INDIKATOR

SURVEILANS
Surveilans
adalah kegiatan pengamatan yang teratur dan
terus menerus terhadap masalah gizi masyarakat
dan faktor-faktor yang terkait melalui kegiatan
pengumpulan data/informasi, pengolahan dan
analisis data, dan disseminasi informasi yang
dihasilkan sebagai dasar untuk membuat
keputusan dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat .
INDIKATOR
 Pengertian,
 Syarat,
 Pengelompokan,
 Unit atau tingkatan
 Karakteristik indikator
Indikator adalah :

Suatu yang dapat memberikan petunjuk

tentang suatu keadaan baik pada
individu maupun masyarakat,
khususnya yang berkaitan dengan
surveilans gizi (Kemenkes , 2013).
Memilih Indikator hrs SMART :
ARTINYA INDIKATOR ITU HARUS :
 Spesific,
 Measurable,
 Achievable,
 Relevant dan
 Time bound.

Indikator tersebut harus benar-benar dapat :

mengidentifikasi masalah yang dimaksud,
dapat diukur atau diamati,
dapat dilaksanakan termasuk pembiayaannya,
relevan dengan masalah yang diamati,
dapat memberikan indikasi secara tepat waktu
UNTUK APA INDIKATOR ?
 Memantau, mendiagnosis dan mengevaluasi intervensi
gizi dan gizi individu.

 Pada populasi digunakan untuk menentukan besarnya dan

kecenderungan masalah gizi yang sedang diawasi, lokasi
dan Penyebabnya

 untuk mengevaluasi dampak program dan kebijakan gizi.

 Dalam penelitian digunakan untuk mengidentifikasi

mekanisme biologis dan sosial yang atau dipengaruhi
oleh gizi
SYARAT-SYARAT INDIKATOR

 Mudah diukur baik secara kuantitatif, maupun

kualitatif.

 Dapat menggambarkan masalah dengan jelas.

 Akurat dan relevan dengan masalah yang ingin diukur.

 Bersifat sensitif sehingga dapat memberikan indikasi

terjadinya perubahan setiap saat.

 Tepat waktu sesuai dengan tujuan pengamatan.

Katagori/pengelompokkan indikator :

Indikator surveilans dapat

dikelompokkan menjadi 4 :

 Indikator input
 Indikator proses,
 Indikator output dan
 Indikator outcome.
Indikator input :
(akan menjadi input dlm pengelolaan program)

 Jumlah tenaga gizi di Puskesmas.

 Jumlah dan jenis formulir pencatatan dan
pelaporan.
 Jumlah timbangan BB dan alat ukur TB, pita
lingkar lengan atas ( LILA)
 Buku KIA/KMS yang ada.
 Jumlah dana yang tersedia untuk
pelaksanaan program.
 Jumlah distribusi dan persediaan vit. A, TTD,
MP-ASI balita dan ibu hamil, taburia
Indikator Proses :
(contoh indikator proses untuk pelaksanaan program)
 Frekuensi kegiatan pelatihan.
 Frekuensi kegiatan analisis data, pelaporan
dan diseminasi informasi.
 Frekuensi kegiatan pemantauan garam
beriodium.
 Frekuensi kegiatan pemantauan
pertumbuhan anak balita di posyandu.
 Frekuensi kegiatan edukasi gizi.
 Frekuensi kegiatan konseling ASI dan MP-
ASI.
 Frekuensi kegiatan distribusi vitamin A.
 Frekuensi kegiatan distribusi TTD, dll.
Indikator Output :
(indikator output dari pelaksanaan kegiatan)

 Cakupan distribusi kapsul vit. A, cakupan

distribusi TTD.

 Persentase D/S, K/S, N/D, BGM/D, 2 T.

 Cakupan pemberian MP-ASI.

 Jumlah Puskesmas yang memiliki konselor

ASI.

 Jumlah kader posyandu yang telah dilatih.

Indikator Outcome
(bbrp indikator outcome yang dlm jangka panjang)

 Prevalensi gizi kurang.

 Prevalensi balita pendek.

 Prevalensi balita kurus.

 Prevalensi anemia pada ibu hamil.

 Prevalesi Kekurangan Vitamin A.

UNIT ATAU TINGKATAN INDIKATOR
indikator gizi dpt digunakan untuk mengukur faktor gizi atau konsekuensi pd
tingkat individu, mis : diagnosis, skrining dan pemantauan pasien dan juga pd tk.
populasi atau masy.

Tingkatan individu:

Panjang bayi lahir.

Balita yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut.

Balita dengan indeks BB/TB <-SD.

Kadar haemoglobin ibu hamil.

Lingkar lengan atas wanita usia subur.

Tingkatpemenuhan kecukupan energi dan zat gizi

perorangan
Tingkat Masyarakat
 Tingkat partisipasi masyarakat yang
tercermin dari persentase D/S.
 Prevalensi masalah gizi pada balita.
 Prevalensi anemia pada ibu hamil.
 Persentase rumah tangga rawan
pangan.
 Perubahan pola konsumsi masyarakat.
 Kejadian wabah penyakit infeksi.
 Cakupan rumah tangga menggunakan
garam beriodium.
KARAKTERISTIK INDIKATOR
(Karakteristik Indikator ini perlu untuk memudahkan disaat memilih
Indikator)

1. KARAKTERISTIK DASAR
Validitas : artinya indikator yang benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur

Reliabilitas: adalah indikator harus mengacu pada

perbandingan hasil, jadi saat indikator diukur
berulang kali di bawah kondisi standar dan
independensi dari orang atau instrumen yang
terlibat, hasilnya harus sama.
Lanjutan :
Sensitivitas dan spesifisitas :
Sensitivitas mengacu pada kemampuan mengidentifikasi
secara benar kasus yang dicari (yaitu jawaban positif).

Spesifisitas adalah ukuran seberapa baik kasus

negatif, seperti individu yang tidak terpengaruh oleh suatu
kondisi, diidentifikasi.

Dengan kata lain:

indikator spesifik hanya mengukur kasus sebenarnya.
Penilaiannya umumnya membutuhkan referensi (gold standard)
untuk perbandingannya.
2. Karakteristik Operasional
(berkaitan dengan penerapan indikator yang meliputi)

Ketersediaan
Ketersediaan Indikator mengacu pada kemungkinan
memperoleh data yang diperlukan untuk sebuah indikator,
Keteguhan (dependability)
Dependability ditentukan oleh keakuratan dan keterwakilan
data dan kualitas sumber
data.
Keterwakilan
Keterwakilan menggambarkan seberapa baik indikator
mencerminkan populasi dan fenomena yang akan dinilai.
Lanjutan
Kesederhan
faktor penting lain yang perlu dipertimbangkan
untuk pengumpulan data karena memiliki
dampak yang signifikan pada waktu, usaha yang
dibutuhkan dan frekuensi pengumpulan indikator.

Biaya
dapat berperan jika data tidak dikumpulkan
secara rutin dan terpusat, walaupun biaya ini sulit
untuk dinilai.