Pembimbing dr. Tety Yuniarti Sudiro,Sp.PD,FINASIM DEFINISI
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. MANFAAT IMUNISASI 4. Manfaat imunisasi dapat dirasakan dalam 1. Membentuk kekebalan aktif terhadap penyakit tertentu. jangka panjang. 2. Mencegah terjadinya wabah Mencegah generasi ke ataupun kejadian luar biasa generasi masyarakat dengan memutus mata rantai Indonesia dari penyakit penyebaran penyakit. yang dapat dicegah dengan vaksin. 3. Kegiatan imunisasi merupakan kegiatan yang dapat dilakukan dengan aman walaupun 5. Membantu terdapat efek terhadap mempertahankan dan pemberian imunisasi. Efek imunisasi yang berat seperti dapat meningkatkan syok anafilaktik, reaksi alergi keuangan anggota sangat minimal. Manfaat keluarga dalam bidang pencegahan dengan pemberian ekonomi dan kesehatan. vaksin lebih besar dibandingkan dengan efek pemberian vaksin. KLASIFIKASI IMUNISASI HEPATITIS B
1. Hepatitis merupakan penyakit peradangan pada hati. Penyebabnya
bermacam-macam, salah satunya adalah virus hepatitis B. Vaksin hepatitis mengandung 30-40 mikrogram protein HbsAg (antigen virus hepatitis) 2. Cara pemberian dan dosis : dosis 0,5 ml secara intramuscular, sebaiknya daerah deltoid pada dewasa. 3. Jadwal anjuran : tiga kali, diberikan (0,1 dan 6 bulan ) 4. Kontraindikasi : setiap orang yang pernah mengalami alergi berat terhadap vaksin, setiap orang yang sedang menderita penyakit infeksi berat disertai kejang, kehamilan dan laktasi bukan indikasi kontra imunisasi Hepatitis B. YELLOW FEVER
1. Penyakit infeksi virus akut dengan masa inkubasi yang
singkat dalam berbagai stadium, ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan haemogogus sp atau sabethes sp. 2. Indikasi : wajib bagi wisatawan yang bepergian ke afrika dan Amerika Selatan. 3. Kontraindikasi : alergi terhadap telur, ayam atau gelatine, sakit berat, wanita hamil serta menyusui. 4. Cara pemberian : dosis 0,5 ml secara subkutan 5. Jadwal anjuran : dosis tunggal dan ulangan dapat diberikan dengan interval 10 tahun, pasien yang sudah di-booster mendapat kekebalan menetap 30-35 tahun atau seumur hidup. RABIES • Penyakit menular akut yang dapat menyerang susunan saraf tepi dan pusat akibat masuknya virus rabies kedalam tubuh melalui gigitan hewan penular rabies. • Indikasi: petugas yang bekerja dengan hewan, pekerja laboratorium, peneliti gua, wisatawan yang bepergian ke daerah endemis, individu yang tergigit, tercakar atau terpapar mukosa binatang tersangka rabies. • Cara pemberian : Intramucular pada daerah deltoid atau paha anterolateral • Jadwal anjuran : 2 dosis 0.5cc pada hari ke-0, 1 dosis 0.5 cc pada hari ke-7 dan 1 dosis 0.5cc pada hari ke-21. HERPES ZOSTER • Merupakan bentuk reaktivasi virus varicella- zoster di ganglion radiks dorsalis. • Indikasi : diberikan pada orang dewasa 60 tahun keatas, tetapi sekarang ini sudah diberikan pada orang dewasa diatas umur 50 tahun (belum menjadai rekomendasi). • Kontraindikasi : adanya riwayat anafilaksis terhadap gelatine, antibiotic neomisin, imunodefisiensi, kehamilan. • cara pemberian: diberikan dosis tungal secara subkutan pada region deltoid. PNEUMOKOKUS
• PPV / Pneumococcal polysaccharide vaccine
merupakan vaksin yang aman dan efektif dalam menurunkan penyakit dan kematian akibat infeksi S. Pneumoniae Pada dewasa karena pada bayi dan anak usia muda tidak dapat merangsang respon imunologik sehingga tidak mampu menghasilkan respon booster. • Cara pemberian : intramuscular/subkutan • Dosis : 0,5 mL, vaksin di berikan dalam 1 dosis dan diulang dalam jangka waktu 5 tahun MENINGITIS MENINGOKOKAL
• Meningitis meningokok disebabkan oleh neisseria meningitis, jenis vaksin
untuk meningitis meningokok ada dua yakni : Plain polysaccharide vaccines dan Conjugated vaccines. • Indikasi : calon jemaah haji, individu dengan gangguan sistem imun, pasien asplenia anatomic dan fungsional, individu yang akan bepergian ke daerah yang terdapat epidemi meningikokus, pelajar yang tinggal diasrama, tentara, ahli mikrobiologi yang sering terekspos dengan bakteri meningokous. • Kontraindikasi : reaksi alergi • Jadwal pemberian : pemberian dapat diulang dengan jarak 3 tahun bila memiliki resiko tinggi infeksi meningokok. • Cara pemberian : intramuscular (IM) dosis 0.5mL • Jenis Vaksin : Virus dilemahkan INFLUENZA • Influenza adalah penyakit infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus influenza. • Cara pemberian : intramuscular pada otot deltoid pada orang dewasa. • Jadwal anjuran : Imunisasi influenza diberikan setiap tahun, mengingat setiap tahun terjadi pergantian jenis virus yang beredar di dunia. • Dosis: < 3 tahun 0,25 mL; ≥ 3 tahun 0,5 mL; ≤8 tahun untuk pemberian pertama kali diperlukan 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu atau lebih, pada tahun berikutnya hanya diberikan 1 dosis. • Kontara indikasi: individu dengan hipersensitif anafilaksis terhadap pemberian vaksin influenza sebelumnya, hati-hati terhadap individu yang alergi terhadap telur, vaksin influenza tidak boleh diberikan pada penderita demam akut yang berat VARISELA • Varisela (cacar air) adalah penyakit infeksi yang sangat menular disebabkan oleh virus varisela-zoster. • Cara pemberian: subkutan • Jadwal anjuran: untuk usia > 13 tahun atau dewasa, diberikan 2 kali dengan jarak 4-8 minggu. • Dosis: 0,5 mL, satu kali • Kontraindikasi : reaksi alergi, wanita hamil atau akan hamil pada 1 bulan kemudian. TIFOID Vaksin oral dibuat dari galur Salmonella typhii non-patogen yang telah dilemahkan.Vaksin parenteral dibuat dari polisakarida dan kuman salmonella typhii, sementara bahan lainnya termasuk fenol dan larutan bufer yang mengandung natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat dan pelarut Cara pemberian: oral atau parenteral Jadwal anjuran: mulai usia 2 tahun, imunisasi ulangan tiap 3 tahun. Dosis : Parenteral: 0,5 mL, suntikan intramuskuler atau subkutan pada daerah deltoid. Imunisasi ulangan setiap 3 tahun. Oral (direkomendasikan untuk anak usia ≥6 tahun); 1 kapsul vaksin dimakan tiap hari selang sehari, ke 1, 3, dan 5; 1 jam sebelum makan dengan minuman yang suhunya <37ºC. kapsul ke-4 pada hari ke-7 terutama bagi wisatawan. Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan antibiotik sulfonamide atau antimalarial yang aktif terhadap Salmonella. Imunisasi ulangan dilakukan dalam 5 tahun. Kontraindikasi: alergi terhadap bahan vaksin, demam, penyakit akut atau kronis progresif. Hepatitis A • Vaksin hepatits A mengandung virus yang tidak aktif (mati). Imunisasi aktif dengan vaksin mati memberikan imunitas yang sangat baik • Cara Pemberian : Intramuskular • Jadwal anjuran : Dapat diberikan saat anak berusia 2 tahun, sebanyak 2 kali dengan interval pemberian 6-12 bulan. • Vaksin kombinasi hepB/hepA tidak diberikan pada bayi kurang dari 12 bulan. Maka vaksin kombinasi diindikasikan pada anak umur lebih dari 12 bulan, terutama untuk catch up immunization yaitu mengejar imunisasi pada anak yang belum pernah mendapat imunisasi hepB sebelumnya atau vaksinasi hepB yang tidak lengkap. • Dosis : 720U diberikan dua kali dengan interval 6 bulan, intramuskular di daerah deltoid • Kombinasi hepB/hepA (berisi hepB 10mg dan hepA 720µ) dalam kemasan prefilled sringe 0,5 ml intramuskular. HPV • Human Papillomavirus (HPV) adalah infeksi yang sangat umum dan ditularkan melalui kontak seksual. Vaksin HPV paling efektif apabila diberikan pada perempuan sebelum mereka mulai aktivitas seksual dan risiko eksposur terhadap HPV. Maka disarankan kepada pasangan yang akan menikah untuk melakukan serangkaian imunisasi HPV untuk mencegah kanker serviks. Selanjutnya imunisasi ini diberikan pada saat trimester pertama kehamilan • Cara pemberian: Intramuskular • Jadwal Pemberian : Imunisasi vaksin HPV diperuntukkan pada anak perempuan sejak umur > 10 tahun terutama wanita yang aktif dalam hubungan seksual dengan total pemberian sebanyak 3 dosis. Suntikan kedua diberikan 1-2 bulan setelah suntikan pertama. Suntikan ketiga diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama. • Vaksin HPV bivalen, jadwal 0, 1 dan 6 bulan • Vaksin HPV kuadrivalen, jadwal 0, 2 dan 6 bulan. • Dosis : 0,5 mL diberikan secara intramuskular pada daerah deltoid. Campak, Gondongan dan Rubela (Measles, Mumps, Rubella=MMR) • Cara pemberian: subkutan di daerah deltoid • Indikasi : campak diberikan pada orang yang terpapar campak pada keadaan outbreak, pelajar, petugas di fasilitas pelayanan kesehata, orang yang berencana berpergian ke luar negeri. Rubella dapat diberikan pada wanita berapapun usianya serta wanita yang tidak hamil. • Dosis: 0,5 mL • Kontra indikasi: penyakit keganasan yang tidak diobati, atau gangguan imunitas, mendapatkan terapi imunosupresi, alergi berat terhadap gelatin atau neomisisn, dalam terapi steroid dosis tinggi (2mg/kgBB), mendapatkan vaksin hidup lainnya dalam 4 minggu, dalam waktu 3 bulan pasca pemberian imunoglobulin atau transfusi darah (whole blood) , HIV. JAPANESE ENSEPHALITIS
• Japanese encephalitis merupakan penyakit akut yang ditularkan
melalui nyamuk terinfeksi. Virus Japanese encephalitis termasuk family Flavivirus. Penyakit ini pertama dikenal pada tahun 1871 di Jepang; diketahui menginfeksi sekitar 6000 orang pada tahun 1924, kemudian terjadi KLB besar pada tahun 1935 hampir setiap tahun terjadi KLB dari tahun 1946-1950. • Cara pemberian: injeksi subkutan • Dosis: 0,5 ml, 1 ml. • Kontraindikasi: sedang mengalami demam tinggi, reaksi alergi yang cukup parah JADWAL IMUNISASI THANK YOU