Pembimbing :
dr. H. Zaenal Arifin, SpB.
Pendamping :
dr. Maria Ulfa
Disusun oleh:
dr. Apriana Bekti Puspitasari
Dokter internsip
Topik : G3P1A1 hamil 26 minggu dengan Hemoroid Interna grade IV, Hematoschezia, dan
Anemia
Tanggal Kasus : 09 Juli 2023
Nama Pasien : Ny. EYS No RM : 388553
Tanggal Presentasi : 28 Juli 2023 Nama Pembimbing : Zainal Arifin,dr.Sp.B.
Nama Pendamping : Maria Ulfa,dr.
Tempat Presentasi : Poli bedah RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Obyektif Presentasi :
√Keilmuan Ketrampilan Penyegaran √TinjauanPustaka
√Diagnostik √Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja √Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi:
Tujuan: diagnosis,manajemen,prevensi
Bahan Bahasan : √TinjauanPustaka Riset √Kasus Audit
CaraPembahasan: Diskusi √Presentasi dan diskusi Email Pos
DPJP Pendamping
I. IDENTITAS
Nama : Ny.EYS
Umur : 32 tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
II. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Benjolan di anus
2. Keluhan Tambahan:
Tidak ada
1
benjolan di anus tidak dapat dimasukkan sejak pagi ini. Sudah 2 minggu ini pasien
sering BAB darah, menetes seperti darah segar. Pasien sudah pernah di diagnosis
hemoroid sejak usia 15 tahun, 4 tahun lalu pasien pernah ke poli dr. Zaenal Sp. B
dengan hemoroid interna grade 4 tetapi pasien rawat jalan dengan obat-obat an dan
reduksi karena pasien sedang hamil. Saat ini pasien sedang hamil 26 minggu
Pasien memiliki riwayat SC pada kehamilan kedua karena hemoroid.
- DM : Tidak Ada
2
III.Status Presenst
Tanda-tanda vital :
Kepala : normocephali
Telinga : normotia, tidak ada sekret, membran timpani utuh, refleks cahaya +
Gilut : baik
Leher : KGB dan tiroid tidak teraba membesar dan tidak teraba benjolan
Thorax :
Paru-paru :
Jantung :
Palpasi :Teraba iktus cordis pada sela iga V linea midclavicula kiri, kuat
angkat,reguler
Genitalia : Wanita
tidak dilakukan pemeriksaan
Regio Anus : Terlihat benjolan keluar dari lubang anus dengan ukuran 8cm,
nyeri tekan (+), irreversible (+).
Hematokrit 26 % 35-47
Eosinofil 1 % 2-4
Basofil 0 % 0-1
4
Limfosit 14 % 25-40
Monosit 4 % 2-8
V. Resume
VII. Penatalaksanaan
Salep boraginol
5
6
Bab II
Tinjauan Pustaka
I. Pendahuluan
Penyakit hemoroid adalah salah satu gangguan jinak yang paling umum pada
saluran pencernaan bagian bawah. Hemoroid terdiri dari pembuluh darah, jaringan ikat, dan
sejumlah kecil otot. Struktur vaskular dalam bantal ini membantu mempertahankan
kontinensia anus dengan mencegah kerusakan pada otot sfingter.
II. Anatomi
Hemoroid adalah struktur anatomi normal yang terletak di saluran anus. Kondisi
ini akan menjadi masalah jika terjadi pembengkakan, menyebabkan gatal, sakit dan / atau
pendarahan. Hemoroid internal timbul dari pleksus hemoroid internal, sedangkan hemoroid
eksternal muncul dari pleksus hemoroid eksternal. Batas anatomi yang membagi hemoroid
internal dan eksternal disebut linea dentata. Pleksus hemoroid internal disuplai oleh arteri
hemoroid superior dan arteri hemoroid media, sedangkan pleksus hemoroid eksterna
disuplai oleh arteri hemoroid inferior.
Pada pleksus hemoroid internal normal terdapat penonjolan mukosa anal yang
dikenal sebagai bantal anal. Bantal anal ini terdiri dari otot dan serat elastis dengan
pembuluh darah yang membesar dan menggembung di sekitar jaringan pendukung yang
ada di saluran anus.
