A3 Akuntansi - Kelompok 4
2
DASAR HUKUM
1. PASAL 22 UU No 36 th 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
2. PMK 80/PMK.03/2010 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK , PENENTUAN TEMPAT
PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN
PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN
PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
3. PMK 224/PMK.011/2012 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN
BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI
BIDANG LAIN
4. PMK 253/PMK.03/2008 TENTANG WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU
SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS
PENJUALAN BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH
3
OBJEK PEMUNGUTAN
1. PPh Pasal 22 Impor
2. PPh Pasal 22 Bendahara / BUMN
3. PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul
4. PPh Pasal 22 BBM, BBG, Pelumas
5. PPh Pasal 22 Industri Tertentu
6. PPH Pasal 22 Penjualan Barang Sangat
Mewah
4
PPh 22 Impor
• Pemungut :
Bank Devisa dan Dirjen Bea dan Cukai
• Wajib Pajak yang dipungut :
Importir Barang
• Tarif :
• 2,5 % dari Nilai Impor bagi importir yang menggunakan Angka
Pengenal Impor (API),
• 0,5% dari nilai impor khusus kedelai, gandum , dan tepung terigu bagi
Importir API
• 7,5 % dari Nilai Impor bagi importir yang tidak menggunakan API,
• 7,5% dari harga jual lelang bagi pemenang lelang impor yang tidak
dikuasai
5
Saat Terutang dan Pelunasan PPh
22 Impor
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang, terutang
dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk
• Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau
dibebaskan, Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean atas impor
• Cara Pemungutan :
Impor dengan LKP ( Laporan Kelengkapan
Pemeriksaan) : Importir setor sendiri ke Bank
Devisa/Persepsi
Impor tanpa LKP : Dipungut dan disetor Bend.
DJBC dan SPT dilaporkan paling lambat 7 hari
setelah penyetoran 6
Pengecualian PPh 22 Impor
1. Impor atau penyerahan barang yang berdasarkan peraturan
tidak terutang PPh ( dengan SKB )
2. Impor yang dibebaskan atas BM dan PPN ( contoh : Barang
perwakilan Asing, buku- buku agama, dsb )
3. Impor sementara yang untuk diekspor kembali
4. Impor kembali ( re impor ) atas barang-barang yang telah
diekspor untuk keperluan perbaikan ( tanpa SKB )
5. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor ( dengan SKB )
7
PPh 22 Bendahara / BUMN
• Pemungut :
1. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA )
2. Bendahara Pengeluaran
3. BUMN tertentu
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
• Wajib Pajak Yang dipungut :
Badan Usaha atau OP yang melakukan penjualan atau
penyerahan kepada Pemerintah atau BUMN tertentu
• Tarif :
• 1,5 % dari harga pembelian tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai 8
Saat Terutang dan Pelunasan PPh
22Bendahara
• Cara pemungutan: Pemungut Pajak harus
menyetor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran dengan
menggunakan formulir SSP yang telah
diisi oleh dan atas nama rekanan serta
ditandatangani oleh pemungut pajak.
• SPT dilaporkan paling lambat 14 hari
setelah berakhir masa pajak
9
Pengecualian PPh 22 Bendahara
1. Jumlah pembelian paling banyak Rp 2.000.000,- dan bukan jumlah yang
terpecah – pecah ( Bendahara Pemerintah )
2. Jumlah pembelian paling banyak Rp 10.000.000,- dan bukan jumlah yang
terpecah – pecah (BUMN)
3. pembayaran untuk:
a) pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos;
b) pemakaian air dan listrik.
4. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS )
10
PPh 22 Pedagang Pengumpul
• Pemungut :
Badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya mengumpulkan
hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan;
dan menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan
eksportir yang bergerak dalam sektor yang sama
• Wajib Pajak yang dipungut :
Badan atau OP yang menjual hasil usahanya ke Pedagang Pengumpul
• Tarif :
0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
• Terutang dan harus dibayar saat pembelian dilakukan
11
PPh 22 BBM, BBG, PELUMAS
• Pemungut :
Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar
gas, dan pelumas
• Wajib Pajak yang dipungut :
Distributor / SPBU
• Saat Terutang dan Pelunasan
terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat perintah
pengeluaran barang (delivery order) dan harus disetor
sebelum DO ditebus
12
PPh 22 BBM, BBG, PELUMAS
• Tarif :
1. BBM :
• 0,25% dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum Pertamina;
• 0,3 % dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum bukan Pertamina
• 0,3 % dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
pihak selain dua kriteria di atas
2. Bahan bakar gas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari
penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai;
3. Pelumas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari penjualan tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai.
13
PPh 22 INDUSTRI TERTENTU
• Pemungut :
Industri semen, industri kertas, industri baja, industri
otomotif, dan industri farmasi atas penjualan hasil
produksinya kepada distributor di dalam negeri.
• Wajib Pajak yang dipungut :
Distributor dalam negeri
• Saat Terutang dan Pelunasan
terutang dan dipungut pada saat penjualan
14
PPh 22 INDUSTRI TERTENTU
TARIF :
• penjualan semua jenis semen sebesar 0,25%
• penjualan kertas sebesar 0,1%
• penjualan baja sebesar 0,3%
• penjualan semua jenis kendaraan bermotor
beroda dua atau lebih sebesar 0,45%
• penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%
16
PPh 22 Penjualan Barang Sangat Mewah
SKB Pot/Put
18
SKB PPh Pasal 22 Impor
• Perusahaan PMA / PMDN yang baru didirikan
(bukan perluasan / penanaman kembali laba –
laba tahun lalu)
• Terbatas pada barang – barang modal yang
tersebut dalam master list ( lampiran
persetujuan tetap yang dikeluarkan BKPM dan
keperluan bahan baku untuk satu tahun yang
disetujui BKPM )
• Berlaku sejak pendirian s.d. 1 Desember tahun
pendirian.
19
SKB selain PPh Pasal 22 Impor
Kriteria Pemberian SKB
• WP dalam tahun berjalan dapat menunjukkan
tidak akan terutang PPh karena rugi fiskal :
- WP baru berdiri & masih tahap investasi
- WP belum sampai tahap produksi komersial
- force majeur, sehingga mengalami kerugian
• WP berhak atas kompensasi fiskal yang lebih
besar dari perkiraan penghasilan neto
• WP yang pembayaran PPh dalam tahun berjalan
lebih besar dari PPh yang akan terutang.
• WP yang dikenakan PPh Final
20
Sanksi dan Pengkreditan
• Besarnya tarif pemungutan apabila terhadap Wajib
Pajak yang dipungut tidak memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak maka dikenakan lebih tinggi 100% (seratus
persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib
Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib
Pajak
• PPh 22 tidak bersifat final dan dapat dikreditkan
kecuali PPh 22 Final atas penjualan BBM, BBG dan
Pelumas ke agen penyalur , bersifat final dan tidak
dapat dikreditkan
21
• Cara menghitung PPh Pasal 22 atas kegiatan impor barang
• Besarnya PPh pasal 22 atas impor: Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), tarif pemungutannya sebesar
2,5% dari nilai impor.
• PPh Pasal 22 = 2,5% x Nilai Importir
• Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Imortir (API), tarif
• Pemungutannya sebesar 7,5% dari nilai impor
• PPh Pasal 22 = 7,5% x Harga Jual Lelang
• Catatan :
• Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang
• digunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai impor dihitung
• sebesar Cost Insurance Freight (CIF) +Bea Masuk+ Pungutan pabean
• lainnya.
• Contoh 1:
• PT ANGGARA, memiliki nomor API, melakukan impor komputer dari
• Amerika Serikat dengan perincian sbb:
• Harga Komputer (Cost)…………………….US$ 20,000.00
• Asuransi (Insurance) ……………………….US$ 1,000.00
• Biaya angkut (Freight) ……………………..US$ 4,000.00
• Harga Pabean ………………………………US$ 25,000.00
• Pungutan :
• - Bea Masuk 20% ……………………………..US$ 5,000.00
• -Bea Masuk Tambahan 10% …………….........US$ 2,500.00
• NILAI IMPOR ………………………………..US$ 32,500.00
• Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor: pemberitahuan
• impor barang) nilai kurs US $ 1.00= Rp 14.000,00 maka:
• — Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32,500.00 x Rp 14.000,00 = Rp 455.000.000,-
• — PPh Pasal 22 yang harus dipungut :Rp 455.000.000,00 x 2,5% = Rp 11.375.000,-
•
• Contoh 2:
• Seperti soal nomor diatas, tetapi PT ANGGARA tidak memiliki API,
• maka perhitungan PPh Pasal 22 adalah :
• Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32,500.00 x Rp 14.000,00 = Rp 455.000.000,-
• PPh Pasal 22 yang harus dipungut: Rp 455.000.000,00 x 7,5% = Rp 34.125.000,-
22
TERIMA KASIH
23