S
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN SKIZOFRENIA
DI KLINIK KELUARGA SAKINAH KABUPATEN DEMAK
Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu
Kedokteran Keluarga
Disusun oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
LEMBAR PENGESAHAN
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Ketakutan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan anamnesis pasien mengaku masih ketakutan, pasien
merasa ada yang akan membunuh dirinya. Awal mula pasien mengalami keluhan
seperti ini pada tahun 2016 untuk penyebabnya tidak diketahui. Pada saat itu, pasien
dihadapkan dengan beban pekerjaan yang berat, tiba-tiba pasien merasa melihat api
besar ditempat duduknya bekerja. Kemudian pasien menangis histeris sampai tidak
sadarkan diri. Keluhan dirasakan hilang timbul. Keluhan sering muncul saat pasien
melihat baju seragam dan ketika akan berangkat bekerja. Keluhan berkurang apabila
pasien minum obat. Selain merasa ketakutan, pasien juga mengeluhkan isi kepala
seperti kosong. Pasien rutin kontrol setiap seminggu sekali.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : diakui pada tahun 2016
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : diakui pada ibu
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : diakui
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang suami yang bekerja sebagai PNS dibagian administrasi.
Pasien tinggal serumah dengan istri dan anaknya. Kesan ekonomi cukup dengan
penghasilan Rp 2.500.000,00 per bulan.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe, ikan). Kesan
gizi baik.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah :160/110 mmHg
Nadi : 86 kali permenit
Frekuensi nafas : 22 kali permenit
Suhu : 36,2 °C
2. Status Gizi
BB = 71 kg
TB = 165 cm
71 71
IMT = 2 = = 26,0 kg/m2 (obese level 1)
1,65 2,7225
3. Mata : konjungtiva anemis (-) sclera ikterik (-)
4. Telinga : deformitas (-) serumen (-) secret (-) nyeri (-)
5. Hidung : epsistaksis (-) deformitas (-)
6. Bibir : stomatitis (-) bibir kering (-) bibir pecah pecah (-)
7. Leher : pembesaran thyroid (-)
8. Jantung :
Inspeksi : ictus codis tak nampak
Palpasi : ictus cordis tidak melebar, pulsus parasternal (-), pulsus
epigastrium (-), thrill (-), sternal lift (-).
Perkusi
Atas jantung : ICS 2 linea parasternal sinistra
Pinggang jantung : ICS 2 linea sternalis sinistra
Kiri bawah jantung :ICS 5, lineaaksilaris anterior
Kanan bawah jantung: ICS 5 linea parasternalis dextra
Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
9. Pulmo :
PULMO DEXTRA SINISTRA
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada Datar Datar
Hemitorak Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis
Stridor
- -
Belakang
1. Inspeksi
Warna Sama dengan kulit sekitar Sama dengan kulit sekitar
2. Palpasi
Stridor - -
10. Abdomen :
a. Inspeksi :
Bentuk : datar
Warna : Sama dengan kulit sekitar
Venektasi : (-)
Spider angioma : (-)
Caput medusa : (-)
b. Auskultasi : Bisin gusus10 x / menit
c. Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen (+)
d. Palpasi : Nyeri tekan(-), massa (-), defense muscular (-) nyeri tekan
mac burney (-) Murphy sign (-)
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
11. Ekstremitas :
Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Udem (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Ulkus (-/-) (-/-)
Nyeri sendi (-/-) (+/+)
Palmar eritem (-/-) (-/-)
Tremor (-/-) (-/-)
Kebas (-/-) (-/-)
12. Status neurologis :
Kesadaran : Kualitatif : Compos Mentis
Kuantitatif : GCS 15
D. RESUME
Sejak tahun 2016 pasien menderita skizofrenia, untuk penyebab skizofrenia tidak
diketahui, saat ini pasien rutin kontrol seminggu sekali ke RS. Bhayangkara dengan
meminta rujukan ke klinik Sakinah. Pada saat kontrol diberi obat Sertraline 50 mg,
Aripirazole sirup 150 mL, dan Trihexyphenidyl HCL 2 mg. Pada saat anamnesis pasien
mengaku merasa ketakutan dan kepala terasa kosong, pada pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 160/100 mmHg dan untuk kesan gizi obese.