Di dalam setiap bantal anal, terdapat pleksus hemoroidalis yang dibentuk langsung
antara cabang terminal dari arteri dan vena rektalis superior, media, atau inferior. Di dalam
pleksus hemoroidalis, terdapat beberapa struktur seperti sfingter yang dibentuk oleh media
tunika pembuluh vena yang tebal dan mengandung 5-15 lapisan halus sel-sel otot yang
memfasilitasi drainase vena. Terdapat tiga bantal anal utama yang terletak di anterior
kanan, posterior kanan, dan lateral kiri. Bantal anal tersebut termasuk jaringan pembuluh
darah dari anastomosis arteriovenosa yang disuplai oleh cabang arteri hemoroidalis superior
7
dan inferior dan didrainase oleh cabang-cabang dari vena hemoroidalis superior, media, dan
inferior dengan beberapa kontribusi dari arteri hemoroidalis inferior.
Patofisiologi yang tepat dari hemoroid masih belum diketahui. Namun, saat ini
dianggap bahwa hemoroid dihasilkan dari bantal anal yang tidak normal dan padat.
Konsep pembentukan hemoroid diperoleh dari pergeseran bantal anal dan prolaps
rektum. Selain itu, kelainan vaskular juga berkontribusi pada perkembangan perubahan
patologis dan kejadian hemoroid.
Mekanisme patofisiologi hemoroid telah dideskripsikan sebagai disintegrasi
atau kerusakan jaringan pendukung perianal yang mana kerusakan jaringan pendukung
ini akan menyebabkan pergeseran bantal anal. Struktur dasar dari jaringan pendukung
perianal adalah serat elastis, kolagen, dan ligamentum treitz. Serat elastis memberikan
elastisitas pada bantal anal, sementara kolagen dan otot polos sebagai kekuatan
tariknya. Pergeseran bantal anal dapat membahayakan drainase vena yang mengarah ke
venodilatasi pleksus hemoroidalis.
Prolaps rektum dapat mengganggu fiksasi jaringan pendukung bantal anal ke
dinding rektum. Prolaps rektum internal dengan derajat tinggi biasanya menyebabkan
beberapa gejala, seperti tegang dan terlalu sering BAB. Hal tersebut yang dapat
mengakibatkan terjadinya prolaps hemoroid.
Kelainan vaskular dan disregulasi vaskular di daerah bantal anal mungkin
berhubungan dengan pembentukan hemoroid. Beberapa mekanisme bertanggungjawab
8
atas aliran darah anorektal. Ketidakseimbangan antara zat vasokonstriktor dan
vasodilator menyebabkan disregulasi vaskular. Pada orang dengan hemoroid, aliran
darah arteri rektum superior yang memasok bantal anal secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan orang normal. Hipertensi vena pleksus hemoroidalis yang mungkin
disebabkan oleh drainase vena yang tidak mencukupi bisa menjadi penyebab lain
pembentukan hemoroid. Peningkatan tekanan yang lama pada pleksus hemoroidalis
dapat merusak dinding pembuluh darah dan mempengaruhi pembentukan hemoroid.
Peningkatan tekanan intraabdomen dapat mempengaruhi drainase pleksus
hemoroidalis sehingga mengakibatkan pembengkakan vena bantal anal dan
mempengaruhi pembentukan hemoroid. Beberapa kondisi terkait peningkatan tekanan
intraabdomen adalah kehamilan, konstipasi, batuk kronis, obesitas, olahraga berat, dan
angkat berat.
V. Klasifikasi Hemoroid
Secara umum hemoroid diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan
lokasinya, yaitu tipe eksternal, internal, dan campuran.
10
inferior dan dapat menjadi trombosis atau ulserasi, biasanya dikenal sebagai skin tag
perianal.
Hemoroid internal terletak di atas linea dentata dan berasal dari endoderm.
Mereka ditutupi oleh epitel kolumnar, dipersarafi oleh serabut saraf visceral dan dengan
demikian tidak dapat menyebabkan rasa sakit. Hemoroid internal lebih lanjut
dikelompokkan berdasarkan ukuran dan gejala klinis.
