Anda di halaman 1dari 88

DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai


agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya
Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
kefahaman”
Konsep diet masyarakat pada
penderita Hypertensi, Dm,
diabetes ,obesitas, dan ABK

Indriani, SKM., MSc


Eating For Health
 Whole Foods
Fresh and unrefined
 Organic Foods
pesticide free
 Diversified
variety
 Seasonal
Produce in season
 Strategic
Person centered
 Pure Beverages
DIET PADA PASIEN
HIPERTENSI
“Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya
menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi
komplikasi”
Prevalensi Kejadian Hipertensi di
Indonesia
 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi hipertensi
berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%.
Tertinggi di Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar
(22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-
54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%).
 “Hipertensi ini merupakan salah satu pintu masuk atau faktor risiko penyakit
seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, dan stroke,” kata Cut dalam acara Temu
Media memperingati Hari Hipertensi Dunia 2019 di Gedung Kementerian
Kesehatan RI, Jumat (17/5).   
 Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahun, diperkirakan pada
tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan
setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.
 
Fakta tentang Hipertensi
 Dikatan Hipertensi jika tekanan darah tinggi > 160 /gram mmHg, selain
pemberian obat-obatan anti hipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya
hidup
 Diperlukan DIET Hipertensi, tujuannya adalah untuk membantu menurunkan
tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal
 diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan
yang berlebih, tingginya kadar lemak kolesterol dan asam urat dalam darah.
Harus diperhatikan pula penyakit degeneratif lain yang menyertai darah tinggi
seperti jantung, ginjal dan diabetes mellitus.
What is Hypertension and why
need to be concerned??
 High Blood Pressure
 Measured by 2 readings:
- Systolic: the higher of the 2 numbers measuring the pressure in the arteries
when the heart beats and fills them with blood.
- Diastolic: the second or lower number, which measures the pressure in the
arteries when the heart is resting.

 High Blood Pressure (HBP) increases the risk for heart disease and stroke It is
the most common cardiovascular disease

 Doesn’t just affect your heart but also your brain, eyes and kidneys!!

 It affects millions of Americans, and not just adults but teens and children too.
What are the risk factors??
1. Family History (Things we can’t control)
Being aware of your family health history is
extremely important

2. Lifestyle (Things we CAN control)


 Excess weight
 Too much alcohol
 Smoking
 Stress
 Lack of exercise

And… DIET
Nutrition Bandits

Garam garam natrium yang


 We consume TOO much Sodium!
terdapat dalam hampir semua
Canned foods
bahan makanan yang berasal dari
Grill sauces, soy sauce
hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Cheese
Snack & Frozen foods
Salah satu sumber utama garam Deli, Smoked, Cured meats
natrium adalah garam dapur. Oleh Salt is not the only Bandit at work
karena itu, dianjurkan konsumsi here… there is more to this picture
garam dapur tidak lebih dari 1⁄4 -
1⁄2 sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar
natrium.
Prinsip diet pada penderita
hipertensi adalah sebagai berikut :
 Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
 Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
 Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet.
STOP : KONSUMSI DAGING KAMBING
DAN DURIAN

 Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah dengan memperbaiki rasa tawar
dengan menambah gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu
lain yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium.
 Makanan dapat ditumis untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas
meja makan dapat dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih.
 Dianjurkan untuk selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam
jangan lebih dari 1 sendok teh per hari. Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram
atau 120 – 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan tekanan darah yang
ringan.
 Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium
akibat dan rendah natrium. Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari
apel (159 mg kalium), jeruk (250 mg kalium), tomat (366 mg kalium), pisang (451 mg
kalium) kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).
 Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi: 2-3 gelas susu
skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan
kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.
Mengurangi Makanan Tinggi Kalori
Finding the Balance
 Ratio of Sodium to Potassium
A SAD diet hoovers around
10 to 1 (Sodium to Potassium)
 Optimal health calls for 1 to 2
(Sodium to Potassium)
 We must increase our intake of
Potassium rich foods…
 You wont find them in packages
What’s so important about
Potassium?
 Potassium regulates the activity of muscles
and nerves.
 Can decrease your risk of stroke.
 Decrease your chances of developing kidney stones by 65%.
 Helps to prevent osteoarthritis by decreasing the amount of Calcium we excrete in
urine.
 Best sources of Potassium:
 Avocados
 Yams
 Papaya
 Lentils
 Dark leafy greens
(kale, swiss chard, spinach)
Magnificent Magnesium
 Contributes to the relaxation of muscles and nerves.
 When the muscles in our blood vessels relax, they widen and
allow more blood flow thereby decreasing blood pressure.
 Best sources of Magnesium:
 Pumpkin & Sunflower seeds
 Dark leafy greens
 Salmon, halibut
 Black beans
High Blood Pressure Heroes!
1. Celery
 Great source of potassium
 Phthalide to help relax smooth muscles
 Reduces DOPA in the brain
2. Tomatoes
 Good source of Magnesium
 Amino acid GABA relaxes arteries and veins
Jenis makanan yg aman untuk pasien
hipertensi
Rate your plate
TERAPI PENUNJANG
 formula “CERDIK” yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap
rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola
stres sangat baik untuk mencegah hipertensi. “Bila hipertensi dapat
dicegah atau dikendalikan, maka akan menurunkan risiko terkena stroke
hingga 40%,”
 Selain pengobatan dan pengaturan menu makanan pada penderita
hipertensi, diperlukan juga terapi khusus lain seperti konseling masalah
kejiwaan dan fisioterapi, terutama pada penderita pasca stroke atau
infark penting.
 Pengertian juga diberikan kepada keluarga atau pengasuh untuk
membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada
penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
DIET PADA
PASIEN
DIABETES
MELLITUS (DM)
Apakah Diabetes itu ?
Suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi (banyak
penyebab) yang ditandai dengan tingginya
kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid (lemak) dan
protein sebagai akibat gangguan fungsi
insulin.
Prevalensi DM
 saat ini terdapat sekira 425 juta orang di dunia yang mengidap diabetes.
Pada 2040, diperkirakan jumlahnya bertambah menjadi 600 juta orang.
 Di Indonesia, kata dia, sudah ada lebih dari 10 juta orang yang terkena
diabetes. Sementara di Cimahi dan Bandung Barat, penderita diabetes
mengalami peningkatan sekira 10 persen per tahun.
 "Diabetes merupakan penyakit nomor 6 yang paling banyak
menyebabkan kematian di Indonesia. Penyakit yang paling mematikan
nomor satu dan dua yaitu jantung dan stroke, tapi itu tidak berdiri
sendiri dan penyebabnya yang terbanyak adalah diabetes,”.
Klasifikasi DM
 Berdasarkan etiologi penyakitnya, DM dibedakan menjadi DM tipe 1, DM
tipe 2, DM gestasional, dan tipe spesifik lainnya.
 Kelainan sekresi insulin tersebut disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi pemicu utama
meningkatnya penyakit DM di Indonesia
 DM tipe 2 merupakan klasifikasi penyakit diabetes terbanyak yakni sebesar
90- 95% dari keseluruhan kejadian Diabetes mellitus yang ada. Penyakit
Diabetes mellitus tipe 2 terjadi akibat adanya resistensi insulin, kerusakan
insulin, defisiensi produksi insulin, maupun gangguan kerja insulin. DM tipe
2 dikenal dengan non-insulin dependent diabetes mellitus (NIDDM) karena
mayoritas penderita tidak tergantung dengan penambahan insulin.
DIABETES
 Diabetes atau kencing manis merupakan kadar gula
darah tinggi akibat kegagalan produksi insulin oleh
pankreas
 Indonesia masuk 10 negara terbesar penderita
diabetes di dunia

26
27
Tiga Pencegahan DM
 Pencegahan primer: ialah dengan menyosialisasikan bahaya
diabetes kepada masyarakat agar masyarakat dapat mencegah
terkena penyakit tersebut.
 Pencegahan sekunder: ialah bagi mereka yang sudah terkena
diabetes agar jangan sampai terkena komplikasi.
 Pencegahan tersier : untuk mereka yang sudah terkena komplikasi
agar jangan sampai bertambah parah. Misalnya, dia terkena luka
di kaki, jangan sampai diamputasi,"
DIET pada Diabetes Mellitus
 Diet adalah terapi utama pada diabetes mellitus tipe 2, maka setiap penderita
semestinya menjalankan diet yang tepat agar tidak terjadi komplikasi, baik
akut maupun kronis. Jika penderita tidak menjalankan diet yang tepat, maka
akan terjadi komplikasi dan pada akhirnya akan menimbulkan kematian.
 Pola diet pada penderita diabetes mellitus tipe 2 bertujuan membantu penderita
memperbaiki kebiasaan makan sehingga dapat mengendalikan kadar glukosa
darah dalam batas normal sebagai akibat dari hiperglikemia (peningkatan
kadar gula dalam darah). Oleh karena itu penatalaksanaan terapi pola diet
diabetes mellitus tipe 2 sangat berperan penting dalam upaya menormalkan
kadar gula darah pada diabetes mellitus tipe 2 serta mencegah berbagai macam
komplikasi yang timbul dari penyakit.
5 kunci sehat manajemen diabetesi

1. Diet Sehat DM (3 J)
1
2 2. OLAHRAGA

3. HINDARI STRESS
33 3
5 4 4. Cek kadar gula darah
secara teratur
5. Menghindari terjadinya luka
1. EDUKASI / PENYULUHAN 2. Perencanaan Makan
3. OLAH RAGA ( Aktivitas Fisik )

4. Periksa Kadar Gula Darah & Konsultasi Medis

5. Minum Obat Teratur


Pola makan yang tepat bagi diabetesi dengan 3 J

J1 : Jumlah Makanlah makanan sesuai


kalori dengan kebutuhan kalori tubuh

J2 : Jadwal Makan harus dikuti sesuai dengan jam makan


36

J3 : Makanan harus diperhatikan (pantang gula dan


Jenis makanan makanan manis)
Jumlah Makanan

Sayuran
Karbohidrat

Protein
Lemak
Beberapa "jenis"
makanan yang bermanfaat bagi diabetesi

Makanan
• Makanan yang Makanan
dengan
yang
mengandung
Indeks
38 mengandung
antioksidan glikemik
Serat
rendah
Indeks Glikemik Rendah

Sereal/ oat Susu


Kentang Susu kedelai
Agar-agar Jagung Apel Yoghurt
Singkong Pir Teh
(umbi2an) Wortel

39 Aman bagi diabetesi


Kacang-
kacangan Roti gandum
Telur
Jeruk
Strawbery
Indeks Glikemik Sedang

Nanas
Pisang Roti tawar
Anggur Bubur polos Cake
Pepaya Es krim
Madu Ubi jalar

40 PERLU DIBATASI
Indeks Glikemik Tinggi

Semangka Nasi putih


Kurma Soda/soft Pasta Biskuit
Drink Bihun Pizza
Friedfries Cookies

41 PERLU DIHINDARI
Waktu makan bagi diabetes
 Waktu makan bagi diabetesi lebih baik dengan porsi kecil namun dibagi dalam
beberapa waktu makan agar gula darah stabil

42
 POLA
 MAKAN
 DIABETESI

43
OLAH RAGA TERATUR
 3-4 kali seminggu @30 menit
 Olahraga disesuaikan dengan status kesegaran jasmani,
misalnya :
 Jalan
 Sepeda santai
 Jogging
 Berenang
DIET PADA OVERWEIGHT
DAN OBESITAS
Obesitas di Indonesia (Depkes
RI)
Indikator Obesitas ?

 Ukur TB & BB
 Ukur Tebal Lemak Bawah Kulit

Indeks Broca :
BB normal = TB-100 ,
BB ideal = BB normal – 10%,
Obesitas > 20% BB normal.

Indeks Massa Tubuh (BMI ).


- kurus < 18.5 - normal 18-23
- overweight 23-27 - obese > 27
Tebal Lipatan Kulit (Mayer) daerah tricep
- pria > 16 mm
- wanita > 28 mm
Klasifikasi BMI pada Populasi Dewasa
Asia
Classificati
BMI (kg/m2) Risk of Co-morbidities
on
Underweigh Low (but ↑risk of clinical
< 18.5 kg/m2
t problem)
Normal 18.5 - 22.9
Average
range kg/m2
Overweight: > 23
23.0 – 24.9
At Risk Increased
kg/m2
Obese I 25.0 - 29.9kg/m2 Moderate
Obese II > 30.0 kg/m2 Severe
 Ukur Lingkar Pinggang
Obesitas sentral (gemuk perut)

 Lingkar pinggang & lingkar panggul: resiko  CVD, DM, Ht, dyslipidemia
(Depress, 1994; Young & Gelskey; Oshough, 1995).
 Obesitas sentral : >0.95 M; >0.85 F
 Lingkar Umbilikus:
 pria > 100 cm
 wanita > 90cm
Distribusi lemak tubuh

Gynoid
(pear-shape)

Android
(apple-shape)
Ovid-shape
Siapa yang bisa kegemukan ?
Semua lapisan umur bisa, tetapi ternyata pria lebih banyak (survey epidemiologi di USA tahun 1990
didapat overweight dan obesitas 25-40% adalah pria), namun lebih banyak wanita yang mengeluh.
Pada status sosial ekonomi rendah ternyata (di Amerika) obesitas lebih banyak (30% pada wanita
miskin, 16% pada kelas menengah & 5% pada wanita tingkat atas dan kaya.

Bagaimana terjadinya Obesitas?

Kalori yang masuk lebih banyak dari kalori yang dibakar

-------> kelebihannya disimpan jari lemak----> obesitas

Makanan faktor terpenting penyebab tunggal/ bersama penyakit lain.

Bouchard (1991):

a. penyebab utama (95%) karena gangguan pola makan

(makan dalam jumlah yang banyak; sering ngemil terutama terjadi di sore &

malam hari sekitar jam 18 – 24 saat nonton TV; rakus makanan tertentu:

kacang, coklat, es krim, bakso yang ternyata kaya karbohidrat dan lemak;

b. tak seimbangnya bahan makanan (bergeser ke arah lemak hampir

50% dan dari tepung ke bahan yang mudah diserap yaitu gula)

C. 5% faktor genetik.
WHY OBESE?

Energy OUT

Energy IN

Energy IN = Energy OUT


Penyebab Obesitas:
 Faktor genetik
 Faktor lingkungan & perilaku:
 Pola & kesenangan makan dini dipelajari dari ortu
 Kadar lemak makanan yang dikonsumsi
 Asupan Alkohol
 Energy expenditure  aktifitas fisik
 Pengaruh Sosio-ekonomi, pendidikan, budaya
 Mood & cooping strategies
 Proses menua
 Kehamilan pada wanita
PENYAKIT AKIBAT OBESITAS
5 Prinsip Utama Menejemen
Obesitas
 Modifikasi Perilaku: 1st line strategi
 Terapi Gizi Medis & Modifikasi Diit:
 2 macam diit yg efektif turunkan BB
 LCD & VLCD
 Gaya Hidup Sehat: Aktifitas Fisik Reguler
 Strategi obat2an: penekan nafsu makan & penghambat
penyerapan lemak
 Operasi
PENGATURAN MAKAN

 RENDAH KALORI SEIMBANG ZAT GIZI


 KURANGI KALORI 500 KCAL/ HARI
 BB ↓ 0.5 KG / MINGGU
 Makan 5-6x sehari, Porsi kecil, Harus sarapan
 Banyak minum, cairan tingkatkan rasa kenyang
 Banyak serat makanan  lama mengunyah, rendah
kalori, cepat kenyang
 Waktu/ lamanya makan minimal 20 menit
 Makan perlahan2, kunyah dengan baik
Terapi Gizi Medis Pada Obesitas

 Rendah Kalori
Seimbang
 BB  lama; tidak ada
efek samping
 Tidak sesuai harapan
pasien
 Program  BB
komersial cepat tapi
ada efek samping
Terapi Gizi Medis (TGM)
Medical Nutrition Therapy (MNT) Pada Obesitas

 Jumlah energi (energy content)


 Komposisi Makronutrien (macronutrient composition)
 Keaneka-ragaman pangan (Food variety)
 Besar porsi (Portion size)
Kombinasi diet & aktivitas fisik
Kombinasi diet & obat-obatan
Jumlah Energi: Diit Rendah Kalori
Low Calorie Diets/ LCDs

 The weight reducing dietary regiment tailored to an individual need initially


should provide a 600-1000 kcal/d energy deficit, based on estimated initial
maintenance energy
 This may be best achieved by a reduction in overall fat & CHO intake
 Gradual weight loss: 0.5-1kg/ week
Diet Sangat Rendah Kalori
(Very Low Calorie Diet/ VLCD)

 The used of VLCD should be advised by specialist doctor and be


monitored for adversed reaction
 The VLCD provide calorie 400-800 kcal/d, protein 30-40% of
total calorie
 VLCD may occasionally be useful for rapid weight loss prior to a
surgical procedure
 Very rapid weight loss
Komposisi Makronutrien
Recommended Nutrient Content of a Weight-
Reducing Diet
8%-10% Saturated fatty
Protein acids
15%
<10% Polyunsaturated
Fat fatty acids
Carbohydrate
<30%
>55% Monounsaturated
<15% fatty acids

Calories: 500-1000 kcal/d reduction


Cholesterol: <300 mg/d
Fiber: 20-30 g/d

Clinical Guidelines on the Identification, Evaluation, and Treatment of Overweight and


Obesity in Adults– The Evidence Report. Obes Res. 1998;6 (suppl 2).
Aneka-ragam Pangan-Meal Variety
Increase meal variety with different taste will increase :
 Energy intake
 Positive energy balance
 Weight balance
Stubbs et al, European J.of Clin. Nutr., 2001
6000 Same food at each course
*
Energy Intake (kJ)

Different food at each course

4000

2000

0 1 2 3 4 Total
Meal Course
*P<0.001 vs same food at each course.
Rolls et al. Appetite 1984;5:337.
Besar Porsi - Portion Size
There is a linear relationship between portion size served
and energy intake: increasing the portion size increased
the amount that was consumed.

500
Amount Consumed (g)

400

300

200

100

0
500 625 750 1000
Amount of Macaroni and Cheese Served (g)
Rolls et al. Am J Clin Nutr. 2000 Dec;76(6):1207-13.
Pedoman makan

Diit Rendah Kalori 1500

 JANGAN LEWATKAN SARAPAN


 SNACK BUAH2AN:
1. Makan, Timbang, Olah Raga
 PAGI
 SIANG 2. Makan ½ dari biasanya
 SORE 3. Rendah MAL
(Manis, Asin, & Lemak)
Beberapa Tips
 Buat rencana menu & daftar belanja.beli mak.
Rendah kalori trt saat lapar
 Jangan lewatkan waktu makan. Makan & kunyah
perlahan2. Bersihkan meja dari makanan.
 Minta tolong keluarga & teman
 Sisakan mak dalam piring, pilih piring yang
relatif kecil
 Simpan mak. Hanya di dapur
 Cicipi mak. Hanya sekali saja
 Biarkan org lain bersihkan piringnya
DIET PADA ANAK
BERKEBUTUHAN
KHUSUS
FAKTA
 Anak berkebutuhan khusus (ABK) terutama
ADHD dan Autis memiliki kendala produk
pangan
 Anak berkebutuhan khusus (ABK) terutama
ADHD dan Autis memiliki kendala produk
pangan yang memberi dampak (reaktif) tertentu
yaitu pangan yang berbahan gula, gluten, kasein,
Msg, zat pewarna buatan dan zat aditif lainnya
Kategori Anak Berkebuthan
Khusus

Anak yang memiliki kelainan atau penyimpangan

Secara fisik, mental, intelektual, sosial dan emosional

Mengalami keterlambatan dalam perkembangan dibandingkan


usia sebaya sehingga memerlukan perhatian khusu
FAKTOR PENYEBAB

Sebelum Saat Setelah


kelahiran Kelahiran Kelahiran
• Gangguan genetika • Proses kelahiran lama • Penyakit enfeksi bakteri/
(kelainan kromosom, (Anoxia, prematur, virus
transformasi) kekurangan oksigen) • Kekurangan zat makanan,
• Infeksi kehamilan • Kelahiran dengan alat bantu, • Kecelakaan
• Usia kehamilan ibu dalam • Kelahiran terlalu lama, lebih • keracunan
resiko tinggi dari 40 minggu
• Keracunan saat hamil
• Penguguran
• Lahir Prematur
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
  Autism Spectrum Disorder (ASD)
 Cerebral Palsy (CP)

Terminologi dipakai pertama kali


oleh Eugen Bleuler (1911)
• Tidak diketahui penyebab tunggal
• Tidak ada hubungan antara Vaksin dan autisme
• Kemungkinan penyebab:
• Genetik
• Lingkungan
FAKTOR BIOMEDIS YANG
BERKAITANDENGAN NUTRISI

 Defisiensi Nutrisi (Zn, Mg, vitamin B, D, A,


nutrisiantioksidan dan asam lemak omega 3)
 Kebutuhan nutrisi yang lebih besar (akibatmutasi genetik
dalam proses biokimia atauabsorpsi yang tidak baik
  Intoleransi makanan/ sensit
FAKTOR BIOMEDIS YANG BERKAITAN
DENGAN NUTRISI

 Produk seperti opiate dari casein dan gluten


 Permeabilitas intestinal yang berubah
 Intestinal dysbiosis ( berkurangnya bakteri baikdan
berlebihnya amur atau klostridiium)
 Oksidatif stress
Pola masalah gizi pada ABK

- Pilihan makan sedikit


- Ritual makan
- Kaku, cenderung tidakmau
mencoba yang baru Malnutrisi,
Kebutuhan nutrisi
- Tantrum makan tidakterpenuhi Gangguan tumbuh
kembang
- Masalah sensorik
- Alergi
- Gangguan GI
Common Feeding Problems in ASD

 Food selectivity by type and/or texture


 Food selectivity by brand and/or container
 Perseverative interests, obsessions, presentation and
 routines
 Food neophobia, anxiety
 Food refusal
 Oral motor delay/deficit
 Parent‐child interactions
Food Selectivity
• Type
• Texture
• Brand
• Container
• Visual presentation
Perseverative Behaviors at Meals

 Bottles, cups
 Utensils, plates, bowls
 How food is presented on plate
 Food can’t touch, only eat 1 food at a time
 Significant disruptive behaviors if food items
are exactly the same

Food Refusal
 Head turning
 Batting at the spoon
 Throwing food
 Spitting food out
 Holding food in the mouth (packing)
 Screaming
 Leaving the table – refusing to sit**

Common Nutrition Related Issues

 Medications
– Increased appetite and weight (ex. atypical anti-
psychotics)
– Decreased appetite and weight (ex. stimulants and
anti-epileptics) – Time of dosing – interaction with
supplements and food
 Low Intake and Low Serum Vitamin D and/or Iron –
Limited diet
– Possible decreased absorption
– Lack of outdoor play (indoor therapy)
 Weight Management
–  Underweight due to limited diet and/or medications
–  Overweight due to limited (energy dense) diet
and/or medications and lack of physical activity
Common Nutrition Related Issues

 Gastrointestinal (constipation, diarrhea, delayed


emptying, abdominal pain)
- Medications
– Supplementation
– Low fiber intake
– Withholding
 Dietary Interventions
– SpecialDiets
– Supplementation
 Feeding tube dependence
 Allergies

Dietary Interventions for ASD: Restricted


Diets

 23 -50% children with autism reportedly on


special diets
 Few have been tested in a systematic controlled
way
 Common Diets:
- Gluten Free/Casein Free Diet (GFCF)
- Specific Carbohydrate DietTM
- Elimination Diet/Oligoantigenic Diet
- Sugar Free Diet
- Dye Free Diet
Challenges

 Gluten Free
 Casein Free
 Gluten and Casein Free
 Placebo/ reguler
Research Founds

 Similar to other children in America (NHANES):


 – Low intake of potassium, fiber, vitamin D, vitamin E,
calcium and excessive sodium
 A greater percentage of children with ASD met vitamin K
and E requirements
 Approximately 30‐40% aged 1‐3 exceeded the UL for
vitamin A, zinc, and manganese from food/beverages
Increasing Dietary Fiber Intake
 Change to Whole Grain Products
– White Whole Grain Bread
– Whole Grain Crackers
 Bake with whole wheat flour
 Use a healthy cereal as a snack
 Increase Fruits & Vegetables
– Smoothies
– Veggies and Fruit with Dips – Kabobs
Weight Management: Underweight:

– Structured meals and snacks


– Increase % fat milk
– Peanut butter on crackers or with apples
– Add butter to bread, sandwiches, pasta, muffins
– Use oils in cooking
– Top food with cream sauces and dressing
– Add cheese to potatoes, salads, vegetables, etc.
– Use trail mix with dried fruit, nuts and candy as a
snack – Have healthy high‐energy snack available
Implications for Practice
 Encourage families to initiate
oneinterventionatatime
–  Identifyclearoutcomesand  Supplements – Do Ask, Do Tell
timeline –  Ask patients to bring in supplemen
–  Weighprosandcons (cost, burden
–  Compare to age appropriate
on family, etc.)
DRI’s
 Focus on nutrients of greatest concern –  Counselonefficacy,potential
–  VitaminD,calcium,iron (source), adverse effects and interactions
fiber and potassium
–  Thesenutrientsmaynotcome from  Multi-disciplinary care is essential
traditional food sources
–  Be Creative!

 Increasing variety is KEY


– If consuming < 20 foods,less likely to
meet nutritional needs
Positive Mealtime Routine

 Meals and snacks happen at roughly the same time


every day
 No food or drink (except water) between meals and
snacks ‐ “No grazing”
 Appropriate seating
 Eat meals together
 Time limits
 Limit distraction
Make meals fun!
 We want meals to be a positive and fun
experience.
 Provide lots of praise for all appropriate
eating.
 Encourage your child to smell, taste and
 describe the foods s/he is eating.
 Schedule game time after the meal if s/he
cleaned the plate, tasted all of the foods, etc

Anda mungkin juga menyukai