Bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dapat menyatakan proklamasi kemerdekaannya.
Masuknya kembali Belanda di Jakarta tanggal 29 September 1945 yang membonceng pasukan
sekutu disinyalir hendak meneruskan kembali kolonialisme di Indonesia.
Pada tanggal 21-22 Oktober 1945 digelar pertemuan para konsul di kantor PBNU dipimpin langsung
oleh K.H. Hasyim Asy’ari. Mengeluarkan sebuah resolusi yang isinya meminta kepada pemerintah
Republik Indonesia supaya bertindak tegas terhadap Belanda sekaligus berjuang fi sabilillah untuk
mempertahankan kemerdekaan.
Pada Muktamar NU yang berlangsung di Purwokerto tahun 1946 Resolusi ini mendapat legalitas
lebih kuat. Dikemukakan alasan-alasan NU mengambil jalan Jihad dikarenakan Sikap pasif
pemerintahan RI pada saat itu, (peristiwa agresi militer sekutu).
Pada tanggal 10 November 1945, sebuah perang besar pecah. Pertempuran yang terjadi selama 15
hari ini terdapat pengikut NU yang terlibat aktif di dalamnya.
2. Era Pasca Kemerdekaan
Pada tanggal 7-8 November 1945 sebagai hasil dari keputusan Muktamar Islam Indonesia di
Yogyakarta Aspirasi NU di pentas politik tersalurkan melalui Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi) yang dibentuk beberapa bulan setelah pro-klamasi kemerdekaan.
Pada 15 April 1952, NU memutuskan keluar dari Masyumi dan menyatakan diri sebagai Parpol.
Karena organisasi yang dipimpinnya telah semakin condong kepada percaturan politik.
Tahun 1955, di mana NU sebagai partai politik pertamakali mengikuti pemilu. Partai baru ini
menduduki posisi ketiga setelah PNI dan Masyumi.