1
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT
2
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
3
4. MANFAAT
4
BAB II
KUNJUNGAN RUMAH
A. STATUS PENDERITA
1. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Nn. N
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Tundungan RT 4 RW 2 Sidomojo, Krian, Sidoarjo
Suku : Jawa
2. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Riwayat Penyakit Dahulu:
5
d. Riwayat Kebiasaan
e. Riwayat Sosial Ekonomi
f. Riwayat Gizi.
a. ANAMNESIS SISTEM
1. Kulit : warna kulit sawo matang, kulit gatal (-)
2. Kepala : sakit kepala (-), pusing (-), rambut kepala tidak rontok,
luka pada kepala (-), benjolan/borok di kepala (-)
3. Mata : pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan
kabur (-), ketajaman baik
4. Hidung : tersumbat (-), mimisan (-)
5. Telinga : pendengaran berkurang (-), berdengung (-), keluar cairan (-)
6. Mulut : sariawan (-), mulut kering (-), lidah terasa pahit (+)
7. Tenggorokan : sakit menelan (-), serak (-)
8. Pernafasan : sesak nafas (-), batuk lama (-), mengi (-), batuk darah
(-)
9. Kadiovaskuler : berdebar-debar (-), nyeri dada (-)
10. Gastrointestinal : mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun (+), nyeri
perut (+)
11. Genitourinaria : BAK lancar, 2-3 kali/hari warna dan jumlah biasa
12. Neuropsikiatri : Neurologik : kejang (-), lumpuh (-)
Psikiatrik : emosi stabil, mudah marah (-)
13. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri tangan dan kaki (-), nyeri otot (-)
14. Ekstremitas : Atas : bengkak (-), sakit (-)
Bawah : bengkak (-), sakit (-)
b. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi
cukup.
6
Tanda Vital
Nadi : 80 x/menit, reguler, kuat angkat
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,00C
Tensi : 100/60 mmHg
Status gizi ( Kurva NCHS ) :
BB : 42 kg
TB : 153 cm
BMI :
BMI 18,5 – 23,9 = Normal
Status Gizi = Gizi Cukup (normal)
3. Kulit
Warna : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-)
4. Mata
Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-), arcus senilis
(+/+) radang/conjunctivitis/uveitis (-/-)
5. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), deformitas hidung (-),
hiperpigmentasi (-), sadle nose (-)
6. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemis (-), tremor (-)
7. Telinga
Nyeri tekan mastoid (-), sekret (-), pendengaran berkurang (-), cuping
telinga dalam batas normal
7
8. Tenggorokan
Tonsil membesar (-), pharing hiperemis (-)
9. Leher
JVP tidak meningkat, trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-)
10. Thoraks
Simetris, retraksi interkostal (-), retraksi subkostal (-)
8
11. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada, venektasi (-)
P : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba
P : timpani seluruh lapang perut
A : peristaltik (+) meningkat
P : NKCV (-)
- - - -
- - - -
14. Sistem genetalia: dalam batas normal
15. Pemeriksaan Neurologik
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi motorik :
K 5 5 T N N RF 2 2 RP - -
5 5 N N 2 2 - -
16. Pemeriksaan Psikiatrik
Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk : realistik
isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
arus : koheren
Insight : baik
c. PEMERIKSAAN PENUNJANG
9
- Pemeriksaan Gula darah Sewaktu : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Gula darah 2 jam PP : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Gula darah puasa : tidak dilakukan
- Pemeriksaan Asam Urat : tidak dilakukan
Diagnosis Psikologis :-
2. APGAR SCORE
ADAPTATION
PARTNERSHIP
GROWTH
AFFECTION
RESOLVE
10
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah
√
dengan saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerimadan mendukung keinginan
√
saya untuk melakukan kegiatan baru
atau arah hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
√
merespon emosi saya seperti
kemarahan, perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya √
dan saya membagi waktu bersama
Total poin = 10, fungsi keluarga dalam keadaan baik
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Nn.N adalah 30,
sehingga rata-rata APGAR dari keluarga Nn.N adalah 10. Hal ini
menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Nn.N dan
keluarganya dalam keadaan baik. Hubungan antar individu dalam keluarga
tersebut terjalin baik.
3. SCREEM
11
Religius Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5 –
waktu di jalani dengan baik. Dan setiap
Agama menawarkan pengalaman
sholat sebisa mungkin mereka sholat
spiritual yang baik untuk
bersama. Sering membaca Al-Quran dan
ketenangan individu yang tidak
mengaji
didapatkan dari yang lain
Ekonomi Ekonomi pasien ini tergolong menengah, di _
nafkahi oleh anak, untuk kebutuhan primer
sudah dapat dipenuhi
Edukasi Tingkat pendidikan dan pengetahuan _
penderita tergolong kurang.
