Anda di halaman 1dari 18

PANCASILA SEBAGAI SISTEM

ETIKA POLITIK

Oleh :
1. Yunivita Farah Maulida (1.4.19.020)
2. Shafa Octavia Nabilla (1.4.19.028)
3. Adeliya Atikha (1.4.19.030)
4. Melani Risma Melati (1.4.19.041)
5. Yuyun Siti Nurkhotimah (1.4.19.033)
Pengertian Etika Politik
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral
tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang
bertanggung jawab dengan berbagai ajaran moral.
Politik berasal dari kata “politics” yang memiliki makna
bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik atau
negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan.
Etika Politik adalah cabang dari filsafat politik yang
membicarakan perilaku atau perbuatan-perbuatan politik
untuk dinilai dari segi baik atau buruknya.
Ciri-ciri sistem politik pancasila
Pancasila sebagai sistem politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Bersifat kekeluargaan dan gotong royong yang bernafas Ketuhanan YME.

 Menghargai hak-hak asasi manusia serta menjamin hak-hak minoritas.

 Pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan atas musyawarah

untuk hasil yang mufakat Bersendi atas hukum.

Ciri-ciri sistem politik liberalisme, diantaranya:


 Sangat menekankan kebebasan/kemerdekaan individu.

 Sangat menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia yang utama seperti hak

hidup, hak kemerdekaan, hak mengejar kebahagiaan, dan sebagainya.


 Melahirkan sekularisme (memisahkan antara negara dengan agama)

 Adanya budaya yang tinggi Paradigma Sistem Politik Pancasila Sebagai

Sistem Politik Indonesia.


Fungsi dan tugas etika politik
 Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan
alat-alat teoritis untuk mempertanyakan serta menjelaskan
legitimasi politik (dukungan masyarakat terhadap sistem politik dan
pemerintah) secara bertanggung jawab dan didasarkan pada aspek
yang rasional, objektif dan argumentatif.
 Tugas etika politik adalah membantu agar pembahasan masalah-
masalah ideologis dapat dijalankan secara objektif dan sebagai
pegangan normatif bagi mereka yang ingin menilai kualitas tatanan
kehidupan politik dengan tolak ukur martabat manusia dan
legitimasi moral.
Prinsip Sistem Politik Pancasila
Pluralisme
Pluralisme adalah kesediaan untuk menerima pluralitas.
Hak Asasi Manusia

Jaminan hak-hak asasi manusia adalah bukti Kemanusian yang adil dan
beradab. Mutlak karena merupakan anugrah dari Sang Pencipta.
Solidaritas Bangsa

Solidaritas bermakna manusia tidak hanya hidup demi diri sendiri,


melainkan juga demi orang lain.
Partisipasi demokratis masyarakat

Prinsip “kedaulatan rakyat” menyatakan bahwa tak ada yang berhak untuk
menentukan dan memaksakan orang lain.
Adanya cita-cita the rule of law

Struktur sosial budaya masyarakat

Keadilan sosial
  Dimensi Politis Manusia

 Dimensi politis adalah dimensi masyarakat sebagai


keseluruhan. Sebuah keputusan bersifat politis
apabila diambil dengan memperhatikan masyarakat
secara keseluruhan. Pengertian dimensi politis
manusia ini memiliki dua segi fundamental yaitu
pengertian dan kehendak untuk bertindak (inilah
yang senantiasa berhadapan dengan tindakan moral
manusia).
Manusia sebagai makhluk individu-sosial

 Manusia sebagai makhluk Individu dan makhluk sosial.


Berbagai paham Antropologi filsafat memandang hakikat
sifat kodrat manusia dari kacamata yang berbeda. Paham
individualisme yang merupakan cikal bakal paham
liberalisme memandang manusia sebagai makhluk
individu yang bebas. Konsekuensinya dalam setiap
kehidupan masyarakat, bangsa maupun negara. Dasar
ontologis ini merupakan dasar moral politik negara.
Sedangkan paham kolektivisme yang merupakan cikal
bakal sosialisme dan komunisme memandang manusia
sebagai makhluk sosial saja.
Dimensi Kehidupan Politis Manusia

 Dalam kehidupan manusia jaminan atas kebebasan


manusia baik sebagai makhluk individu maupun
sosial sulit untuk dilaksanakan, karena terjadinya
benturan kepentingan diantara mereka sehingga
terdapat suatu kemungkinan terjadinya anarkisme
dalam masyarakat. Dalam hubungan inilah manusia
memerlukan suatu masyarakat hukum yang mampu
menjamin hak-haknya, dan masyarakat itulah yang
disebut sebagai Negara.
Landasan umum politik

 1)        Setiap pekerja politik dan penyelenggara


negara perlu memahami hakikat politik sebagai
seni mengelola kebaikan dan kemaslahatan  hidup
bersama lewat jalan-jalan deliberatif
(permusyawaratan) yang damai, bukan seni
memperjuangkan kepentingan pribadi lewat jalan-
jalan kekerasan dan pemaksaan.
 2)        Pekerja politik dan penyelenggara negara
harus memiliki ‘Modal Moral’ (Moral Capital).
Moral di sini adalah kekuatan dan kualitas
komitmen pemimpin dalam memperjuangkan nilai-
nilai, keyakinan, tujuan, dan amanat penderitaan
rakyat. Kapital di sini bukan hanya potensi
kebajikan seseorang, melainkan potensi yang
secara aktual menggerakkan roda politik.
SUMBER UTAMA MORAL
CAPITAL
 Basis moralitas yang menyangkut nilai-nilai, tujuan serta
orientasi politik yang menjadi komitmen dan dijanjikan
pemimpin politik kepada konstituennya.
 Tindakan politik yang menyangkut kinerja pemimpin politik
dalam menerjemahkan nilai-nilai moralitasnya ke dalam
ukuran-ukuran perilaku, kebijakan, dan keputusan politiknya.
 Keteladanan yang menyangkut contoh perilaku moral yang
konkret dan efektif, yang menularkan kesan otentik dan
kepercayaan kepada komunitas politik.
 Komunikasi politik yang menyangkut kemampuan seorang
pemimpin untuk mengkomunikasikan gagasan serta nilai-nilai
moralitas dalam bentuk bahasa politik yang efektif, yang
mampu memperkuat solidaritas dan moralitas masyarakat.
 3)        Pekerja politik dan penyelenggara negara harus
memiliki komitmen pelayanan. Komitmen pelayanan
ini berjejak pada basis legitimasi negara pelayan yang
bersumber pada empat jenis responsibilitas:
perlindungan, kesejahteraan, pengetahuan, serta
keadilan-perdamaian. Para pendiri bangsa secara
visioner menempatkan keempat basis legitimasi negara
pelayan itu pada tujuan negara sebagaimana tertuang
dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 4)        Pembuatan kebijakan publik harus
memenuhi setidaknya empat prinsip utama:
Kemasukakalan, efisiensi, keadilan, dan kebebasan.
Kebijakan publik harus mempertimbangkan
rasionalitas publik tanpa kesemena-menaan
mengambil kebijakan; adaptabilitas kebijakan dan
institusi politik terhadap keadaan; senasib
sepenanggungan dalam keuntungan dan beban;
serta persetujuan rakyat pada pemerintah.
 5)        Kebijakan publik harus berpihak pada tiga
pokok kemaslahatan publik (public goods):
legitimasi demokrasi, kesejahteraan ekonomi, dan
identitas kolektif
Etika Politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

 Pembangunan etika politik sangatlah urgent, perlu


adanya pemikiran dalam rangka menata kembali
kultur politik bangsa Indonesia. Sebagai warga
negara, kita telah memiliki hak-hak politik dan
hak-hak politik tersebut bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan sesama warga negara dalam
wadah infra struktur dan supra struktur.
Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika
Politik

 Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya


merupakan sumber peraturan perundang-undangan
melainkan juga sumber moralitas utama dalan
hubungannya dengan legitiminasi kekuasaan,
hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan. Ketuhanan Yang Maha Esa
serta sila kedua Kemanusiaan yang adil dan
beradab, adalah merupakan sumber nilai-nilai
moral bagi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.
 Negara Indonesia yang berdasarkan sila pertama Ketuhanan
Yang Maha Esa bukanlah negara Teokrasi yang mendasarkan
kekuasaan dan penyelenggaraan negara pada ligitiminasi
religius. Kekuasaan kepala negara tidak mendasarkan pada
legitiminasi religius melainkan mendasarkan pada legitiminasi
hukum dan demokrasi. Oleh karena itu asas sila pertama lebih
berkaitan dengan legitiminasi moral. Inilah yang membedakan
negara yang Berketuhanan yang Maha Esa dengan teokrasi.
Walaupun dalam negara Indonesia tidak mendasarkan pada
legitiminasi religius, namun secara moralitas kehidupan negara
harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan,
terutama hukum serta moral dalam kehidupan bernegara
 Sistem politik bhineka tunggal ika atau Pancasila ini sangatlah berpijak
pada sila-sila di dalam Pancasila. Pada sila pertamanya yang berbunyi
“Ketuhanan yang Maha Esa” tersirat bahwa Indonesia menghargai
keberagaman agama dan keyakinan. Pada sila keduanya yang berbunyi
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”, kita diajarkan untuk tidak boleh
memperlakukan orang lain berbeda-beda entah itu berdasarkan harkat
ataupun martabatnya. Sila ketiganya mengajarkan kita untuk selalu
berdamai apapun keadaannya. Sila keempatnya mengatakan bahwa
kedaulatan benar-benar berada ditangan rakyat penuh. Di sila terakhirnya
yang berbunyi “Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, telah
terkandung tujuan dari sistem politik Pancasila. Keadilan sosial adalah
keadilan yang terlaksana. Dalam kenyataan, keadilan sosial diusahakan
dengan membongkar ketidakadilan-ketidakadilan yang ada dalam
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai