INSEKTISIDA

Cara kerja

 Kontak
– terserap melalui kutikula, spirakel
 Racun perut
– dikonsumsi
Cara kerja

•Fisik
• Tepung silika merusak kutikula dan
menyebabkan dehidrasi.
• Minyak …
•Racun Pernafasan
• Menghentikan proses metabolik dari respirasi.
•Racun saraf
• Meracuni saraf
•Growth regulators
Deposit insektisida Permukaan atas daun

GerakanTranslaminar

Permukaan bawah daun

Amistar Xtra Workshop : Stein : Feb 12th 2004 : Dave Bartlett

Ujung daun

Gerakan sistemic (xylem)

translaminar
 Translokasi Acropetal
(base to apex)
Sebagian besar
insektisida
‘sistemik’ bergerak
hanya dalam satu
arah – bersama
dengan aliran cairan
dalam tanaman.
Translokasi Acropetal

Sebagian besar insektisida

‘sistemik’ bergerak hanya
dalam satu arah – bersama
dengan aliran cairan dari base
ke apex

Sebagian besar tidak

mengalir ke arah bawah XX
daun hingga ke tangkai
daun Artinya yang baru tumbuh tidak
terlindungi sampai saat aplikasi
insektisida selanjutnya
 Penyerapan dan
Penyerapan dan translokasi
translokasi

Distribusi dalam tanaman

Aplikasi di tanah: semua Aplikasi melalui daun:

bagian tanaman terlindungi Bagian tanaman yang baru
muncul tidak terlindungi
 KARAKTER PRODUK
Faktor yang mempengaruhi kondisi
dari agens perlindungan tanaman
Tipe kimiawi

 Inorganik
– sulphur
– kapur sulphur
– arsenic dan garam-garam arsenik dan oxida
– lead arsenate
– Fluorine
 Organik
– Ekstrak tanaman e.g. nikotin, pyrethrum
– Molekul organik sintetis
Insektisida Sintetis
Bahan kimia

Organochlorines
– DDT, endosulfan
Carbamates
– Carbaryl
Pyrethroids
Organophosphates
Produk Syngenta

•thiamethoxam – thiazole

•profenofos

•emamectin benzoate

•abamectin

•lambda-cyhalothrin

•Diafenthiuron

•lufenuron
PROCLAIM - emamectin benzoate

• berasal dari avermectin sebuah produk melalui

proses fermentasi dari streptomyces avenitilis
• .menghentikan segera kontraksi otot
• Telur tidak dapat menetas
Proclaim – emamectin benzoate

• Termakan
- lumpuh dan dalam beberapa jam segera
menghentikan kemampuan makan
- mati dalam 1-4 hari
• Kontak langsung menyebabkan kematian
dalam 5 hari
-digunakan untuk larva berukuran besar
• Menimbulkan gerakan translaminar didalam
daun
Site of Action

Sel saraf

Synapse Sel otot

 REAKSI CEPAT
PROCLAIM segera melindungi
tanaman hanya beberapa jam setelah
aplikasi

INGESTION

CHLORIDE
FLOW

MUSCLE
Be PARALYSIS
be
rap
a ja FEEDING
m
STOPS

DEATH
 Rainfast & Reliable
Tidak dapat dicuci
CONSISTENT ACTIVITY

DROPLET

Stok dalam daun

Long residual INGESTION activity
LEPIDOPTERA CONTROL
TRANSLAMINAR
 ACTARA - thiamethoxam

• Insektisida neonicotinoid
• Efectif untuk aphids dengan takaran 50g ai /
ha
• Mengganggu sistim saraf
• Bereaksi cepat – 15-30 menit setelah aplikasi,
segera berhenti makan
• Sistemik, translaminar
 Respon serangga yang diperlakukan dengan
Thiamethoxam
Tanpa perlakuan 15 min. stlh perlakuan 30 min. stlhperlakuan 24 jam stlh perlakuan

Tanpa perlakuan 1 jam stlh perlakuan 2 jam stlh perlakuan

 Penyerapan dan translokasi
Distribusi dalam tomat setelah aplikasi pada tanah dibandingkan dengan
kompetitor (3hari)

T h ia m e th o x a m C lo th ia n id in

A c e ta m ip r id Im id a c lo p r id

lo w h ig h
 Penyerapan dan translokasi

Distribusi pada tanaman tomat setelah aplikasi melalui tanah dibandingkan

dengan insektisida kompetitor setelah 14days:
T h ia m e th o x a m C lo th ia n id in

A c e ta m ip r id Im id a c lo p r id

lo w h ig h
 SELECRON - profenofos

• Organophosphate
• Anti cholinesterase –MENGGANGGU tansmisi
saraf
• Efectiv terhadap berbagai serangga
• Misal: heliothis, larva dan telur, aphids, tungau.
• Translaminar tetapi tidak sistemik
• Aktifitas residu – 10 hari
 Peranan isomer dalam preventif
resistensy
Dua bahan aktif isomer mengandung 89% A.I.

Setiap isomer memiliki perbedaan afinitas terhadap enzim cholinesterase

Isomer(-) :
10 kali lebih active dibandingkan isomer (+)
bio-activasinya oleh enzim detoxifying

Isomer(+) :
adalah cholinesterase inhibitor
metabolismenya oleh enzim detoxifying

Enzim yang sama mempunyai aksi lipat ganda yang saling berlawanan
dari detoxification dan bio-activation
 PROFENOFOS POTENTIATION
 Curacron + Pyrethroids > Curacron dan cypermethrin digunakan terpisah.

 Hasilnya sama dengan : lambda-cyhalotrine, betacyflutrine,esfenvalerate (USA

1995).
ppm % mortality % mortality ppm % mortality % mortality ppm % mortality % mortality
profenofos sensitive resistant cyper. sensitive resistant PFF + cyper. sensitive resistant
in solution strain strain in solution strain strain In solution Strain Strain

100 100 100 11 100 100 50 + 5 100 98

50 88 28 5 68 80 25 + 2.5 100 94

27.5 0 0 2.5 0 0 15 + 1.5 100 80

10 0 0 1 0 0 10 + 1 94 80

% mortality Spodoptera littoralis (L1) setelah 4 hari , pada tanaman kapas yang diperlakukan / Egypt
ACTIVITAS TRANSLAMINAR
Activity of profenofos against
Spodoptera frugiperda

Cy
Pr

pe
Lu

of

rm
fe

en
Site of application

et
nu

of

hr
ro

os

in
n
Contact/feeding :
LC50
Upper epidermis ppm
1 5 1

Mesophyll translaminar :
7 21 355

Lower epidermis

Profenofos menghasilkan aktifitas translaminar yang luar biasa, dimana Cypermethrin tidak
bereaksi seperti Profenofos
 VERTIMEC - abamectin

• Group avermectin, secara kimia sama dengan

emamectin (Proclaim).
• Sangat efektif untuk tungau, termasuk untuk
thrips, leaf miners and psyllids.
• Menghalangi sistim transmisi saraf
• Translaminar, tetapi tidak sistemik
• Keuntungan
 Bereaksi cepat, terdegradasi oleh sinar matahari
 Residu di bagian dalam daun dan segera meracuni
hama yang memakan tanaman. tanpa efek samping
pada tanaman.
 Spektrum khusus
CITRUS COVERED CROPS POME
Rust mite Twospotted Red spider

Serangga hama dengan beberapa solusi

Leafminers

Thrips Psylla
 Translaminar Limitations
Penetrasi VERTIMEC melalui lamina secara pasif dengan
gerak lateral yang terbatas
Thorough coverage required
Tetranychus urticae Tidak sistemik Liriomyza
huidobrensis

Hanya diberi
perlakuan
setengah dari
daun yang
dilindungi dari
 Selective Ecologi
Photodegradation pada permukaan daun (half life <10 hours)
Short CONTACT Activity
SAFETY TO BENEFICIALS

DROPLET

TRANSLAMINA
R

Protected Reservoir Within Leaf

Residual INGESTION Activity
 KARATE – lambda cyhalothrin

• Sintetik pyrethroid, bereaksi sangat cepat

• Sangat potential e.g. 7.5 g ai/ha!
• Kontak langsung
• Repelen meminimisir kerusakan
• Formulasi uniq :encapsulated
 Dalam suspensi, kandungan hydrophobic tetap berada
Bagaimana dalam kapsul
caranya Cross-linked Polymer Wall

suspensi Active
Air Ingredient
kapsul +
Pelarut
bekerja

Ketika evaporasi, materialnya terdifusi melalui dinding. Difusi dari

material selanjutnya terjadi ketika deposit yang diluar pecah

Difusi dari active

Difusi dari active ingredient
ingredient

Permukaan (dinding,
daun, tanah)
 Karate CS
menurunkan paraesthesia* dibandingkan dengan EC
(Gunakan 10% CS atau 4 X factor to 2.5% CS)

25
79% penurunan
head turns in guineapig

20 EC
flank test

15 13% EC
0
10 10% CS

5
CS
0
1% dilution

*Paraesthesia = numbness of face

Biologi lapangan
Knockdown Karate Zeon vs. EC
mengendalikan S. litura-Thailand

% K nock down 60

40

20
Karate 2.5 EC
0 Karate Zeon 2.5 CS
0.5 1 2 4

Karate 2.5 9.7 11.9 41.8 48.1

EC
Karate Zeon 12 14.6 43.7 55.1
2.5 CS
Time (Hour)

Rate: 12. 5 g a.i./ha

 PEGASUS - diafenthiuron

• Dengan aksi yang unik

• Meracuni mitochondria, mempengaruhi
respirasi sel
• Melumpuhkan serangga
• Translaminar tetapi tidak systemic
• Cocok untuk IPM
 CARA KERJA
a Pro-Insecticide:

DIAFENTHIURON (CGA 106’630)

Metabolisme dengan cahay dan di dalam serangga

UREA (CGA177’960)
Carbodiimide (CGA 140’408)
Racun Mitochondrial Crop
Menghalangi suplai Stimulation
energi terhadap sistim
saraf
 SPEKTRUM DARI AKTIFITAS

Whiteflies: Bemisia tabaci, Trialeurodes vaporariorum

Aphids: A. gossypii, A. fabae, Myzus p. Macrosiphum

euphorbiae

Mites: Tetranychus spp., Polyphagotarsonemus latus

(Broad) Mite or Citrus Silver Mite),
Panonychus citri (Citrus Red Mite)

Thrips: Thrips palmi, Thrips parvispinus

Jassids: Empoasca spp. (E. onukii (Tea)),
E. flavescens (Grapes, Pome fruits)
 MATCH - lufenuron

• Merupakan insect growth regulator

 Menghentikan sintesa khitin
 Tidak membahayakan kepada mamalia– juga
untuk mengendalikan kutu
 Memiliki anti cendawan
• Tidak kontak – harus ditelan
• Tidak ada atau rendah efeknya pada dewasa
• Terutama untuk lepidoptera, larva thrips, dan
kutu pada jeruk
 CARA KERJA MATCH
Posisi point aksi pada siklus hiodup serangga

Larva kecil  larva besar

 
Ovicidal
pada telur Match menghalangi
yang segar larva berganti kulit


Efek transovarial
pada subletal
 Lufenuron dosis
 MATCH OVICIDAL ACTIVIY
On Helicoverpa armigera % ovicidal activity at 100 ppm of lufenuron

100
Telur Helicoverpa
armigera kurang dari 80
24 jam. Tidak akan
menetas bila 60
disemprot dengan
Match. 40
Resisu di daun masih
efektif untuk lebih 20
dari 14 days.
Umur telur 0
pada daun 0-12 '12-24 24-36 36-48 48-60 60-72
(jam)
Umur residu di
daun (hari) 1 DAT 10 DAT
 SPEKTRUM MATCH
Crops Pests

Maize Spodoptera
Cotton Spodoptera
Vegetables: Lepidoptera and Flower Thrips
(Tomatoes, Peppers,
Colecrops, Eggplant, Onions) Other
Pome Fruits Codlingmoth, Leafrollers, Crops
Leafminers Fruits + Cotton
Citrus Leafminer Nuts
Coffee Leafminer
Grapes Berry moths
Ornamentals Flower Thrips
Potato Tubermoth, CPB
Soybean Velvetbean caterpillar
Stone Fruits Codlingmoth and leafrollers
Tea Tortrix and Leafroller Corn

Tobacco Tubermoth Vegetables

Sugarbeet Mamestra
Strawberry Flower Thrips
 KEUNGGULAN MATCH
Hama target:
Lepidoptera
Scrobipalpa
Helicoverpa
Spodoptera exigua
Plutella
Western flower thrips (Frankliniella occidentalis)
MATCH
• Acylurea pertama yang berhasil mengontr western flower thrips
• Mengontrol hama resisten
 Alternatif yang baik untuk managemen resisten
• Selective
 Menguntungkan bila digunakan secara berkala termasuk
mengontrol bumblebees

• Excellent low-dose control of Lepidoptera