Anda di halaman 1dari 60

PENGENALAN

COVID-19

ANNA ROZALIYANI, MD, PhD


PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA
ISI MATERI

1. Pendahuluan
2. Definisi COVID-19
3. Etiologi, patogenesis dan transmisi COVID-19
4. Gejala COVID-19
5. Faktor Risiko COVID-19
6. Diagnosis COVID-19
7. Komplikasi COVID-19
8. Contoh kasus
PENDAHULUAN

Diketahui penyebabnya adalah novel


Coronavirus yaitu jenis virus baru
yang satu family dengan virus WHO menetapkan 2019-nCoV sebagai
penyebab SARS dan MERS. PHEIC (Public Health Emergency of Int
Concern) atau KKMMD (Kedaruratan Kes
Mas yg Meresahkan Dunia)

31 Des 2019 27 Jan 2020 12 Feb 2020 11 Maret 2020 WHO


COVID‐19 sbg
PANDEMI
9 Jan 2020 30 Jan 2020

Wuhan, Cina: dilaporkan 59 kasus WHO melaporkan bahwa sudah terjadi WHO menetapkan nama 2019-
dengan gangguan pernapasan penularan terbatas dari manusia ke nCoV menjadi COVID-19, yang
(pneumonia) dan dirawat di RS, manusia (kontak keluarga) telah merupakan singkatan dari
7 orang dalam kondisi kritis. dikonfirmasi di sebagian besar Kota “corona virus disease 2019.”
Wuhan, China dan negara lain
2
LAPORAN KASUS COVID-19 (3 MARET 2020)
Kasus terkonfirmasi 90.912
Kasus meninggal 3.117 (2.947 China, 1 Filipina,
6 Jepang, 3 Prancis, 28 Korea Selatan, 66 Iran,
6 Diamond Princess cruise ship, 52 Italia, 6
Amerika Serikat, 1 Australia, dan 1 Thailand) 

Kasus sembuh 47.984

Mortality rate 3.43%

71 negara yang terkonfirmasi: Western Pacific


Europe •Australia
•Armenia •Georgia •North Eastern Mediterranean Africa •Cambodia
•Austria •Germany Macedonia
•Afghanistan •Algeria •China South-East Asia
•Azerbaijan •Greece •Bahrain •Nigeria •Hong Kong •India
•Norway
•Belarus •Iceland •Egypt Americas •Indonesia •Nepal
•Romania •Iran
•Belgium •Ireland •Russia •Brazil •Japan •Sri Lanka
•Croatia •Iraq •Canada •Macau •Thailand
•Israel •San Marino
•Czech Republic •Kuwait •Dominican Republic •Malaysia
•Italy •Spain •Lebanon
•Denmark •Lithuania •Ecuador •New Zealand
•Sweden •Oman •Mexico
•Estonia •Luxembourg •Philippines
•Switzerland •Pakistan •United States
•Finland •Monaco •Republic of Korea
•United Kingdom •Qatar •Singapore
•France •Netherlands •United Arab Emirates •Taiwan
•Vietnam
Jumlah Kasus COVID-19 di Dunia

28 March 2020 :
•591 971 cases
•27 090 deaths
Jumlah kasus COVID-19 di Indonesia

30 March 2020 :
•1.414 cases
•122 deaths
•75 recovered
2. Definisi

• COVID-19 adalah penyakit infeksi yang


disebabkan Coronavirus Severe Acute Respiratory
Syndrome-CoV-2 (SARS-CoV-2)
COVID-19 adalah nama penyakit
• SARS-CoV-2 adalah virus penyebabnya
Manifestasi klinis

Manifestasi klinis bervariasi :


• Tanpa gejala (asymptomatic)
• Ringan (uncomplicated iliness)
• Pneumonia ringan
• Pneumonia berat
• Pneumonia berat dan berkomplikasi
(ARDS,sepsis, syok sepsis)

https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Severity-of-coronavirus-cases-in-China-1.png
Definisi Pneumonia
Mikrooganisme Penyebab Pneumonia

• Pneumonia adalah radang paru karena mikroorganisme, tidak


termasuk oleh krn TB Salah satunya: Coronavirus

• Klasifikasi: CAP; HAV; VAP


• Pneumonia dapat menyerang siapa aja, terbanyak pada balita dan
lanjut usia Sumber gambar:
-https://i.pinimg.com/236x/7c/10/c8/7c10c8a776e53a6cc5ed4d710c0da622--bronchitis-death.jpg
-https://wittysparks.com/pneumonia-causes-symptoms-treatment/]
-https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-pneumonia-atau-bronkopneumonia/15438
3. Etiologi, patogenesis dan transmisi

