Anda di halaman 1dari 28

Fakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia

JURNAL

VERTIGO
Ade Erawan Safitra 111 2015 2201

Pembimbing :
dr Cahyono Kaelan PhD Sp. PA (K), Sp.S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
MAKASSAR
2016
ANATOMI TELINGA
Telinga dalam terdiri dari dua bagian yaitu labirin
tulang dan labirin membranosa. Labirin tulang
merupakan susunan ruangan yang terdapat dalam
pars petrosa os temporalis ( ruang perilimfatik) dan
merupakan salah satu tulang terkeras. Labirin tulang
terdiri dari vestibulum, kanalis semisirkularis dan
kokhlea.
DEFINISI
Vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere” yang
artinya memutar. Vertigo adalah suatu perasaan
gangguan keseimbangan. Vertigo seringkali
dinyatakan sebagai rasa pusing, sempoyongan, rasa
melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar-
putar (vertigo subjektif atau objektif), dan berjungkir
balik
EPIDEMIOLOGI
Insiden vertigo secara umum beragam yaitu 5 sampai
30% dari populasi dan mencapai 40% pada orang yang
berumur di atas 40 tahun. Vertigo meningkatkan
resiko cedera akibat trauma sampai 25% pada
penderita yang berumur diatas 65 tahun. Di Amerika, 
dari data pada tahun 1999 sampai 2005 didapatkan
bahwa vertigo merupakan 2,5% dari diagnosis pasien
yang datang ke ruang gawat darurat.
ETIOLOGI
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack
ETIOLOGI
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis
semisirkularis di dalam telinga bagian dalam
(menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
ETIOLOGI
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada
labirin, persarafannya atau keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi dua :
1. Vertigo vestibular
2. Vertigo non vestibular
Perbedaan vertigo vestibular dan non-
vestibular
Perbedaan vertigo vestibular perifer dan
sentral
PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi
aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan
aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara
terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat
keseimbangan.
PATOFISIOLOGI
Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan
proprioseptif, jaras-jaras yang menghubungkan nuclei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis dan vestibulospinalis. Informasi
yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan
proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul
kemudian reseptor visual dan yang paling kecil
kontribusinya adalah proprioseptik.
PEMERIKSAAN
1. Fungsi vestibular dan serebral
a. Tes romberg
b. Tandem Gait c. Uji Unterberger
d. past-ponting test e. Fukuda test
2. Pemeriksaan neuro-otologi
Uji dix hallpike
3. Pemeriksaan fungsi pendengaran
Tes garpu tala
Tes ini digunakan untuk membedakan tuli
konduktif dan tuli perseptif, dengan tes-tes
Rinne, Weber dan Schwabach.
Pada tuli konduktif tes Rinne negatif, Weber
lateralisasi ke sisi yang tuli, dan Schwabach
memendek.
Vertigo pada Lansia
BPPV
Meniere disease
Neurontitis vestibuler
Presybistasis
Trauma kapitis
Obat obatan
Stroke
Tumor
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin,
dan pemeriksaan lain sesuai indikasi.
2. Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada
neurinoma akustik).
3.Neurofisiologi:Elektroensefalografi(EEG),Elektromiogr
afi (EMG), Brainstem Auditory Evoked Pontential
(BAEP).
4. Pencitraan: CT Scan, Arteriografi, Magnetic
Resonance Imaging (MRI).
Penatalakasanaan
1. Kausal
Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya
sehingga terapi lebih banyak bersifat simptomatik dan
rehabilitatif.
2. simptomatik
Penatalaksanaan
3. Rehabilitatif
a. Metode brand-daroff
b. Latihan visual vestibuler
Cara 1 :Pada pasien yang masih berbaring (Melirik ke
atas, kebawah, kesamping kiri, kanan, selanjutnya
gerakan serupa sambil menatap jari yang digerakkan
pada jarak 30 cm, mula-mula lambat, makin lama makin
cepat).
Cara 2 :Untuk pasien yang sudah bisa duduk (Gerakan
kepala dengan cepat ke atas dan ke bawah sebanyak 5
kali, lalu tunggu 10 detik sampai vertigo hilang, ulangi
latihan sebanyak 3 kali).
c. Latihan berjalan
Jalan menyeberang ruangan dengan mata terbuka
dan mata tertutup,
berjalan tandem dengan mata terbuka dan tertutup
dan terbuka bergantian,
jalan turun naik pada lantai miring atau tangga,
mata tertutup dan terbuka bergantian
jalan mengelilingi seseorang sambil melempar bola.
Prognosis
Prognosis pasien dengan vertigo vestibular tipe perifer
umumnya baik, dapat terjadi remisi sempurna.
Sebaliknya pada tipe sentral, prognosis tergantung
dari penyakit yang mendasarinya. Infark arteri basilar
atau vertebral, misalnya, menandakan prognosis yang
buruk
Daftar pustaka
Aris CB, Dani R. Vertigo. Benign Paroxysmal Positional Vertigo( BPPV). Badan penerbit Universitas
Diponegoro,Semarang, Indonesia;2006:hal 11-8
Frotscher.M, Baehr.M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Batang otak: nervus kranialis(system vestibular). Edisi
ke 4. 2007: Jakarta. Halaman 163-171.
Sasmoyohati. Vertigo dalam pengenalan dan penatalaksanaan kasus-kasus neurologi, buku kedua. Jakarta:
Departemen Saraf RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad. h.80-6.
Budi RW. Vertigo: Aspek Neurologi. Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004.h. 41-6.
Ropper AH, Brown RH, editors. Adams and Victors principles of neurology. 8thed. New York: Mc Graw Hill;
2005. p.256-70.
Baehr M, Fotscher M. Diagnosis topic neurologi Duus: anatomi, tanda, gejala. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2010. h.22-4,60-80.
Taylor Danette C. Vertigo. Edisi : 29 Januari 2014. Diunduh dari:
http://www.medicinenet.com/vertigo_overview/article.htm, 1 Juli 2015.
Marill Keith A. Central vertigo. Edisi: 8 Oktober 2014. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/794789-overview, 1 Juli 2015.
Demyer WE. Deafness, Dizziness and Disorder Of Equilibrium. In: Ropper AH, Brown RH (eds). Adams and
Victor’s Principles of Neurology, Eighth edition. New York: McGraw-Hill, 2005.p.262
Sjahrir hasan. Nyeri kepala & vertigo. Penerbit Pustaka Cendekia Press, Yogyakarta, Indonesia;2008:hal 188-211.
Amar aboe, dkk. Pedoman Tatalaksana Vertigo. Penerbit PT. Abbott Indonesia, 2012:hal 3-19.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai