LATAR BELAKANG
Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian
perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah
terjadi atrofi pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan perawat dalam
mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi
adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion
(ROM) dan juga tirah baring.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS
masalah hambatan mobilitas fisik pada Stroke Non
Hemoragik pada Tn P di dapatkan observasi penurunan
kesadaran yang menyebabkan hambatan mobilitas fisik
seluruh bagian tubuh.
WOC Kasus
HASIL
• Pada kasus Tn. P diagnose medis Pada saat klien berada di ICU klien di lakukan
stroke non hemoragik ( SNH ) tindakan pemasangan ET. Setelah itu ET terpasang,
klien berada di ICU dengan kurun waktu yang agak
dengan kondisi pasien saat masuk lama kemudian di lakukan tindakan trakheostomi
rumah sakit mengalami penurunan dengan indikasi ET terpasang lebih dari 7 hari.
kesadaran dengan GCS E=3 M 4 Selama klien berada di ruang Rajawali klien apatis
dan sulit diajak untuk berkomunikasi. klien hanya
dengan riwayat pernah dirawat di membuka mata dan melihat setiap klien di dekati
RS Bhayangkara dan RS KMRT oleh perawat yang hendak melakukan tindakan.
Wongsonegoro dengan kondisi Pada saat dilakukan pengkajian posisi klien tidur
terlentang, terdapat luka decubitus pada bagian
yang sama. Klien masuk rumah bokong klien dalam hal ini dikarenakan klien tidak
sakit pada tanggal 23 Mei 2019 , dapat bermobilisasi secara mandiri karena kondisi
klien dirawat di rumah sakit selama pasien yang apatis dan kulit kaki bagian bawah
terlihat kering. Selain itu pada masker oksigen pada
kurang lebih dua bulan. Pada saat lubang trakheostomi terdapat secret berwarna putih
klien dirawat di RS Dr Kariadi klien kental dan terdengar suara “grok – grok “ atau
sempat masuk ke ICU karena gurgling karena terdapat penumpukan secret pada
jalan nafas.
mengalami penurunan kesadaran
ANALISA INTERVENSI