Anda di halaman 1dari 5

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada

Sistem Perkemihan

Anggota :
Lailatul mas ulah
Serly mila sari
Nur anggraeni
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem
Perkemihan

• Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang
berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca
melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah
wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam
waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan.
• Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:
A.Hemostatis Internal
• Cairan intraseluler terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya,
dan 70% dari cairan tubuh terletak di dalam sel-sel,.
• Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung diberikan
untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial.
• Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan
keseimbangan cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau
volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan
tidak diganti.
B.Keseimbangan Asam Basa Tubuh
• Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah
7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis.
C.Pengeluaran Sisa Metabolisme, Racun dan Zat Toksin Ginjal
Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang
mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin.
• Hal yang menyebabkan kesulitan buang air kecil pada ibu post partum,
antara lain:
a) Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi
retensi urin.
b) Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang
teretansi dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.
c) Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga
menyebabkan miksi.
• Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun,
hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya
peningkatan volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan
mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan.
• Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada
pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi
dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar.
• Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam
pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang
dower kateter selama 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai