
ITotal = IR1 + IR2
IR1 = VR1 / R1
 dimana :
IR2 = VR2 / R2
IRn = VRn / Rn
Slide - 2 29
Perbedaan Arus DC dengan
Arus AC
 Arus lisrtik DC ( direct Current ) adalah sebuah listrik
yang dikatakan memiliki dua buah kutub potensial, yaitu
Positip dan Negatip.

 Bentuk gelombang arus DC merupakan sebuah garis


lurus yang tidak memiliki denyut. Hal ini berarti bahwa
arus DC tidak memiliki periode waktu.

Slide - 2 30
Ciri-ciri Arus DC

 Tidak memiliki fasa tapi memiliki polaritas Postip dan


Negatip

 Sehingga tidak ada istilah beda Φ (fasa)

 Tidak memiliki frekuensi

 Hanya ada 1 daya yaitu Daya Aktif (Watt)

Slide - 2 31
Arus DC Ideal

12 V

Gambar Arus DC Ideal

Slide - 2 32
Arus Listrik Bolak-balik (AC)

 Arus listrik AC ( Alternating Current ) adalah sebuah


arus listrik bolak-balik yang memiliki fase dan nol.

 Bentuk gelombang arus AC merupakan sebuah


gelombang sinusiodal

Slide - 2 33
Ciri-ciri Arus AC

 Memiliki satu fasa atau lebih dari satu Φ (fasa) –


biasanya R, S, T

 Memiliki beda Φ (fasa)

 Memiliki frekuensi

 Ada 3 jenis daya yaitu Daya Aktif (Watt), Daya Reaktif


(VAR), Daya Semu (VA)
 
Slide - 2 34
Jenis-jeni bentuk Gelombang
Periodik

Gambar Jenis-jenis bentuk gelombang Periodik


Slide - 2 35

Anda mungkin juga menyukai