Anda di halaman 1dari 23

ASPEK ETIK DALAM PERAWATAN

KRITIS

EMANUEL I. LEWAR
Konsep Dasar Perawatan Kritis
• Perawatan kritis merupakan salah satu di bidang pelayana
kegawatdaruratan yang secara khusus menangani respon manusia
terhadap masalah yang mengancam kehidupan.
• Secara keilmuan perawatan kritis fokus pada penyakit yang kritis
atau pasien yang tidak stabil.
• Pernyataan penting yang harus dipahami ialah “waktu adalah vital”.
• Arti Istilah kritis secara umum : penilaian secara cermat dan hati-
hati terhadap suatu kondisi krusial dalam rangka mencari
penyelesaian
Cont..
• Sebenarnya tindakan pelayanan kritis telah dimulai di tempat kejadian
maupun dalam waktu transportasi pasien ke Rumah Sakit yang
disebut dengan fase prehospital.
• Tindakan yang dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi sambil
memantau setiap perubahan yang mungkin terjadi dan tindakan yang
diperlukan. 
• Triage, yakni tindakan pertolongan yang dilakukan untuk melakukan
pemilahan korban dalam keadaan kritis dan kedaruratan.
• Prioritas utama yakni pasien yang terancam hidupnya
Prinsip Perawatan Kritis
1. Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan dini yang sesuai
pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis
2. Membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan
peluang untuk sembuh
3. Filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care without wall)
4. Pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena
dengan cepat dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau
terjadinya penurunan fungsi organ-organ tubuh lainnya
5. Perlu pencatatan medis yang berkesinambungan dan monitoring
penilaian setiap tindakan yang dilakukan.
Konsep Perawatan Kritis

• “Sakit Kritis”  Perubahan fisiologis, psikososial, dan


spiritual yang mempengaruhi pasien, keluarga dan orang
terdekat.
• Diperlukan Evidence based practice (EBP) dlm praktek
perawatan kritis saat ini.  berbasis bukti
• Langkah – langkah menerapkan EBP
Respon Pasien Dan Keluarga Terhadap Perawatan Kritis
• Penyakit kritis menyebakan gangguan emosional yang dialami
pasien dan keluarganya.
• Gejala fisik dari penyakit kritis yang mengancam jiwa, seperti nyeri
tingkat akhir atau perdarahan  respon psikologis dari pasien dan
keluarganya, seperti:
- Cemas
- Takut
- Panik
- Marah
- Perasaan Bersalah
- Distres Spiritual
Isu-isu penting dalam area perawatan kritis

1. DNR (do not resuscitate)/ jangan meresusitasi


• RJP tidak dianjurkan pada pasien-pasien dengan penyakit
terminal dan ireversibel
• Keputusan berada ditangan pasien dan keluarga.
• Pemberi asuhan di area kritis seringkali diminta masukan utk
mengatasi masalah ini
2. Keputusan dengan pencabutan ventilator
3. Penolakan terapi karena alasan sakit terminal
Dilema Etik
• Dilema etik adalah suatu masalah yang melibatkan dua (atau lebih)
landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan
keduanya.
• Ssetiap alternatif memiliki landasan moral atau prinsip.
• Dlema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan
dapat menimbulkan stress pada pemberi asuhan perawatan kritis

•  Diperlukan Nilai untuk mengatasi dilema etik,  memutuskan


yang benar dan salah
Kerangka Pemecahan Dilema Etik
1. Memilki dan mengembangkan kepastian data
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
4. Menentukan pengambil kebijakan dan keputusan yang tepat
5. Tanggung jawab dan tanggung gugat
6. Membuat keputusan yang tepat sesuai nilai dan moral
Pencegahan Masalah Etik
1. Mematuhi standar operating procedure (SOP)
2. Melakukan pencatatan dan pelaporan dengan bebar meliputi
mencatat segala tindakan, mencatat segala instruksi dan mencatat
serah terima
3. Hak otonomi pasien : informed consent .
4. Kewajiban untuk safety pasien
5. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum).
6. Prinsip keadilan dan fairness.
Prinsip Etik Dlm Perawatan Kritis
Menghormati martabat manusia (respect for patient’s
decision/autonomy).
1. Setiap individu (pasien) harus diperlakukan sebagai manusia yang
memiliki otonomi (hak untuk menentukan nasib diri sendiri),
2. Setiap manusia yang otonominya berkurang atau hilang perlu
mendapatkan perlindungan
Kaidah Dasar Etik Nakes
1. Benefecence
2. Non malificence
3. Kemandirian (Otonomi)
4. Keadilan (Justice)
Benefecence

• Mengutamakan kepentingan pasien ( alturisme)


• Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
• Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya
menguntungkan seorang nakes
• Tidak ada pembatasan “goal based”
• Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan
dengan suatu keburukannya
• Paternalisme bertanggung jawab/kasih saying
• Menjamin kehidupan baik-minimal manusia
• Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan
• Minimalisasi akibat buruk
Non Malificence

• Menolong pasien emergensi


• Tidak membunuh pasien
• Tidak memandang pasien sebagai objek praktik
• Melindungi pasien
• Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
• Menghindari misrepresentasi
• Memberikan semangat hidup
• Tidak melakukan white collar crime
Otonomi

• Menghargai hak pasien


• Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
• Menghargai privasi
• Menjaga rahasia pasien
• Menghargai rasionalitas pasien
• Melaksanakan Informed Consent
• Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan, termasuk keluarga pasien sendiri
• Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus
non emergensi
• Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikann pasien
Justice

• Memberlakukan segala sesuatu secara universal


• Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi
yang sama
• Menghargai hak sehat pasien
• Menghargai hak hukum pasien
• Menghargai hak orang lain
• Menjaga kelompok rentan
• Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA,
status social, dan sebagainya
• Tidak melakukan penyalahgunaan
Nilai pribadi dan praktik professional
• AANAHayes (2007), menjelaskan tentang nilai profesional merupakan
standart perilaku yang digunakan untuk menyusun tindakan yang
akan diterima oleh praktisi ditempat mereka berada.
• Nilai dapat berhubungan dengan emosi dan pengalaman seseorang
pada suatu pilihan, keputusan dan tindakan dalam melakukan
pelayanan kes
NILAI PROFESIONAL
• Nilai
Nilai merupakan realita abstrak.
Nilai dirasakan dalam diri masing-masing sebagai daya pendorong
atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup
• Profesional
Profesional diartikan sebagai memberi pelayanan sesuai dengan ilmu
yang dimiliki dan manusiawi serta utuh/penuh tanpa mementingkan
kepentingan pribadi melainkan mementingkan kepentingan klien
serta menghargai klien sebagaimana menghargai diri sendiri
NILAI PROFESIONAL
• Nilai profesional sering mencerminkan dan menggambarkan
secara detail ttg nilai personal, selama bersosialisasi dgn
teman sejawat , tenaga kesehatan lain, pasien/klien dan
masyarakat
• Menerapkan asuhan pasien sesuai dengan standar profesi,
kompetensi dan kode etik profesi PA
Komponen Nilai Profesional PA
1. Altruisme
Bentuktindakan yang memperhatikan dan mementingkan kesejahteraan serta keselamatan
bagi orang lain
2. Otonomi (autonomy)
Berarti kebebasan menerapkan nilai ini menunjukkan suatu sikap yang menghargai hak
pasien dalam pembuatan keputusan terkait dalam kesehatan pasien.
3. Human dignity
Cara menghormati martabat manusia dengan segala nilai dan keunikan yang dimiliki pada
setiap individu atau kelompok.
4. Integritas
Bentuk integritas yang diwujudkan melalui tindakan yang sesuai kode etik dan standart praktik
5. Keadilan sosial
Cara yang dapat ditunjukkan dengan menjunjung tinggi prinsip moral, legal, dan
kemanusiaan disaat melaksanakan pekerjaan
Prinsip Nilai Profesional
1. Advokasi
Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya melindungi dan
mendukung hak-hak pasien.
2. Responsibilitas(tanggung jawab)
Merupakan tugas seorang PA yang berhubungan dengan peran
sesuai pedoman standar praktik.
3. Loyalitas
Konsep yang melewati simpati, peduli, dan hubungan timbal balik
terhadap pihak yang secara profesional
Kewajiban PA mempertahankan Nilai Profesionalisme

1. Memelihara kes diri sendiri agar dapat melaksanakan


tugas profesi dengan baik.
2. Berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Thanks

Anda mungkin juga menyukai