3.1. ETIOLOGI :
•Etiologi : Coronavirus jenis baru
•Coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama awalnya 2019 novel
Coronavirus (2019-nCoV).
•Pada tanggal 11 Februari 2020, WHO memberi nama virus tersebut Severa acute
respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2)
•Coronavirus tipe baru ini merupakan tipe ketujuh yang diketahui di manusia.
•Sekuens genom dari Coronavirus baru (SARS-CoV-2) diketahui hampir mirip dengan
SARS-CoV dan MERS-CoV
Apa itu Virus Corona?
• Coronavirus merupakan virus Zoonotic  transmisi dari hewan
ke manusia
• Coronavirus merupakan RNA virus, bersirkulasi di hewan,
seperti unta, kucing, dan kelelawar.
• Hewan dengan coronavirus dapat berkembang dan menginfeksi Gambaran mikroskopik 2019-nCoV

manusia  kasus MERS dan SARS serta kasus outbreak saat


ini (2019-nCoV)
• Epidemi dua betacoronavirus  SARS dan MERS  10.000
kasus (tingkat kematian 10 % untuk SARS dan 37% untuk
MERS)
• Kode genetik 2019-nCoV mirip Corona virus SARS-like
Kelelawar, dan mungkin bermutasi sebelum menginfeksi
manusia  setelah diteliti lebih lanjut  mirip coronavirus di
ular (Ular makan kelelawar). Ular di jual di Pasar Tradisional di
Wuhan.
Sumber gambar: https://www.gisaid.org/fileadmin/_processed_/csm_betacoronavirus_Wuhan_Jan_2020_a80d7aa623.png
3.2. Patogenesis

Virus masuk ke saluran napas atas  bereplikasi di sel epitel saluran napas atas 
menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi shedding virus dari sal.
napas  virus dapat ditemukan di gastrointestinal  Respon imun innate dan spesifik

https://ewn.co.za/2020/01/23/nicd-has-measures-in-place-to-detect-coronavirus-in-sa
http://tuberculosisomg.blogspot.com/p/transmission.html
3.2. Patogenesis

• Masuknya virus ke sel inang diperantarai Protein S di permukaan virus


• Protein S berikatan dengan reseptor di sel inang yaitu ACE-2 (angiotensin-converting
enzyme 2)
• Sekuens dari RBD (Reseptor-binding domain) termasuk RBM (receptor-binding motif)
pada SARS-CoV-2 kontak langsung dengan enzim ACE-2
• Setelah berhasil masuk  translasi replikasi gen RNA genom virus
• Selanjutnya replikasi dan transkripsi  sintesis virus RNA melalui translasi dan perakitan
dari kompleks replikasi virus
3.2. Patogenesis
• Masuknya virus ke dalam sel menginduksi keluarnya
berbagai sitokin
• Sitokin dalam jumlah tinggi: IL1B, IFNγ, IP10, MCP1,
kemungkinan mengaktifkan T-helper-1 (Th1),
• Selain itu, sitokin T-helper-2 (Th2) cytokines (IL4, IL10)
juga meningkat  mensupresi inflamasi berbeda dari SARS-
CoV
• Pada pasien COVID-19 di ICU  ditemukan GCSF, IP10,
MCP1, MIP1A, TNFα konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan yang tidak membutuhkan ICU  cytokine
storm
• Cytokine storm  berkaitan dengan derajat keparahan
3.3. Transmisi/Penularan COVID-19

• Tranmisi dari manusia ke manusia:


• Via droplet saluran napas seperti batuk dan bersin

• Kontak dekat personal (menyentuh atau jabat tangan)

• Menyentuh benda atau permukaan yang terdapat virus disana dan ketika menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum

mencuci tangan
• Kontaminasi feses

• Terdapat kasus, satu pasien,  “a suspected super-spreader” diduga telah menularkan ke 15 staff di satu rumah sakit

• 9
4. Gejala klinis

Demam Flu/Batuk Nyeri tenggorokan Kesulitan bernapas

KENALI SARI (severe acute respiratory infection)


