Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


PERILAKU KEKERASAN

Oleh:
Ns. ALINI, M.
Kep
Prog
ram Studi S1
Keperawatan
STIK
Perilaku Kekerasan
• Perilaku kekerasan adalah suatu
bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik
maupun psikologis.
• Berdasarkan definisi ini maka perilaku
kekerasan dapat dilakukan secara
verbal, diarahkan pada diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
2
Perilaku Kekerasan
• Suatu keadaan emosi yang merupakan
campuran perasaaan frustasi dan benci atau
amarah
• Agresi berkaitan dengan pada masa kanak-
kanak pada saat merasa lapar, kedinginan,
basah atau tidak merasa nyaman
• Bila kebutuhan tsb tdk terpenuhi scr terus
menerus, maka ia akan menampakkan reaksi
berupa menangis, kejang atau kontraksi
otot, perubahan ekspresi warna kulit,
bahkan mencoba menahan nafasnya 3
Perilaku Kekerasan
• Setelah anak berkembang dewasa,
ia menunjukkan reaksi yg lebih keras pada
saat
kebutuhannya tdk terpenuhi
seperti tempetantrum,melempar, menjerit,
menahan nafas, mencakar, merusak atau
bersikap agresif pada bonekanya
• Bila reward atau punishement tdk dilakukan
maka ia cenderung menganggap perbuatan
trs benar

4
Rentang Respon Marah
• Perilaku kekerasan dianggap sebagai akibat yg ekstrem dari
marah atau ketakutan (panik)
• Perilaku agresif atau perilaku kekerasan sering
suatu rentang dimana agresif verbal di satu sisi dan
dipandang
perilaku kekerasan disisi yg lain

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk

• Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang


melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik,
baik kepada diri sendiri maupun orang lain
• Sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan
gerakan motorik yang tidak terkontrol
5
PROSES KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor Psikologis
• Psychoanalytical theory: perilaku agresif merupakan
akibat dari instinctual drives, bahwa perilaku
kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan
dasar yang kuat
• Frustation-aggresion theory: apabila usaha seseorang
untuk mencapai tujuan mengalami hambatan maka
akan timbul dorongan agresif yang akan memotivasi
perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau
objek yg menyebabkan frustasi
• Severe emotional deprivation atau rejeksi yg
berlebihan pada masa kanak-kanak atau seductional
parental yg mungkin telah merusak hubungan saling
percaya dan harga diri
•Terpapar kekerasan selama masa perkembangan 6
b. Faktor Sosial Budaya
•Social –learning theory: mengemukakan bahwa agresi
dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan
semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin
besar kemungkinan untuk terjadi
• Pembelajaran ini bisa eksternal atau internal
•Contoh internal: seorang anak yang marah karena tidak
boleh beli es kemudian ibunya memberinya es agar si
anak berhenti marah, anak tersebut belajar bahwa bila ia
marah maka ia akan mendapatkan apa yg ia inginkan
•Contoh eksternal: seorang anak menunjukkan perilaku
agresif setelah melihat seorang dewasa mengekspresikan
berbagai bentuk perilaku agresif terhadap sebuah boneka
•Social environment theory: lingkungan sosial akan
mempengaruhi sikap individu dlm mengekspresikan marah.
Budaya tertutup dan membalas scr diam dan kontrol
sosial yg tdk pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima

7
b. Faktor Sosial Budaya
• Social –learning theory: mengemukakan bahwa
agresi dapat dipelajari melalui observasi atau
imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan
maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi
• Pembelajaran ini bisa eksternal atau internal
• Contoh internal: seorang anak yang marah karena
tidak boleh beli es kemudian ibunya memberinya es
agar si anak berhenti marah, anak tersebut belajar
bahwa bila ia marah maka ia akan mendapatkan apa
yg ia inginkan
• Contoh eksternal: seorang anak menunjukkan
perilaku agresif setelah melihat seorang dewasa
mengekspresikan berbagai bentuk perilaku agresif
terhadap sebuah boneka

8
c. Faktor Biologis
• kerusakan sistem limbik (untuk emosi
dan perilaku)
• Kerusakan lobus frontal (untuk
pemikiran rasional)
• Kerusakan lobus (untuk
interpretasi
temporal indera penciuman dan memori)
•Neurotransmitter yang sering dikaitkan
dengan perilaku agresif : serotonin, dopamin,
norepineprine, acetilkoline, dan asam amino
GABA
•Faktor yang mendukung antara lain: masa
kanak-kanak yang tidak menyenangkan, sering
mengalami kegagalan, kehidupan yang penuh
tindakan agresif, lingkungan yang tidak
kondusif
9
2. FAKTOR PRESIPITASI
• Ancaman terhadap konsep diri
seseorang
• Bila dilihat dari sudut pandang
perawat –klien, maka faktor yang
mencetuskan terjadinya perilaku
kekerasan dibagi dua yaitu:
a.Klien: kelemahan fisik,
keputusasaan, ketidakberdayaan,
kurang percaya diri
b.Lingkungan: ribut, kehilangan
orang/objek yg berharga, konflik
interaksi sosial
10
3. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang umum
digunakan adalah mekanisme
pertahanan ego seperti:
 displacement
 sublimasi
 proyeksi
 depresi
 denial
 reaksi formasi

11
4. PERILAKU
perilaku yang berkaitan dengan
perilaku kekerasan adalah:
 menyerang atau menghindar
 menyatakan secara asertif
 memberontak
 perilaku kekerasan

