Anda di halaman 1dari 31

Klebsiella sp

NI’MATUL MURTAFI;’AH
Pendahuluan
Infeksi saluran napas akut masih tetap merupakan masalah utama
dalam bidang kesehatan, baik di negara yang sedang berkembang maupun
yang sudah maju.

WHO 1999 menyebutkan bahwa penyebab kematian tertinggi akibat penyakit


infeksi didunia adalah infeksi saluran napas akut termasuk pneumonia dan
influenza.

Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada


balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa
Definisi

 Pneumonia adalah penyakit pernapasan akut yang menyerang jaringan


parenkim paru.
 Menurut PDPI (Perhimpunan Doker Paru Indonesia)
 suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri,
virus, jamur, parasit).
 Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak
termasuk.
 Pada
kondisi pneumonia, alveoli akan terisi oleh pus dan cairan yang
menyebabkan terbatasnya pengambilan oksigen pada penderitanya
Taksonomi

 Domain = Bacteria
 Phylum = Proteobacteria
 Class = Gammaproteobacteria
 Order = Enterobacteriales
 Family = Enterobacteriaceae
 Genus = Klebsiella
 Species =K.pneumonia , K.ozaenae , K.rhinoscleromatis
Karakteristik

 gram-negative
 Non motile
 Lactose fermenting
 Oxidase negative
 Rod shaped organism
 Facultative anaerobe
 Surrounded by thick capsule
 Act as oppurtunistic human pathogen
 Fermentasi glukosa menghasilkan asam dan gas
 berbentuk batang pendek
 memiliki ukuran 0,5-0,5 x 1,2 µ.
WHO menyebutkan bahwa penyebab kematian
tertinggi akibat infeksi di dunia adalah infeksi saluran
napas akut.

Klebsiella pneumoniaeFriedlander’s pneumoniae,


yaitu radang paru-paru berat

SALURAN NAPAS BAGIAN BAWAH


ANATOMI Saluran napas bawah

 Saluranpernapasan bawah terdiri atas trakea, bronkus, bronkiolus


dan alveolus.
 Bronkus,bronkiolus dan alveolus merupakan struktur yangterdapat
pada organ paru.
 Padaparu-paru, lebih spesifiknya pada alveolus, terjadi
pertukarangas antara oksigen dan karbon dioksida.
Infeksi-infeksi yang terserang

 Bronkitis akut dan kronik


 Abses paru
 Pneumonia dan bronkopneumonia
 Tuberkulosis paru
Jenis infeksi yg sering terjadi
1. Bronkitis akut dan kronik
Bronkitis akut (biasanya setelah infeksi virus akut, seperti pilek atau
influenza), dahak biasanya tidak dibiakkan.
Bronkitis kronik adalah penyakit pernapasan yang berlangsung lama dan
menyebabkan disabilitas dengan serangan-serangan akut yang periodik,
membatukkan dahak setiap hari, yang biasanya benvarna kelabu dan
mukoid; penyakit ini juga bermanifestasi saat kondisi pasien memburuk dan
tentunya menghasilkan dahak purulen
Patogen pernapasan: Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae,
atau yang lebih jarang Moraxella (Branhamella) catarrhalis) dahak
2. Abses paru
Terbentuk dalam paru setelah inhalasi benda asing,
isi lambung, atau sekret saluran na- pas atas (mulut
atau tenggorok) “Pneumonia aspirasi”
Bakteri anaerob seperti Prevotella melaninogenica
(Bacteroides melaninogenicus) dan Peptostrepto-
coccus spp., yang berkembang sebagai flora mulut
atau tenggorok
3. Pneumonia dan bronkopneumonia
 Infeksi ini hampir selalu disebabkan oleh S. pneumoniae.
Penyebab yang jarang untuk bentuk pneumonia yang relatif
serupa adalah Klebsiella pneumoniae.
 Walaupun beberapa pasien yang terinfeksi oleh S.
pneztnzoniae atau K. pneumoniae akan menderita
pneumonia klasik, bentuk penyakit yang paling sering
adalah bronkopneumonia, dengan bercak- bercak infiltrat
dan peradangan yang tersebar pada salah satu atau kedua
paru.
4. Tuberkulosis paru
Dahak pasien dengan tuberkulosis paru biasanya
tidak terlalu purulen, tetapi pemeriksaan tuberkulosis
harus dilakukan jika dahak purulen.
Sediaan apus pewarnaan tahan asam harus diperiksa
secara mikroskopik untuk segera mendeteksi pasien
yang mengandung bakteri tahan asam dalam
dahaknya
DITEMUKAN DIMANA Klebsiella?

