Anda di halaman 1dari 15

PLASENTA

Rama Gindo
Setelah implantasi, sel-sel trofoblast
mengadakan
proliferasi dan menanamkan blastokist dalam
uterus

Diantara endometriumterjadi lubang-lubang


( lakunae )yang diisi darah ibu, yang akan
menjadi
besar dan dibatasi trofoblast membentuk
Spatium
Intervillosum
Khorion bercabang-cabang membentuk villi
khorialis sekunder

Proses angiogenesis akan terbentuk sel-sel darah


merah dan pembuluh darah yang akan
membentuk
villi khorialis tertier

Kira-kira 17 hari setelah fertilisasi sudah


terbentuk
sirkulasi fetal dan sirkulasi maternal serta
terdapat
Darah ibu terpisah dari darah fetus oleh suatu
lapisan jaringan, yang disebut membrana
plasentae
yang terdiri atas :
1. Lapisan sinsitium
2. Lapisan Langhans

3. Lapisan pengikat
4. Lapisan endothel kapiler
Dengan tumbuhnya dan bertambah tuanya plasenta,
plasenta akan mengalami perubahan histologik :
A. Perubahan untuk menambah permeabilitas
membrana
plasentae. Perubahan terjadi kira-kira pada
kehamilan
minggu ke-16 :
1. Sebagian sel-sel langhans mulai menghilang
2. Sinsitium menipis dengan jaringan pengikat
minimal
3. Villi terus bercabang-cabang, bertambah banyak
dan lebih kecil
4. Jumlah kapiler bertambah banyak dengan endotil
B. Perubahan sebagai proses ketuaan
Perubahan sebagai proses ketuaan akan
mengurangi permeabilitas membrana
plasentae,
misalnya :
1. Villi diliputi fibrin
2. Pembuluh darah tertentu mengalami
obliterasi
3. Membrana basalis, endotelium dan
trofoblast
menebal
4. Terdapat fibrin pada lapisan basal dan
lapisan
Pada akhir kehamilan plasenta berbentuk cakram
dengan diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dan
berat
kira-kira 500 gram dan terletak pada dinding
uterus
sebelah depan atau belakang dekat fundus uteri.

Plasenta mempunyai 2 permukaan :


1. Permukaan fetal
Permukaan fetal menghadap ke arah fetus dan
tertutup amnion yang tansparan sehingga
2. Permukaan maternal
Permukaan maternal menghadap ke dinding
uterus, berwarna merah dan terbagi celah-
celah
menjadi lobi yang tidak teratur, celah diisi
septa
yang terdiri atas jaringan pengikat fibrosa.
Plasenta dibagi septa menjadi 16-20 kotiledon

Luas villi khorialis pada kehamilan aterm kira-


kira 10m2
Perlekatan plasenta dengan dinding uterus dapat
dibedakan menjadi :
1. Membrana khorii atau piring penutup
Membrana khorii adalah bagian yang terbentuk
oleh jaringan ibu, yang terdiri atas amnion,
pembuluh darah fetus, khorion dan villi
2. Piring desidua atau piring basal
Piring basal adalah bagian yang terbentuk oleh
jaringan ibu, yang terdiri atas jaringan kompakta dan
sebagian zona spongiosa yang kelak turut lepas
dengan
plasenta.
Pemisahan darah ibu dan darah fetus oleh
membrana plasentae ternyata tidak sempurna
sehingga :
1. Sel-sel darah fetus masuk kedalam peredaran
darah ibu. Dalam keadaan normal terdapat
0,1-0,3 ml darah fetus didalam darah ibu.
Kecuali sel-sel darah fetus, sel-sel fetus juga
masuk kedalam darah ibu, misalnya
trofoblast.
2. Sel-sel darah ibu masuk ke dalam sirkulasi
darah fetus, misalnya leukosit, trombosit dan
limfosit.
Fungsi Plasenta ialah :
1. Sebagai Kelenjar Buntu
Plasenta menghasilkan beberapa hormon :
HcG,
steroid, Plasentolaktogen, khoriotirotropin,
LHRF dan TRF
2. Tempat pertukaran zat
3. Plasenta sebagai barier
Plasenta sebagai tempat pertukaran zat
Pertukaran zat ini melalui villi khorialis yang masih
utuh.
1. Transport pasif
Sebagian besar zat dengan berat molekul kurang dari
500 dapat melalui membrana plasenta, kecuali IgG
Transpor pasif terjadi dengan cara :
a. Diffusi
- Diffusi biasa, misalnya oksigen dan
Karbondioksida
- Diffusi lambat dengan bantuan molekul
pengangkut (carier), misal : glukosa
b. Diapedese, misal eritrosit
2. Transport Aktif
Dengan bantuan enzim misalnya asam amino,
asam lemak, hormon dan ion organik

Dengan proses pinositosis dimana mikrovilli


mengepung molekul-molkul dan membawanya
ke kapiler darah fetus. Misal protein dan lipid
Plasenta sebagai barrier
Plasenta sebagai barier dibedakan menjadi :
1. Barier mekanik-fisik
Misal heparin dengan berat molekul lebih dari
1000 tidak dapat melewati membrana plasenta,
sedang koumarin dengan berat molekul kurang dari
1000 bisa melewatinya.

2. Barier Kimiawi
Misalnya zat-zat yang masuk kedalam sinsitium
dirubah
lebih dahulu seperti insulin ibu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai