Anda di halaman 1dari 24

Case Report

PROLAPSUS UTERI GRADE III

Penyaji :

Nelly Muslimah

Perseptor:

dr.Bambang Kurniawan, Sp.OG

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
KOTA BANDAR LAMPUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Case Report :

PROLAPSUS UTERI GRADE III

Penyaji, Perseptor,

Nelly Muslimah dr. Bambang Kurniawan, Sp.OG

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
KOTA BANDAR LAMPUNG
2020

ii
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Med.Rec/Reg : 13-72-67

Umur : 59 tahun (23-05-1960)

Suku bangsa : Lampung, Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : IRT

MRS : 5 desember 2019 pukul 12.10 WIB

Ruang : VK

II. ANAMNESIS

1. Keluhan Utama :

Benjolan pada kemaluan sejak 1 tahun yang lalu

2. Riwayat Penyakit Sekarang :

Ny.M berusia 59 tahun, datang diantar keluarganya ke poliklinik

RSPBA dengan keluhan benjolan di kemaluan, benjol dirasakan os sejak 1

tahun yang lalu. Os mengatakan benjolan semakin membesar sehingga

saat beraktivitas os merasa tidak nyaman. Nyeri (-).

3. Riwayat Menstruasi :

Riwayat menarche pada usia 14 tahun/siklus haid teratur/lama haid 7 hari.

3
4. Riwayat Kehamilan/Persalinan :

Umur kehamilan Anak Keadaan anak sekarang


Tgl Jenis
No Penolong JK BB PB Hidup
partus Abortus Prematur aterm partus Meninggal
♂ ♀ (gr) (cm) Normal Cacat

1 1980  Spontan Nakes  3000 48 

2 -  Spontan Nakes  2900 46 

3 -  Spontan Nakes  2900 47 

4 -  Spontan Nakes  2700 46 

5 -  Spontan Nakes  3000 48 

6 - 

7 - 

5. Riwayat Kontrasepsi :

Suntik 1 tahun

6. Riwayat perkawinan :

Menikah 1x

7. Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien mengaku tidak ada penyakit sebelumnya

8. Riwayat Penyakit Keluarga :

Pasien mengaku tidak ada penyakit yang diderita pada keluarga kandung.

9. Riwayat Kebiasaan :

4
Pasien mengaku tidak mempunyai kebiasaan mengkonsumsi alkohol,

obat-obatan atau merokok.

10. Riwayat Alergi :

Pasien mengaku tidak ada alergi obat maupun makanan

III. STATUS GENERALIS

1. Kesadaran :Compos Mentis

2. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

3. Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84x/mnt

Pernafasan : 22x/mnt

Suhu : 36,5 °C

BB : 50 kg

TB : 149 cm

4. Pemeriksaan Fisik Umum

Kepala

Bentuk kepala : Normosefali, Tidak ada deformitas

Rambut : Warna putih, Distribusi merata, Tidak mudah dicabut

Wajah : Simetris, Tidak ada deformitas

Mata : Kelopak mata oedem (-), Konjungtiva anemis (-/-),

Sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+), Refleks cahaya

langsung (+/+)

5
Telinga : Normotia, Deformitas (-), Nyeri tekan tragus (-),

Nyeri tekan mastoid (-), Sekret (-)

Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), Sekret (-), Septum

deviasi (-), Mukosa hiperemis (-)

Bibir : Simetris, Sianosis (-), Mukosa kering

Mulut : Lidah kotor Terdapat Coated Tongue

Leher

Bentuk : Simetris, Normal

KGB : Tidak teraba membesar

Trachea : Lurus ditengah

Kelenjar tiroid : Tidak teraba membesar

Toraks

Dinding dada : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis

Paru-paru

Inspeksi : Gerakan kedua hemithorak simetris saat inspirasi dan

ekspirasi

Palpasi : Gerakan dada simetris, Hemithoraks tidak tertinggal,

Vokal fremitus kedua hemithoraks sama, Krepitasi (-),

Nyeri tekan (-)

Perkusi :Sonor kedua lapang paru

Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

6
Inspeksi :Tidak tampak pulsasi ictus cordis, Tidak ada tanda

radang

Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V, 2 cm sebelah medial

garis midklavikularis sinistra

Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)

Palpasi : Datar, nyeri tekan (-), massa (-), fundus uteri tidak

teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+)

Ekstremitas

Akral hangat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki, Oedem tungkai -/-,

Varises (-), Refleks fisiologis +/+, Refleks patologis -/-

IV. STATUS OBSTETRI

1. Pemeriksaan Luar

a. Abdomen

Inpeksi : Permukaan datar, simetris

Palpasi : Fundus uteri tidak teraba

b. Genitalia Eksterna

7
Vulva :

Inpeksi : Tampak benjolan di vulva ukuran 3cm x 2cm, berwarna

pink kemerahan

Palpasi : Nyeri tekan (-), kenyal.

2. Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan pemeriksaan karena terdapat uterus di luar vagina

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan Laboratorium

A. Hasil keluar tanggal 5 Desember 2019 pukul 15:24 WIB ( Pre OP )

HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr
Hemoglobin 13,4
Wn: 12-16 gr
Leukosit 8.800 4500-10.700 ul
Hitung jenis
leukosit
 Basofil 0 0-1
 Eosinofil 0 1-3
 Batang 1 2-6
 Segmen 47 50-70
 Limposit 42 20-40
 Monosit 10 2-8
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,6
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 50-54 %
Hematokrit 39
Wn: 38-47 %
Trombosit 283.000 159.000-400.000 ul
MCV 84 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg

8
MCHC 35 32-36 g/dl

CT 13 9-15 menit

BT 3 1-7 menit

Imunologi
HBSAG Non Rektif (-) Non Reaktif (-)

Kimia Darah
Gula Darah < 200
141
Sewaktu
SGOT 28 Lk<37 Wn<31

SGPT 27 Lk<42 Wn<32

Urea 24 10-50
LK 0,6 – 1,1 Wn
Creatinin 0,8
0,5 -0,9

B. Hasil keluar tanggal 6 Desember 2019 pukul 22:35 WIB ( Post OP )

HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr
Hemoglobin 12,3
Wn: 12-16 gr
Leukosit 17.000 4500-10.700 ul
Hitung jenis
leukosit
 Basofil 0 0-1
 Eosinofil 0 1-3
 Batang 1 2-6
 Segmen 86 50-70
 Limposit 10 20-40
 Monosit 3 2-8
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 4,3
Wn: 4.2- 5,4 ul
Hematokrit 36 Lk: 50-54 %

9
Wn: 38-47 %
Trombosit 284.000 159.000-400.000 ul
MCV 83 80-96 fl
MCH 29 27-31 pg
MCHC 35 32-36 g/dl

2. Pemeriksaan USG

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Prolaps uteri grade III

2. Sistokel

3. Rektokel

VII. DIAGNOSIS KERJA

Prolaps uteri grade III

10
VIII. TERAPI

a. IVFD RL gtt xx tpm

b. Inj. Ceftriaxone 3x1 gr

c. As Traneksamat 3x500

d. Pronalgess supp 3x1

e. Cek Lab: DL, CT, BT, HbsAg

f. Observasi KU, TTV, Skala nyeri

IX. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

Laporan operasi

Tanggal operasi : 6 Desember 2019

Akut/Terencana : Terencana

Operator : dr. Bambang Kurniawann, Sp.OG

Asisten I : Budi

Asisten II : Leni

Ahli Anastesi : dr. Joan, Sp.An

Penata Anastesi : Joko

Diagnosis pra bedah : Prolaps uteri grade III

Diagnosis pasca bedah : Post Histerektomi a/i prolaps uteri grade III

Jenis Operasi : Histerektomi SV

Jenis Anastesi : Spinal

Disenfeksi : Povidone iodine + Alkohol

11
Laporan Operasi lengkap :

X. FOLLOW UP

Tanggal / Jam Catatan Perkembangan Terintegrasi

6 Desember 2019 S: Tidak ada keluhan

Pukul 06.00
O:
Td:140/70mmhg
N : 61 x/menit
Rr : 23 x/menit

12
T : 36,6 c
Hb: 13.4
Leukosit :8.800 HBsAg: (-)

A: prolaps uteri grade III

P:
- IVFD RL xx tpm

6 Desember 2019 Intruksi post-op

Pukul 15.30 - Imobilisasi 24 jam

- Observasi TTV, GCS, KU, perdarahan

- Cek Hb post-op

- IVFD RL xx tpm

- Inj. Ceftriaxone 3x1gr

- Inj. Asam Traneksamat 3x1 amp

- Pronalges supp 3x1

7 Desember 2019 S: nyeri luka post op, pusing (+),mual (+), muntah tadi
malam 1x, lemas (+)
Pukul 06.00 O: Td : 130/80 mmhg
N : 73 x/menit
Rr : 24 x/menit
T : 36,3 c

Hb: 12,3
Leukosit : 17.000
HBsAg: (-)

A:
post histerektomi supra vaginal a/i prolapsus uteri

13
P:
- IVFD RL xx tpm
-Ceftriaxone 3x1
-Asam mefenamat 3x1 amp
-Pronalges supp 3x1

7 desember 2019 S: nyeri luka post op,mual (+), muntah tadi malam 1x,
lemas (+)
10.30 WIB
O: Td : 120/80 mmhg
N : 89 x/menit
Rr : 22 x/menit
T : 36 c

A:
post histerektomi supra vaginal a/i prolapsus uteri

P:
- IVFD RL xx tpm
-Ceftriaxone 3x1
-Asam mefenamat 3x1 amp
-Pronalges supp 3x1

8 Desember 2019 S:
sakit perut sudah berkurang, mual(+) muntah 2x semalam,
07.00 WIB kuping kiri agak berdengung

O:
Td : 100/60mmhg
N : 76x/menit Rr : 22x/menit T : 36,2c
Hb: 12,3
Leukosit : 17.000
HBsAg: (-)

A: post histerektomi supra vaginal a/i prolaps uteri

P:
- Cefadroxil 3x1 tab
-Asam mefenamat 3x1 tab
-Inbion 1x1 tab
8 Desember 2019 S: mual(+) muntah 2x semalam,

14
15.00 WIB O:
Td : 110/80mmhg
N : 80x/menit Rr : 22x/menit T : 36,2c
Hb: 12,3
Leukosit : 17.000
HBsAg: (-)

A: post histerektomi supra vaginal a/i prolaps uteri

P:
- Cefadroxil 3x1 tab
-Asam mefenamat 3x1 tab
-Inbion 1x1 tab

BLPL

XI. PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?

2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

XII. ANALISIS KASUS

1. Apakah diagnosis pada pasien ini sudah tepat?

Pasien saat datang ke rumah sakit mengeluh adanya benjolan di kemaluan

sejak 1 tahun yang lalu. Benjolan menetap dan semakin membesar sehingga

mengganggu aktivitas. Selain itu os juga mengeluh sulit untuk buang air kecil. Dari

pemeriksaan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.

Dalam kasus ini, diagnosis prolaps uteri ditegakkan berdasarkan anamnesa,

pemeriksaan fisik. Prolaps uteri adalah suatu kondisi turunnya rahim kedalam saluran

15
vagina. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit

merupakan penyebab prolapsus genitalis.5 Keadaan ini akibat terjadinya kerusakan

pada fasia penyangga dan inervasi syaraf otot dasar panggul.5 Faktor lain seperti

lemahya kualitas jaringan ikat, penyakit neurologik, keadaan penyakit menahun yang

menyebabkan meningkatnya tekanan intra-abdominal, obesitas, asites, tumor pelvis

juga mempermudah terjadinya prolapsus genitalis. Pada monopouse, hormon

estrogen telah berkurang sehingga otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah.5

Berdasarkan anamnesa, Ny M 59 tahun datang diantar keluarganya ke

poliklinik RSPBA pada tanggal 5 Desember 2019 dengan adanya benjolan di

kemaluan, benjolan dirasakan os sejak 1 tahun yang lalu. Os mengatakan benjolan

semakin membesar sehingga setiap beraktivitas os merasa tidak nyaman. Selain itu

juga os mengeluh sulit untuk buang air kecil.

Gejala prolapsus uteri bersifat individual, berbeda-beda pada setiap orang.

Tingkat keparahan prolapsus yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,

sebaliknya penderita lain dengan prolapsus ringan mempunyai banyak keluhan.

Keluhan yang paling umum dijumpai 5 :

1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal di vagina atau menonjol di

genital eksterna

2. Rasa sakit di panggul atau pinggang merupakan gejala klasik dari prolapsus

3. Luka dan dekubitus pada porsio uteri akibat gesekan dengan celana atau

pakaian dalam

4. Keputihan atau cairan abnormal yang keluar melalui vagina

16
5. Prolapsus uteri derajat III dapat menyebabkan gangguan bila berjalan dan

bekerja

Menurut Friedman dan Little (1961) prolapsus uteri dapat diklasifikasikan

menjadi 5:

Desenses uteri Uterus turun, tetapi serviks masih dalam

vagina

Prolapsus uteri tingkat I Uterus turun, serviks uteri turun paling

rendah sampai introitus vagina

Prolapsus uteri tingkat II Sebagian besar uterus keluar dari vagina

Prolapsus uteri tingkat III atau Uterus keluar seluruhnya dari vagina,

prosidensia uteri disertai dengan inversio uteri

Klasifikasi menurut Pelvic Organ Prolaps Quantification (POPQ)4:

Derajat 0 : Tidak terlihat adanya prolapsus

Derajat I : Bagian distal dari prolapsus > 1 cm diatas himen.

Derajat II : Bagian yang paling distal dari prolapsus < 1 cm dibawah lingkaran

himen.

Derajat III : Bagian yang paling distal dari prolapsus > 1cm dibawah himen,

namun kurang dari TVL ( total vagina lenght) – 2cm.

Derajat IV : Eversi komplit total panjang traktus genetalia bagian bawah. Bagian

distal prolapsis uteri menurun sampai (TVL-2) cm.

17
Gambar 1. Klasifikasi Pelvic Organ Prolaps Quantification (POPQ)4

2. Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Pada kasus ini pasien diterapi dengan :

 IVFD RL xx tpm

 Inj ceftriaxone 3x1 gr

 As traneksamat 3x500

 Pronalgess supp 3x1

Terapi saat pasien pulang :

 Cefadroxil 3x500 mg

 Asam Mefenamat 3x500 mg

 Inbion 1x1 tab

18
Penanganan prolaps uteri harus dipertimbangkan beberapa faktor seperti

keadaan umum, masih bersuami atau tidak, keinginan punya anak, umur dan tingkat

prolaps.5 Penanganan prolaps uteri dapat dilakukan dengan pengobatan medis

ataupun terapi operatif. 5

Tindakan medis yang ada antara lain :

 Latihan otot-otot dasar panggul

Latihan ini sangat berguna pada prolapsus ringan, terutama yang

terjadi pasca persalinanan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk

menguatkan otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi.

Latihan ini dilakukan selama beberapa bulan. Caranya ialah penderita

disuruhkan menguncupkan anus atau penderita disuruh membayangkan

seolah-olah sedang mengeluarkan air kencing dan tiba-tiba menghentikannya

 Stimulasi otot-otot dengan alat listrik

Kontraksi dasar otot-otot panggul dapat pula ditimbulkan dengan alat

listrik, elektrodenya dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan

kedalam vagina

 Pengobatan dengan pessarium

Pengobatan dengan pessarium sebetulnya hanya bersifat paliatif, yakni

menahan uterus ditempatnya selama dipakai. Prinsip pemakaian pessarium

ialah bahwa alat tersebut mengadakan tekanan pada dinding vagina bagian

atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan

19
melewati vagina bagian bawah. Pessarium diberi zat pelicin dan dimasukkan

miring sedikit ke dalam vagina. Setelah masuk bagian dalam vagina, bagian

tersebut ditempatkan ke forniks posterior vagina. Untuk mengetahui

pessarium telah dipasang dengan benar dan cocok pada pasien, pasien

disuruh batuk atau mengejan. Jika pessarium tidak keluar dan tidak terasa

nyeri ketika berjalan, pemakaian pessarium dapat dilanjutkan.

Beberapa terapi operatif yang dapat dilakukan adalah :

 Ventrofiksasi

Pada wanita yang masih muda dan masih menginginkan anak,

dilakukan operasi untuk membuat uterus ventrofiksasi dengan cara

memendekkan ligamentum rotundum atau mengikatkan ligamentum

rotundum ke dinding perut.

 Operasi Manchester

Pada operasi ini biasanya dilakukkan amputasi serviks uteri, dan

penjahitan ligamentum kardinale yang telah di potong. Amputasi serviks

dilakukan untuk memperpendek serviks yang memanjang. Bagian terpenting

dari operasi ini yaitu penjahitan ligamentum kardinale diperpendek, sehingga

uterus akan terletak dalam posisi anteversifleski dan turunnya uterus dapat

dicegah.

 Histerektomi Vaginal

Operasi ini tepat dilakukan pada prolapsus uteri dalam tingkat lanjut

20
dan pada wanita yang telah monopause. Setelah uterus di angkat, puncak

vagina di gantungkan pada ligamentum rotundum kanan kiri, atas pada

ligamentum infundibulo pelvikum, kemudian operasi dilanjutkan dengan

kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk mencegah prolaps vagina.

Tedapat beberapa tipe histerektomi :

 Total histerektomi

Pengangkatan seluruh bagian uterus termasuk serviks, organ disekitarr

uterus seperti tuba fallopi dan ovarium baik unilateral atau bilateral juga dapat

diangkat pada saat melakukan histerektomi total (salpingo-oopharektomi)

 Supraservikal (subtotal/subparsial) histerektomi

Pengangkatan uterus bagian atas, tetapi serviks tidak diangkat

 Radikal histerektomi

Pengangkatan seluruh uterus beserta struktur yang berada disekitarnya.

Terapi farmakologi pada kasus ini :

 Asam Traneksamat

Asam traneksamat telah digunakan secara luas untuk menurunkan

kehilangan darah pada pembedahan dan kondisi kesehatan yang berhubungan

dengan peningkatan jumlah perdarahan.1 Dosis dewasa 0,5-1 gr 3x/hari IV. 2

 Inbion

Inbion mengandung vitamin dan mineral. Komposisi: Fe gloconate

21
250mg, Magnesium sulfat 200mcg, Copper Sulfat 200mcg, Vitamin C 50mg,

Asam Folat 1mg, Vitamin B12 dengan faktor intrinsik 7.5mcg, Sorbitol 25mg.

Indikasi: Anemia, kehamilan, menyusui, malnutrisi. Dosis 1-2 kapsul/hari.

Kontra indikasi: Anemia Pernisiosa.2

 Ceftriaxone

Merupakan antibiotik sefalosporin generasi ke tiga. Golongan

sefalosporin generasi ketiga ini mempunyai aktivitas yang lebih tinggi

melawan basil gram negatif. Banyak sefalosporin harus diberikan secara IV

atau IM karena absorbsi melalui oral buruk.3 Dapat digunakan sebagai

profilaksis pra operasi dengan dosis pada dewasa 1 gr dosis tunggal dan

diberikan ½-2 jam sebelum operasi. 2

 Pronalges Suppositoria

Merupakan obat OAINS ( Obat Anti Inflamasi Non Steroid) derivat

propionic acid. Dosis pada nyeri pasca operasi 100 mg/ 12 jam supp. 2

 Cefadroxil

Merupakan antibiotik sefalosporin generasi pertama. Golongan

sefalosporin generasi pertama ini memperlihatkan spektrum antimikroba yang

terutama aktif terhadap kuman gram positif. Keunggulannya dari penisilin

adalah aktivasinya terhadap bakteri penghasil penisilinase. Golongan ini

efektif terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus viridans,

Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes. Cefadroxil 500 mg dan

22
Cefadroxil 125 mg/ml. Efek samping: nyeri lambung, reaksi hipersensitivitas,

gastrointestinal, reaksi lain yang merupakan disfungsi hepatik. Dosis dewasa:

1-2g sehari, anak-anak: sehari 2x1⁄2 – 2 sdt. 2

 Asam mefenamat

Asam mefenamat 250mg, 500mg. Indikasi: Mengurangi rasa sakit

kepala, sakit gigi, dysmorrhea primer, trauma, nyeri sesudah operasi. Kontra

indikasi: Hipersensitifit terhadap asam mefenamat, dengan asetosal

mengalami bronkospasme, alergi rintis, dan urtikaria, tukak lambung. Perh:

Diminum susudah makan, wanita hamil dan menyusui, <14 tahun belum pasti.

Efek samping: Gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem hematopoetik,

sistem saraf. Dosis: Dewasa dan anak anak > 14 tahun: awal 500mg,

kemudian 250mg tiap 6 jam susai kebutuhan. 2

XIII. KESIMPULAN

1. Diagnosis kasus ini sudah tepat

2. Pemilihan penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat. Dengan cara

histerektomi dikarenakan pasien sudah berumur lanjut usia dan telah

mempunyai anak dan pasien juga sudah mengalami menopouse.

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Chilmaati, L. Prajatmo, H. Siswosudarmo, H. 2014. Pengaruh Pemberian

Asam Traneksamat Terhadap Jumlah Perdarahan Pascapersalinan Pada

Kelahiran Vaginal.

2. Djuanda, A. Azwar, A. Ismael, S et all. 2016. MIMS Petunjuk Konsultasi

Edisi 16. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer

3. Harvey, R. Champe, P. 2013. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta:

EGC

4. Pal, M. 2016. Urogynecoloy & Pelvic Recontructive Surgery. London: J.P.

Medical

5. Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kandungan Edisi Kedua. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

24

Anda mungkin juga menyukai