Anda di halaman 1dari 27

FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT

LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Puskesmas Barengkrajan No. RM : 17653

Tanggal kunjungan pertama kali 4 April 2017

Nama pembimbing : Sukma Sahadewa, dr, M. Kes


Nama DM : Ni Made Manik Trisnawati, S.ked

Tabel 1. CATATAN KONSULTASI PEMBIMBING (diisi setiap kali selesai


satu periode pembinaan )
Tanggal Tingkat Paraf Paraf Keterangan
Pemahaman Pembimbing

1
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT

LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA

Berkas Pembinaan Keluarga

Puskesmas Barengkrajan No. RM : 17653

Tanggal kunjungan pertama kali 4 April 2017

Nama pembimbing : Sukma Sahadewa, dr, M. Kes.


Nama DM : Ni Made Manik Trisnawati, S.ked

KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama Kepala Keluarga : Tn.
Alamat lengkap : Tundungan RT 4 RW 2, Sidomojo, Krian, Sidoarjo
Bentuk Keluarga : Nuclear Family

Tabel 1. Daftar Anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah


No Nama Keduduka L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket
n dalam Klinik
keluarga (Y/T)
1
2
3
4
Sumber : Keterangan Keluarga oleh (pasien)

2
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimanakah hubungan antara kehidupan sosial dan ekonomi pasien


dengan penyakit yang diderita pasien?
b. Bagaimanakah hubungan antara lingkungan sekitar pasien dengan
penyakit yang diderita pasien?

3. TUJUAN

a. Tujuan Umum

- Untuk mengetahui hubungan antara kehidupan sosial dan ekonomi


pasien dengan penyakit yang diderita pasien
- Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekitar pasien dengan
penyakit yang diderita pasien
b. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui identifikasi pasien sesuai dengan yang ditetapkan
puskesmas
- Untuk mengetahui identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga
melalui APGAR
- Untuk mengetahui identifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui
SCREEM
- Untuk mengetahui identifikasi faktor keturunan pasien melalui
Genogram
- Untuk mengetahui identifikasi faktor pelayanan kesehatan
- Untuk mengetahui identifikasi perilaku pasien disertai dengan
penyakitnya
- Untuk mengetahui identifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial,
ekonomi, dlsb)

3
4. MANFAAT

a. Bagi Pasien dan Keluarganya

Memberikan wawasan dan pemahaman kepada pasien dan


keluarganya mengenai penyakitnya serta pentingnya menjaga kebersihan
terutama lingkungan agar terhindar dari berbagai penyakit dimana salah
satunya adalah diare.

b. Bagi Pelayanan Kesehatan

Manfaat home visit ini bagi pelayanan kesehatan adalah sebagai


sumber evaluasi dalam memberikan pelayanan terhadap penyakit diare
sehinngga bisa dicari solusinya bersama.

c. Manfaat bagi Puskesmas


Manfaat home visit ini bagi puskesmas adalah sebagai pengetahuan
dan sumber evaluasi dalam peningkatan pelayanan terhadap penyakit
diare.

4
BAB II
KUNJUNGAN RUMAH

A. STATUS PENDERITA

1. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. N
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Tundungan RT 4 RW 2 Sidomojo, Krian, Sidoarjo
Suku : Jawa

Tanggal periksa : 4 April 2017

2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat Sakit Sebelumnya : Sebelumnya pasien belum pernah


seperti ini.
- Riwayat Diabetes Melitus : Tidak ada
- Riwayat Asma : Tidak Ada
- Riwayat Hipertensi : Tidak Ada
- Riwayat Alergi Obat : Tidak Ada
- Riwayat Sakit Jantung : Tidak Ada
- Riwayat MRS : disangkal
c. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : Tidak Ada
- Riwayat Hipertensi : Tidak Ada
- Riwayat Diabetes Melitus : Tidak Ada

5
d. Riwayat Kebiasaan
e. Riwayat Sosial Ekonomi
f. Riwayat Gizi.

a. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan
kabur (-), ketajaman baik
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (+)
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk darah
(-)
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), nyeri
perut (+)
11. Genitourinaria : BAK lancar, 2-3 kali/hari warna dan jumlah biasa
12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-)

b. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
cukup.