12
Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan:
1. Muka merah dan tegang
2. Pandangan tajam
3. Mengatupkan rahang dengan kuat
4. Mengepalkan tangan
5. Jalan mondar-mandir
6. Bicara kasar
7. Suara tinggi, menjerit atau
berteriak
8. Mengancam secara verbal
atau fisik
9. Melempar atau memukul
benda/orang lain 13
Lingkup Pengkajian pasien perilaku kekerasan
pelaku/usia korban/usia saksi/usia
1.Aniaya fisik ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
2.Aniaya ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
seks ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
3.Penolakan
4.Kekerasan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
dlm keluarga
5. Tindakan ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
Kriminal
6. Aktivitas motorik
( ) Lesu ( ) Tegang ( ) Gelisah
( ) Agitasi ( ) Tik ( )
( ) Tremor Grimasem
( ) Kompulsif
7. Interaksi selama wawancara
( ) Bermusuhan ( ) Tidak
kooperatif ( ) Mudah tersinggung( ) Curiga
( ) Kontak mata kurang( ) Defensif
B. Pohon Masalah

Risiko Tinggi Menciderai Orang


lain

Perilaku Kekerasan (Core problem)

Harga Diri Rendah Koronis Defisit perawatan


diri

Ketidakefektifan Berduka Disfungsional


Pelaksanaan
Program Terapeutik

Koping keluarga tdk efektif


C. DIAGNOSA
KEPERAWATAN

• Risiko perilaku kekerasan


• Perilaku kekerasan

17
D.Tindakan Keperawatan Untuk
Pasien
Tujuan:
1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab
perilaku kekerasan
2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda
perilaku kekerasan
3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku
kekerasan yang pernah dilakukannya
4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari
perilaku kekerasan yang dilakukannya
5) Pasien dapat menyebutkan cara
mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya
6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku
kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial dan
dengan terapi psikofarmaka.
18
Tindakan Keperawatan Untuk Pasien
1) Bina hubungan saling percaya
2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku
kekerasan saat ini dan yang lalu
3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi
penyebab perilaku kekerasan
a)Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku
kekerasan
secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara intelektual

19
4)Diskusikan bersama pasien
perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah
a) Verbal
b)Terhadap orang lain
c). Terhadap diri sendiri
d). Terhadap
lingkungan
5)Diskusikan bersama pasien
akibat perilaku kekerasan

20
6) Diskusikan bersama
pasien cara mengontrol
perilaku kekerasan
secara:
a) Fisik
b) Sosial/verba
l
c) Spiritual
d) Obat

21
a. Cara Fisik
• Tarik nafas dalam
• Pukul kasur dan bantal
• Susun jadwal latihan nafas
dalam dan pukul kasur/bantal

22
b) Cara sosial/verbal

(1) Bantu mengungkapkan rasa marah


secara verbal: menlak dan meminta
dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik
(2)Susun jadual latihan mengungkapkan
marah secara verbal

23
c) Cara Spiritual

(1)Bantu pasien
mengendalikan marah
secara
spiritual:kegiatan ibadah yang
biasa dilakukan
(2)Latihan kegiatan
ibadah, berdoa,dll
(3)Buat jadual latihan
ibadah, berdoa,dll 24
d) Patuh Obat:
(1) Bantu pasien minum obat secara
teratur dengan prinsip lima benar
(benar nama pasien, benar nama
obat, benar cara minum obat, benar
waktu minum obat dan benar dosis
obat)
(2)Jelaskan guna obat dan akibat jika
tidak teratur diminum
(3)Susun jadwal minum obat secara
teratur

25
TINDAKAN
KEPERAWATAN
A. UNTUK KELUARGA
Tujuan
Setelah melakukan tindakan, keluarga
mampu merawat pasien dengan perilaku
kekerasan di rumah
B. Tindakan
1)Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien

2)Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku


kekerasan (penyebab, tanda dan gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari perilaku kekerasan tersebut)

3)Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien


yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti
bicara keras dan kasar, melempar/merusak
barang
barang- atau memukul orang lain 26
4)Latih keluarga merawat
pasien dengan perilaku kekerasan

a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi


pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian
kepada pasien bila pasien dapat
melakukan kegiatan tersebut secara
tepat
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang
harus dilakukan bila pasien menunjukkan
gejala-gejala perilaku kekerasan

5) Buat perencanaan pulang


27
E. Evaluasi pada Pasien
1. Pasien mampu menyebutkan
penyebab, tanda dan gejala PK,
PK yg biasa dilakukan dan
akibat PK.
2. Pasien mampu menggunakan
cara mengontrol perilaku
kekerasan secara teratur sesuai
jadual:
a. secara fisik
b. secara sosial/verbal
c. secara spiritual
d. dengan terapi psikofarmaka
28
Evaluasi pada Keluarga
Keluarga mampu
• Mencegah terjadinya PK
• Menunjukkan
sikap mendukung dan
menghargai
• Memotivasi
PK dalam mengontrol

• Mengidentifikasi perilaku
harus dilaporkan perawat
yang

29
Terapi Aktivitas Kelompok
• TAK Stimulasi Persepsi: Mengontrol
PK
• Sesi I: Mengenal PK yang
biasa dilakukan
• Sesi II: Mencegah PK secara fisik
• Sesi III: Mencegah PK secara sosial
• Sesi IV: Mencegah PK
secara spiritual
• Sesi V: Mencegah PK dengan patuh
mengkonsumsi obat
30
31

Anda mungkin juga menyukai