Anda di halaman 1dari 27

Filsafat Pendidikan Islam

Rida Desnita, M. Pd
Masalah Pendidikan Islam
1) Nilai-nilai Islam yang diberikan dalam lembaga
pendidikan tidak sesuai dengan realitas sosial yang ada.
Pembelajar menjadi bingung ketika nilai dan norma yang
diterima di lembaga pendidikan sangat jauh berbeda
dengan prilaku masyarakat.
2) Krisis keteladanan dari pemegang kendali dalam
masyarakat, seperti orang tua, tokoh masyarakat,
pemerintah, dan para guru.
3) Kurang sepadannya sistem penghargaan (reward system)
masyarakat terhadap orang-orang yang mengamalkan
ajaran agamanya.
3. Sekularisme: Suatu paham yang memisahkan dunia
dan akhirat, memisahkan kehidupan dunia dan
kehidupan agama. Pengamalan agama adalah masalah
pribadi.
4. Liberalisme: faham freedom of choice (kebebasan
memilih) yang meliputi freedom of worship
(kebebasan dalam hal peribadatan), ownership
(kepemilikan), politics (politik), and ekspression
(berekspresi). Liberalisme ini juga melanda kepada
keluarga, sehingga sangat sulit anggota keluarga
diatur, dibimbing, disuruh beribadah dan lain-lain
demi atas nama liberalisme
FILSAFAT...??
FILSAFAT

Philein = mencintai;
sophos = kearifan/kebijaksanaan.
Filsafat; cinta akan kebijaksanaan (love of wisdom)
Lewis White Back:…..
Filsafat yang mempertanyakan dan mengevaluasi metode pemikiran ilmiah untuk
menentukan nilai dan signifikansi dari seluruh kegiatan ilmiah.
Beerling:…..
Suatu penyelidikan lanjutan terhadap ilmu pengetahuan, sehingga dapat dipahami
kesalinghubungan antara obyek, metode dan pendekatan ilmiah yang digunakan.
The Liang Gie:.....
Filsafatadalah ilmu menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode, konsep
dan asumsi (praanggapan) serta letak dan kerangka umum dari cabang pengetahuan
intelektual. (Mustansyir danmunir, 2009)
Harun Nasution :.....
Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi,
dogma atau agama) dan dengan sedalam dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar
persoalan.
Ciri-ciri Berpikir Filsafat
Radikal; sampai ke akar persoalan
Kritis; tanggap terhadap persoalan yang
berkembang
Rasional; sejauh dapat dijangkau akal manusia
Konseptual; hasil konstruksi pemikiran
Koheren; runtut, berurutan.
Konsisten; berpikir lurus/tidak berlawanan.
Sistematis; saling berkaitan.
Metodis; ada cara untuk memperoleh
kebenaran.
Komprehensif; menyeluruh
Bebas & bertanggungjawab
Hakikat Pendidikan
Pendidikan menurut Marimba adalah bimbingan
atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
◦ Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan dilakukan secara sadar.
◦ Ada pendidik, pemimpin atau penolong.
◦ Ada peserta didik, anak didik.
◦ Bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan.
◦ Dalam usaha itu terdapat alat-alat yang dipergunakan.
Jadi pendidikan terbatas kepada pengembang-an
anak didik oleh pendidik, jadi terdapat pengaruh
dari orang per orang atau manusia lain secara sadar.
Kemudian, bagaimana dengan pendidikan yang
dilakukan secara pribadi, dilakukan oleh alam, dan
lain sebagainya? apakah seperti itu tidak termasuk
pendidikan?
Pemaknaan pendidikan menurut Marimba ini yang
dikatakan terbatas, krn pemahaman arti tersebut
hanya bersifat kelembagaan saja, baik di keluarga,
sekolah maupun masyarakat.
Hakikat Pendidikan Islam
Pendidikan Islam, menurut M. Yusuf al Qardhawi adalah pendidikan
manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
ketrampilannya. Karenanya pendidikan Islam berupaya menyiapkan
manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan
menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan
kejahatannya, manis dan pahitnya.
Menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan islam adalah bimbingan
jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam. Dengan pengertian
lain, seringkali beliau mengatakan bahwa kepribadian utama tersebut
dengan istilah kepribadian muslim, yakni kepribadian yang memiliki nilai-
niali agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan
nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Menurut Abdur Tahman Nahlawi, pendidikan Islam adalah
pengaturan pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk
agama Islam secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik
dalam kehidupan individu maupun kelompok.
Menurut Drs. Burlian Shamad, pendidikan Islam ialah
pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi
makhluk yang bercorak diri derajat tinggi menurut ukuran Allah
dan sisi pendidikannya untuk mewujudkan pendidikan itu baru
dapat disebut pendidikan Islam apabila memiliki dua ciri khas (1)
Tujuan untuk memmbentuk individu yang bercorak diri tertinggi
menurut al-Quran; (2) Isi pendidikannya adalah ajaran Allah
yang tercantum di dalam al-Quran, dan pelaksanaannya merujuk
pada kehidupoan keseharian Nabi Muhammad SAW
Disimpulkan sebagai Pendidikan Islam ialah
bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa
kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia
memiliki kepribadian muslim.
Hakikat Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah


konsep berpikir tentang kependidikan yang
bersumberkan ajaran Islam tentang hakikat
kemampuan manusia untuk dapat dibina dan
dikembangkan serta dibimbing menjadi
manusia muslim yang seluruh pribadinya
dijiwai oleh ajaran Islam sebagai hamba Allah
Ilmu Kalam.
Ilmu Tasawwuf.
Ilmu Fiqh.
Ilmu Qur’an dan Hadis.
Ilmu Akidah. dll
RUANG LINGKUP FPI
1. Ontologi (Metafisika)
FPI berarti memasuki arena pemikiran yang
mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh
tentang pendidikan. Maka Masalah-masalah dalam
ruang lingkup FPI adalah:
Metafisika (Ontologi): cabang filsafat yang ingin
mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang
ada (being).
Dalam Islam hal ini dibicarakan dalam Ilmu
Tauhid.
Dasar-dasar pembahasan metafisika ialah Tuhan,
Manusia dan Alam dilihat dari pendidikan Islam.
Being ada dua: menciptakan dan diciptakan,
ada yg menyebabkan dan ada yang diakibatkan.
Setiap proses penciptaan, selalu ada beberapa
factor yang menentukan adanya penciptaan; 1)
adanya pencipta (subyek), 2) adanya ciptaan
(obyek), 3) adanya bahan yang dipakai, 4)
adanya tujuan, 5) adanya proses (ruang dan
waktu).
Tahapan ada, yaitu ada yang konkrit dan ada
abstrak (ghaib). Ada konkrit dapat dilihat,
diraba, dirasa, diukur dsb. Sedangkan ada
abstrak hanya dapat dilihat dg penglihatan
ghaib antara lain melalui konsep.
2. Epistemologi
Metode memperoleh Ilmu secara umum: (1) melalui
Kasbi/Khushuli dan (2) Ladunni/Khudhori.
Kasbi: cara berpikir metodik, konsisten dan
bertahap melalui proses observasi, research,
eksprimen dan penemuan.
Ladunni: proses pencerahan ruhaniyah manusia
dan karenanya kehadiran cahaya Ilahi dalam qalbu
manusia. Dengan sinaran Ilahiy, qalbu manusia
dapat membaca dg jelas dan terserap dalam
kesadaran intelek, seakan-akan orang memperoleh
ilmu dari Tuhan langsung.
Kebenaran Ilmu: ilmu yg kasbi relatif
kebenarannya sedangkan ilmu Allah pasti
kebenarannya.
Tujuan memperoleh Ilmu: 1) ilmu untuk
kenikmatan 2) ilmu untuk ilmu, 3) ilmu
mengembangkan peradaban 4) ilmu untuk
sarana mendekatkan diri kepada Allah. Dalam
Islam sebagai central poin ialah yang keempat
untuk memayungi tujuan 1,2 dan 3.
Sarana Peroleh Ilmu: melalui inderawi dan
potensi-potensi internal manusia (nafs, akal,
qalb, dan lain-lain).
3. Aksiologi
Ialah: cabang filsafat mencari hakikat nilai-nilai
(value). Nilai bisa baik dan bisa pula jahat yang
berkaitan dengan perbuatan manusia dan tindakan
seseorang (dataran aplikatif). Yang baik itu ialah
ma’ruf dan yang jahat itu al-munkar.
Axiologi (Brameld) ada tiga sasaran yakni: moral
conduct (tindak moral) melahirkan Ethica;
Esthetic expression (ekspresi keindahan)
melahirkan Esthetika; dan Socio-political life,
(kehidupan sosia-politik), melahirkan ilmu filsafat
sosio-politik.
Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan
antara hamba dengan Majikan, makhluk dan Khaliq,
ciptaan dan Pencipta. Hubungan manusia dengan
sesamanya hubungan adalah dan ihsan. Yakni hubungan
patner yang mengemban amanah khalifah dari Tuhan;
sederajat, sama-sama ciptaan dan karenanya sama
dihadapan Tuhan kecuali tindak amal perbuatannya
(taqwanya). Perbedaan hak dan kewajiban adalah karena
perbedaan tugas dan profesinya sehingga melahirkan
taklif (pembebanan) yang lebih. Maka dalam agama
dikenal ada Wajib ‘ain dan wajib kifayah.
 Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan
pengelola (pemimpin) dan yang dikelola (dipimpin).
Alam merupakan medan emperik bagi manusia untuk
kemakmuran manusia dan alam bagian dari dirinya.
Kesalahan pengelolaan akan berakibat fatal bagi
kehidupan manusia.
 Hubungan manusia dengan ciptaannya (kebudayaan)
adalah manusia pada dasarnya memegang otiritas dan
kekuasaan yang penuh, artinya manusia
bertanggungjawab untuk apa semua ciptaannya itu akan
diperbuat, dan ciptaannya sepenuhnya bergantung pada
manusia.Kebudayaan sebagai alat bukan sebagai yang
dipertuhankan.
Tujuan Pendidikan Islam
 Tujuan pendidikan Islam adalah untuk mencapai
keseimbangan pertumbuhan kepribadian manusia secara
menyeluruh dan seimbang yang dilakukan melalui latihan
jiwa, akal pikiran (intelketual), diri manusia yang rasional;
perasaan indera.
 Karena itu, pendidikan hendaknya menacakup pengembangan
seluruh aspek fitrah peserta didik; aspek spritual, intelektual,
imanajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual
maupun kolektif; dan Mendorong semua aspek tersebut
berkembang ke arah kebaikan dan kesempurnaan.
 Tujuan terakhir pendidikan muslim terletak pada perwujudan
ketundukan yangsempurna kepada Allah, baik secara pribadi,
komunitas, maupun seluruh umat manusia.
◦ Tujuan-tujuan individual;
Berkaitan dengan perubahan individu yang diinginkan
pada tingkah laku, aktivitas, dan pencapaianya, serta
pada pertumbuhan yang dinginkan, juga persiapan
untuk kehidupan dunia & akhirat.
◦ Tujuan-tujuan Sosial;
Berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, dan
pembentukan masyarakat yang diinginkan.
◦ Tujuan-tujuan Profesional;
Berkaitan dengan pendidikan & pengajaran sebagai
ilmu, seni, dan keterampilan.
PERBEDAAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
DENGAN FILSAFAT LAIN
1. Robbaniyah : sumber dan tujuan akhirnya mengacu pada
Allah swt.( al-An’am :161;an-Najm :42)
2. Syumuliah takamuliah : Pendidikan harus mencakup seluruh
aspek manusia dan kehidupa ,dan harus disempurnakan agar
saling mendukung terbentuknya insan kamil yang
bertanggungjawab pada tugas kekhalifahan secara individu
dan sosial.
3. Tawazun : menyeimbangkan antara pendidikan ruhiyah dan
madiyah, individu dan sosial, kebahagiaan dunia dan akhirat,
idialis dan pragmatis; berdasar pada ajaran al-Qur’an.
4. Mukhafidzoh wa mujadidah : Pendidikan harus menjaga
ajaran yang tetap/ prinsip yang sudah ditegaskan al=quraan,
dan demikian juga memperhatikan situasi dan perubahan
yang terjadi, untuk terus dikaji dengan ijtihad agar
pendidikan dapat menjawab perubahan esuai dengan nilai
pokok dalam ajaran yang tetap.
CAKUPAN PENDIDIKAN ISLAM

1. Tarbiyah Jasadiyah


2. Tarbiyah aqliyah
3. Tarbiyah aqoidiyah
4. Tarbiyah akhlakiyah
5. Tarbiyah wujdaniyah
6. Tarbiyah jamaliyah
7. Tarbiyah ijtima’iyah
PRINSIP DASAR PENDIDIKAN ISLAM

1. Pendidikan hendaknya menumbuh kembangkan semua aspek


kemanusiaan ( fisik, jiwa, akal,hati, ruh).
2. Pendidikan hendaknya menganggap dan memperhatikan
pentingnya aspek pencapaian kebaikan hidup di dunia dan ahirat.
3. Pendidikan hendaknya mengembangkan seluruh potensi
manusiawi manusia , dengan menjaga kesinambungan dan
keterkaitan antar potensi, guna merealisasikan kesempurnaan
dan keseimbangan kepribadian
4. Pendidikan hendaknya berlangsung terus menenus dari sejak
dalam kandungan sampai meninggal, dan berlangsung seirama
baik di sekolah,masjid, keluarga dan masyarakat
5. Sistem Pendidikannya di buat sedemikiian rupa agar dapat
mendidik manusia dalam meraih kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat
“Kebanyakan orang mengatakan bahwa
kecerdasanlah yang melahirkan
seorang ilmuwan besar. Mereka salah,
karakterlah yang melahirkannya”
(Einstein)

Anda mungkin juga menyukai