Lingkungan Pasien tinggal dirumah berukuran 20x8 di _
tinggali bersama anak dan menantu, terlihat
cukup bersih, tidak ada sampah berserakan,
terdapat kamar mandi dan wc, terdapat
beberapa jendela namun selalu dalam
keadaan tertutup. Penggunaan air minum
dari air kran yang di rebus.
Medical Menggunakan pelayanan kesehatan yang
memadai dengan kartu BPJS, dalam mencari
Pelayanan kesehatan puskesmas
pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya
memberikan perhatian khusus
menggunakan Puskesmas
terhadap kasus pasien
Keterangan :
12
Sumber informasi : Informasi dari Tn. A dan Ny.
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal dunia
13
Pasien
Menantu, 35 th Anak I, 33 th
14
pasien meggunakkan air sumur dan di masak, keluarga menyadari bahwa air
sumur yang digunakan memang kurang bersih, dan juga jarang ditutup,
namun keluarga terpaksa masih menggunakan air sumur untuk keperluan
sehari-hari. Keluarga mencuci tangan sebelum dan sesudah makan secara
sekilas saja dan menggunakkan sabun saat sesudah makan saja.
Gambaran Lingkungan
15
menghadap keluar sehingga cahaya matahari tidak masuk ke dalam kamar.
Ventilasi kurang baik, jendela jarang di buka, jumlah jendela cukup banyak
dan besar. Lantai rumah di keramik. Atap rumah tersusun dari plafon.
Dinding rumah depan terbuat dari tembok dan dicat. Perabotan rumah tangga
cukup lengkap. Sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya keluarga ini
menggunakan sumur di belakang rumah. Secara keseluruhan kebersihan
rumah kurang, terdapat banyak barang berserakan. Pasien sehari-hari
keluarga memasak menggunakan kompor gas dengan tabung 3kg.
a. Denah Rumah
±8m
Menantu, 32 th
Anak II, 28 th
Ruang Tamu
16
U
± 24 m
Kamar anak
pertama
Kamar
Keterangan: pasien
: Jendela
: Pintu Kamar anak
kedua
: Tembok beton
: Tembok pembatas
BAB III
PEMBAHASAN
A. MASALAH AKTIF :
1. Gastroenteritis Akut
2. Resiko penularan pada anggota keluarga yang lain
Gastroenteritis Akut (GEA) diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan
tinja berbentuk cairan / setengah cair (setengah padat) dengan demikian
kandungan air pada tinja lebih banyak dari biasanya berlangsung kurang dari 7
hari, terjadi secara mendadak. Pada pasien ini di dapatkan BAB konsistensi
berbentuk cair sebanyak 5-8x/hari dan timbul secara mendadak sudah berlangsung
selama 2 hari.
17
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1). Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
2). Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3). Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4). Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif
B. Faktor resiko :
a. Menggunakan air yang kurang bersih untuk mecuci makanan
b. Menggunakan air yang kurang bersih untuk minum dan memasak
c. Jumlah penduduk yang padat atau ramai
d. Makanan yang terkontaminasi atau makanan dengan temperatur yang tidak
cukup tinggi sehingga tidak dapat membunuh organisme penyebab
Gastroenteritis.
e. Sanitasi lingkungan yang jelek
18
Dapur
Keturunan Perilaku
Tidak ada riwayat Makan beli di
penyakit keturunan di warung, jajan
keluarga pasien diluar yang
diragukan
kebersihannya.
memasak dan
minum air
Lingkungan
dengan air kran
Ketidaktersediaan
dari sumurair bersih di
rumah Kebiasaan cuci
tangan yang
kurang
1. Support Psikologis
Penderita memerlukan dukungan psikologis mengenai faktor-faktor
yang dapat menimbulkan kepercayaan baik pada diri sendiri maupun kepada
dokternya. Memberikan perhatian pada berbagai aspek masalah yang
dihadapi.
19
bergizi tinggi yang sesuai dengan anjuran dokter, istirahat yang cukup,
dan selalu menjaga kebersihan. Diharapkan pasien bisa berpikir positif,
tidak berprasangka buruk terhadap penyakitnya, dan membangun
semangat hidupnya sehingga bisa mendukung penyembuhan dan
meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Penjelasan, Baik Konseling dan Pendidikan Pasien.
Memberikan informasi atau penjelasan kepada pasien dan anggota
keluarganya tentang penyakit yang diderita Ny.SN secara menyeluruh, dari
pencegahan, penularan, hingga pengobatannya.
5. Pengobatan
20
Penyuluhan program diare oleh petugas kesehatan, khususnya
masyarakat disekitar tentang penyakit diare agar masyarakat lebih
memahami tentang penyakit diare antara lain: tanda-tanda awal penyakit,
cara penularan penyakit, pengobatan penyakit, dan cara pencegahannya.
Dengan demikian paradigma yang salah tentang penyakit diare di
masyarakat dapat diluruskan.
21
Penyebab diare
Gejala diare
Penatalaksanaan preventif
Dengan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penyakit diare, dan diharapkan berkurangnya jumlah penderita diare.
Penyuluhan oleh petugas kesehatan program diare, khususnya masyarakat
disekitar pasar tentang penyakit diare agar masyarakat lebih memahami
tentang penyakit diare antara lain: tanda-tanda awal penyakit, cara penularan
penyakit, pengobatan penyakit, dan cara pencegahannya. Dengan demikian
paradigma yang salah tentang penyakit diare di masyarakat dapat
diluruskan.
22
Keterangan :
P :Prioritas penyeselaian masalah
M :Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini
dilaksanakan (turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
Berdasarakan skala prioritas di atas masalah didapatkan hasil
memberikan penyuluhan mengenai alur penularan diare serta pentingnya
PHBS sebagai prioritas solusi. Tentunya rencana program penyuluhan dapat
dilakukan untuk melaksanakan penyelesaian tersebut terlampir pada tabel
dibawah.
23
Tabel 2. Perencanaan Kegiatan yang dapat dilakukan
Warga Konsumsi
1. Penyuluhan Tiga
desa Materi bisa 1x
2. Tanya jawab
Angota LCD
3 Penyuluhan tempat diterima penyuluha Balai desa TIM yang bulan MIC
3. Membagikan sekali
penyuluha peserta n tiap desa ditunjuk Laptop
leafplet Kursi
n
Tingkat Desa yang Tiga
Warga kejadian 1. Pendataan pasien sudah Anggota bulan Buku
4 Evaluasi 1x sebulan
desa diare diare mendapat TIM sekali Pulpen
berkurang penyuluhan
24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Segi Biologis :
Ny.SN 56 tahun, menderita penyakit diare
Jajan di warung atau di pedagang makanan keliling yang masih
diragukan kebersihannya
Rumah dan lingkungan sekitar keluarga Ny.SN yang kurang sehat.
A. Segi Psikologis :
Hubungan antara anggota keluarga tergolong cukup baik.
Pengetahuan akan diare yang masih kurang.
Tingkat kepatuhan dalam mengkonsumsi obat yang baik,
mendukung untuk penyembuhan penyakit tersebut
B. Segi Sosial :
Tidak ada masalah dari segi sosial
C. Segi fisik :
Rumah dan lingkungan sekitar tampak kurang rapi dan pengaturan
ventilasi kurang baik, penggunaan air bersih kurang baik
Kamar mandi nampak cukup bersih dan air bak dikuras sekali
seminggu
B. SARAN
1. Untuk masalah medis (Diare) dilakukan langkah-langkah :
a. Promotif : Edukasi mengenai penyakit diare dan PHBS lainnya oleh
petugas atau tenaga kesehatan setempat, dengan mengoptimalkan
penyuluhan. Menyediakan fasilitas konseling.
b. Preventif :
Penderita diminta untuk mencuci dan memasak makanan
menggunakan air bersih, atau menggunakan air matang.
Makan makanan yang bergizi, memakan buah dan sayur yang
bersih agar terhindar dari diare.
25
Menganjurkan agar tidak terlalu banyak makan buah-buahan
yang terlalu asam, kecut dan pedas karena terlalu iritatif
terhadap lambung
Tidak memakan makanan yang masih diragukan kebersihannya.
Olahraga rutin, motivasi yang adekuat dari keluarga serta
pendekatan spiritual.
c. Kuratif : Medikamentosa dan non Medikamentosa (kerja sama
dengan program bagian gizi untuk pengaturan diet)
d. Rehabilitatif : meyakinkan Ny.SN bahwa diare dapat sembuh,
sehingga Ny.SN mampu kembali menjalani kehidupannya dengan
sehat seperti semula.
2. Untuk masalah lingkungan tempat tinggal dan rumah yang tidak sehat
dilakukan langkah-langkah :
Promotif : Mendorong keluarga untuk mengoptimalkan fasilitas
jamban keluarga dan mengupayakan selalu tersedianya air masak di
dalam keluarganya. Bila memungkinkan pengadaan sumber air dari
PDAM agar kebersihan air lebih terjamin.
3. Untuk masalah problem ekonomi, dilakukan langkah-langkah :
Rehabilitatif : Pemerintah hendaknya berupaya pemberian
kesempatan memperoleh pendapatan yang layak, sehingga
diharapkan pada masa yang akan datang dapat terlepas dari
kemiskinan. Karena dengan peningkatan pendapatan memungkinkan
untuk dapat membeli makanan yang lebih baik, kondisi pemukiman
yang lebih sehat, dan pemeliharaan kesehatan yang lebih baik.
4. Untuk masalah persepsi mengenai penyakit diare, dilakukan langkah-
langkah :
Promotif : Memberikan pengertian kepada penderita dan anggota
keluarga mengenai penyakit diare, penyebab, faktor resiko,
penanganan hingga ke komplikasi jika tidak ditangani dengan baik
dan benar.
26
DAFTAR PUSTAKA
Guyton & Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (terjemahan). Jakarta:EGC
27