Anda di halaman 1dari 32

PEMERIKSAAN FAAL GINJAL

Oleh :
Oleh :
Apt. Nessa, S.Farm, M.Biomed
Apt. Nessa, S.Farm, M.Biomed
LATAR BELAKANG
Kebutuhan seorang Apoteker akan pemahaman
mengenai data klinik untuk dapat melakukan
tindakan kefarmasian dengan tepat sesuai dengan
tujuan terapi

BUKAN UNTUK MENDIAGNOSA


ANATOMI GINJAL
GINJAL

Ginjal merupakan sepasang organ yang terletak di


belakang rongga perut (retroperitoneal), dan berfungsi
untuk membuang zat sisa serta kelebihan cairan dari
dalam darah.

Selain menjaga keseimbangan cairan, organ ini juga


berfungsi untuk menjaga keseimbangan kadar mineral
dalam tubuh, serta membantu proses pembentukan
vitamin D, sel darah merah, dan hormon yang
mengatur tekanan darah.
Fungsi ginjal

Pembuangan Non-protein Nitrogen Compound (NPN)

Pengaturan Keseimbangan Air

Pengaturan Keseimbangan Elektrolit

Pengaturan Keseimbangan Asam Basa

Fungsi Endokrin
1. Pembuangan Non-protein Nitrogen
Compound (NPN)

• Fungsi ekskresi NPN ini merupakan fungsi


utama ginjal.
• NPN adalah sisa hasil metabolisme tubuh dari
asam nukleat, asam amino, dan protein.
• Tiga zat hasil ekskresinya yaitu urea, kreatinin,
dan asam urat
2. Pengaturan Keseimbangan Air

• Peran ginjal dalam menjaga keseimbangan air


tubuh diregulasi oleh ADH (Anti-diuretik Hormon)
• ADH akan bereaksi pada perubahan osmolalitas
dan volume cairan intravaskuler
• Peningkatan osmolalitas plasma atau penurunan
volume cairan intravaskuler menstimulasi sekresi
ADH oleh hipotalamus posterior, selanjutnya ADH
akan meningkatkan permeabilitas tubulus
kontortus distalis dan duktus kolektivus, sehingga
reabsorpsi meningkat dan urin menjadi lebih pekat.
3. Pengaturan Keseimbangan Elektrolit

• Beberapa elektrolit yang diatur


keseimbangannya antara lain natrium, kalium,
klorida, fosfat, kalsium, dan magnesium
4. Pengaturan Keseimbangan Asam Basa

• Setiap hari banyak diproduksi sisa metabolisme


tubuh bersifat asam seperti asam karbonat,
asam laktat, keton, dan lainnya harus
diekskresikan.
• Ginjal mengatur keseimbangan asam basa
melalui pengaturan ion bikarbonat, dan
pembuangan sisa metabolisme yang bersifat
asam
5. Fungsi Endokrin
• Ginjal juga berfungsi sebagai organ endokrin.
• Ginjal mensintesis renin, eritropoietin, 1,25
dihydroxy vitamin D3, dan prostaglandin
PENDAHULUAN
Pemeriksaan fungsi ginjal  prosedur
pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
seberapa baik ginjal bekerja dan untuk
mendeteksi adanya gangguan pada organ
tersebut.

Pada pemeriksaan fungsi ginjal, darah dan urine


pasien akan diambil untuk kemudian diamati di
laboratorium.
Fungsi pemeriksaan faal ginjal :
• untuk mengidentifikasi adanya gangguan fungsi ginjal
1

• untuk mendiagnosa penyakit ginjal


2

• untuk memantau perkembangan penyakit


3

• untuk memantau respon terapi


4

• untuk mengetahui pengaruh obat terhadap fungsi ginjal


5
JENIS PEMERIKSAAN
• Organoleptis urin : warna dan bau urin
• Pemeriksaan kimia urin : glukosa, aseton,
bilirubin, darah, berat jenis, protein, pH
• Mikroskopik urin : silinder dan sel
• Kimia darah : kreatinin, BUN
• Penilaian fungsi ginjal : filtrasi dan tubulus
• Tinjauan pemeriksaan radiologi
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL RUTIN 

• untuk mengetahui adanya protein dan darah


Tes urine dalam urine yang menandakan penurunan fungsi
ginjal.

