PRE-EKLAMSIA
KELOMPOK 7
1. Preeklampsia ringan
• Hampir termasuk semua ibu dengan diagnosa pre-eklamsia, tetapi
dikatakan preeklampsia ringan bila :
• Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih;
atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran
sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak periksa
1 jam, sebaiknya 6 jam.
• Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1
kg atau lebih per minggu.
• Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitas 1 + atau
2 + pada urin kateter atau midstream.
Preeklampsia berat
• Nyeri kepala hebat pada bagian depan atau belakang kepala yang
diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang abnormal. Sakit
kepala tersebut terus menerus dan tidak berkurang dengan
pemberian aspirin atau obat sakit kepala lain.
• Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan cahaya,
pandangan kabur, dan terkadang bhisa terjadi kebutaan
sementara.
• Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan
suara berisik atau gangguan lainnya.
• Nyeri perut pada bagian ulu hati (bagian epigastrium) yang kadang
disertai dengan mual dan muntah.
• Gangguan pernafasan sampai cyanosis.
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan
darah.
• Penururnan hemoglobin ( nilai rujukan atau kadar
normal hemoglobin untuk wanita hamil adalah
12-14 gr%)
• Hematokrit meningkat ( nilai rujukan 37-43 vol %)
• Trombosit menurun ( nilai rujukan 150-450
ribu/mm3)
2. Urinalisis.
• Ditemukan protein dalam urine
3. Pemeriksaan fungsi hati
• Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )\
• LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
• Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.
• Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT)
meningkat (N=15-45 u/ml)
• Serum glutamat oxaloacetic
trasaminase(SGOT) meningkat (N=<31 u/l)
• Total protein serum menurun (N=6,7-8,7)
4. Tes kimia darah
• Asam urat meningkat ( N= 2,4-2,7 mg/dl)
5. Radiologi
• Ultrasonografi
• Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra
uterus. Pernafasan intrauterus lambat, aktivitas
janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
• Kardiografi
• Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
Komplikasi
1. Komplikasi jangka pendek
• Hipertensi tidak terkontrol DIC HELLP
(hemolisis, enzim hati meningkat, trombosit
rendah) (4%)
• Edema paru (2%) aspirasi bronkial ARDS
• Scedera hepatoseluler, gagal hati dan
perlemakan hati
2. Komplikasi jangka panjang
• Komplikasi pre-eklamsia hampir selalu
menyembuh sepenuhnya (dengan
pengecualian cedera serebrovaskular)
• Tidak ada peningkatan resiko hipertensi kronik
• Tidak membuat penggunaan pil kontrasepsi
oral dilarang
• Meningkatnya resiko pre-eklamsia/eklamsia
pada kehamilan berikutnya (+25%) bergantung
pada keparahan, usia gestasi, dan tekanan dari
kondisi medis yang mendasari penyakit ini
Penatalaksanaan
1. Pre-eklamsia ringan
• Istirahat ditempat tidur merupakan terapi utama dalam
penanganan pre-eklamsia ringan. Istirahat dengan berbaring
pada sisi tubuh menyebabkan aliran darah ke plasenta dan
aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
ekstremitas bawah menurun dan reabsorpsi cairan bertambah.
Selain itu dengan istirahat di tempat tidur mengurangi
kebutuhan volume darah yang beredar dan juga dapat
menurunkan tekanan darah. Apabila pre-eklamsia tersebut
tidak membaik dengan penganan konservatif, dalam hal ini
kehamilan harus diterminasi jika mengancam nyawa maternal.
2. Pre-eklamsia berat
• Pada pasien pre-eklamsia berat segera harus diberi obat sedatif
kuat untuk mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12-24
jam bahaya akut sudah diatasi, tindakan terbaik adalah
menghentikan kehamilan. Sebagai pengobatan mencegah
timbulnya kejang, dapat diberikan larutan magnesium sulfat
(MgSO4) 20% dengan dosis 4 gram secara intravena loading dose
dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40%
sebanyak 12 gram dalam 500 cc ringer laktat (RL) atau sekitar 14
tetes/menit. Tambahan magnesium sulfat hanya dapat diberikan
jika diuresis pasien baik,refleks patella positif dan frekuensi
pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat ini memiliki efek
menenangkan , menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
diuresis. Selain magnesium sulfat , pasien dengan pre-eklampsia
dapat juga diberikan klopromazin dengan dosis 50 mg secara
intramuskular ataupun diazepam 2o mg secara intramuskular.
Diit makanan pada pasien pre eklamsia