Anda di halaman 1dari 23

Pajak Penghasilan Pasal 22

A3 Akuntansi - Kelompok 4

Andi Baso Dewana Pujangga


Muhammad Zidane
Ahmad Faris Fadillah
M. Khusnul Miubarak

Fakultas Ekonomi & Bisnis


Universitas Muslim Indonesia
1
PENGERTIAN PPH PASAL 22
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun
2008, PPh 22 adalah bentuk pemotongan atau pemungutan
pajak yang dilakukan satu pihak terhadap Wajib Pajak dan
berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.

Ketentuan PPh Pasal 22 relatif lebih rumit dibandingkan dengan


PPh lainnya, seperti PPh 21 ataupun PPh 23. PPh Pasal 22
dikenakan terhadap perdagangan barang yang dianggap
‘menguntungkan’, sehingga baik penjual maupun pembelinya
dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut. Dasar
hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Pasal 22
Undang-undang Pajak Penghasilan, selanjutnya diikuti dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.03/2008 berlaku
sejak 31 Agustus 2010.

2
DASAR HUKUM
1. PASAL 22 UU No 36 th 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
2. PMK 80/PMK.03/2010 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK , PENENTUAN TEMPAT
PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN
PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN
PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
3. PMK 224/PMK.011/2012 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN
BARANG DAN KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI
BIDANG LAIN
4. PMK 253/PMK.03/2008 TENTANG WAJIB PAJAK BADAN TERTENTU
SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DARI PEMBELI ATAS
PENJUALAN BARANG YANG TERGOLONG SANGAT MEWAH

3
OBJEK PEMUNGUTAN
1. PPh Pasal 22 Impor
2. PPh Pasal 22 Bendahara / BUMN
3. PPh Pasal 22 Pedagang Pengumpul
4. PPh Pasal 22 BBM, BBG, Pelumas
5. PPh Pasal 22 Industri Tertentu
6. PPH Pasal 22 Penjualan Barang Sangat
Mewah

4
PPh 22 Impor
• Pemungut :
Bank Devisa dan Dirjen Bea dan Cukai
• Wajib Pajak yang dipungut :
Importir Barang
• Tarif :
• 2,5 % dari Nilai Impor bagi importir yang menggunakan Angka
Pengenal Impor (API),
• 0,5% dari nilai impor khusus kedelai, gandum , dan tepung terigu bagi
Importir API
• 7,5 % dari Nilai Impor bagi importir yang tidak menggunakan API,
• 7,5% dari harga jual lelang bagi pemenang lelang impor yang tidak
dikuasai
5
Saat Terutang dan Pelunasan PPh
22 Impor
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang, terutang
dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk
• Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau
dibebaskan, Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean atas impor
• Cara Pemungutan :
Impor dengan LKP ( Laporan Kelengkapan
Pemeriksaan) : Importir setor sendiri ke Bank
Devisa/Persepsi
Impor tanpa LKP : Dipungut dan disetor Bend.
DJBC dan SPT dilaporkan paling lambat 7 hari
setelah penyetoran 6
Pengecualian PPh 22 Impor
1. Impor atau penyerahan barang yang berdasarkan peraturan
tidak terutang PPh ( dengan SKB )
2. Impor yang dibebaskan atas BM dan PPN ( contoh : Barang
perwakilan Asing, buku- buku agama, dsb )
3. Impor sementara yang untuk diekspor kembali
4. Impor kembali ( re impor ) atas barang-barang yang telah
diekspor untuk keperluan perbaikan ( tanpa SKB )
5. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor ( dengan SKB )

7
PPh 22 Bendahara / BUMN
• Pemungut :
1. Bendahara Pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA )
2. Bendahara Pengeluaran
3. BUMN tertentu
berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang
• Wajib Pajak Yang dipungut :
Badan Usaha atau OP yang melakukan penjualan atau
penyerahan kepada Pemerintah atau BUMN tertentu
• Tarif :
• 1,5 % dari harga pembelian tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai 8
Saat Terutang dan Pelunasan PPh
22Bendahara
• Cara pemungutan: Pemungut Pajak harus
menyetor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran dengan
menggunakan formulir SSP yang telah
diisi oleh dan atas nama rekanan serta
ditandatangani oleh pemungut pajak.
• SPT dilaporkan paling lambat 14 hari
setelah berakhir masa pajak

9
Pengecualian PPh 22 Bendahara
1. Jumlah pembelian paling banyak Rp 2.000.000,- dan bukan jumlah yang
terpecah – pecah ( Bendahara Pemerintah )
2. Jumlah pembelian paling banyak Rp 10.000.000,- dan bukan jumlah yang
terpecah – pecah (BUMN)
3. pembayaran untuk:
a) pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos;
b) pemakaian air dan listrik.
4. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS )

10
PPh 22 Pedagang Pengumpul
• Pemungut :
Badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya mengumpulkan
hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan;
dan menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan
eksportir yang bergerak dalam sektor yang sama
• Wajib Pajak yang dipungut :
Badan atau OP yang menjual hasil usahanya ke Pedagang Pengumpul
• Tarif :
0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN
• Terutang dan harus dibayar saat pembelian dilakukan

11
PPh 22 BBM, BBG, PELUMAS
• Pemungut :
Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar
gas, dan pelumas
• Wajib Pajak yang dipungut :
Distributor / SPBU
• Saat Terutang dan Pelunasan
terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat perintah
pengeluaran barang (delivery order) dan harus disetor
sebelum DO ditebus

12
PPh 22 BBM, BBG, PELUMAS
• Tarif :
1. BBM :
• 0,25% dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum Pertamina;
• 0,3 % dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum bukan Pertamina
• 0,3 % dari penjualan, tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
pihak selain dua kriteria di atas

2. Bahan bakar gas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari
penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai;
3. Pelumas sebesar 0,3% (nol koma tiga persen) dari penjualan tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai.
13
PPh 22 INDUSTRI TERTENTU
• Pemungut :
Industri semen, industri kertas, industri baja, industri
otomotif, dan industri farmasi atas penjualan hasil
produksinya kepada distributor di dalam negeri.
• Wajib Pajak yang dipungut :
Distributor dalam negeri
• Saat Terutang dan Pelunasan
  terutang dan dipungut pada saat penjualan

14
PPh 22 INDUSTRI TERTENTU
TARIF :
• penjualan semua jenis semen sebesar 0,25%
• penjualan kertas sebesar 0,1%
• penjualan baja sebesar 0,3%
• penjualan semua jenis kendaraan bermotor
beroda dua atau lebih sebesar 0,45%
• penjualan semua jenis obat sebesar 0,3%

Dari Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai


15
PPh 22 INDUSTRI TERTENTU
Untuk asas keadilan , maka atas
• Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen
Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek
(APM), dan importir umum kendaraan bermotor dikenakan
PPh 22 sebesar 0,45% (nol koma empat puluh lima persen)
dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.

16
PPh 22 Penjualan Barang Sangat Mewah

Wajib Pajak yang menjual barang mewah seperti :


1. Pesawat Pribadi dengan nilai jual lebih dari Rp 20 M
2. Kapal Pesiar dan sejenisnya dengan nilai jual lebih dari Rp
10 M
3. Tanah dan Bangunan dengan harga jual lebih dari 10 M dan
luas bangunan lebih dari 500m2
4. Apartemen, kondomonium, dan sejenisnya dengan harga jual
lebih dari Rp 10 M dan luas bangunan lebih dari 400 m2
5. Kendaraan bermotor roda empat dengan harga lebih dari 5M
lebih dari 3.000 cc
Wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar 5% dari harga jual
tidak termasuk PPN dan PPn BM
17
Surat Keterangan Bebas
Pemotongan/Pemungutan PPh

• Fasilitas yang disediakan pemerintah


• Pemotongan yang bersifat tidak final

SKB Pasal 22 Impor

SKB Pot/Put

SKB Selain Ps 22 Impor

18
SKB PPh Pasal 22 Impor
• Perusahaan PMA / PMDN yang baru didirikan
(bukan perluasan / penanaman kembali laba –
laba tahun lalu)
• Terbatas pada barang – barang modal yang
tersebut dalam master list ( lampiran
persetujuan tetap yang dikeluarkan BKPM dan
keperluan bahan baku untuk satu tahun yang
disetujui BKPM )
• Berlaku sejak pendirian s.d. 1 Desember tahun
pendirian.

19
SKB selain PPh Pasal 22 Impor
Kriteria Pemberian SKB
• WP dalam tahun berjalan dapat menunjukkan
tidak akan terutang PPh karena rugi fiskal :
- WP baru berdiri & masih tahap investasi
- WP belum sampai tahap produksi komersial
- force majeur, sehingga mengalami kerugian
• WP berhak atas kompensasi fiskal yang lebih
besar dari perkiraan penghasilan neto
• WP yang pembayaran PPh dalam tahun berjalan
lebih besar dari PPh yang akan terutang.
• WP yang dikenakan PPh Final

20
Sanksi dan Pengkreditan
• Besarnya tarif pemungutan apabila terhadap Wajib
Pajak yang dipungut tidak memiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak maka dikenakan lebih tinggi 100% (seratus
persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib
Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib
Pajak
• PPh 22 tidak bersifat final dan dapat dikreditkan
kecuali PPh 22 Final atas penjualan BBM, BBG dan
Pelumas ke agen penyalur , bersifat final dan tidak
dapat dikreditkan

21
• Cara menghitung PPh Pasal 22 atas kegiatan impor barang
• Besarnya PPh pasal 22 atas impor: Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), tarif pemungutannya sebesar
2,5% dari nilai impor.
•                                     PPh Pasal 22 = 2,5% x Nilai Importir
•                   Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Imortir (API), tarif
•                   Pemungutannya sebesar 7,5% dari nilai impor
•                                     PPh Pasal 22 = 7,5% x Harga Jual Lelang
• Catatan :
• Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang
• digunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai impor dihitung
• sebesar Cost Insurance Freight (CIF) +Bea Masuk+ Pungutan pabean
• lainnya.
• Contoh 1:
• PT ANGGARA, memiliki nomor API, melakukan impor komputer dari
• Amerika Serikat dengan perincian sbb:
• Harga Komputer (Cost)…………………….US$ 20,000.00
• Asuransi (Insurance) ……………………….US$   1,000.00
• Biaya angkut (Freight) ……………………..US$   4,000.00
• Harga Pabean ………………………………US$ 25,000.00
• Pungutan :
• - Bea Masuk 20% ……………………………..US$  5,000.00
• -Bea Masuk Tambahan 10% …………….........US$  2,500.00
•             NILAI IMPOR ………………………………..US$ 32,500.00
• Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor: pemberitahuan
• impor barang) nilai kurs US $ 1.00= Rp 14.000,00 maka:
• — Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32,500.00 x Rp 14.000,00 = Rp 455.000.000,-
• — PPh Pasal 22 yang harus dipungut :Rp 455.000.000,00 x 2,5% = Rp 11.375.000,-
•  
• Contoh 2:
• Seperti soal nomor diatas, tetapi PT ANGGARA tidak memiliki API,
• maka perhitungan PPh Pasal 22 adalah :
• Dasar pengenaan PPh Pasal 22: US$ 32,500.00 x Rp 14.000,00 = Rp 455.000.000,-
• PPh Pasal 22 yang harus dipungut: Rp 455.000.000,00 x 7,5% = Rp 34.125.000,-

22
TERIMA KASIH

23

Anda mungkin juga menyukai