Anda di halaman 1dari 28

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN ANEMIA

By : Rahmat Hidayat Djalil


PENDAHULUAN
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan
rendahnya sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh. Prevalensi anemia
defisiensi besi masih tergolong tinggi sekitar
dua miliar atau 30% lebih dari populasi manusia
di dunia
Lanjutan…

Zat besi merupakan salah satu mikronutrien


terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau
defisiensi besi yang berat akan menyebabkan
anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi
besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia,
ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2%
usia sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu
hamil
Lanjutan…

Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan


eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari
37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
ETIOLOGI

Secara garis besar, anemia dapat disebabkan karena :


1. Peningkatan destruksi eritrosit (penyakit gangguan
sistem imun, talasemia).
2. Penurunan produksi eritrosit (penyakit anemia
aplastik, kekurangan nutrisi).
3. Kehilangan darah dalam jumlah besar (perdarahan
akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulser kronis,
dan trauma).
KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi anemia berdasarkan penyebab :
1. Anemia Akibat Kekurangan Zat Besi.
Anemia jenis ini merupakan yang paling umum terjadi di seluruh
dunia. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan tubuh mengalami
anemia dikarenakan sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk
membuat sel darah.
2. Anemia Akibat Kekurangan Vitamin.
Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12
dan asam folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua
unsur nutrisi tersebut dapat menyebabkan tubuh tidak dapat
memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah cukup sehingga
terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia
akibat lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang
dicerna.
Lanjutan…
3. Anemia Akibat Penyakit Kronis.
Sejumlah penyakit dapat menyebabkan anemia karena terjadinya
gangguan pada proses pembentukan dan penghancuran sel
darah merah. Contoh-contoh penyakit tersebut adalah HIV/AIDS,
kanker, rheumatoid arthritis, penyakit ginjal, penyakit Crohn, dan
penyakit peradangan kronis.
4. Anemia Aplastik.
Anemia aplastik merupakan kondisi yang langka terjadi namun
berbahaya bagi hidup penderita. Pada anemia aplastik, tubuh
tidak mampu memproduksi sel darah merah dengan optimal.
Anemia aplastik dapat disebabkan oleh infeksi, efek samping
obat, penyakit autoimun, atau paparan zat kimia beracun.
Lanjutan…
5. Anemia Hemolitik.
Anemia hemolitik terjadi pada saat sel darah merah dihancurkan
oleh tubuh lebih cepat dibanding waktu produksinya. Beberapa
penyakit dapat mengganggu proses dan kecepatan
penghancuran sel darah merah. Anemia hemolitik dapat
diturunkan secara genetik atau bisa juga didapat setelah lahir.
6. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia).
Anemia ini bersifat genetis dan disebabkan oleh bentuk
hemoglobin yang tidak normal sehingga menyebabkan sel darah
merah berbentuk seperti bulan sabit, bukan bulat bikonkaf seperti
sel darah merah Sel darah merah berbentuk sabit memiliki waktu
hidup lebih pendek dibanding sel darah merah normal.
PATOFISIOLOGI
 Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain
yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
 Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Lanjutan…
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu
kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah
berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah
dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi).
MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi Umum
- Kelemahan otot
- Keadaan mudah letih
- Sering Istirahat
- Pendek nafas
- Kesulitan mengisap susu (pada bayi)
- Kulit pucat : warna pucat seperti lilin terlihat pada anemia yang berat.
2. Manifestasi Pada Sistem Saraf Pusat
- Sakit kepala
- Pusing
- Iritabilitas
- Proses berpikir melambat
- Penurunan rentang perhatian
- Depresi
Lanjutan…

3. Syok (anemia kehilangan darah)


- Perfusi perifer buruk
- Kulit lembap dan dingin
- Tekanan darah dan tekanan vena sentral rendah
- Frekuensi Jantung meningkat
PENATALAKSANAAN PENGOBATAN

Penatalaksanaan pada pasien dengan anemia :


 Memperbaiki penyebab dasar.
 Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, zat besi)
 Transfusi darah.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik pada anemia :


 Jumlah darah lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin,
hematokrit dan SDM). Feritin dan kadar besi serum rendah
pada anemia defisiensi besi.
 Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
 Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik
autoimun.
 Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin
abnormal pada penyakit sel sabit.
 Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin
B12
PENCEGAHAN

Beberapa jenis anemia tidak dapat dihindari, akan tetapi anemia


yang disebabkan oleh kekurangan vitamin dan zat besi dapat
dicegah dengan cara mengatur pola makan. Beberapa makanan
yang dapat membantu mencegah anemia antara lain adalah :
 Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging sapi,
kacang-kacangan, sereal yang diperkaya zat besi, sayuran
berdaun hijau gelap, dan buah kering.
 Makanan yang kaya akan asam folat, seperti buah-buahan,
sayuran berdaun hijau gelap, kacang hijau, kacang merah,
kacang tanah, gandum, sereal dan nasi.
Lanjutan…
 Makanan yang kaya akan vitamin B12, seperti daging, susu,
keju, sereal, dan makanan dari kedelai (tempe atau tahu).
 Makanan yang kaya akan vitamin C, seperti jeruk, merica,
brokoli, tomat, melon, dan stroberi. Makanan-makanan
tersebut dapat membantu penyerapan zat besi. Jika
terdapat kekhawatiran bahwa makanan yang dikonsumsi
tidak mengandung cukup vitamin, disarankan untuk
mengonsumsi multivitamin. Bagi vegetarian, hendaknya
berkonsultasi kepada ahli gizi untuk mengatur pola makan
agar kebutuhan zat besi bagi tubuh tetap tercukupi dengan
baik.
Lanjutan…
 Jika pada keluarga terdapat riwayat munculnya penderita
anemia bawaan seperti anemia sel sabit atau thalassemia,
hendakya dikonsultasikan kepada dokter. Konsultasi ini
bertujuan untuk memperkirakan jika terdapat risiko anemia
serupa yang dapat muncul pada anak.
 Anemia juga dapat muncul sebagai komplikasi dari penyakit
malaria. Jika akan bepergian ke tempat yang umum
ditemukan penyakit malaria, konsultasikan ke dokter terkait
obat pencegah malaria. Pencegahan dapat juga dilakukan
dengan cara menghindari gigitan nyamuk, misalnya
menggunakan kelambu, obat anti nyamuk, atau insektisida.
KOMPLIKASI

 Gagal jantung
 Gagal ginjal
 Hipoksia
 Anemia pada ibu hamil
Pathway

Faktor-faktor penyebab : penyakit kronis, faktor keturunan, kurang nutrisi,


kehilangan darah.

Kadar Hb, eritrosit, Ht menurun

Anemia

Kerusakan Gangguan Hipoksia jaringan


transport O 2 metabolisme protein
atau lemak
Resistensi tubuh
Metabolisme menurun
Menurun Pemecahan lemak
meningkat
ATP yang Resti infeksi
dihasilkan menurun Sensasi selera
makan menurun
( anoreksia)
Energi
menurun
Resti nutrisi
kurang dari
Kelemahan, kebutuhan
kelelahan

Intoleransi Resiko
aktivitas cidera
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian data dasar menurut Doenges (2013) :


 Aktivitas/Istirahat
 Sirkulasi
 Integritas Ego
 Eliminasi
 Makanan/Cairan
 Higiene
Lanjutan…
 Neurosensori
 Nyeri atau Kenyamanan
 Pernafasan
 Keamanan
 Sexualitas
 Penyuluhan
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan suplay oksigen dan kebutuhan
2. Resti nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan,
absorbsi nutrient yang diperlukan
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
pertahanan tubuh tidak adekuat
4. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan perubahan
fungsi otak sekunder terhadap hipoksia jaringan
INTERVENSI
Diagnosa I :
 Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas, catat
kelelahan, keletihan dan kesulitan menyesuaikan aktivitas
sehari-hari.
 Awasi tekanan darah, nadi, pernafasan selama dan sesudah
aktivitas.
 Berikan lingkungan tenang.
 Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.
 Gunakan teknik penghematan energi.
 Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi,
nafas pendek, kelemahan atau pusing.
Lanjutan…
Diagnosa II :
 Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
 Observasi dan catat untuk makanan pasien.
 Timbang BB tiap hari.
 Berikan makanan sedikit tapi sering.
 Catat adanya mual muntah.
 Berikan obat sesuai indikasi.
Lanjutan…
Diagnosa III :
 Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan
pada pasien.
 Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur atau
perawatan luka.
 Beri posisi atau atur posisi.
 Tingkatkan masukan cairan yang adekuat.
 Catat adanya menggigil dan takikardi dengan atau tanpa
demam.
 Amati eritema atau cairan luka.
 Kolaborasi berikan antiseptic topical atau antibiotik sistemik.
Lanjutan…
Diagnosa IV :
 Awasi individu secara ketat selama beberapa malam pertama
untuk mengkaji keamanan.
 Pertahankan tempat tidur pada ketinggian paling rendah.
 Anjurkan individu untuk meminta bantuan selama malam hari.
 Jauhkan benda-benda yang memungkinkan terjadinya cidera.
EVALUASI
1. Toleransi aktivitas meningkat
2. Berat badan meningkat/stabil dengan nilai
laboratorium normal.
3. Tidak terjadi infeksi
4. Tidak terjadi cidera.
Thank’s For Attention

Anda mungkin juga menyukai