Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK

PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK


DI RUANG RAJAWALI 1A RSUP DR KARIADI SEMARANG

Vera Dyah Saputri


Novy Mery Kala Aheng
Fadliyatun Na'imah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian
perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah
terjadi atrofi pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan perawat dalam
mengintervensi gangguan mobilisasi dan mencegah atrofi
adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion
(ROM) dan juga tirah baring.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan di RS
masalah hambatan mobilitas fisik pada Stroke Non
Hemoragik pada Tn P di dapatkan observasi penurunan
kesadaran yang menyebabkan hambatan mobilitas fisik
seluruh bagian tubuh.
WOC Kasus
HASIL
• Pada kasus Tn. P diagnose medis Pada saat klien berada di ICU klien di lakukan
stroke non hemoragik ( SNH ) tindakan pemasangan ET. Setelah itu ET terpasang,
klien berada di ICU dengan kurun waktu yang agak
dengan kondisi pasien saat masuk lama kemudian di lakukan tindakan trakheostomi
rumah sakit mengalami penurunan dengan indikasi ET terpasang lebih dari 7 hari.
kesadaran dengan GCS E=3 M 4 Selama klien berada di ruang Rajawali klien apatis
dan sulit diajak untuk berkomunikasi. klien hanya
dengan riwayat pernah dirawat di membuka mata dan melihat setiap klien di dekati
RS Bhayangkara dan RS KMRT oleh perawat yang hendak melakukan tindakan.
Wongsonegoro dengan kondisi Pada saat dilakukan pengkajian posisi klien tidur
terlentang, terdapat luka decubitus pada bagian
yang sama. Klien masuk rumah bokong klien dalam hal ini dikarenakan klien tidak
sakit pada tanggal 23 Mei 2019 , dapat bermobilisasi secara mandiri karena kondisi
klien dirawat di rumah sakit selama pasien yang apatis dan kulit kaki bagian bawah
terlihat kering. Selain itu pada masker oksigen pada
kurang lebih dua bulan. Pada saat lubang trakheostomi terdapat secret berwarna putih
klien dirawat di RS Dr Kariadi klien kental dan terdengar suara “grok – grok “ atau
sempat masuk ke ICU karena gurgling karena terdapat penumpukan secret pada
jalan nafas.
mengalami penurunan kesadaran
ANALISA INTERVENSI

Berdasarkan analisa kasus diatas dapat diangkat diagnose keperawatan


menurut Nanda yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
gangguan neuromuscular dan ketidakefektifan jalan nafas berhubungan
dengan mucus yang berlebih.
Pada diagnose hambatan moblitias fisik dilakukan intervensi menurut NIC
yaitu perawatan tirah baring ( 0740 ) dan terapi latihan : mobilitas sendi
( 0224 ).
Intervensi ini diambil karena untuk menghindari adanya kerusakan
intregitas kulit yang diakibatkan luka tekan yang lama pada tubuh klien
yang dapat berakibat decubitus. Terapi latihan mobilitas sendi dilakukan
dengan berkolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk mencegah kekakuan
sendi – sendi pada klien. Untuk diagnose ketidakefektikan bersihan jalan
nafas dilakukan intervensi pengambilan secret atau mucus yang berlebih
dengan menggunakan suction.
PENUTUP
KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan kasus diatas dapat Untuk perawat dan juga mahasiswa
disimpulkan bahwa pada Tn. P praktikan dapat dilakukan pengkjian
dengan stroke non hemoragik dengan yang mendalam sehingga dapat
diagnose keperawatan utama diangkat diagnose keperawatan kdp
hambatan mobilitas fisik dan diagnose yang lainnya.
keperawatan pendukung yaitu
ketidakefektifan jalan nafas dilakukan
intervensi perawatan tirah baring,
latihan terapi : mobilitas sendi dan
pengangkatan mucus yang berlebih
dengan dilakukan suction.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai