Anda di halaman 1dari 46

Kebutuhan Cairan, Elektrolit &

Keseimbangan Asam-Basa
Hudzaifah Al Fatih, M.S.
Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan topik ini, mahasiswa mampu untuk:
1. Menjelaskan fungsi, distribusi, komposisi, gerakan, dan regulasi cairan dan
elektrolit dalam tubuh.
2. Menjelaskan pengaturan keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
3. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi cairan tubuh normal,
elektrolit, dan keseimbangan asam basa.
4. Mendiskusikan faktor risiko, penyebab dan efek, dari ketidakseimbangan
cairan, elektrolit, dan asam-basa.
5. Mengkaji data terkait cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam-basa klien.
6. Mengidentifikasi contoh diagnosis keperawatan, hasil, dan intervensi untuk
klien dengan gangguan cairan, elektrolit, atau keseimbangan asam basa.
Cairan Tubuh & Elektrolit
› ± 60% dari berat tubuh orang dewasa adalah air.
› Bayi memiliki proporsi air tertinggi, ± 70% hingga 80% dari
bobot tubuh.
› Proporsi air tubuh menurun seiring bertambahnya usia. Pada
orang tua > 60 tahun  sekitar 50% dari total berat tubuh.
› Wanita umumnya memiliki persentase cairan tubuh yang lebih
rendah daripada laki-laki
Distribusi Cairan Tubuh
› Cairan tubuh dibagi menjadi dua kompartemen utama,
intraseluler dan ekstraseluler.
› Cairan intraseluler (ICF) ditemukan di dalam sel-sel tubuh  ±
2/3 dari total cairan tubuh pada orang dewasa.
› Cairan ekstraseluler (ECF) ditemukan di luar sel  ± 1/3 dari
total cairan tubuh.
Selanjutnya ECF dibagi lagi menjadi:
› Intravaskular (plasma)
20% ECF
› Interstisial
75% ECF, mengelilingi sel
› Transselular
serebrospinal, perikardial, pankreatik, pleura, intraokular,
bilier, peritoneal, dan cairan sinovial
Komposisi Cairan Tubuh
› Cairan ekstraseluler dan intraseluler mengandung oksigen dari
paru-paru, nutrisi terlarut dari saluran gastrointestinal, produk
ekskresi metabolisme seperti karbon dioksida, dan partikel
bermuatan yang disebut ion.
› ion yang membawa muatan positif, disebut kation, dan ion yang
membawa muatan negatif disebut anion  harus seimbang
› Contoh kation: sodium (Na+), potassium (K+), calcium (Ca2+),
dan magnesium (Mg2+).
› Contoh anion: Klorida (Cl−), bicarbonate (HCO3−), phosphate
(PO4 3–), and sulfate (SO4 2–).
› Di ECF, elektrolit utama adalah natrium, klorida, dan
bikarbonat. Elektrolit lain seperti kalium, kalsium, dan
magnesium ada, tetapi dalam jumlah yang jauh lebih kecil.
› Intravaskular/plasma adalah cairan kaya protein, mengandung
albumin dalam jumlah besar, tetapi cairan interstisial hanya
mengandung sedikit atau tidak ada protein.
› Di ICF, kation utama adalah Kalium dan magnesium,
sedangkan anion utama adalah fosfat dan sulfat.
Pergerakan Cairan Tubuh dan Elektrolit
› Kompartemen cairan tubuh dipisahkan satu sama lain oleh
membran sel dan membran kapiler.
› Membran ini bersifat permeabel terhadap air, namun selektif
permeabel terhadap zat terlarut.
› Zat terlarut adalah zat yang larut dalam cairan. Sebagai
contoh, ketika gula ditambahkan ke kopi, gula adalah zat
terlarutnya.
› Zat terlarut dapat berupa kristaloid (garam yang mudah larut
menjadi larutan) atau koloid (zat seperti molekul protein besar
yang tidak mudah larut).
› Pelarut (solvent) adalah komponen larutan yang dapat
melarutkan zat terlarut.
› Pada contoh sebelumnya, kopi adalah pelarut untuk gula.
› Di dalam tubuh, air adalah pelarut; zat terlarut antara lain:
elektrolit, gas seperti oksigen dan karbon dioksida, glukosa,
urea, asam amino, dan protein.
› Konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubuh biasanya
dideskripsikan sebagai osmolalitas.
› Osmolalitas dilaporkan sebagai miliosmol per kilogram (mOsm
/ kg).
› Sodium merupakan penentu terbesar osmolalitas plasma,
atau osmolalitas serum.
› Kalium, glukosa, dan urea adalah penentu utama dari
osmolalitas cairan intraseluler (ICF).
› Istilah tonisitas juga dapat digunakan untuk merujuk pada
osmolalitas satu larutan dalam kaitannya dengan larutan lain.
› Larutan dapat bersifat isotonik, hipertonik, atau hipotonik.
› Sehubungan dengan cairan tubuh, larutan isotonik memiliki
osmolalitas yang sama dengan ECF. Nacl 0,9% adalah contoh
larutan isotonik.
› Larutan hipertonik, seperti natrium klorida 3%, memiliki
osmolalitas yang lebih tinggi daripada ECF.
› Larutan hipotonik, seperti 0,45% natrium klorida, memiliki
osmolalitas lebih rendah daripada ECF.
› Tekanan osmotik adalah kekuatan larutan untuk menarik air
melintasi membran semipermeable.
› Ketika dua larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan oleh
membran semipermeabel, larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi memberikan tekanan osmotik yang lebih
tinggi, menarik air melintasi membran untuk menyeimbangkan
konsentrasi larutan.
› Misalnya: memasukkan larutan IV hipertonik seperti natrium
klorida 3% akan menarik keluar cairan dari sel darah merah
(RBC) dan masuk ke dalam plasma, menyebabkan sel menyusut.
› Protein plasma juga menggunakan tekanan osmotik yang
disebut tekanan osmotik koloid atau tekanan onkotik 
menahan air dalam plasma, dan bila perlu menarik air dari
ruang interstisial ke dalam kompartemen vaskular 
mekanisme penting untuk mempertahankan volume vaskular
Metode Pergerakan Cairan Dalam Tubuh
› Difusi
› Osmosis
› Filtrasi
› Transport aktif
Difusi
› Difusi terjadi ketika dua zat terlarut dengan konsentrasi
berbeda dipisahkan oleh membran semipermeable.
› Laju difusi zat terlarut bervariasi berdasarkan ukuran molekul,
konsentrasi larutan, dan suhu larutan.
› Molekul yang lebih besar bergerak lebih lambat daripada
molekul yang lebih kecil.
› Molekul bergerak dari larutan dengan konsentrasi lebih tinggi
ke larutan dengan konsentrasi lebih rendah.
› Peningkatan suhu meningkatkan laju gerak molekul dan laju
difusi.
Osmosis
› Osmosis adalah jenis difusi di mana air bergerak menyeberang
membran sel, dari larutan konsentrasi rendah (larutan dengan
lebih sedikit zat terlarut dan lebih banyak air) ke larutan
konsentrasi tinggi (larutan dengan lebih banyak zat terlarut
dan lebih sedikit air)
› Misalnya: seorang pelari maraton kehilangan sejumlah besar
cairan tubuh melalui keringat  meningkatkan konsentrasi zat
terlarut dalam plasma  Konsentrasi zat terlarut yang lebih
tinggi ini menarik air dari ruang interstisial dan sel ke dalam
kompartemen vaskular untuk menyamakan konsentrasi zat
terlarut di semua kompartemen cairan.
Filtrasi
› Filtrasi adalah proses dimana cairan dan zat terlarut bergerak
bersama melintasi membran dari area bertekanan lebih tinggi ke
area bertekanan lebih rendah.
› Contoh filtrasi adalah pergerakan cairan dan nutrisi dari kapiler
arteriol ke cairan interstisial di sekitar sel.
› Tekanan yang menghasilkan pergerakan cairan dan zat terlarut keluar
dari kompartemen disebut tekanan filtrasi.
› Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang diberikan oleh cairan dalam
sistem tertutup pada dinding kompartemen dimana dia berada.
› Contoh: tekanan hidrostatik darah adalah kekuatan yang diberikan
oleh darah melawan dinding pembuluh darah
› Ingat bahwa protein plasma dan zat terlarut lain dalam darah
menggunakan tekanan osmotik.
› Tekanan osmotik menentang dan menyeimbangkan gaya
tekanan hidrostatis  menahan cairan di kompartemen
vaskuler untuk menjaga volume vaskuler.
› Namun, ketika tekanan hidrostatik lebih besar dari tekanan
osmotik  cairan terfiltrasi keluar dari pembuluh darah.
› Tekanan filtrasi adalah perbedaan antara tekanan hidrostatik
dan tekanan osmotik
Transport Aktif
› Transpor aktif adalah pergerakan zat terlarut melintasi membran sel
dari larutan konsentrasi rendah ke larutan konsentrasi tinggi dengan
mengeluarkan energi metabolik.
› Dalam transpor aktif, suatu zat bergabung dengan carrier/pembawa
di luar permukaan membran sel  masuk ke permukaan bagian
dalam membran sel  berpisah  substansinya dilepaskan ke
bagian dalam sel. Perlu carrier khusus untuk setiap zat.
› Proses transpor aktif sangat penting dalam menjaga perbedaan
konsentrasi ion natrium dan kalium di ECF dan ICF  Dalam kondisi
normal, konsentrasi natrium lebih tinggi di ECF, dan konsentrasi
kalium lebih tinggi di ICF.
Regulasi Cairan Tubuh
› Intake cairan
› Output cairan
Intake Cairan
› Rata-rata orang dewasa minum sekitar 1.500 mL / hari, meskipun
faktanya membutuhkan 2.500 mL / hari untuk fungsi normal. 1.000
mL tambahan volume diperoleh dari makanan dan dari oksidasi
makanan tersebut selama proses metabolisme.
› Mekanisme rasa haus merupakan pengaturan utama asupan cairan.
› Pusat rasa haus terletak di hipotalamus otak.
› Stimuli yang memicu pusat rasa haus, di antaranya: tekanan osmotik,
volume vaskular, dan angiotensin (hormon yang dilepaskan sebagai
respons terhadap penurunan aliran darah ke ginjal) sehingga
menimbulkan sensasi haus dan keinginan untuk minum.
Output Cairan
› Kehilangan cairan dari tubuh mengimbangi asupan cairan,
Rute pengeluaran cairan meliputi:
1) Urine  keluaran urine normal untuk orang dewasa adalah
1.400 hingga 1.500 mL/24 jam, atau ± 0,5 mL/Kg/jam.
2) Feses
3) Insensible water losses (IWL)  melalui kulit saat
berkeringat dan melalui paru-paru sebagai uap air.
Mempertahankan Homeostasis
Volume dan komposisi cairan tubuh diatur melalui beberapa
mekanisme homeostatis:
› Ginjal
› Hormon
Ginjal
› Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan cairan tubuh dan
elektrolit.
› Mengatur volume dan osmolalitas ECF melalui pengaturan
ekskresi air dan elektrolit.
› Dari 135 sampai 180 L plasma yang disaring per hari pada
orang dewasa  hanya sekitar 1,5 L urin yang diekskresikan.
› Berperan penting dalam pengaturan asam-basa  ekskresi ion
H+ dan menyimpan bikarbonat
Hormon
› ADH
Mengatur ekskresi air dari ginjal, target organ  duktus kolektivus nefron
Osmolalitas serum ↑  ADH diproduksi  duktus kolektivus menjadi
permeable terhadap air  air direabsorbsi  output urin ↓ 
osmolalitas serum ↓
Sebaliknya jika osmolalitas serum ↓  supresi ADH  duktus kolektivus
lebih tidak permeable terhadap air  output urin ↑  kelebihan air di
ekskresikan
Faktor lain yang mempengaruhi pelepasan ADH: volume darah, suhu,
nyeri, stres, dan beberapa obat seperti opiat, barbiturat, dan nikotin
› RENIN-ANGIOTENSIN-ALDOSTERONE SYSTEM
Jika aliran darah atau tekanan ke ginjal ↓  renin dilepaskan 
konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I  diubah menjadi
angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme  Angiotensin II
 bekerja langsung pada nefron untuk meningkatkan retensi natrium
dan air. Selain itu, merangsang pelepasan aldosteron
dari korteks adrenal. Aldosteron  meningkatkan retensi natrium di
nefron bagian distal. Efek dari sistem renin-angiotensin-aldosterone
 meningkatkan volume darah (dan perfusi ginjal) melalui retensi
natrium dan air.
› ATRIAL NATRIURETIC FACTOR
Faktor natriuretik atrium (ANF) dilepaskan dari sel-sel di atrium
jantung sebagai respons terhadap kelebihan volume darah dan
peregangan dinding atrium  target organ: nefron
ANF ​meningkatkan pembuangan natrium dan bertindak sebagai
diuretik ampuh  menurunkan volume darah.
ANF ​juga menghambat rasa haus, mengurangi asupan cairan.
Pengaturan Elektrolit
Elektrolit penting untuk:
› Menjaga keseimbangan cairan
› Berkontribusi pada pengaturan asam-basa
› Memfasilitasi reaksi enzim
› Menghantarkan reaksi neuromuskular
› Sebagian besar elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
asupan makanan dan dikeluarkan melalui urin.
› Beberapa elektrolit, seperti natrium klorida dan kalium, tidak
disimpan oleh tubuh dan harus dikonsumsi setiap hari untuk
menjaga tingkat normal.
› Elektrolit lain, seperti kalsium, disimpan di dalam tubuh; ketika
kadar serum turun  berpindah dari penyimpanan ke dalam
darah untuk mempertahankan kadar serum yang memadai
agar berfungsi normal
NATRIUM
 MERUPAKAN ELEKTROLIT UTAMA DI
EKSTRASEL
 TERDAPAT PADA SOSIS, KEJU, KECAP,
MUSTARD, MAKANAN KALENG, ROTI, CEREAL,
DAGING YG DIASINKAN, HAM, MAKANAN
KECIL YANG ASIN
 NORMAL : 135 – 145 mEq/L
 FUNGSI :
 MENGATUR VOLUME CAIRAN
 BERPARTISIPASI DALAM MEMBENTUK TRANSMISI
IMPULS SARAF
KALIUM
 MERUPAKAN ELEKTROLIT UTAMA DI INTRASEL
 TERDAPAT PADA : SAYURAN (SPT BROKOLI,
KENTANG) BUAH-BUAHAN (JERUK, APRIKOT,
PISANG, PERSIK, PISANG, KIWI, MELON, PRUNE,
ANGGUR)
 DIDAPAT DLM JMLH BANYAK PADA SEKRESI GI,
SALIVA, PERSPIRASI
 NORMAL DLM PLASMA : 3.5 – 5.0 mEq/L
 FUNGSI :
 REGULATOR UTAMA AKTIVITAS ENZIM SELULAR
 BERPERAN PENTING DLM TRANSMISI IMPULS SARAF
 MEMBANTU KESEIMBANGAN ASAM-BASA
CALSIUM
 TERDAPAT BANYAK DALAM TULANG DAN GIGI
 DIPERLUKAN ± 1gr/hr DAN ↑ SAAT HAMIL,
MENYUSUI, DAN MENOPAUSE
 FUNGSI :
 U/ TRANSMISI IMPULS SARAF DAN PEMBEKUAN
DARAH
 SBG KATALIS DLM KONTRAKSI OTOT
 U/ ABSORPSI VIT.B12
 KATALIS PADA BBRP RX KIMIA
 MENGUATKAN TULANG DAN GIGI
 MEMBANGUN KEKUATAN DAN KETEBALAN
MEMBRAN SEL
MAGNESIUM
 TERBANYAK DIJUMPAI DI INTRASEL
 DIBUTUHKAN 18 – 30 mEq/hr
 BANYAK TERDAPAT PADA SAYURAN, KACANG
TANAH, IKAN, PADI-PADIAN, KACANG MERAH
 FUNGSI :
 METABOLISME KH DAN PROTEIN
 SINTESA PROTEIN & DNA, TRANSKRIPSI DNA &
RNA, TRANSLASI RNA
 MEMPERTAHANKAN KALIUM INTRASEL
 MEMBANTU DLM AKTIVITAS LISTRIK MEMBRAN
SEL SARAF DAN OTOT
CHLORIDE
 MERUPAKAN ANION UTAMA DI
EKSTRASEL
 TERDAPAT DALAM MAKANAN YG BANYAK
MENGANDUNG Na, PRODUK SUSU, DAN
DAGING
 FUNGSI :
 BERSAMA DG Na MEMPERTAHANKAN
TEK.OSMOTIK DARAH
 MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
 BAHAN PEMBENTUK ASAM LAMBUNG
BICARBONATE
 MERUPAKAN BUFFER BASA UTAMA
DIDALAM TUBUH
 FUNGSI :
 BERPERANAN PENTING DALAM
MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN ASAM-
BASA
PHOSPHAT
 MERUPAKAN ANION TERBANYAK DI
INTRASEL
 FUNGSI :
 MEMBANTU MEMPERTAHANKAN
KESEIMBANGAN ASAM-BASA
 MENGEFEKTIFKAN BBRP VIT. B
 MENINGKATKAN AKTIVITAS SARAF & OTOT,
DAN METABOLISME KH
 BERPERAN DALAM PEMBELAHAN SEL DAN
TRANSMISI TRAIT HERIDITER

Anda mungkin juga menyukai