2. Tanda Vital dan Status Gizi

6
 Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,00C
Tensi : 100/60 mmHg
 Status gizi ( Kurva NCHS ) :
BB : 42 kg
TB : 153 cm
BMI :
BMI 18,5 – 23,9 = Normal
Status Gizi = Gizi Cukup (normal)
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)

Kepala : Bentuk normocephal, tidak ada luka, rambut tidak mudah


dicabut, atrofi m. temporalis(-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/bells palsy (-)

4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-), arcus senilis
(+/+) radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)

5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)

6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)

7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal

7
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)

9. Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)

10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)

- Cor : I : ictus cordis tak tampak


P : ictus cordis tak kuat angkat
P : batas kiri atas : SIC II 1 cm lateral LPSS
batas kanan atas : SIC II LPSD
batas kiri bawah : SIC V 1 cm lateral LMCS
batas kanan bawah :SIC IV LPSD
batas jantung kesan tidak melebar
A: BJ I–II intensitas normal, regular, bising (-)
- Pulmo: Statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)
dinamis (depan dan belakang)
I : pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P : fremitus raba kiri sama dengan kanan
P : sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (+/+)
suara tambahan RBK (-/-), whezing (-/-)

8
11. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut
A : peristaltik (+) meningkat

12. Sistem Collumna Vertebralis


I : deformitas (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)

P : nyeri tekan (-)

P : NKCV (-)

13. Ektremitas: palmar eritema (-/-)


akral dingin oedem

- - - -
- - - -
14. Sistem genetalia: dalam batas normal
15. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -
5 5 N N 2 2 - -
16. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus : koheren
Insight : baik

c. PEMERIKSAAN PENUNJANG

9
- Pemeriksaan Gula darah Sewaktu : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Gula darah 2 jam PP : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Gula darah puasa : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Asam Urat : tidak dilakukan

d. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


Diagnosis Biologis : DHF grade II

Diagnosis Psikologis :-

Diagnosis Sosial Ekonomi dan Budaya

1. Penyakit mengganggu aktifitas sehari-hari.


2. Kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat yaitu ventilasi kurang
dipergunakkan secara baik dan penggunaan air bersih yang kurang.

2. APGAR SCORE
ADAPTATION
PARTNERSHIP

GROWTH

AFFECTION

RESOLVE

Nn. N merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia


dapatkan dari semua anggota keluarganya.
APGAR Ny.SN Terhadap Keluarga Sering/ Kadang- Jarang/
kadang
selalu tidak
A Saya puas bahwa saya dapat kembali
ke keluarga saya bila saya menghadapi

masalah

10
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah

dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan

saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya √
dan saya membagi waktu bersama
Total poin = 10, fungsi keluarga dalam keadaan baik

Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Nn.N adalah 30,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga Nn.N adalah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Nn.N dan
keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga
tersebut terjalin baik.

3. SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET


Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota _
keluarga juga, partisipasi mereka dalam
masyarakat cukup meskipun banyak
keterbatasan. Pasien sudah tidak pernah
berkomunikasi dengan mantan suami
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya _
baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan
sehari-hari baik dalam keluarga maupun di
lingkungan, banyak tradisi budaya yang
masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara
yang bersifat hajatan, sunatan, pengajian.
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan
kesopanan

11
Religius Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5 –
waktu di jalani dengan baik. Dan setiap
Agama menawarkan pengalaman
sholat sebisa mungkin mereka sholat
spiritual yang baik untuk
bersama. Sering membaca Al-Quran dan
ketenangan individu yang tidak
mengaji
didapatkan dari yang lain
Ekonomi Ekonomi pasien ini tergolong menengah, di _
nafkahi oleh anak, untuk kebutuhan primer
sudah dapat dipenuhi
Edukasi Tingkat pendidikan dan pengetahuan _
penderita tergolong kurang.
Lingkungan Pasien tinggal dirumah berukuran 20x8 di _
tinggali bersama anak dan menantu, terlihat
cukup bersih, tidak ada sampah berserakan,
terdapat kamar mandi dan wc, terdapat
beberapa jendela namun selalu dalam
keadaan tertutup. Penggunaan air minum
dari air kran yang di rebus.
Medical Menggunakan pelayanan kesehatan yang
memadai dengan kartu BPJS, dalam mencari
Pelayanan kesehatan puskesmas
pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
memberikan perhatian khusus
menggunakan Puskesmas
terhadap kasus pasien
Keterangan :

 Dalam hal sosial, cultural, religius, ekonomi, edukasi, lingkungan


medical keluarga Nn. N terdapat sedikit masalah pada ekonomi yang
dimana pasien di nafkahi oleh anak, sedangkan anak pasien sudah
berkeluarga mempunyai seorang anak yang harus di nafkahi, dan
masalah di lingkungan dimana ventilasi tidak di gunakan dengan baik,
dan penggunaan air minum dan memasak dari air kran yang
bersumber dari sumur lalu di rebus

4. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Alamat lengkap :Barengkrajan
Bentuk Keluarga : Nuclear Family
Diagram 1. Genogram Keluarga Nn.N
Dibuat tanggal 7 April 2017

12
Sumber informasi : Informasi dari Tn. A dan Ny.

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Meninggal dunia

5. INFORMASI POLA INTERAKSI KELUARGA

13
Pasien

Menantu, 35 th Anak I, 33 th

Keterangan : : hubungan baik

Hubungan antara Ny.SN dan keluarganya baik dan dekat.

6. FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN

Setelah di diagnosa gastroenteritis akut di Puskesmas Barengkrajan, pasien


langsung di berikan obat simptomatis untuk mengobati keluhan pasien dan di
rawat inap karena pasien merasa lemas dan tidak mau makan dan minum sehingga
nampak dehidrasi. Pasien di sarankan untuk dirawat inap untuk pemberian cairan
infus dan obat simptomatik. Pasien di beritahu cara pemberian dan keguanaan
obat, setelah pasien dirasa sudah baik, pasien di pulangkan. Jika gejala masih
muncul segera kembali ke puskesmas atau unit kesehatan terdekat, Pasien belum
dilakukan pemeriksaan penunjang. Sebelum pemeriksaan dan pemberian obat,
pasien telah diberikan informasi mengenai penyakitnya dan cara pemakaian,
kegunaan obat terlebih dahulu.

7. IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU


KELUARGA

1. Faktor Perilaku Keluarga


Ny.SN adalah seorang ibu di dalam keluarga mempunyai 2 anak yang
telah menikah, tetapi pasien telah bercerai dengan suami. Untuk makan
setiap hari pasien memasak dirumah, air yang di pakai menggunakan air
sumur, dimana bahan-bahan makanan dicuci menggunakan air yang berasal
dari sumur di belakang rumah, begitu juga dengan air minum, keluarga

14
pasien meggunakkan air sumur dan di masak, keluarga menyadari bahwa air
sumur yang digunakan memang kurang bersih, dan juga jarang ditutup,
namun keluarga terpaksa masih menggunakan air sumur untuk keperluan
sehari-hari. Keluarga mencuci tangan sebelum dan sesudah makan secara
sekilas saja dan menggunakkan sabun saat sesudah makan saja.

2. Faktor Non Perilaku


Dipandang dari segi ekonomi, keluarga ini termasuk keluarga
ekonomi menengah ke bawah. Keluarga ini sumber penghasilannya dari
gabungan antara anak pertama dan anak kedua, karena suami sudah tidak
menafkahi keluarga.

Rumah yang dihuni keluarga ini kurang memadai karena belum


memenuhi dalam pemenuhan standar kesehatan, pencahayaan ruangan yang
cukup, ventilasi jarang di buka, meskipun jumlah dan besar jendela cukup
baik, rumah memiliki fasilitas MCK bagi keluarga. Kamar mandi nampak
cukup bersih dan air di bak mandi dikuras sekali seminggu. Sampah keluarga
dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di depan rumah. Rumah di
sapu sehari sekali dan di pel 3 kali dalam seminggu. Pembuangan limbah
keluarga sudah memenuhi sanitasi lingkungan karena limbah keluarga
dialirkan ke septic tank di belakang rumah yang jaraknya sudah jauh dari
sumur yang ada di belakang. Fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi oleh
keluarga ini jika sakit dan ingin konsultasi masalah kesehatan adalah
Puskesmas terdekat dari rumah yaitu Puskesmas Barengkrajan.

8. FAKTOR LINGKUNGAN PASIEN

Gambaran Lingkungan

Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 8 x 24 m dimana di


depannya terdapat tanah kosong dan pekarangan yang cukup luas dan
memiliki teras. Terdiri dari ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 dapur, kamar mandi
yang memilki fasilitas jamban. Kamar mandi nampak cukup bersih dan air di
bak mandi di kuras sekali seminggu. Pencahayaan di kamar tidur, maupun
ruang tamu menggunakkan lampu, di dalam kamar tidak ada jendela yang

15
menghadap keluar sehingga cahaya matahari tidak masuk ke dalam kamar.
Ventilasi kurang baik, jendela jarang di buka, jumlah jendela cukup banyak
dan besar. Lantai rumah di keramik. Atap rumah tersusun dari plafon.
Dinding rumah depan terbuat dari tembok dan dicat. Perabotan rumah tangga
cukup lengkap. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan sumur di belakang rumah. Secara keseluruhan kebersihan
rumah kurang, terdapat banyak barang berserakan. Pasien sehari-hari
keluarga memasak menggunakan kompor gas dengan tabung 3kg.

a. Denah Rumah
±8m

Menantu, 32 th

Anak II, 28 th

Ruang Tamu

16
U
± 24 m

Kamar anak
pertama

Kamar
Keterangan: pasien
: Jendela
: Pintu Kamar anak
kedua
: Tembok beton
: Tembok pembatas

BAB III

PEMBAHASAN

A. MASALAH AKTIF :
1. Gastroenteritis Akut
2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain
Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cairan / setengah cair (setengah padat) dengan demikian
kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7
hari, terjadi secara mendadak. Pada pasien ini di dapatkan BAB konsistensi
berbentuk cair sebanyak 5-8x/hari dan timbul secara mendadak sudah berlangsung
selama 2 hari.

17
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1). Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
2). Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3). Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4). Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif

B. Faktor resiko :
a. Menggunakan air yang kurang bersih untuk mecuci makanan
b. Menggunakan air yang kurang bersih untuk minum dan memasak
c. Jumlah penduduk yang padat atau ramai
d. Makanan yang terkontaminasi atau makanan dengan temperatur yang tidak
cukup tinggi sehingga tidak dapat membunuh organisme penyebab
Gastroenteritis.
e. Sanitasi lingkungan yang jelek

DIAGRAM PERMASALAHAN PENDERITA


(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan penderita)

WC & kamar mandi

18
Dapur
Keturunan Perilaku
Tidak ada riwayat  Makan beli di
penyakit keturunan di warung, jajan
keluarga pasien diluar yang
diragukan
kebersihannya.
 memasak dan
minum air
Lingkungan
dengan air kran
 Ketidaktersediaan
dari sumurair bersih di
rumah  Kebiasaan cuci
tangan yang
kurang

C. PATIENT CENTERED MANAGEMENT

1. Support Psikologis
Penderita memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang
dihadapi.

a. Memberikan perhatian pada pemecahan masalah yang ada.


b. Memantau kondisi fisik dengan teliti dan berkesinambungan.
Dukungan psikososial dari keluarga dan lingkungan merupakan hal
yang harus dilakukan. Bila ada masalah, evaluasi psikologis dan evaluasi
kondisi sosial, dapat dijadikan titik tolak program terapi psikososial.
2. Penentraman Hati
Menentramkan hati diperlukan penderita dengan problem psikologis
antara lain yang disebabkan oleh berkurangnya aktifitas rutin sehari-hari
yang dikarenakan gangguan kesehatan. Menentramkan penderita dengan
memberikan edukasi tentang penyakitnya bahwa masalah yang
dihadapinya dapat diatasi. Faktor yang paling penting untuk
kesembuhannya adalah ketekunan dalam menjalani pengobatan sesuai
petunjuk dokter. Selain itu juga didukung dengan makan makanan yang

19
bergizi tinggi yang sesuai dengan anjuran dokter, istirahat yang cukup,
dan selalu menjaga kebersihan. Diharapkan pasien bisa berpikir positif,
tidak berprasangka buruk terhadap penyakitnya, dan membangun
semangat hidupnya sehingga bisa mendukung penyembuhan dan
meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Penjelasan, Baik Konseling dan Pendidikan Pasien.
Memberikan informasi atau penjelasan kepada pasien dan anggota
keluarganya tentang penyakit yang diderita Ny.SN secara menyeluruh, dari
pencegahan, penularan, hingga pengobatannya.

Pasien harus diberi pengertian tentang pentingnya pengobatan secara rutin


untuk mengupayakan kesembuhannya, sehingga pasien dapat sembuh sesuai
dengan harapan.
4. Menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pada diri sendiri

Dokter perlu menimbulkan rasa percaya dan keyakinan pada penderita


bahwa ia bisa melewati berbagai kesulitan dan penderitaannya. Selain itu juga
ditanamkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri mengenai kepatuhan
dalam jadwal kontrol ke tenaga kesehatan yang dianjurkan dan hal-hal yang
perlu dihindari serta yang perlu dilakukan.

5. Pengobatan

Medika mentosa dan non medikamentosa seperti yang tertera dalam


penatalaksanaan.

6. Pencegahan dan Promosi Kesehatan

Pencegahan dan promosi kesehatan sangatlah berperan dalam


kesembuhan pasien. Dapat berupa perubahan tingkah laku, lingkungan
(tempat tinggal yang tidak boleh lembab dengan penggunaan ventilasi
yang cukup, pemakaian genteng kaca sehingga pencahayaan cukup dan
kebersihan lingkungan rumah dan luar rumah yang bersih dengan disapu
3x/hari), meningkatkan daya tahan tubuh dengan cara diet makanan bergizi
dan olah raga yang teratur.

20
Penyuluhan program diare oleh petugas kesehatan, khususnya
masyarakat disekitar tentang penyakit diare agar masyarakat lebih
memahami tentang penyakit diare antara lain: tanda-tanda awal penyakit,
cara penularan penyakit, pengobatan penyakit, dan cara pencegahannya.
Dengan demikian paradigma yang salah tentang penyakit diare di
masyarakat dapat diluruskan.

Juga disertai penyuluhan oleh petugas kesehatan dan kader mengenai


PHBS di dalam rumah tangga dan tempat-tempat umum, agar masyarakat
memahami pentingnya PHBS di dalam rumah tangga dan tempat-tempat
umum untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, sehingga
dapat mengurangi resiko terjadinya suatu penyakit.

D. PREVENTIF BEBAS DIARE UNTUK ANGGOTA KELUARGA

Pada prinsipnya secara umum preventif untuk bebas diare adalah


sama dengan preventif bebas diare untuk penderita, namun dalam hal ini
diutamakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Misalnya dengan cara
sebagai berikut :

1. Bagi keluarga diharapkan menjaga pola makan sehari-hari dengan


mengkonsumsi makanan bersih
2. Membiasakan diri untuk selalu cuci tangan dengan baik dan benar
sebelum makan dan sesudah makan
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya (rumah).
4. Istirahat yang cukup 6-8 jam sehari semalam.
5. Olah raga teratur dan makan-makanan yang bergizi.
Kesemuanya ini merupakan langkah-langkah untuk meningkatkan
daya tahan tubuh bagi anggota keluarga yang serumah dengan penderita
agar tidak tertular infeksi oleh bakteri diare dari penderita.

E. PREVENTIF BEBAS DIARE UNTUK ANGGOTA MASYARAKAT

Dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada


masyarakat yang berisiko terkena diare, dengan memberi pengetahuan
tentang:

21
 Penyebab diare
 Gejala diare
 Penatalaksanaan preventif
Dengan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit diare, dan diharapkan berkurangnya jumlah penderita diare.
Penyuluhan oleh petugas kesehatan program diare, khususnya masyarakat
disekitar pasar tentang penyakit diare agar masyarakat lebih memahami
tentang penyakit diare antara lain: tanda-tanda awal penyakit, cara penularan
penyakit, pengobatan penyakit, dan cara pencegahannya. Dengan demikian
paradigma yang salah tentang penyakit diare di masyarakat dapat
diluruskan.

Pencegahan dan promosi kesehatan sangatlah berperan dalam


kesembuhan pasien. Dapat berupa perubahan tingkah laku, lingkungan
tempat tinggal yang tidak boleh lembab dengan penggunaan ventilasi yang
cukup, pemakaian genteng kaca sehingga pencahayaan cukup, kebersihan
dan pemakaian kamar mandi yang benar dan kebersihan lingkungan rumah
dan luar rumah yang bersih.

F. SKALA PRIORITAS PENYELESAIAN MASALAH YANG


DITEMUKAN

Untuk mempermudah penyelesaian masalah pada sekenario diatas


dapat menggunakan system scoring. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
penyelesaian masalah berdasarkan skala prioritas yang dari yang tertinggi
sampai yang terendah.

Tabel 1. Penentuan Prioritas Penyeselaian Masalah


No Kegiatan M I V C P (MxIxV/C)
Memberikan penyuluhan
mengenai alur penularan
1 diare serta pentingnya 4 3 4 4 12
PHBS
Melakukan penyuluhan
2 tentang makanan yang 4 3 4 5 9,6
sehat

22
Keterangan :
P :Prioritas penyeselaian masalah
M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
Berdasarakan skala prioritas di atas masalah didapatkan hasil
memberikan penyuluhan mengenai alur penularan diare serta pentingnya
PHBS sebagai prioritas solusi. Tentunya rencana program penyuluhan dapat
dilakukan untuk melaksanakan penyelesaian tersebut terlampir pada tabel
dibawah.

23
Tabel 2. Perencanaan Kegiatan yang dapat dilakukan

Volume Rincian Tenaga Kebutuhan


No Kegiatan Sasaran Target Lokasi Jadwal
Kegiatan Kegiatan Pelaksana Pelaksanaan
 Konsumsi
Penyusunan 1. Pengumpulan  Ruangan
Terbentuk 1x bahan mengenai Ruang Senin-  LCD
1 materi TIM pertemuan TIM kamis
materi diare dan PHBS rapat  MIC
penyuluhan
2. Penyusunan materi  Laptop
 Kursi
Pembuatan 1 hari
Terbentuk setelah 1. Laptop
bahan Anggota Anggota
nya PPT, 1x 1. Mendesign PPT, Ruang bahan 2. Printer
2 penyuluhan TIM yang TIM yang
leaflet, pertemuan leaflet, banner rapat terkump 3. Flasdisk
yang akan ditunjuk ditunjuk
banner ul
disajikan

Warga  Konsumsi
1. Penyuluhan Tiga
desa Materi bisa 1x
2. Tanya jawab
Angota  LCD
3 Penyuluhan tempat diterima penyuluha Balai desa TIM yang bulan  MIC
3. Membagikan sekali
penyuluha peserta n tiap desa ditunjuk  Laptop
leafplet  Kursi
n
Tingkat Desa yang Tiga
Warga kejadian 1. Pendataan pasien sudah Anggota bulan  Buku
4 Evaluasi 1x sebulan
desa diare diare mendapat TIM sekali  Pulpen
berkurang penyuluhan

24
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
 Ny.SN 56 tahun, menderita penyakit diare
 Jajan di warung atau di pedagang makanan keliling yang masih
diragukan kebersihannya
 Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Ny.SN yang kurang sehat.
A. Segi Psikologis :
 Hubungan antara anggota keluarga tergolong cukup baik.
 Pengetahuan akan diare yang masih kurang.
 Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat yang baik,
mendukung untuk penyembuhan penyakit tersebut
B. Segi Sosial :
 Tidak ada masalah dari segi sosial
C. Segi fisik :
 Rumah dan lingkungan sekitar tampak kurang rapi dan pengaturan
ventilasi kurang baik, penggunaan air bersih kurang baik
 Kamar mandi nampak cukup bersih dan air bak dikuras sekali
seminggu

B. SARAN
1. Untuk masalah medis (Diare) dilakukan langkah-langkah :
a. Promotif : Edukasi mengenai penyakit diare dan PHBS lainnya oleh
petugas atau tenaga kesehatan setempat, dengan mengoptimalkan
penyuluhan. Menyediakan fasilitas konseling.
b. Preventif :
 Penderita diminta untuk mencuci dan memasak makanan
menggunakan air bersih, atau menggunakan air matang.
 Makan makanan yang bergizi, memakan buah dan sayur yang
bersih agar terhindar dari diare.

25
 Menganjurkan agar tidak terlalu banyak makan buah-buahan
yang terlalu asam, kecut dan pedas karena terlalu iritatif
terhadap lambung
 Tidak memakan makanan yang masih diragukan kebersihannya.
 Olahraga rutin, motivasi yang adekuat dari keluarga serta
pendekatan spiritual.
c. Kuratif : Medikamentosa dan non Medikamentosa (kerja sama
dengan program bagian gizi untuk pengaturan diet)
d. Rehabilitatif : meyakinkan Ny.SN bahwa diare dapat sembuh,
sehingga Ny.SN mampu kembali menjalani kehidupannya dengan
sehat seperti semula.
2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
 Promotif : Mendorong keluarga untuk mengoptimalkan fasilitas
jamban keluarga dan mengupayakan selalu tersedianya air masak di
dalam keluarganya. Bila memungkinkan pengadaan sumber air dari
PDAM agar kebersihan air lebih terjamin.
3. Untuk masalah problem ekonomi, dilakukan langkah-langkah :
 Rehabilitatif : Pemerintah hendaknya berupaya pemberian
kesempatan memperoleh pendapatan yang layak, sehingga
diharapkan pada masa yang akan datang dapat terlepas dari
kemiskinan. Karena dengan peningkatan pendapatan memungkinkan
untuk dapat membeli makanan yang lebih baik, kondisi pemukiman
yang lebih sehat, dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
4. Untuk masalah persepsi mengenai penyakit diare, dilakukan langkah-
langkah :
 Promotif : Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota
keluarga mengenai penyakit diare, penyebab, faktor resiko,
penanganan hingga ke komplikasi jika tidak ditangani dengan baik
dan benar.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kandun, Nyoman. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta


:Infomedika, 2006.

Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC

Pickering et al. Gastroenteritis. Dalam : Nelson textbook of pediatrics. Edisi


17, Behrman, Kliegman, Jensen. Editor. Amerika :
International edition, 1272-1274, 2008.

Triatmodjo.2008. Pengantar Diare Akut Anak Diare Kronik. Badan Penerbit


Universitas Diponegoro, Semarang.

27

Anda mungkin juga menyukai