FOLLOW UP
Tanggal 14 Januari 2021
o Subyektif :-
o Obyektif : keadaan umum baik, compos mentis
o Tanda vital
Tensi : 160/100 mmHg
Nadi : 86 kali permenit
RR : 22 kali permenit
Suhu : 36,2 °C
o Assesment : Skizofrenia
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Sertraline 50 mg sehari sekali,
Aripirazole sirup 150 mL sehari 15 mL, Trihexyphenidyl HCL 2 mg sehari sekali, dan
Amlodipine 5 mg sehari sekali dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa
mengubah pola hidup yang sehat, dan memberikan dukungan untuk dapat beradaptasi
dengan lingkungan sekitar.
FLOW SHEET
Nama : Tn. S (52 tahun)
Diagnosis : Skizofrenia dan hipertensi
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
14/01/21 Tensi : Ketakutan Medikamentosa : Membuat
160/100mmHg Isi kepala - Sertraline 50 mg 1 dd 1 pasien merasa
Nadi : 86x/menit kosong - Aripirazole sirup 150 mL 1 dd 15 tenang
RR : 22 x/menit mL Mengendalikan
Suhu : 36,2 °C - Trihexyphenidyl HCL 2 mg 1 dd 1 tekanan darah
- Amlodipine 5 mg 1 dd 1
Non medikamentosa :
- Mengurangi rokok
- Adaptasi dengan masyarakat
sekitar
- Olahraga teratur
- Istirahat yang cukup
• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota keluarga
saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan antar
anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar anggota
keluarga
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. F
Kode APGAR Tn. S Ny. I An. Y
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila 2 2 2
saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan 2 2 1
membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan 2 2 2
mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan
baru atau arah hidup yang baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan 2 2 2
kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi 2 2 2
waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 10 10 9
10+10+9
Rata-rata APGAR score keluarga Tn.S = = 9,6
3
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.T
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 tahun) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Tn. S tidak memiliki fungsi patologis.
(+) : ada fungsi negative
(-) : tidak ada fungsi negative
4. GENOGRAM
Keterangan :
: laki-laki : pasien
Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, penyakit skizofrenia yang diderita oleh Tn. S tidak
diturunkan.
Keterangan :
Tn. S Ny. I
: Hubungan baik
An. Y
Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita baik, penderita dan istrinya bersekolah sampai lulus SMA,
anaknya bersekolah sampai sarjana. Keluarga menyadari arti pentingnya kesehatan tetapi
memiliki pengetahuan yang kurang tentang penyakitnya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya positif karena
penderita rutin mengontrolkan dan mengobati penyakitnya.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga menyadari pentingnya kesehatan karena setiap ada anggota
keluarga yang sakit akan diperiksakan ke klinik atau Puskesmas.dan sudah melakukan
kontrol rutin tiap minggu.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. S tinggal di sebuah rumah berukuran 15x6 m 2 dengan posisi rumah
menghadap ke Barat. Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup, dua kamar
tidur, dapur, Halaman belakang
dan satu kamar
mandi dengan WC.
Dinding Dapur rumah terbuat
dari papan dan batu bata
Kamar mandi
yang sudah dicat. Lantai
rumah Kamar tidur semuanya telah
dilapisi keramik. Atap
Ruang Tamu
rumah terbuat dari
genteng dan ditutupi langit-
langit. Rumah penderita
Kamar tidur
juga dilengkapi satu
pintu depan. Ventilasi dan
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di perumahan dengan halaman cukup dan terdapat pagar
pada bagian teras depan. Di halaman depan terdapat beberapa tanaman hias. Di belakang
rumah terdapat beberapa tanaman sayuran. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan
rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan dengan aliran lancar.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Pasien mengalami stress 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)
2. Pasien memiliki kepribadian pendiam 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
3. Pasien perokok aktif 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis yang kompleks yang ditandai
dengan serangkaian gejala, termasuk delusi, halusinasi, ucapan atau perilaku yang tidak
teratur, dan gangguan kemampuan kognitif. Skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III), merupakan suatu sindrom dengan berbagai
penyebab dan perjalanan penyakit yang luas akibat pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya.
Gejala skizofrenia terbagi atas tiga kategori yaitu positif, negatif, dan kognitif. Gejala
positif adalah yang paling mudah diidentifikasi dan dapat diklasifikasikan sebagai "perilaku
psikotik yang tidak terlihat pada orang sehat". Gejala tersebut termasuk delusi, halusinasi,
dan perilaku motorik abnormal dalam berbagai tingkat keparahan.
Gejala negatif lebih sulit untuk didiagnosis tetapi berhubungan dengan morbiditas yang
tinggi karena mengganggu emosi dan perilaku pasien. Gejala negatif yang paling umum
adalah berkurangnya ekspresi emosional dan penghindaran (penurunan inisiasi perilaku yang
diarahkan pada tujuan). Pasien juga mungkin mengalami alogia dan anhedonia.
Gangguan jiwa skizofrenia tidak terjadi dengan sendirinya begitu saja, Akan tetapi
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya skizofrenia. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya skizofrenia yaitu faktor somatogenik, psikogenik, sosiogenik. Faktor somatogenik
yaitu keturunan, cacat kongenital, kelainan otak, temperamen, penyakit dan cedera
tubuh.Termasuk faktor psikogenik yaitu perkembangan psikologi, deprivasi dini, pola
keluarga, stress, penyalahgunaan obat-obatan. Sedangkan yang termasuk faktor sosiogenik
yaitu perkembangan sosial, cita-cita, tingkat ekonomi, perpindahan kesatuan keluarga.
Stress secara biopsikososial yang dialami biasanya bersumber dari setiap keadaan atau
peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam hidupnya sehingga ia terpaksa mengadakan
adaptasi untuk penanggulangan stressor kejadian pada kehidupan penderita seperti masalah
perkawinan, problem orang tua, hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkungan
hidup, masalah keuangan, keterlibatan hukum, perkembangan fisik, penyakit fisik, faktor
keluarga, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor psikososial yang dilaporkan berperan
pada gangguan skizofrenia.
Peristiwa individu yang dialami oleh pasien baik dilingkungan keluarga, masyarakat dan
tempat kerja terkadang menimbulkan tekanan yang pada tingkat tertentu akan mempengaruhi
kesehatan mentalnya. Jika stresor tersebut berlangsung terus menerus dalam jangka waktu
panjang, individu tersebut dapat kehabisan daya tahan dalam menerima stresor, mengalami
kelelahan mental dan pada akhirnya akan memasuki kondisi depresi dan jika berlarut-larut
dapat menimbulkan skizofrenia
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Skizofrenia
2. Diagnosis Psikologis
Penderita memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya. Hubungan
antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita menyadari
arti pentingnya kesehatan dan penderita mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Memberikan edukasi kepada keluarga untuk kontrol rutin mengenai penyakit yang
diderita Tn. S dan keluarga dapat membantu mengawasi pola hidup Tn. S serta
memberi motivasi,dan dukungan untuk penderita.
2. Preventif
Mengurangi rokok
Olahraga teratur
Istirahat yang cukup
Kontrol rutin dan minum obat
3. Kuratif
Sertraline 50 mg 1 dd 1
Aripirazole sirup 150 mL 1 dd 15 mL
Trihexyphenidyl HCL 2 mg 1 dd 1
Amlodipine 5 mg 1 dd 1
4. Rehabilitatif
-
Lampiran
Lampiran 1. Lembar pemeriksaan
Lampiran 2. Dokumentasi kegiatan