Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI

Henry Wiyono, Ners.,M.Kep


1129098601
TUJUAN INSTRUKSIONAL

TUM
 Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa/I

diharapkan mampu menyusun asuhan keperawatan


pada klien dengan gangguan konsep diri
 TUK

1. Menjelaskan definisi konsep diri

2. Menjelaskan rentang respons konsep diri

3. Menjelaskan komponen konsep diri

4. Menyusun asuhan keperawatan pada klien dengan


gangguan konsep diri
MENURUT
KALIAN APA ITU KONSEP
DIRI?
 Semua ide, pikiran, perasaan, kepercayaan, serta
pendirian yang diketahui individu tentang dirinya
dan memengaruhi individu dalam berhubungan
dengan orang lain.
 Konsep diri dipelajari melalui pengalaman
pribadi setiap individu, hubungan dengan orang
lain, dan interaksi dengan dunia di luar dirinya
RENTANG RESPON
KOMPONEN KONSEP DIRI
CITRA TUBUH
 Kumpulan sikap individu baik yang disadari
maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk
persepsi masa lalu atau sekarang mengenai
ukuran, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek
yang kontak secara terus-menerus (anting, make
up, pakaian, kursi roda, dan sebagainya) baik
masa lalu maupun sekarang
IDEAL DIRI
 Persepsi individu tentang seharusnya berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai
yang diyakininya.
HARGA DIRI
 Penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dan
menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.
 Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain
 Coopersmith dalam buku Stuart dan Sundeen (2002)
menyatakan bahwa ada empat hal yang dapat
meningkatkan harga diri anak, yaitu:
 1. memberi kesempatan untuk berhasil,
 2. menanamkan idealisme,
 3. mendukung aspirasi/ide,
 4. membantu membentuk koping
PERAN
 Serangkaian pola sikap, perilaku, nilai, dan
tujuan yang diharapkan oleh masyarakat sesuai
posisinya di masyarakat/kelompok sosialnya
IDENTITAS DIRI
 Kesadaran tentang “diri sendiri” yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian terhadap dirinya, serta menyadari individu bahwa
dirinya berbeda dengan orang lain.

Ciri individu dengan identitas diri yang positif adalah sebagai berikut.
 
1. Mengenal diri sebagai individu yang utuh terpisah dari orang lain.
2. Mengakui jenis kelamin sendiri.
3. Memandang berbagai aspek diri sebagai suatu keselarasan.
4. Menilai diri sesuai penilaian masyarakat.
5. Menyadari hubungan masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
6. Mempunyai tujuan dan nilai yang disadari.
MANAGEMEN
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Faktor predisposisi
1. Citra tubuh
a. Kehilangan/kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi).

b. Perubahan ukuran, bentuk, dan penampilan tubuh


(akibat tumbuh kembang atau penyakit).
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan
fungsi tubuh.
d. Proses pengobatan, seperti radiasi dan kemoterapi.
2. Harga diri
a. Penolakan.

b. Kurang penghargaan.

c. Pola asuh overprotektif, otoriter, tidak konsisten, terlalu dituruti,


terlalu dituntut.
d. Persaingan antara keluarga.

e. Kesalahan dan kegagalan berulang.

f. Tidak mampu mencapai standar.

3. Ideal diri
g. Cita-cita yang terlalu tinggi.

h. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan.

i. Ideal diri samar atau tidak jelas.


4. Peran
a. Stereotipe peran seks.

b. Tuntutan peran kerja.

c. Harapan peran kultural.

5. Identitas diri
d. Ketidakpercayaan orang tua.

e. Tekanan dari teman sebaya.

f. Perubahan struktur sosial


FAKTOR PRESIPITASI

1. Trauma.
2. Ketegangan peran.
3. Transisi peran perkembangan.
4. Transisi peran situasi.
5. Transisi peran sehat-sakit.
GANGGUAN KONSEP DIRI
Citra tubuh Harga diri
a. Menolak menyentuh atau melihat bagian a. Mengkritik diri sendiri/orang lain.
tubuh tertentu. b. Produktivitas menurun.
b. Menolak bercermin. c. Gangguan berhubungan.
c. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan d. Merasa diri paling penting.
atau cacat tubuh.
d. Menolak usaha rehabilitasi.

Identitas diri Depersonalisasi


a. Tidak ada kode moral.
b. Kepribadian yang bertentangan.
c. Hubungan interpersonal yang
eksploitatif.
d. Perasaan hampa.
POHON MASALAH
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan


harga diri rendah.
2. Risiko perilaku kekerasan berhubungan dengan
harga diri rendah.
3. Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan
dengan koping keluarga inefektif.
4. Gangguan konsep diri: identitas personal
berhubungan dengan perubahan penampilan peran.
RENCANA KEPERAWATAN
1. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

c. Pasien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai


kemampuan.
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai
kemampuan.
e. Pasien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tindakan keperawatan pada pasien
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki
pasien.
1) Mendiskusikan bahwa pasien masih memiliki sejumlah kemampuan dan aspek
positif seperti kegiatan pasien di rumah, serta adanya keluarga dan
lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan
pasien penilaian yang negatif.

b. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.


3) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan
saat ini setelah mengalami bencana.
4) Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap kemampuan
diri yang diungkapkan pasien.
5) Perlihatkan respons yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif.
c. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan sesuai
dengan kemampuan.
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa aktivitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan aktivitas yang dapat pasien lakukan secara mandiri,
aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga, dan aktivitas yang
perlu bantuan penuh dari keluarga atau lingkungan terdekat pasien. Berikan
contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat dilakukan pasien. Susun
bersama pasien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan sehari-hari pasien.

d. Melatih kegiatan pasien yang sudah dipilih sesuai kemampuan.


3) Mendiskusikan dengan pasien untuk menetapkan urutan kegiatan (yang sudah
dipilih pasien) yang akan dilatihkan.
4) Bersama pasien dan keluarga memperagakan beberapa kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
5) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan
pasien
e. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya.
1) Memberi kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
2) Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari.
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap aktivitas.
Tindakan Keperawatan pada Keluarga
 1. Tujuan
a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.
b. Keluarga memfasilitasi aktivitas pasien yang sesuai kemampuan.
c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai
dengan latihan yang dilakukan.
d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien.
2. Tindakan keperawatan
e. Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien.
f. Anjurkan memotivasi pasien agar menunjukkan kemampuan yang
dimiliki.
g. Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien dalam melakukan
kegiatan yang sudah dilatihkan pasien dengan perawat.
h. Ajarkan keluarga cara mengamati perkembangan perubahan perilaku
pasien.
EVALUASI
Kemampuan yang diharapkan dari pasien Kemampuan yang diharapkan dari
  keluarga
1. Pasien dapat mengungkapkan  
kemampuan dan aspek positif yang 1. Keluarga membantu pasien dalam
dimiliki pasien melakukan aktivitas
2. Pasien dapat membuat rencana 2. Keluarga memberikan pujian pada
kegiatan harian pasien terhadap kemampuannya
3. Pasien dapat melakukan kegiatan melakukan aktivitas
sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
REFERENCE
Keliat, B.A., Akemat, Helena, N.C.D., dan Nurhaeni, H. 2007.
Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Courese).
Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric
Nursing. 8 Edition. St. Louis:Mosby.th
Stuart, G. W. dan Sundeen, S. J. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa
Edisi 3. Jakarta:EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.
Louis: Elsevier.
Yusuf, A., Fitriyasari PK, R., & Nihayati , H. E. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa . Jakarta: Salemba Medika.
 Shared is part of happiness

Anda mungkin juga menyukai