11
c) Pada hemoroid internal derajat tiga, bantalan anus prolaps hingga melewati
anus saat mengejan dan membutuhkan reduksi manual. Terlihat pada
penyakit hemoroid kronis di mana prolaps yang persisten menghasilkan
dilatasi sfingter anal. Hemoroid menonjol dengan provokasi minimal dan
biasanya memerlukan penggantian manual.
d) Pada hemoroid internal derajat empat, prolaps tetap keluar setiap saat dan
tidak dapat direduksi. Biasanya menonjol sepanjang waktu kecuali jika
berbaring atau mengangkat kaki dari tempat tidur. Pada hemoroid derajat
keempat ini, linea dentata juga membesar dan ada komponen eksternal
variabel yang terdiri dari kulit perianal permanen yang berlebihan.
Hemoroid campuran adalah kombinasi dari lesi internal dan lesi eksternal.
Hemoroid campuran timbul di atas maupun di bawah linea dentata dan memiliki
karakteristik dari hemoroid internal maupun hemoroid eksternal. Sementara itu, tidak ada
penggolongan hemoroid eksternal dan campuran yang digunakan secara klinis.
12
Keluarnya lendir dari anus dapat disebabkan oleh karena hemoroid internal yang
ditutupi oleh mukosa. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan karena
mengotori pakaian dalam. Skin tag juga sering menjadi sumber ketidaknyamanan. Ketika
skin tag menjadi besar dan fibrotik, kemungkinan hal ini adalah hasil dari prolaps
hemoroid yang mana penderita dapat merasakan adanya masalah kebersihan anal,
ketidaknyamanan anal, atau pruritus yang mungkin berkorelasi.
13
dan anestesi topikal. Resep obat bebas hemoroid paling sering menggabungkan dua atau
lebih bahan-bahan tersebut. Suplemen yang mengandung bioflavonoid, misalnya
hidrosmin, diosmin, hesperidin, rutosides yang secara umum digunakan untuk
menghilangkan gejala hemoroid. Meskipun bioflavonoid dapat mengurangi perdarahan,
pruritus, kebocoran tinja, serta menyebabkan keseluruhan perbaikan gejala. Namun,
sebagian besar penelitian bioflavonoid tidak disetujui oleh Administrasi Makanan dan
Obat Amerika Serikat untuk pengobatan hemoroid.
Perawatan bedah termasuk dalam tiga kategori utama, yaitu bedah eksisi formal,
stapled hemorrhoidopexy yang dikenal sebagai Procedure for Prolapsed Hemorrhoids
(PPH), dan Hemorrhoidal Artery Ligation (HAL) juga dikenal sebagai Dopplerguided
Hemorrhoidal Artery Ligation (DGHAL). Pembedahan eksisi melibatkan pemotongan
komponen eksternal hemoroid bersama dengan pedikel vaskularnya. Ini paling sering
dilakukan dengan menggunakan teknik terbuka atau tertutup di mana bagian proksimal
dari pedikel vaskular dijahit dan dibagi setelah pembedahan dilakukan dengan gunting
atau diatermi. Teknik ini juga dapat dilakukan dengan perangkat energi yang dapat
menyegel dan membagi pedikel vaskular tanpa perlu dijahit. Teknik PPH ini
menggunakan alat stapel melingkar untuk reseksi cincin mukosa berlebihan dari atas
pleksus hemoroid. Teknik ini memiliki efek mengangkat prolaps hemoroid dan
memposisikan lebih tinggi di atas saluran anal dan juga menyebabkan beberapa derajat
gangguan pada suplai darah ke hemoroid. HAL adalah prosedur yang relatif baru yang
mengganggu suplai darah ke bantal hemoroid dengan menjahit ligasi cabang arteri
hemoroid distal menggunakan panduan doppler. Teknik itu dilakukan menggunakan
peralatan khusus yang menggabungkan proktoskop yang dimodifikasi dengan probe doppler.
14
Daftar Pustaka
15
16