Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP TN.

S
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN SKIZOFRENIA
DI KLINIK KELUARGA SAKINAH KABUPATEN DEMAK

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga

Disusun oleh :

Sri Bayaniamri Fajariyanti


H3A019057

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP TN. S


DALAM MENANGANI PERMASALAHAN SKIZOFRENIA
DI KLINIK KELUARGA SAKINAH KABUPATEN DEMAK
Disusun Oleh:
Sri Bayaniamri Fajariyanti
H31019057

Telah dipresentasikan pada :


Hari,Tanggal :
Pembimbing :

Dosen Pembimbing Akademik 1 : ...............................................


(dr.Aisyah Lahdji, MM, MMR)

Dosen Pembimbing Akademik II : ..............................................


(dr. Merry Tiyas Anggraini, M.Kes)
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. S
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA SKIZOFRENIA

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama kepala keluarga : Tn. S (52 tahun)
Alamat : Ivory Garden Blok A 16
Bentuk keluarga : nuclear family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. S Kepala keluarga L 52 Th SMA PNS Pasien - Skizoprenia
- Hipertensi
2. Ny. I Istri P 50 Th SMA Guru -
mengaji
3. An. Y Anak L 26 Th S1 Pegawai -
Swasta
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. S berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Tn. S usia 52
tahun, pendidikan SMA, bekerja sebagai PNS dengan penyakit Skizofrenia.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. S
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Ivory Garden Blok A 16
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 14 Januari 2021

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Ketakutan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan anamnesis pasien mengaku masih ketakutan, pasien
merasa ada yang akan membunuh dirinya. Awal mula pasien mengalami keluhan
seperti ini pada tahun 2016 untuk penyebabnya tidak diketahui. Pada saat itu, pasien
dihadapkan dengan beban pekerjaan yang berat, tiba-tiba pasien merasa melihat api
besar ditempat duduknya bekerja. Kemudian pasien menangis histeris sampai tidak
sadarkan diri. Keluhan dirasakan hilang timbul. Keluhan sering muncul saat pasien
melihat baju seragam dan ketika akan berangkat bekerja. Keluhan berkurang apabila
pasien minum obat. Selain merasa ketakutan, pasien juga mengeluhkan isi kepala
seperti kosong. Pasien rutin kontrol setiap seminggu sekali.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : diakui pada tahun 2016
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui pada ibu
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : diakui
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang bekerja sebagai PNS dibagian administrasi.
Pasien tinggal serumah dengan istri dan anaknya. Kesan ekonomi cukup dengan
penghasilan Rp 2.500.000,00 per bulan.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe, ikan). Kesan
gizi baik.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah :160/110 mmHg
Nadi : 86 kali permenit
Frekuensi nafas : 22 kali permenit
Suhu : 36,2 °C
2. Status Gizi
BB = 71 kg
TB = 165 cm
71 71
IMT = 2 = = 26,0 kg/m2 (obese level 1)
1,65 2,7225
3. Mata : konjungtiva anemis (-) sclera ikterik (-)
4. Telinga : deformitas (-) serumen (-) secret (-) nyeri (-)
5. Hidung : epsistaksis (-) deformitas (-)
6. Bibir : stomatitis (-) bibir kering (-) bibir pecah pecah (-)
7. Leher : pembesaran thyroid (-)
8. Jantung :
 Inspeksi : ictus codis tak nampak
 Palpasi : ictus cordis tidak melebar, pulsus parasternal (-), pulsus
epigastrium (-), thrill (-), sternal lift (-).
 Perkusi
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 2 linea sternalis sinistra
Kiri bawah jantung :ICS 5, lineaaksilaris anterior
Kanan bawah jantung: ICS 5 linea parasternalis dextra
 Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
9. Pulmo :
PULMO DEXTRA SINISTRA

Depan  
1.   Inspeksi  
Bentuk dada Datar Datar
Hemitorak Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis

Warna Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar


2.   Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus (+) normal, Kanan = kiri (+) normal, Kanan = kiri
3. Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
4.   Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
 Wheezing - -
 Ronki kering - -
 Ronki basah halus - -

 Stridor
- -
Belakang  
1.    Inspeksi  
Warna Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar
2.  Palpasi

Nyeri tekan (-) (-)


Stem Fremitus Tidak ada pengerasan dan Tidak ada pengerasan dan
pelemahan pelemahan
3.     Perkusi
Lapang paru Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
4.      Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
 Wheezing - -
 Ronki kering - -
 Ronki basah halus - -

 Stridor - -

10. Abdomen :
a. Inspeksi :
 Bentuk : datar
 Warna : Sama dengan kulit sekitar
 Venektasi : (-)
 Spider angioma : (-)
 Caput medusa : (-)
b. Auskultasi : Bisin gusus10 x / menit
c. Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen (+)
d. Palpasi : Nyeri tekan(-), massa (-), defense muscular (-) nyeri tekan
mac burney (-) Murphy sign (-)
 Hepar : tidak teraba
 Lien : tidak teraba
 Ginjal : tidak teraba
11. Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Udem (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Ulkus (-/-) (-/-)
Nyeri sendi (-/-) (+/+)
Palmar eritem (-/-) (-/-)
Tremor (-/-) (-/-)
Kebas (-/-) (-/-)
12. Status neurologis :
 Kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 15

D. RESUME
Sejak tahun 2016 pasien menderita skizofrenia, untuk penyebab skizofrenia tidak
diketahui, saat ini pasien rutin kontrol seminggu sekali ke RS. Bhayangkara dengan
meminta rujukan ke klinik Sakinah. Pada saat kontrol diberi obat Sertraline 50 mg,
Aripirazole sirup 150 mL, dan Trihexyphenidyl HCL 2 mg. Pada saat anamnesis pasien
mengaku merasa ketakutan dan kepala terasa kosong, pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg dan untuk kesan gizi obese.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Tn. S usia 52 tahun nuclear family, Skizofrenia, keluarga cukup harmonis dan
anggota masyarakat biasa.
2. Diagnosis Biologis
Skizofrenia dan hipertensi
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga akrab dan saling mendukung
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat
sekitar berjalan baik.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Mengurangi rokok
 Adaptasi dengan masyarakat sekitar
 Berolahraga dengan teratur
 Istirahat cukup
2. Medikamentosa
- Sertraline 50 mg 1 dd 1
- Aripirazole sirup 150 mL 1 dd 15 mL
- Trihexyphenidyl HCL 2 mg 1 dd 1
- Amlodipine 5 mg 1 dd 1

FOLLOW UP
Tanggal 14 Januari 2021
o Subyektif :-
o Obyektif : keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 160/100 mmHg
Nadi : 86 kali permenit
RR : 22 kali permenit
Suhu : 36,2 °C
o Assesment : Skizofrenia
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Sertraline 50 mg sehari sekali,
Aripirazole sirup 150 mL sehari 15 mL, Trihexyphenidyl HCL 2 mg sehari sekali, dan
Amlodipine 5 mg sehari sekali dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa
mengubah pola hidup yang sehat, dan memberikan dukungan untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitar.
FLOW SHEET
Nama : Tn. S (52 tahun)
Diagnosis : Skizofrenia dan hipertensi
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
14/01/21 Tensi : Ketakutan Medikamentosa : Membuat
160/100mmHg Isi kepala - Sertraline 50 mg 1 dd 1 pasien merasa
Nadi : 86x/menit kosong - Aripirazole sirup 150 mL 1 dd 15 tenang
RR : 22 x/menit mL Mengendalikan
Suhu : 36,2 °C - Trihexyphenidyl HCL 2 mg 1 dd 1 tekanan darah
- Amlodipine 5 mg 1 dd 1
Non medikamentosa :
- Mengurangi rokok
- Adaptasi dengan masyarakat
sekitar
- Olahraga teratur
- Istirahat yang cukup

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Tn. S 52 tahun), istri (Ny. I 50 tahun), dan anaknya
(An. Y 26 tahun) tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan dengan
masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita bekerja sebagai PNS dengan penghasilan Rp 2.500.000,00 per bulan.
Kebutuhan terpenuhi dengan cukup baik.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan dengan
cara dimusyawarahkan bersama-sama.
2. FUNGSI FISIOLOGIS
Adaptasi (Adaptation)
Dinilai kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukannya dari
anggota keluarga lainnya
Kemitraan (Partnership)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, urun rembuk dalam
mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi
dengan anggota keluarganya
Pertumbuhan (Growth)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga
dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga
Kasih sayang (Affection)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi
emosional yang berlangsung dalam keluarga
Kebersamaan (Resolve)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan dan ruang antar anggota keluarga
Bila jawaban sering/selalu diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang/jarang diberikan
nilai 1 sedang jawaban tidak pernah diberikan nilai 0. Bila penjumlahan kelima nilai
diatas adalah antara :

• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga
saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan antar
anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota
keluarga
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. F
Kode APGAR Tn. S Ny. I An. Y
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 2 1
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 2 2 2
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 10 10 9

10+10+9
Rata-rata APGAR score keluarga Tn.S = = 9,6
3

Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Tn.S = baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.T
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Tn. S tidak memiliki fungsi patologis.
(+) : ada fungsi negative
(-) : tidak ada fungsi negative
4. GENOGRAM

Diagram 1. Genogram keluarga Tn. S

Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : tinggal serumah

: laki-laki, perempuan meninggal

Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, penyakit skizofrenia yang diderita oleh Tn. S tidak
diturunkan.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Keterangan :
Tn. S Ny. I
: Hubungan baik

: Hubungan tidak baik

An. Y

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Tn. S

Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita baik, penderita dan istrinya bersekolah sampai lulus SMA,
anaknya bersekolah sampai sarjana. Keluarga menyadari arti pentingnya kesehatan tetapi
memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya positif karena
penderita rutin mengontrolkan dan mengobati penyakitnya.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga menyadari pentingnya kesehatan karena setiap ada anggota
keluarga yang sakit akan diperiksakan ke klinik atau Puskesmas.dan sudah melakukan
kontrol rutin tiap minggu.

7. FAKTOR NON PERILAKU


a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Tn. S cukup memadai. Keadaan di dalam dan di
luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah, sumber air terjaga
kebersihannya, sanitasi baik, pencahayaan dan ventilasi cukup. Kondisi rumah juga
rapi dan di halaman depan terdapat beberapa tanaman hias
b. Keturunan
Tidak didapatkan faktor keturunan yang mempengaruhi penyakit penderita, Orang tua
penderita tidak ada yang mengalami skizofrenia.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayana kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota keluarga yang
sakit langsung berobat ke klinik terdekat disekitar tempat tinggal penderita

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. S tinggal di sebuah rumah berukuran 15x6 m 2 dengan posisi rumah
menghadap ke Barat. Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup, dua kamar
tidur, dapur, Halaman belakang
dan satu kamar
mandi dengan WC.
Dinding Dapur rumah terbuat
dari papan dan batu bata
Kamar mandi
yang sudah dicat. Lantai
rumah Kamar tidur semuanya telah
dilapisi keramik. Atap
Ruang Tamu
rumah terbuat dari
genteng dan ditutupi langit-
langit. Rumah penderita
Kamar tidur
juga dilengkapi satu
pintu depan. Ventilasi dan

Halaman depan pencahayaan


cukup baik. Masing-masing
kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup.
Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga memasak
menggunakan kompor gas. Sumber air berasal dari sumur.

9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di perumahan dengan halaman cukup dan terdapat pagar
pada bagian teras depan. Di halaman depan terdapat beberapa tanaman hias. Di belakang
rumah terdapat beberapa tanaman sayuran. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan
rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : tidak ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit skizofrenia yang diturunkan dari
keluarga
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik
DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Skizofrenia
2. Masalah Nonmedis
a. Pasien mengalami stress
b. Pasien perokok aktif
c. Pasien memiliki kepribadian pendiam

PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Pasien mengalami stress 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)
2. Pasien memiliki kepribadian pendiam 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
3. Pasien perokok aktif 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN

I. Pasien mengalami stress

Tn. S 52 tahun dengan


Skizofrenia dan Hipertensi

II. Pasien memiliki kepribadian pendiam III. Pasien perokok aktif

Diagram 3. Diagram permasalahan pasien


TAHAP IV. HUBUNGAN STRESS DENGAN SKIZOFRENIA

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis yang kompleks yang ditandai
dengan serangkaian gejala, termasuk delusi, halusinasi, ucapan atau perilaku yang tidak
teratur, dan gangguan kemampuan kognitif. Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III), merupakan suatu sindrom dengan berbagai
penyebab dan perjalanan penyakit yang luas akibat pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.

Gejala skizofrenia terbagi atas tiga kategori yaitu positif, negatif, dan kognitif. Gejala
positif adalah yang paling mudah diidentifikasi dan dapat diklasifikasikan sebagai "perilaku
psikotik yang tidak terlihat pada orang sehat". Gejala tersebut termasuk delusi, halusinasi,
dan perilaku motorik abnormal dalam berbagai tingkat keparahan.

Gejala negatif lebih sulit untuk didiagnosis tetapi berhubungan dengan morbiditas yang
tinggi karena mengganggu emosi dan perilaku pasien. Gejala negatif yang paling umum
adalah berkurangnya ekspresi emosional dan penghindaran (penurunan inisiasi perilaku yang
diarahkan pada tujuan). Pasien juga mungkin mengalami alogia dan anhedonia.

Gejala kognitif adalah klasifikasi terbaru pada skizofrenia. Gejala-gejala ini tidak


spesifik; oleh karena itu, mereka harus cukup parah agar orang lain dapat
menyadarinya. Gejala kognitif termasuk ucapan, pikiran, dan / atau perhatian yang tidak
teratur, yang pada akhirnya mengganggu kemampuan individu untuk berkomunikasi

Gangguan jiwa skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja, Akan tetapi
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya skizofrenia yaitu faktor somatogenik, psikogenik, sosiogenik. Faktor somatogenik
yaitu keturunan, cacat kongenital, kelainan otak, temperamen, penyakit dan cedera
tubuh.Termasuk faktor psikogenik yaitu perkembangan psikologi, deprivasi dini, pola
keluarga, stress, penyalahgunaan obat-obatan. Sedangkan yang termasuk faktor sosiogenik
yaitu perkembangan sosial, cita-cita, tingkat ekonomi, perpindahan kesatuan keluarga.
Stress secara biopsikososial yang dialami biasanya bersumber dari setiap keadaan atau
peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam hidupnya sehingga ia terpaksa mengadakan
adaptasi untuk penanggulangan stressor kejadian pada kehidupan penderita seperti masalah
perkawinan, problem orang tua, hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkungan
hidup, masalah keuangan, keterlibatan hukum, perkembangan fisik, penyakit fisik, faktor
keluarga, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor psikososial yang dilaporkan berperan
pada gangguan skizofrenia.
Peristiwa individu yang dialami oleh pasien baik dilingkungan keluarga, masyarakat dan
tempat kerja terkadang menimbulkan tekanan yang pada tingkat tertentu akan mempengaruhi
kesehatan mentalnya. Jika stresor tersebut berlangsung terus menerus dalam jangka waktu
panjang, individu tersebut dapat kehabisan daya tahan dalam menerima stresor, mengalami
kelelahan mental dan pada akhirnya akan memasuki kondisi depresi dan jika berlarut-larut
dapat menimbulkan skizofrenia
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Skizofrenia
2. Diagnosis Psikologis
Penderita memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Hubungan
antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita menyadari
arti pentingnya kesehatan dan penderita mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.

V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Memberikan edukasi kepada keluarga untuk kontrol rutin mengenai penyakit yang
diderita Tn. S dan keluarga dapat membantu mengawasi pola hidup Tn. S serta
memberi motivasi,dan dukungan untuk penderita.
2. Preventif
 Mengurangi rokok
 Olahraga teratur
 Istirahat yang cukup
 Kontrol rutin dan minum obat
3. Kuratif
 Sertraline 50 mg 1 dd 1
 Aripirazole sirup 150 mL 1 dd 15 mL
 Trihexyphenidyl HCL 2 mg 1 dd 1
 Amlodipine 5 mg 1 dd 1
4. Rehabilitatif
-
Lampiran
Lampiran 1. Lembar pemeriksaan
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan

Gambar 1 Anamnesis dengan pasien dan kelurgaa

Gambar 2 Pemeriksaan fisik pada pasien


Lampiran 3. Media edukasi

Anda mungkin juga menyukai