• tes untuk menentukan kadar urea nitrogen dalam


Ureum atau blood darah yang merupakan zat sisa dari metabolisme
urea protein dan seharusnya dibuang melalui ginjal

• tes untuk menentukan kadar kreatinin dalam


Kreatinin darah darah

Glomerulo • tes untuk melihat kemampuan ginjal dalam


filtration menyaring zat sisa metabolisme dari dalam tubuh
rate (GFR),
PEMERIKSAAN FUNGSI GINJAL
TAMBAHAN

Tes kandungan albumin dalam darah

Tes rasio albumin-kreatinin

Tes kandungan elektrolit dalam darah dan urine

Bersihan kreatinin (CCT) dan protein dalam urine 24 jam.

Biopsi ginjal

Sistoskopi dan ureteroskopi.


Indikasi Pemeriksaan Fungsi
Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal umumnya disarankan pada pasien yang diduga


menderita gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronis.
Gejala-gejala yang dapat menandai adanya kerusakan ginjal adalah:
• Nyeri pada saat buang air kecil.
• Mengalami kesulitan pada saat awal buang air kecil.
• Hematuria.
• Meningkatnya frekuensi buang air kecil atau berkurangnya produksi urine.
• Urine berbusa.
• Pembengkakan pada tangan dan kaki akibat penumpukan cairan (edema).
• Tekanan darah tinggi.
• Aritmia.
• Sesak napas.
• Penurunan kesadaran.
Seseorang juga dapat diminta untuk menjalani
pemeriksaan fungsi ginjal jika memiliki kondisi-
kondisi seperti:
• Diabetes.
• Penyakit jantung.
• Hipertensi.
• Batu ginjal.
• Lupus.
• Infeksi.
• Terdapat anggota keluarga dengan riwayat
penyakit ginjal.
Peringatan Dalam Pemeriksaan
Fungsi Ginjal
• Tidak ada peringatan khusus bagi pasien yang
akan menjalani pemeriksaan fungsi ginjal, baik
pemeriksaan melalui sampel darah atau urine.
• Akan tetapi, pasien yang sedang mengonsumsi
obat pengencer darah atau memiliki kelainan
pembekuan darah harus memberitahukan
kepada dokter tentang kondisi tersebut.
Persiapan Pemeriksaan
Fungsi Ginjal

Pasien akan diminta untuk menghentikan


konsumsi obat-obatan tertentu agar hasil
pemeriksaan fungsi ginjal tidak terpengaruh.

Khusus pasien yang akan menjalani pemeriksaan


urine selama 24 jam, akan diminta untuk
menghindari aktivitas fisik berat pada hari
pengumpulan urine.
Prosedur Pengambilan Sampel Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Sampel Darah

Sampel urin
Sampel Darah

Sampel darah diambil menggunakan jarum khusus untuk dianalisis


di laboratorium.

dokter akan mengikat lengan bagian atas pasien dengan tali khusus,
sehingga pembuluh darah venanya terlihat dengan jelas.

dokter akan membersihkan kulit di derah vena dengan


menggunakan alkohol.

Dokter kemudian akan menusukkan jarum khusus ke dalam


pembuluh vena, dan memasang tabung sampel darah pada jarum.

Darah akan mengalir dari pembuluh vena ke dalam tabung tersebut.


Sampel Urine
• Pasien buang air kecil dan disimpan dalam wadah khusus. Pada saat buang air kecil,
biarkan sejumlah urine pada awal buang air kecil terbuang tanpa ditampung.

• Setelah itu, tampung urine secukupnya ke dalam wadah sampel dan tutup rapat.

• Jika sudah selesai, urine dapat langsung dibawa ke laboratorium untuk diperiksa
atau disimpan di lemari es terlebih dahulu.

• Jika diminta mengambil sampel urine selama 24 jam, pasien harus menampung
urine tiap kali buang air kecil ke dalam wadah sampel

• Selama proses pengambilan sampel, wadah penampungan juga harus disimpan di


dalam lemari es sebelum dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
IMPLEMENTASI HASIL PEMERIKSAAN
1.
• Dalam tes urine, hasil dapat menandakan adanya
kelainan atau penyakit ginjal dari kandungan zat
abnormal dalam urine, seperti gula (glukosa), protein,
dan sel darah merah.
• Pada ginjal yang sehat, jumlah zat-zat tersebut sangat
sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.
• Meski demikian, adanya zat-zat tersebut tidak selalu
menandakan bahwa seseorang menderita penyakit ginjal.
• Hasil tes urine hanya menjadi pertanda adanya kondisi
yang tidak biasa atau tidak normal pada ginjal seseorang.
2.
• Pada penderita gangguan ginjal, konsentrasi ureum
dalam darah juga meningkat.
• Namun, konsentrasi ureum yang tinggi dalam darah
juga dapat ditemukan pada seseorang yang
menderita dehidrasi, sedang mengonsumsi obat
tertentu, atau sedang rutin mengonsumsi makanan
berprotein tinggi.
• Oleh karena itu, sebelum menjalani pemeriksaan
ureum, pasien harus memberikan informasi mengenai
kondisi kesehatan dan aktivitas yang dijalaninya secara
lengkap.
3.
• Hasil tes albumin menunjukkan kandungan albumin di dalam darah.
• Albumin merupakan protein yang seharusnya diserap kembali oleh
ginjal, tidak seluruhnya dibuang melalui urine.
• Bila fungsi penyerapan kembali ginjal menurun, kandungan albumin
dalam darah juga akan menurun.
• Sebaliknya, kreatinin merupakan zat yang seharusnya dibuang
melalui urine, sehingga bila terdapat penurunan fungsi ginjal, kadar
kreatinin dalam darah akan meningkat.
• Kandungan albumin dan kreatinin dapat diketahui secara kuantitatif,
dan dapat dihitung rasionya untuk mengetahui kondisi ginjal.
• Rasio yang tinggi menandakan awal mula bocornya albumin melalui
urine.
4.
• Dari berbagai hasil tes yang dilakukan serta
mempertimbangkan faktor riwayat medis dan data
diri pasien, kondisi ginjal dapat disimpulkan melalui
indikator GFR (glomerulo filtration rate).
• GFR pada ginjal normal umumnya di atas nilai 60.
GFR yang berada di antara nilai 15-60 menunjukkan
adanya penyakit ginjal atau gagal ginjal.
• Sedangkan GFR yang berada di bawah 15
menunjukkan gagal ginjal tahap akhir yang
membutuhkan terapi pengganti ginjal.
5.
• Setelah hasil pemeriksaan fungsi ginjal diketahui, dokter
akan melakukan diagnosis penyakit yang sedang dialami
oleh pasien.
• Jika diperlukan, dokter dapat meminta pasien untuk
menjalani tes tambahan agar hasil diagnosis lebih akurat.
• Pasien yang diduga menderita hipertensi berdasarkan hasil
tes, akan diberikan obat-obatan sesuai dengan kondisi yang
diderita.
• Pasien hipertensi juga dapat dianjurkan untuk mengubah
pola hidup dan pola makan. Jika diduga menderita diabetes,
pasien dapat dirujuk ke dokter endokrinologi untuk
diberikan pengobatan lebih lanjut.
Risiko Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Pengambilan sampel urine pada pemeriksaan
fungsi ginjal umumnya aman dan tidak
menimbulkan efek samping. Sedangkan pada
pengambilan darah, risiko efek samping ada,
namun jarang terjadi. Di antaranya adalah:
• Perdarahan.
• Infeksi di lokasi pengambilan sampel.
• Ruam.
• Nyeri.
Obat-obat yang perlu
dimonitor pada pasien
dengan ganguan fungsi ginjal
• Golongan aminoglikosida
• Obat dengan indeks terapi sempit
Obat-obat yang bersifat nefrotoksik

• Analgesik: naproksen, salisilat, • Imunosupresan: siklosporin,


fenoprofen, ibuprofen takrolimus
• Anestesi: ketamin • Antitrombotik: klopidogrel, ticlid
• Antibiotik: kolistin, oksasilin, • Antidislipidemia: statin
tetrasiklin, aminoglikosida, • Golongan bifosfonat
vankomisin, eritromisin, • Antidepresan: amitriptilin
rifampisin, sulfonamid
• Antihistamin
• Antiretroviral, asiklovir
• Allopurinol
• Preparat besi
• Antikonvulsi: fenitoin, asam
• Diuretik: furosemid, tiazid, manitol
valproat
• Koloid: dextran
• Ulcer healing drugs: H2-blocker,
• Sitostatika: siklofosfamid, cisplatin
penghambat pompa proton
• Antijamur: amfoterisin
32

Anda mungkin juga menyukai