Anda di halaman 1dari 22

TUTORIAL INTERPROFESIONAL EDUCATION (IPE)

ASUHAN TERINTEGRASI

Oleh :
Kelompok 17
1. Adhi Khoiril Wiradhika 2011604070
2. Serina Puji Astuti 2011604141
3. Khairur Roziqin 2011604071
4. Dwi Ayu Saputri 2011604072
5. Fiqri Alamsyah 2010505067
6. Ranti Maulina 2010505068
7. Ik Tara Rista 2010505069
8. Anggun Cintia Siska 2010505070
9. Kholifatul Hasanah 1910301147
10. Mio Figlio R.M 1910301148
11. Steffani Puja Ballu 1910301149
12. Nila Ayu Nurazizah 1910301150

PRODI D3 RADIOLOGI, D4 KEPERAWATAN ANESTESI


DAN S1 FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kerja Asuhan Terintegrasi
Nama Mahasiswa :
Tanggal Pengkajian :

I. ANAMNESA DATA SUBYEKTIF


A. Data Umum Pasien
Nama Pasien : Mrs. X
Usia : 32 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Breech
Tindakan Operasi : section caesarea dengan anestesi regional Subarachniod Blok
(SAB)
Tanggal MRS : 10/11/21
Tanggal pengkajian : 10/11/21
Jam Pengkajian : 11:00 WIB

B. Keluhan Umum : Nyeri tidak tertahankan pada inchisi


C. Riwayat Penyakit Sekarang : denyut jantung janin lemah Pasien G2P1A0 H 38+2 minggu
dengan fetal distress
D. Riwayat Penyakit Dahulu : operasi section caesarea 7 tahun yang lalu, didiagnosa
breech dan sudah pernah dilakukan external cephalic version
E. Riwayat Penyakit Keluarga : -

II. HASIL PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesadaran Umum
1. Kesadaram : Compos mentis
2. Tekanan Darah : 132/80 mmHg
3. Frekuensi Nadi : 102x/menit
4. Frekuensi Nafas : 20x/menit
5. Berat Badan : 65 kg
6. Tinggi Badan : 155 cm
7. Suhu Badan : 36,8℃
B. Status Generalis
1. Pemeriksaan Kepala : kepala mesocephal, tidak ada hematoma
2. Pemeriksaan Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
3. Pemeriksaan Telinga : tidak ada secret dan pendengaran normal
4. Pemeriksaan Hidung : tidak ada secret, tidak terdapat reaksi nafas cuping
hidung
5. Pemeriksaan Mulut : tidak terdapat Sianosis
6. Pemeriksaan Leher : gerak leher bebas
7. Pemeriksaan Thoraks : Pemeriksaan jantung : JVP tidak meningkat
- Pulmo
Inspeksi: Pemeriksaan pada pulmo bahwa pengembangan paru kanan dan kiri
sama
Palpasi: fremitus raba kanan kiri sama
Perkusi: perkusi pulmo sonor
Auskultasi: suara nafas vesicular +/+
- Jantung
Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi: Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-).
- Abdomen
Inspeksi: terdapat bekas luka caesar, terdapat strechmark
Auskultasi: bising usus (+) 14x/menit, denyut jantung janin lemah
Palpasi: Hepar tidak teraba
Perkusi: -
8. Pemeriksaan Genetalia :
9. Pemeriksaan Ekstrimitas :
- Atas:
Kanan : tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan tidak ada fraktur
Kiri : tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan tidak ada fraktur terpasang
infus
- Bawah : tidak ada lesi, tidak ada benjolan dan tidak ada fraktur ekstremitas
bawah bagian kanan dan kiri.
- Kekuatan otot : dapat melakukan ROM pasif secara penuh kecuali pada
ekstremitas atas bagian bawah memerlukan bantuan perawat karena
kehamilan pasien.
10. Pemeriksaan Vertebra : normal

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan Labolatorium : 17 November 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 13 g/dl 11,7-15,5 g/dl
Hematokrit 42,1% 35-47%
Leukosit 8,5 ribu u/l 3,6-11,0 10^3u/l
Trombosit 432 ribu/ul 150-440 10^3u/l
Golongan darah Goldar A
Ureum 23 mg/dl 26-34 pg
Keratinin 0,65 mg/dl 0.6-1.2 mg/dl
GDS 97 mg/dl 90-195 mg/dl
HbsAg Non reaktif

Pemeriksaan Radiologi
A. Persiapan Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar X
2. Kaset dan film uk 30 x 40 cm
3. Grid
4. Marker
5. Gonat scale
B. Persiapan Pasien
1. Penyampaian informasi dan komunikasi yang baik dan jelas kepada pasien dan
keluarga pasien tentang pelaksanaan pemeriksaan
2. Melepas benda logam yang mengganggu gambaran
3. Pengosongan daerah vesika urinaria
C. Teknik Pemeriksaan :
1. Proyeksi : AP/PA
a. Posisi Pasien : Supine/prone diatas meja pemeriksaan
b. Posisi Objek :- MSP Pertengahan kaset
- Rongga abdominal dipertengahan kaset
- Posisikan knee joint sejajar
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset
d. Central Point : Pertengahan SIAS atau L-3
e. Batas Atas : Diafragma
f. Batas Bawah : Simphysis pubis
g. Faktor Eksposi : kV = 80-90, mAs 16,
h. FFD : 90-100 cm

2. Proyeksi : Lateral
a. Posisi Pasien : Miring salah satu sisi tubuh
b. Posisi Objek :- Daerah abdomen pada pertengahan film
- Kedua lengan diatas sebagai ganjalan kepala
- Kedua tungkai flexi maksimal
- Axilare plane tegak lurus meja pemeriksaan
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset
d. Central Point : pada axilare plane setinggi lumbal ke-3
e. Batas Atas : Diafragma
f. Batas Bawah : Simphysis pubis
g. Faktor Eksposi : kV = 80-90, mAs 16,
h. FFD : 90-100 cm
D. Kriteria Radiograf :-

IV. PENATALAKSANAAN TINDAKAN OPERASI SECTIO CAESAREA


A. Pre Anestesi
1. Persiapan Alat
a) Sungkup muka/Facemask
b) Laryngeal Mask Airway
c) Scope (Stetoscope, Laringoscope)
d) Tube (endotrakeal tube)
e) Airway Device (Oropharingeal airway, Amubag)
f) Tape (plester)
g) Introducer (Stilet/Forcep magill)
h) Conector
i) Suction
j) Bedside monitor
k) Mesin Anestesi
l) Pulse SPO2
m) Persiapan oksigen O2
n) Laporan lembar dreante, dan balancing cairan
2. Persiapan Obat
a) Obat Premedikasi : Ondansetron 4 mg
b) Obat Induksi : Oxytocin 10 iu (induksi kontraksi uterus)
c) Obat Pelumpuh Otot : Bupivacaine 20mg
d) Obat Analgetik : Ephedrine 10 mg.
e) Obat 5HT – antagonis : Ondansetron 4 mg
f) Obat anti perdarahan : Methylergometrine 0,2 mg
g) Obat emergency : Epineprine
h) Cairan infuse
Kristaloid : Ringer Laktat
Koloid : Gelafusal
3. Persiapan Pasien
a) Pasien tiba di IBS pukul 10.00
b) Melakukan serah terima pasien dengan petugas ruangan, memeriksa status
pasien termasuk informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan
diruang perawatan.
c) Memindahkan pasien ke brankar ibs dan memeriksa kembali identitas pasien,
memperkenalkan diri kepada pasien, menanyakan ulang mengenai puasa
makan dan minum, dan alergi makanan atau obat, riwayat penyakit sebelumnya
serta berat badan saat ini. Sehingga diperoleh hasil pasien berjenis kelamin
perempuan usia 32 tahun BB 65 kg didiagnosa breech dan sudah pernah
dilakukan external cephalic version (ECV) beberapa hari sebelumnya, akan
dilakukan operasi section caesarea, lama puasa 8 jam, tidak ada Riwayat alergi
dan pasien pernah melakukan section caesarea 7 tahun lalu.
d) Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
e) Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS.
f) Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan dari
kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi
4. Penatalaksanaan Anestesi
- Maintenance
Maintenance menggunakan :
O2 : 2 lt/mnt, N2O: 2 lt/mnt dengan sevo 2 %Vol
- Balance cairan :
1) Kebutuhan cairan basal (M) = 2 x BB = 2 X 65 = 130
2) Pengganti Puasa (PP) = M x lama puasa = 130 x 8= 1.040 cc
3) Stress operasi (SO) = 8 x 65 = 520 cc
4) Kebutuhan Cairan =
Jam I: M + ½ PP + SO
= 130 + 520 + 520 = 1.170 cc
Jam II: M + ¼ PP + SO
= 130 + 260 + 520 = 910 cc
Jam III: M + ¼ PP + SO
= 130 + 260 + 520 = 910 cc
Jam IV: M + SO
= 130 + 520 = 650 cc
B. Intra Anestesi
1. Monitoring per-5 menit
JAM TD N2O+O2 Sevo
N SpO2 RR Tindakan
(WIB) (mmHg)
13.00 75x/mn 100% 92/55 - - 20x/ Penyuntikkan jarum spinal
JAM TD N2O+O2 Sevo
N SpO2 RR Tindakan
(WIB) (mmHg)
pada Lumbal 3-4 dengan
t mmHg mnt
Revigel (Bupivacaine 20 mg)
78x/mn 75/46 - - 22x/
13.10 - Pemberian ephedrine 10 mg
t mmHg mnt
- - Pemberian obat Ondansetron
13.15 - - - -
4 mg
- - Pemberian Oxytosin 10 iu
98x/mn 103/63 20x/
13.20 - dan Methylergometrine 0,2
t mmHg mnt
mg
84x/mn 110/70 - - 20x/
13.30 - -
t mmHg mnt
97x/mn 113/72 - - 20x/ Mengganti cairan infus
13.40 -
t mmHg mnt dengan RL+Oxytosin 10 iu
99x/mn 114/72 - - 18x/
13.50 - -
t mmHg mnt
14.00 - - - - - - Sign Out

2. Pengakhiran Anestesi
(Diisi dengan Jam pasien dilakukan Ekstubasi, Keadaan Pasien)
C. Pemantauan di Recovery Room
Aldert/
Jam TD N SPO2 O2 RR Bromage Tindakan
Score
Pasien dilakukan monitor
14.10 114/77 90x/ 2lt/ 22x/ >8 selama 30 menit lalu
100%
WIB mmHg mnt mnt mnt dipindahkan ke ruang
kenanga/inap

D. Asuhan Keperawatan Anestesi


1. Analisis Data
No Data Masalah Etiologi
Pre Anestesi
1. DO : Nyeri akut Berhubungan dengan
patofisiologi penyakit
- TD 130/70 mmHg
- N 84 x/menit
- SpO2 100%,
- RR 16 x/menit
DS :
- pasien mengatakan nyeri saat terjadi
kontraksi
- Pasien mengatakan perut terasa seperti
ditekan dibagian perut atas dan
merambat sampai ke perut bagian
bawah
- pasien mengatakan nyeri semakin
hebat bila aktivitas (jalan)
- Pengkajian Nyeri :

 O : Pasien mengeluh terasa nyeri saat


pergerakan anaknya, nyeri semakin
hebat bila aktivitas ( jalan) dan perut
terasa seperti di tekan
 P : Pasien mengalami nyeri saat
terjadi kontraksi pada perut
 Q : Nyeri seperti mulas saat haid
 R : Terasa di atas perut atau fundus,
lalu merambat ke pinggang, atau dari
pinggang merambat ke perut bagian
atas dan bawah. Perasaan ini
biasanya hilang dan timbul, merasa
kesakitan di area serviks atau rectal
 S : Pasien mengatakan nyeri skala 5
 T : Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan sedikit berkurang ketika
menarik nafas dalam
 U : Pasien pernah merasakan nyeri
ini sebelumnya pada saat proses
persalinan 7 tahun yang lalu
 V : Pasien berharap nyeri hilang dan
dapat teratasi

2. Data Objektif Ansietas Berhubungan dengan


akan dilakukan tindakan
 Pasien terlihat cemas dan lemas. operasi
 Pasien akan dilakukan tindakan
section caesarea
 TD 130/70 mmHg
 N 84 x/menit
 SpO2 100%,
 RR 16 x/menit.
Data Subjektif
Pasien mengatakan takut akan dilakukan
operasi
Intra Anestesi
1. Pukul 13.00 Resiko Perdarahan Perdarahan tindakan
operasi/pembedahan
DO :
- TD 92/55 mmHg
- N 75x/menit
- SpO2 100%
- RR 20x/menit
- Pasien diberikan ephedrine 10 mg.
- pasien dilakukan insisi pada bagian
perut
- Pemberian Methylergometrine 0,2
mg.
DS : -
2. DO : Kekurangan Volume cairan
- Mengganti cairan infus dengan RL +
Oxytosin 10 iµ.
- TD 113/72 mmHg
- N 97 x/menit
- RR 20 x/menit.
- pasien telah melakukan puasa selama
8 jam
- pasien sering berkemih
DS : -
Post Anestesi

1. Data Objektif Hambatan


mobilitas fisik
- TD 114/77 mmHg
(ekstremitas bawah)
- N 90 x/menit
- SpO2 100%
- RR 22 x/menit.
 Kaki pasien terlihat bengkak
 Pasien terlihat lemas setelah
dilakukan Tindakan operasi
Data Subjektif
 Pasien mengeluh nyeri tidak
tertahankan di bagian incise
 Pasien mengatakan belum
dapat miring ke kanan dan ke
kiri

2. Data Objektif Resiko Infeksi


 Pasien post operasi Seaction cesaria
 Pasien terpasang infus RL
 Pasien terpasang kateter
Data Subjektif :
Pasien merasa kurang nyaman karena
luka bekas operasi
3 Data Objektif Gangguan Rasa
Nyaman
 Pasien post operasi Seaction cesaria
 Luka bekasa operasi tampak ditutup
perban
 Pasien terlihat tegang
Data Subjektif :
- Pasien merasa kurang nyaman karena
luka bekas operasi

2. Diagnosa Keperawatan Anestesi


Pre Anestesi : Ansietas dan Nyeri Akut
Intra Anestesi : Resiko Perdarahan dan kekurangan cairan
Post Anestesi : Hambatan Mobilitas fisik, Gangguan rasa nyaman, Resiko Infeksi
3. Perencanaan
No Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional
1. Nyeri akut Pasien akan Kaji tingkat Distraksi nafas
menyatakan skala nyeri dalam untuk
nyeri sudah memberikan
berkurang Ajarkan metode ketenangan
setelah diberikan distraksi nafas kepada pasien
tindakan pereda dalam selama sehingga dapat
nyeri yang nyeri akut mengurangi
efektif nyeri dan
Hasil : Berikan memberikan
a. Skala nyeri pengertian obat analgesic
berkurang tentang tindakan untuk mengatasi
sampai skala pereda nyeri non nyeri yang
3-2 invasif dirasakan pasien.
Wajah pasien
tidak tampak Kolaborasi Mengetahui
kesakitan dan dengan dokter skala nyeri yang
tampak tenang untuk pemberian dialami oleh
dan nyaman. obat pereda pasien
nyeri apabila pemberian obat
nyeri pasien tak analgesic akan
kunjung reda mengatasi nyeri
yang dialami
pasien apabila
metode yang
dilakukan tidak
efektif untuk
meredakan
nyeri.
2. Ansietas Pasien akan Kaji tingkat Relaksi nafas
menyatakan ansietas dalam akan
peningkatan memberikan rasa
kenyamanan Ajarkan teknik nyaman kepada
psikologis dan relaksasi napas pasien untuk
fisiologis dalam mengurangi
Dengan hasil : kecemasan,
a. Pasien tidak Jelaskan jenis sehingga
tampak prosedur ansietas pasien
cemas dan tindakan anestesi naik akan
gelisah yang akan berkurang.
b. Rasa takut dilakukan.
dan cemas Pemberian obat
pasien Lakukan penenang untuk
menurun, kolaborasi untuk mengurangi
dengan memberikan kecemasan yang
ansietas obat penenang dialami pasien
ringan. apabila ansietas
Klien tampak tak kunjung
tenang dan menurun
kooperatif.
Resiko Perdarahan Resiko Observasi tanda- Pemantauan area
perdarahan tanda vital pembedahan
berkurang atau serta tanda tanda
hilang. Kriteria Pantau area vital akan
hasil, klien pembedahan dan mempermudah
akan : - Tanda- monitor apabila penanganan
tanda vital dalam terjadi apabila terjadi
batas normal perdarahan perdarahan
Tidak terjadi pasien
perdarahan ( terutama Pengkajian
( tidak adanya tekanan darah) cairan output
ptekie, melena, untuk dan input
epitaksis, mengetahui dilakukan agar
hematemisis), adanya dapat diketahui
perdarahan. Kaji jumlah cairan
cairan output yang hilang dan
dan input yang telah
diganti. Agar
Kolaborasi terapi cairan
untuk pemberian menjadi efektif.
obat anti
perdarahan atau Pemberian obat
koagulan bila koagulan atau
memang anti perdarahan
berpotensi dilakukan untuk
terjadi mencegah
perdarahan terjadinya
perdarahan

4. Implementasi dan Evaluasi


No Tanggal, waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi
Pre Anestesi
Nyeri 1.
m

Intra Anestesi

Post Anestesi

V. Tindakan Fisioterapi
A. Diagnosis Medis : breech
B. Catatan Klinis :
1) Hemoglobin : 13 g/dl
2) Hematocrit : 42,1%
3) Leukosit : 8,6 ribu/ul
4) Trombosit : 432 ribu/ul
5) HbsAg : non reaktif
6) Golongan darah : A
7) Ureum : 23 mg/dl
8) Kreatinin : 0,65 mg/dl
9) GDS : 97 mg/d
C. Terapi Umum (General Treatment) :
1) Breathing Exercise
2) Senam Nifas
3) Mobilisasi dini
D. Rujukan Fisioterapi dari Dokter : Obgyn
VI. Segi Fisioterapi
A. Anamnesis (Auto/Hetero)
1. Keluhan Utama : Nyeri tidak tertahankan pada inchisi perut,
belum dapat miring kanan- kiri dan terapat bengkak pada kaki
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Nyeri tidak tertahankan pada inchisi perut
3. Riwayat Penyakit Dahulu : operasi section caesarea 7 tahun yang lalu,
didiagnosa breech dan sudah pernah dilakukan external cephalic version
(ECV) beberapa hari sebelumnya.
4. Riwayat Penyakit Penyerta :-
5. Riwayat Pribadi Dan Keluarga :-
6. Anamnesis Sistem:

Sistem
Kepala dan Leher Normal

Kardiovaskuler Normal

Respirasi Normal

Gastrointestinalis Normal

Urogenital Sulit buang air kecil dan buang air besar

Muskuloskletal Nyeri pada inchisi perut

Nervorum Normal

B. Pemeriksaan Umum
1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 132/80 mmHg 132/80 mmHg


Denyut nadi : 102 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Temperatur : 36,8°C
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 65 kg
b. Inspeksi
1) Statis : Wajah pucat dan kaki bengkak
2) Dinamis : belum dapat miring ke kanan dan ke kiri dapat miring ke
kanan ke kiri dan nyeri
c. Palpasi : pasien mengeluh nyeri tidak tertahankan di bagian incise,
kakinya bengkak.
d. Perkusi : Terdapat cairan pada rongga dada
e. Gerak Dasar
1) Gerak Aktif :

Gerakan Mampu Nyeri Full ROM


Fleksi  5/10 -
Ekstensi  5/10 -

Gerakan Mampu Nyeri Full ROM


Fleksi  5/10 -
Ekstensi  5/10 -

2) Gerak Pasif :

Gerakan Nyeri Full ROM End Feel


Fleksi 3/10 - Fisiologis
Ekstensi 3/10 - Fisiologis

Gerakan Nyeri Full ROM End Feel


Fleksi 3/10 - Fisiologis
Ekstensi 3/10 - Fisiologis

3) Gerak Isometrik Melawan Tahanan :


Gerakan Mampu Nyeri
Fleksi 
Ekstensi 
Gerakan Mampu Nyeri
Fleksi 
Ekstensi 

C. Kognitif, Intra Personal & Inter Personal :


Kognitif : Normal
Intra Personal : Normal
Inter Personal : Normal
D. Kemampuan Fungsional & Lingkungan Aktivitas
1) Kemampuan Fungsional : Belum dapat miring kanan – kiri
2) Lingkungan Aktivitas :-
E. Pemeriksaan
1) Nyeri : Visual Analog Scale (VAS) untuk mengukur nyeri pasien diminta untuk
menganalogikan rasa nyeri yang dirasakannya dari angka 1 – 10
2) MMT : Manual Muscle Testing (MMT) untuk mengukur kekuatan otot. Pasien
diperiksa terlebih dahulu terkait kekuatan ototnya kemudian diinterpretasikan
dengan penjelasan pada skala MMT
 0 = tidak ada kontraksi otot
 1 = Terdapat kontraksi otot tetapi tidak ada pergerakan
 2 = Mampu bergerak tetapi belum dapat melawan gaya gravitasi
 3 = Mampu full ROM dan dapat melawan gaya gravitasi tetapi belum dapat
melawan tahanan
 4 = Mampu full ROM dan dapat melawan gaya gravitasi dengan tahanan
minimal
 5 = Mampu full ROM dan dapat melawan gaya gravitasi dengan tahanan
maksimal
3) LGS : Goneometer untuk mengukur lingkup gerak sendi (LGS) pada vertebra area
lumbal berupa gerakan fleksi, hiperekstensi, dan lateral fleksi.
4) Antropometri : Midline untuk mengukur antropometri tubuh
F. Diagnosa Fisioterapi
1. Impairment
a. Nyeri pada daerah sayatan atau incisie
b. Potensial terjadinya Deep Vein Thrombosis (DVT)
c. Penurunan kekuatan otot perut
d. Penuruna kekuatan otot perut
2. Disability
a. Pasien kesulitan untuk miring kanan – kiri
b. Pasien mengalami keterbatasan melakukan aktivitas sehari-hari
G. Program/Rencana Fisioterapi
1. Tujuan
a. Jangka pendek :
1) Mencegah terjadinya Deep Vein Thrombosis (DVT)
2) Mengurangi nyeri pada inchisie
3) Mengurangi oedem
4) Meningkatkan kekuatan otot perut
5) Melatih mobilisasi sedini mungkin
b. Jangka panjang :

Mengembalikan kemampuan fungsional pasien seoptimal mungkin


H. Tindakan Fisioterapi
1. Teknologi Fisioterapi
a. Breathing exercise
b. Free active exercise
c. Static contraction exercise/isometric exercise
d. Kagel exercise
e. Senam Nifas
f. Latihan transfer –ambulasi
g. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
I. Rencana Evaluasi
1) Pengukuran nyeri dengan Visual analog scale
2) Pengukuran kemampuan fungsional menggunakan modified index barthel
J. Pelaksanaan Fisioterapi

a. Persiapan alat
1. Tensimeter – untuk mengukur tekanan darah.

2. Termometer – untuk mengukur suhu tubuh.

3. Timbangan – untuk mengukur berat badan.

4. Medline/meteran – untuk mengukur antropometri (tinggi badan dan oedem)

5. Visual analog scale (VAS) – untuk mengukur intensitas nyeri


6. Goneometer – untuk mengukur lingkup gerak sendi (LGS)

7. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) – untuk mengurangi rasa


nyeri

b. Persiapan Pasien

Pasian diposisikan berbaring pada bed yang telah disediakan.


c. Pelaksanaan Terapi
1) Breathing exercise
Posisi pasien berbaring telentang di bed kemudian pasien diminta untuk mengambil
napas panjang dari hidung pada saat mengangkat lengan ke atas. Dilanjutkan dengan
menghembuskan napas secara perlahan sambil menurunkan lengan ke posisi semula.
Latihan diulangi sebanyak 10 repetisi.
2) Static contraction/Isometric exercise
Pasien berbaring terlentang, gerakan mengangkat kepala dan mengkontraksikan otot-
otot perut. Angkat kepala, dagu didekatkan ke dada tahan sejenak (3 hitungan), lalu
dikendurkan dan diulangi sampai 8 hitungan.
3) Free active exercise
Posisi tidur telentang, pasien diminta menggerakkan bahunya secara aktif ke arah
fleksi, ekstensi (mengangkat lengan ke depan dan ke belakang), abduksi-adduksi
(mengangkat lengan ke samping badan), sircumduksi secara bergantian kanan dan
kiri. Untuk siku, posisi tidur terlentang, pasien diminta untuk menekuk dan
meluruskan sikunya secara bergantian kanan dan kiri. Semua gerakan diatas diulang
sampai 3 x 8 hitungan.
4) Kagel exercise
Posisi pasien terbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, dan kedua tungkai
ditekuk. Pasien diminta untuk menggerakan atau mengkontraksikan otot-otot
disekeliling lubang anus (gluteal) bersama-sama seperti menahan BAK atau BAB,
ditahan sampai hitungan kelima, lalu kendorkan, diulang sampai 8 kali hitung.
5) Senam Nifas
 Posisi pasien tidur terlentang, tangan diletakan diatas dada lalu tarik nafas dalam
dan hembuskan.
 Tangan diletkan diatas perut lalu tarik nafas dan hembuskan.
 Melakukan cengkraman jari-jari kaki.
 Gerakan ankle dorsi dan plantar fleksi.
 Gerakan fleksi-ektensi knee dexstra dan sinistra secara bergantian.
 Abduksi-adduksi hip dexstra dan sinistra secara bergantian
 Bridging. Dilakukan 5 kali sampai 8 kali pengulangan.
6) Latihan Transfer – ambulasi
a. Latihan miring dari posisi telentang
b. Latihan duduk di tepi bed
c. Latihan berdiri dari posisi duduk
d. Latihan berjalan
7) Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS)
TENS digunakan pada pasien pasca operatif elektroda diletakkan disekitar luka
bedah. TENS merupakan alat yang menggunakan aliran listrik, baik dengan frekuensi
rendah maupun tinggi, yang dihubungkan dengan beberapa elektroda pada kulit
untuk menghasilkan sensasi kesemutan, menggetar, atau mendengung pada area
nyeri.
K. Evaluasi
- Pengukuran nyeri dengan Visual Analog scale
- Evaluasi kemampuan fungsional menggunakan modified index barthel

Aktivitas Nilai
T1 T2
Makan
Minum
Perawatan diri
Berpakaian
BAK
BAB
Pengunaan Toilet
Transfer
Mobilisasi
Naik turun tangga
Total

Evaluasi dapat dinilai berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terkait
IPPA, PFGD, spesifik (VAS, MMT, antropometri, goneometer), dan hasil indeks
barthel. Perlu ditinjau kembali apakah pemberian intervemsi yang telah dilakukan
tersebut menunjukkan adanya perubahan kearah yang lebih baik atau tidak. Apabila
menunjukkan progress yang baik maka intervensi dapat dilanjutkan atau ditingkatkan
intensitasnya. Namun, apabila belum menunjukkan kemajuan maka dapat dievaluasi
kembali penyebabnya atau dilakukan penggantian jenis intervensi.
L. Hasil Evaluasi Terakhir

Anda mungkin juga menyukai