 Found in the normal flora of the nose, mouth, skin, GI tract and intestines.
 It is also found in soil and water.
 Generally, Klebsiella infections are seen mostly in people with a weakened
immune system.
Penyakit yg disebabkan Klebsiella

 infeksi saluran kemih


 pneumonia
 Specticaemia
 infeksi nosokomial
 infeksi jaringan lunak
Transmisi

 menyebar melalui paparan bakteri melalui saluran pernapasan yang menyebabkan


pneumonia.
 memasuki darah untuk menyebabkan infeksi dalam aliran darah.
 yang paling terkenal di rumah sakit menyebar melalui kontak orang-ke-orang oleh
tangan yang terkontaminasi orang di rumah sakit, apakah itu seorang karyawan
atau pasien.
 Klebsiella tersebar sangat mudah dan cepat, tetapi tidak melalui udara.
 pengaturan kesehatan yang paling rentan terhadap infeksi Klebsiella karena sifat
prosedur yang memungkinkan akses mudah bakteri ke dalam tubuh. Pasien yang
berada di ventilator, kateter, atau luka bedah sangat rentan untuk menangkap
infeks
Gejala

 Gejala infeksi K. pneumoniae berbeda tergantung pada di mana infeksi berada,


dan mirip dengan gejala penyakit yang sama yang disebabkan oleh mikroba lain.
 Misalnya, meningitis dari K. pneumoniae menghasilkan gejala tanda meningitis
bakteri, termasuk demam, kebingungan, kekakuan leher, dan kepekaan terhadap
cahaya terang
lanjutan

 nfeksi aliran darah (bakinemia dan sepsis) dari Klebsiella menyebabkan demam,
menggigil, ruam, kepala ringan, dan mengubah keadaan mental.

 Pneumonia dari K. pneumoniae dapat mengakibatkan:

1) demam dan menggigil


2) gejala seperti flu
3) batuk, yang dapat menghasilkan lendir yang kuning, hijau, atau berdarah
4) masalah pernapasan
patofisiologi

 Ketika mekanisme pertahanan dalam sistem respiratoy kurang baik krn penyakit,
tubuh kita kehilangan tenaga untuk melawan mikroba maka mikroba ini akan
berkembang biak dengan cepat & lulus dari tabung ke alveoli. Ini akan memicu
reaksi inflamasi yang akan menghasilkan banyak cairan menular yang terdiri dari
mikroba, antibodi mati & cairan dari tepi di pembuluh darah. Kemudian cairan ini
akan menghalangi pergerakan gas sehingga sulit untuk bernapas. Hal ini sebagian
besar disebabkan oleh Klebsiella yang menyerang alveoli yang menyebabkan
Klebseilla pneumonia
 Beberapa bakteri Klebsiella telah menjadi sangat resisten terhadap antibiotik.
 Klebsiella pneumoniae menghasilkan enzim yang dikenal sebagai carbapenemase
(disebut sebagai organisme penghasil KPC).
 kemudian kelas antibiotik yang disebut carbapenems tidak akan bekerja untuk
membunuh bakteri dan mengobati infeksi.
 Spesies Klebsiella adalah contoh enterobacteriaceae, Bagian normal dari bakteri
usus manusia, yang dapat menjadi karbapenemresista
Pengobatan

 Klebsiella infeksi yang tidak tahan obat dapat diobati dengan antibiotik.
 infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang memproduksi KPC dapat sulit untuk
diobati karena lebih sedikit antibiotik yang efektif

 Laboratorium mikrobiologi harus menjalankan tes untuk menentukan antibiotik


yang akan mengobati infeksi obat ini termasuk: Aminoglikosida, Polymyxins,
Tigecycline, Fosfo Mycin, Temocillin.
Pengumpulan spesimen dahak
 Pemeriksaan spesimen dahak harus diambil dgn baik shg
tdk terkontaminasi dengan flora bakteri normal yang
terdapat dalam mulut dan tenggorok.
 Dahak yg diambil untk diperiksa tdk boleh mengandung air
liur dan partikel makanan
 Dahak harus dikumpulkan dalam wadah steril bermulut
lebar dengan tutup yang kuat dan rapat dan segera dikirim
ke laboratorium.
Pengerjaan dahak dalam laboratorium
(untuk infeksi non-tuberkulosis)
• Putih mukoid,
PEMERIKSAAN MAKROSKOPIK dengan beberapa partikel
makanan
 Penampakan makroskopik dahak • cair (yaitu hanya
harus dicatat, Misalnya: terdapat air liur)
• cair, dengan beberapa
purulen, hijau purulen, kuning mukopurulen partikel makanan
(misalnya, sebagian mukoid dan sebagian • Kelabu, mukoid
• Putih ,mukoid
purulen) berbercak darah berbercak darah, • Kelabu berbusa
dengan flokulasi hijau kelabu ,
 Pemeri ksaan mikroskopik
Bagian dahak yang purulen atau mukopurulenpewarnaan gram
Hasil yang mungkin mencakup:
 diplokokus Gram-positif yang dikelilingi rongga kosong kapsul (sugestif untuk S.
pneumoniae)
 kokobasil Gram-negatif kecil (kemungkinan H. infl'uenzae);
 diplokokus Gram-negatif, intraselular dan ekstraselular (sugestif untuk Mormella catarr-
halis);
 kokus Gram-positif dalam kelompok mirip anggur (sugestif untuk S. aureus);
 batang Gram-negatif (sugestif untuk Enterobacteriaceae atau Pseudomonas spp.);
 sel-sel Gram-positif besar mirip ragi, seringkali dengan miselium (sugestif untuk
Candida SPP.)
Medium pertumbuhan

 Agar darah, dengan guratan S. Aureus untuk memfasilitasi pertumbuhan satelit H.


Influenzae,
 Dan dengan cakram optochin yang ditempatkan di tengah guratan kedua,
 Agar coklat,
 Agar macconkey.
 Jika terdapat kokus Gram-positif yang berkelompok, seperti anggur pada
sediaan apus, disarankan untuk menambah satu media Mannitol Salt Agar
(MSA).
 Adanya struktur mirip ragi dengan Gram- positif pada sediaan apus mungkin
merupakan indikasi dilakukannya inokulasi tabung agar dekstrosa Sabouraud
(yang harus diinkubasi sedikitnya 3 hari pada suhu 35-37" C). Biakan MSA dan
Sabou- raud tidak perlu dikerjakan secara rutin untuk semua spesimen dahak.
 Koloni datarjernih dengan pusat yang cekung dan zona hemolisis (-a) hijau, serta
zona hambatan pertumbuhan di sekeliling cakram optochin, mungkin adalah S.
Pneumoniae
 Koloni-koloni kecil seperti tetesan air tumbuh sebagai koloni-koloni satelit non-
hemolitik pada lempeng agar darah, tetapi koloni jernih yang jauh lebih besar pada
agar coklat atau agar darah yang diperkaya, mengarah pada keberadaan H.
infl'uenzae
 Koloni kelabu-putih rapuh dan kering pada agar darah dan agar coklat yang dapat
diangkat se- cara utuh dengan sengkelit mungkin menunjukkan M. Catarrhalis
 Koloni kuning keemasan berukuran sedang dibentuk oleh S aureus. Uji koagulasi
dan fermentasi manitol positif
 Koloni keputihan, bundar, dan tidak mengkilap pada agar darah dan agar coklat
kemungkinan adalah Candida albicans
Kultur

 AGAR DARAH
 Macconkey agar
 EMB AGAR
 CLED AGAR

Anda mungkin juga menyukai