Definisi SARI : Infeksi saluran napas akut dengan riwayat demam (suhu≥ 38 C) dan batuk; onset dalam
10 hari terakhir dan perlu perawatan di RS. Tidak adanya demam, tidak mengeksklusi infeksi virus

Sumber gambar: https://www.worldaware.com/resources/blog/health-and-travel-implications-novel-coronavirus-activity


Gejala Klinis

Huang et.al (Lancet,2020) *:


• Wang Et. Al (JAMA, •Demam (98%)
2020) •Batuk (76%)
• Demam (98,6%) •Myalgia dan fatique (44%)
• Lemah (69,6%) •Batuk berdahak (28%)
•Sesak (55%)
• Batuk kering
•Sakit kepala (8%)
(59,4%)
•Batuk darah (5%)
•Diare (3%)

• Dari ke 41 pasien, secara demografik rata rata usia 49 tahun, tidak ada anak yang
terinfeksi, laki-laki 30 orang dan perempuan 11 orang
• Semua pasien datang hari ke-7 onset dengan sesak hari ke-8 dan rata rata hari ke-10 ICU
• Sebaran komorbid terdapat 13 pasien, 8 orang diabetes, 6 pasien CHF, dan 6 pasien
hipertensi
Onset perjalanan gejala klinis

Masa inkubasi menurut


WHO antara 2 sd 14
hari

Lama gejala
•Ringan : 2 minggu
•Berat-kritis: 3-6 mgg
5. Faktor risiko
• Populasi rentan
1. Usia lanjut (umumnya > 60 tahun)
2. Populasi dengan komorbid
• Perokok
• Penyakit jantung dan pembuluh darah (termasuk hipertensi)
• Diabetes
• Penyakit paru kronik
• Gizi kurang
• Kanker
• Kondisi imunitas rendah...................... DLL
• Dapat mengenai usia produktif
• Anak-anak jarang
6. Diagnosis

 Anamnesis
• Gejala klinis
• Riwayat perjalanan
• Riwayat kontak dengan penderita covid-19
• Riwayat bekerja/berkunjung di area/tempat ada kasus covid-19
 Pemeriksaan Fisis
 Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi : Darah perifer lengkap dengan diff count
• Radiologi (Foto toraks/CT scan toraks)
• Pemeriksaan RT-PCR
Penunjang Diagnosis :
Hematologi

• Leukosit dominan normal (45%),


sampai leukopeni
• Dominan neutropenia
• D-dimer meningkat pada pasien yang
berat (ICU)
• Procalsitonin dominan normal
• Laktat dominan meningkat
• CRP meningkat pada kasus berat

Huang et.al LANCET, 2020. Laporan penelitian 41 pasien pertama


Pneumonia nCoV
Penunjang Diagnosis
Radiologi

1. Foto toraks = lesi kedua paru (98% atau 40 dari 41 orang)


Gambaran foto toraks tidak spesifik, umumnya infiltrat/opasitas bilateral

2. CT scan toraks : tidak direkomendasikan sbg skrining


Gambaran CT scan toraks :
- opasitas ground glass
- crazy paving patterns
- pola distribusi perifer bilateral
Gambaran foto toraks
Radiologi : CT scan toraks
Penunjang Diagnosis:
Pemeriksaan RT-PCR coronavirus SARS-COV-2

Dari bahan :
-Swab tenggorok (nasofaringeal swab)
-Sputum
-BAL (bronchoalveolar lavage)
DIAGNOSIS LAB: PENGUMPULAN SPESIMEN
DEFINISI OPERASIONAL UNTUK DIAGNOSIS

1. PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP) = suspek


2. ORANG DALAM PEMANTAUAN (ODP)
3. ORANG TANPA GEJALA (OTG)
4. KASUS KONFIRMASI
KRITERIA DIAGNOSIS & RESPONS YANG DIPERLUKAN

PROBABLE Int’l Pulmonologist’s


Consensus on COVID-19
CASE
A suspected case for
whom testing for virus
causing COVID-19 is
inconclusive (according
to the test results
reported by the lab) or
for whom testing was
positive on a pan-corona
virus assay (Ab-Ag based
test  Rapid Test)
1. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam (≥38 oC) atau riwayat demam;
disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan : batuk/ sesak nafas/ sakit tenggorokan/ pilek/
pneumonia ringan hingga berat.#
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal*.

Seseorang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA


DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19

Seseorang dengan ISPA berat/ pneumonia berat*** yang membutuhkan perawatan di RS


DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan
*** ISPA berat atau pneumonia berat

 Pasien remaja atau dewasa dengan demam atau dalam pengawasan infeksi saluran
napas, ditambah satu dari: frekuensi napas >30 x/menit, distress pernapasan berat,
atau saturasi oksigen (SpO2) <90% pada udara kamar.

 Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas, ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
- sianosis sentral atau SpO2 <90%;
- distres pernapasan berat (seperti mendengkur, tarikan dinding dada yang berat);
- tanda pneumonia berat: ketidakmampuan menyusui atau minum, letargi atau
penurunan kesadaran, atau kejang.
-Tanda lain dari pneumonia yaitu: tarikan dinding dada, takipnea :<2 bulan, ≥60x/menit; 2–11
bulan, ≥50x/menit; 1–5 tahun, ≥40x/menit;>5 tahun, ≥30x/menit.
2.Orang dalam pemantauan (ODP)
Seseorang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem
pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk.
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal*

Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)

Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang
konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat
dengan kasus konfirmasi COVID-19
KONTAK ERAT
• Seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter
dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala

Termasuk kontak erat adalah:


• Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa
menggunakan APD sesuai standar
• Orang yang berada dalam suatu ruangan sama dengan kasus (termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2
hari sebelum kasus timbul gejala, dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala
• Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
4. KASUS KONFIRMASI

PROBABLE CASE
A suspected case for whom testing for virus causing COVID-19 is inconclusive
(according to the test results reported by the lab) or for whom testing was positive
on a pan-corona virus assay (Ab-Ag based test  Rapid Test)
International Pulmonologist’s Consensus on COVID-19
7. Komplikasi
Komplikasi tersering :
1.ARDS (acute Respiratory Distress Syndrome)
2.Sepsis
3.Syok sepsis
4.AKI (acute kidney injury)
5.Acute cardiac injury, termasuk miokarditis
6.Gangguan fungsi liver
7.Infeksi skunder (hospital acquired, Ventilator associated)
8.Tromboemboli
Komplikasi
Complication Risk % cases
ARDS Medium 15-33%
Acute liver injury Medium 14-53%
Acute cardiac injury Low 7-20%
Secondary infection Low 6-10%
Acute respiratory failure Low 8%
Acute kidney injury Low 3-8%
Septic shock Low 4-8%
DIC Low 71%
Rhabdomyolisis Low 1 cases reported
Pregnancy related complication Low Still unclear

https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/3000168/complications
Risiko kematian

• Tingkat kematian 2‐3% (global 3,4%)


• Tingkat kematian di Indonesia (per tgl 28/3/2020)= 8,8%
• Sebagian besar pasien yang meninggal adalah pasien usia tua dan  pasien
dengan penyakit penyerta,
• Pasien termuda yang meninggal usia 48 tahun perempuan dengan memiliki
riwayat diabetes, hipertensi, gagal ginjal, dan stroke.
8. Alur dan Tatalaksana
• Triase : pemilahan pasien sebelum memasuki area/gedung RS
• Deteksi dini pasien OTG, ODP dan PDP COVID-19
• Mengenal kriteria ringan, sedang dan berat
• Mengenali gambaran klinis
Infeksi Saluran Napas Akut Ringan

Pneumonia ringan

Pneumonia berat

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Sepsis

Syok septik
38
Kriteria Ringan, Sedang, Berat

39
Sindrom klinis berkaitan dengan COVID-19
Un-compli- Gejala tidak spesifik: demam, batuk, nyeri tenggorokan, kongesti hidung,
cated illness malaise, sakit kepala, nyeri otot.
Pasien usia tua dan immunocompromised gejala atipikal

Pneumonia Pasien dengan pneumonia dengan tidak ada tanda pneumonia berat
ringan Anak-anak : batuk atau sulit bernapas + takipneu

Pneumonia Remaja atau dewasa: demam atau curiga infeksi saluran napas, ditambah
berat RR>30x/menit, distress napas berat, SpO2 <90% udara ruangan
Anak-anak: Batuk/susah bernapas, ditambah setidaknya satu dari hal berikut:
sianosis sentral atau SpO2<90%; distress napas berat (co: grunting, retraksi
dinding dada sangat berat), tanda bahaya umum pneumonia: tidak mau nyusu
atau minum, penurunan kesadaran, atau kejang; takipneu
Sindrom klinis berkaitan dengan COVID-19
ARDS Onset baru atau gejala respirasi memburuk dalam satu minggu klinis diketahui
Foto dada (X-ray; CT Scan; atau USG paru): opasitas bilateral, tidak sepenuhnya oleh efusi,
lobar atau kolaps paru, atau nodul
Asal edema: gagal napas tidak sepenuhnya oleh gagal jantung atau overload cairan. Perlu
penilaian objektif seperti echocardigrafi

Sepsis Dewasa: disfungsi organ karena disregulasi respon tubuh terhadap infeksi (Score SOFA).
Tanda organ disfungsi: perubahan status mental; susah napas atau napas cepat, saturasi
oksigen rendah, urin output berkurang; HR meningkat; nadi teraba lemah, ektremitas
dingin, tekanan darah rendah, kulit mottling, hasil lab: koagulopati, trombositopenia,
asidosis, tinggi laktat atau hyperbilirubinemia
Anak: curiga infeksi atau terbukti infeksi dan 2≥ SIRS kriteria, yang salah satunya suhu
abnormal atau leukosit abnormal
Syok Sepsis Dewasa: persisten hipotensi walaupun sudah dilakukan resusitasi cairan, membutuhkan
vasopressor untuk mempertahankan MAP ≥ 65 mmHg dan serum laktat >2 mmol/L
Anak: hipotensi atau 2-3 dari berikut: perubahan status mental atau bradikardi atau CRT
meningkat; vasodilatasi hangat dengan nadi bounding; takipnea; kulit motling atau petekie
TERAPI DAN MONITORING
TERAPI DAN MONITORING
Tatalaksana medis
PENCEGAHAN KOMPLIKASI
Hasil antisipasi Intervensi
Mengurangi waktu pemakaian - Protokol penilaian setiap hari untuk menentukan kesiapan bernapas spontan
ventilasi mekanik invasif - Minimal sedasi berkelanjutan atau intermiten, targetkan titik akhir titrasi atau
interupsi harian sedasi infus
Mengurangi insiden VAP - Intubasi oral lebih baik
- Posisi semi-recumbent
- Penggunaan system penyedot tertutup
- Penggunaan sirkuit ventilator baru untuk setiap pasiep
- Ganti penukar penghangat kelembaban ketika tidak berfungsi setiap 5-7 hari
Mengurangi insiden Penggunaan profilaksis farmakologis (heparin 5000 unitSC 2x sehari); jika kontraindikasi
tromboemboli gunakan profilaksis mekanik
Mengurangi insiden infeksi Pemasangan sesuai SOP standar PPI dan pengingat pencabutan jika tidak dibutuhkan
terkait kateter
Mengurangi ulkus dekubitus Balikkan pasien setiap 2 jam
Mengurangi insiden ulkus - Pemberian nutrisi enteral dini (dalam 24-48 jam sejak masuk RS)
peptikum dan perdarahan GI - Pemberian H2RB atau PPI pada pasien dengan risiko GI bleeding
Mengurangi insiden kelemahan Mobilisasi aktif dini ketika sudah aman dilakukan
terkait ICU
Pedoman isolasi diri

47
9. Pemeriksaan dengan rapid test

48
Alur Pemeriksaan Rapid
Test Antigen

49
Alur Pemeriksaan Rapid
Test Antibodi

50
51
52
53
10. Pencegahan dan strategi pengendalian secara umum

Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada masyarakat :


•Cuci tangan anda dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik. Gunakan hand sanitizer
berbasis alkohol yang setidaknya mengandung alcohol 60 %, jika air dan sabun tidak tersedia
•Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
•Sebisa mungkin hidari kontak dengan orang yang sedang sakit
•Saat anda sakit gunakan masker medis
•Tetap tinggal di rumah saat anda sakit atau segera ke fasilitas kesehatan yang sesuai, jangan
banyak beraktifitas di luar
•Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada tempat
yang telah ditentukan
•Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin permukaan dan benda yang sering disentuh

54
55
Pencegahan umum

Menjaga Stamina
Perilaku hidup bersih dan sehat

Makanan sehat bergizi


11. CONTOH KASUS DI SINGAPURA

57
58
59
Tingkatkan kewaspadaan,
TERIMA
kurangi kepanikan!
KASIH

Ini masalah dunia, juga masalah


negara kita

Mari Bersatu lawan Corona


Kita bisa!

Anda mungkin juga menyukai