Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY.

M
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN DM TYPE II
DI KLINIK KELUARGA SAKINAH KABUPATEN DEMAK

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian


Ilmu Kedokteran Keluarga

Disusun oleh :

Pradnya Rahendita
H3A019042

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2021

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP NY. M
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN DM TYPE II
DI KLINIK KELUARGA SAKINAH KABUPATEN DEMAK
Disusun Oleh:
Pradnya Rahendita
H3A019042

Telah dipresentasikan pada :


Hari,Tanggal : Januari 2021
Pembimbing :

Dosen Pembimbing Akademik 1 : ...............................................


(dr.Aisyah Lahdji, MM, MMR)

Dosen Pembimbing Akademik II : ..............................................


(dr. Merry Tiyas Anggraini, M.Kes)
UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn.
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA HIPERTENSI
STAGE I

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA


Nama kepala keluarga : Tn. A
Alamat : Kebon Arum Selatan IX, No.2 RT/RW 02/11
Bentuk keluarga : Nuclear Family
Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Keterangan
1. Tn. A Kepala L 49 Th SMA PNS - -
Keluarga
2. Ny. M Istri P 50 Th SMA IRT Pasien DM
3. An. A Anak P 23 Th D3 Belum - -
Keperawatan Bekerja
4. An. R Anak P 17 Th SMP Pelajar - -
Kesimpulan tahap I :
Di dalam keluarga Tn. A berbentuk nuclear family didapatkan pasien atas nama Ny.
M usia 50 tahun, pendidikan SMA, bekerja sebagai pedagang dengan penyakit
Diabetes Melitus.

TAHAP II. STATUS PASIEN


A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. M
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Ilam
Alamat : Kebon Arum Selatan IX, No.2 RT/RW 02/11
Suku : Jawa
Tanggal periksa : 14 Januari 2021
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Kaki terasa ngilu setiap malam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tahun 2013 pasien sering mengeluhkan sering buang air kecil di malam
hari, sering merasa haus, badan lemas, dan pusing serta berat badan turun
dari 54 kg menjadi 40 kg. Awalnya pasien tidak mengetahui jika pasien
memiliki penyakit diabetes mellitus. Karena keluhan semakin memberat
pasien berobat ke Klinik dekat rumah dan oleh dokter yang menangani
dikatakan sakit kencing manis atau diabetes mellitus. Setelah tahu
penyakitnya, pasien selalu rutin kontrol memeriksakan kadar gula darahnya
di klinik maupun dirumah sakit, pasien selalu kontrol rutin tiap bulan ke
klinik pasien juga mengikuti program prolanis di klinik dekat rumah. Pasien
diberikan obat yaitu metformin 500 mg diminum 2 kali sehari dan
glimepiride 2 mg diminum 1 kali sehari. Saat melakukan kunjungan Home
visit pasien mengeluh kaki terasa ngilu setiap malam hari, keluhan
berkurang jika pasien istirahat dan meminum obat. Keluhan lain seperti mati
rasa pada lengan tangan kiri sejak tahun 2017, namun pasien sudah berobat
ke RS dan menjalani fisioterapi sejak tahun 2018 hingga tahun 2019.
Keluahn lain seperti pusing berputar, nyeri kepala, sesak nafas saat jalan
santai pagi hari, udem ekstremitas disangkal, nyeri dada disangkal, kebas
pada telapak kaki
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : (+) diakui, diketahui sejak tahun 2013, dan
mulai rutin minum obat 2013.
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang Ibu Rumah tangga. Pasien tinggal serumah hanya
dengan suami dan anak. Kesan ekonomi cukup.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 3 kali sehari dengan nasi, lauk pauk (tahu, tempe, ikan).
Pasien sudah mengurangi makanan manis dan gorengan. Kesan gizi cukup

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
Frekuensi nafas : 20 kali permenit
Suhu : 36,5 °C
2. Status Gizi
BB = 45 kg
TB = 155 cm
IMT = 18,7 kg/𝑚2 (normoweight)
3. Status Generalisata
Kepala Pusing (+), pusing berputar (+),leher kaku (-)

Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),pandangan berputar


Mata (+), berkunang-kunang (-), konjungtiva pucat (-/-),sklera kuning(-
)
Hidung pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)

pendengaran berkurang (-), gembrebeg (-), keluar cairan (-), darah


Telinga
(-), tinnitus (+)

sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir pecah- pecah (-), gusi
Mulut
berdarah (-), mulut kering (-).

Leher Pembesaran kelenjar limfe (-)

Tenggorokan Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).

Sistem respirasi Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-), tidur mendengkur (-)

Sesak nafas saat beraktivitas (+), nyeri dada (-), berdebar-debar (-


), keringat dingin (-)

1. Jantung
1. Inspeksi : Ictus cordis tidak
tampak
2. Palpasi : Ictus cordis teraba di
ICS 5 linea midclavicula sinistra.
Pulsus Epigastrium (-) Pulsus
Parasternal (-) Pulsus Defisit (-)
Sistem
Sternal lift (-) Thrill (-)
kardiovaskuler
3. Perkusi :
● Batas kanan bawah jantung: ICS 5
linea sternalis dextra
● Batas atas jantung : ICS 2
linea parasternalis sinistra
● Batas pinggang jantung : ICS 3
linea parasternal sinistra
● Batas kiri bawah jantung : ICS 5
linea midclavicula sinistra
4. Auskultasi
● Suara jantung I dan II, reguler,
● Murmur (-)
Sistem Mual (-), muntah (-), perut mules (-), diare (-), nyeri perut (-), nafsu
gastrointestinal makan menurun (-),BB turun(-), BAB warna coklat

Sistem Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-), lemas (-)
musculoskeletal

Sering kencing (+), nyeri saat kencing (-), keluar darah (-),
Sistem
berpasir (-), kencing nanah(-),sulit memulai kencing (-), anyang-
genitourinaria
anyangan (-), berwarna seperti teh (-),

Luka (-), kesemutan (-), kaku digerakan (-) bengkak (-), sakit sendi
Ekstremitas atas
(-) panas (-)

Ekstremitas Luka (-), kesemutan (-) kaku digerakan (-) bengkak (-) sakit sendi
bawah (-) panas (-)

Sistem Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (+) mengigau (-), emosi tidak
neuropsikiatri stabil (-)

Sistem Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-)


Integumentum

Ekstremitas
Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
CRT <2 detik +/+ +/+

D. RESUME
Pada tahun 2013 pasien sering mengeluhkan sering buang air kecil di malam
hari, sering merasa haus, badan lemas, dan pusing serta berat badan turun dari
54 kg menjadi 40 kg. Awalnya pasien tidak mengetahui jika pasien memiliki
penyakit diabetes. Pasien berobat ke Klinik dekat rumah dan oleh dokter di
diagnosis diabetes mellitus pasien diberi obat kencing manis yaitu metformin
500 mg diminum 2 kali sehari dan glimepiride 2 mg diminum sekali sehari.
Setelah tahu penyakitnya, pasien rutin kontrol memeriksakan kadar gula
darahnya di klinik maupun dirumah sakit, pasien selalu kontrol rutin tiap bulan
ke klinik pasien juga mengikuti program prolanis di klinik dekat rumah. Saat
melakukan kunjungan Home visit pasien mengeluh kaki terasa ngilu setiap
malam, kaki terasa ngilu dirasakan hilang timbul, keluhan berkurang jika pasien
istirahat dan meminum obat. Keluhan lain seperti pusing berputar, nyeri kepala,
sesak nafas saat jalan santai pagi hari, udem ekstremitas disangkal, nyeri dada
disangkal, kebas pada telapak kaki. Pasien merupakan seorang istri sebagai Ibu
Rumah Tangga. Pasien mengaku dulunya suka mengonsumsi makanan yang
manis dan makanan berminyak, dan berat badan berlebih. Pasien juga
mengatakan dulu pernah mengalami nyeri pada lengan kiri yang menjalar ke
leher, bahu kiri, dan tangan kiri serta punggung. Pasien sering berolahraga. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, status gizi kesan
normoweight.

PATIENT CENTERED DIAGNOSIS


1. Diagnosis Holistik
Ny. M usia 50 tahun nuclear family, DM Tipe II, keluarga cukup harmonis
dan anggota masyarakat biasa
2. Diagnosis Biologis
DM Tipe II
3. Diagnosis Psikologis
Hubungan antar anggota keluarga baik dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Penderita merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan
masyarakat sekitar berjalan baik.

PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
 Tetap menjaga pola hidup sehat, dengan mengurangi konsumsi gula,
makanan manis atau yang mengandung banyak gula dan makanan
berminyak (Diet DM)
 Perbanyak konsumsi sayur
 Berolahraga dengan teratur
 Istirahat cukup
 Pemeliharaan kesehatan dan kebersihan gigi, kuku dan kulit,
menggunakan alas kaki.
2. Medikamentosa
Metformin 500 mg 2 x 1 tablet perhari
Glimepiride 2 mg 1 x 1 tablet perhari
FOLLOW UP
Tanggal Desember 2020
o Subyektif :-
o Obyektif : keadaan umum baik, composmentis
o Tanda vital
Tensi : 130/90 mmHg
Nadi : 80 kali permenit
RR : 20 kali permenit
Suhu : 36,5 °C
o Assesment : Diabetes Melitus tipe 2
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Metformin 500 mg x 1
tablet perhari, glimepiride 2 mg 1 x 1 perhari dilanjutkan, terapi non
medikamentosa berupa mengurangi konsumsi gula, makanan yang
mengandung gula/ makanan manis dan makanan berminyak, perbanyak
konsumsi sayur, istirahat cukup, olahraga secara teratur, dan pemeliharaan
kesehatan gigi, kuku dan kulit.

FLOW SHEET
Nama : Ny. M ( 50 tahun)
Diagnosis : DM tipe 2
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal PF Keluhan Rencana Terapi Target
19/01/21 Tensi : 130/90 kesemutan Medikamentosa : Penurunan
mmHg (+) - Metformin 500 mg 2 dd 1 kadar gula
Nadi :8x/menit - Glimepiride 2 mg 1 dd1 darah < 200
RR : 20x/menit Non medikamentosa : mg/dl
Suhu : 36,5°C - diet rendah gula, rendah
Gula darah lemak, rendah kalori.
sewaktu saat - istirahat cukup
home visit: 108 - olahraga teratur
mg/dl - Pemeliharaan kesehatan gigi,
kuku dan kulit
- edukasi pada penderita dan
keluarga mengenai diabetes
melitus dan komplikasinya

TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas penderita (Ny. M 50 tahun), Suami (Tn.A 49 tahun),
dan dua orang anaknya (An.A 23 tahun, An.R 17 tahun) tinggal bersama
dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga cukup harmonis, saling mendukung, dan perhatian satu
sama lain.
c. Fungsi Sosial
Penderita dan keluarga hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Hubungan
dengan masyarakat sekitar baik dan cukup aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Penderita sebagai Ibu Rumah Tangga dan suami bekerja sebagai PNS
dengan penghasilan kisaran Rp. 4.500.000 perbulan. Kebutuhan dapat
terpenuhi dengan cukup baik.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, permasalahan diselesaikan
dengan cara dimusyawarahkan bersama-sama.

2. FUNGSI FISIOLOGIS
Adaptasi (Adaptation)
Dinilai kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang
diperlukannya dari anggota keluarga lainnya
Kemitraan (Partnership)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, urun
rembuk dalam mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu
masalah yang sedang dihadapi dengan anggota keluarganya
Pertumbuhan (Growth)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan
keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap
anggota keluarga
Kasih sayang (Affection)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi
emosional yang berlangsung dalam keluarga
Kebersamaan (Resolve)
Dinilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam
membagi waktu, kekayaan dan ruang antar anggota keluarga
Bila jawaban sering/selalu diberikan nilai 2, jawaban kadang-kadang/jarang
diberikan nilai 1 sedang jawaban tidak pernah diberikan nilai 0. Bila
penjumlahan kelima nilai diatas adalah antara :

• 7 – 10 berarti keluarga yang dinilai adalah sehat, dalam arti setiap anggota
keluarga saling mendukung satu sama lain
• 4 – 6 berarti keluarga yang dinilai adalah kurang sehat, dalam arti hubungan
antar anggota keluarga masih perlu untuk lebih ditingkatkan
• 0 – 3 berarti keluarga yang dinilai sama sekali tidak sehat, dalam arti sangat
memerlukan banyak perbaikan untuk lebih meningkatkan hubungan antar
anggota keluarga
Tabel 3. APGAR score keluarga Tn. T
Kode APGAR Tn. A Ny. M An. A An. R
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke 2 2 2 2
keluarga saya bila saya mendapat masalah.
P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas 2 2 2 2
dan membagi masalah dengan saya.
G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima 2 2 2 2
dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang
baru.
A Saya puas dengan cara keluarga saya 2 2 2 2
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll.
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya 2 2 2 2
membagi waktu bersama-sama.
Total (kontribusi) 10 10 10 10 Commented [m1]: Nilai semua 10 tp kok rata2nya 8???

Rata-rata APGAR score keluarga Tn.P = 10+ 10 + 10 + 10 = 10


4
Kesimpulan: Fungsi fisiologis keluarga Tn.T = baik

3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny.M
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak -
tradisi budaya yang masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, -
ketaatan ibadah cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 12 -
tahun)
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit -
pasien segera berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Tn.P tidak memiliki fungsi patologis.
(+) : ada fungsi negative
(-) : tidak ada fungsi negative
4. GENOGRAM

Tn.A Ny.M

An.A An.R

Diagram 1. Genogram keluarga Ny. M


Keterangan :

: laki-laki : pasien

: perempuan : penderita DM

: laki-laki, perempuan meninggal : tinggal serumah

Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, penyakit DM yang diderita oleh Ny. M tidak ada
keturunan dari keluarga

5. POLA INTERAKSI KELUARGA

Tn. Ny.

Keterangan :

: Hubungan baik

an An. : Hubungan tidak baik

Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. M


Kesimpulan: Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis.
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita cukup baik, penderita dan suami bersekolah
sampai lulus SLTA sedangkan kedua anaknya melanjutkan pendidikan
sampai jenjang Sarjana. Keluarga mengetahui arti penting kesehatan tetapi
memiliki kesadaran yang kurang mengenai penyakit Diabetes militus tipe II
yang diderita oleh pasien, mulai dari faktor resiko, komplikasi dan cara Commented [m2]: kurang

pencegahanya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya positif
ditunjukkan dengan penderita rutin mengontrol gula darah dan periksa ke
klinik. Penderita dan keluarganya sudah mengetahui tentang pentingnya
kesehatan namun masih kurangnya kesadaran dalam menerapkan pola
hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan Commented [m3]: kurang

berminyak.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga menyadari pentingnya kesehatan karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau
puskesmas. Dan sudah melakukan kontrol rutin tiap bulanya.
7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny. M sudah cukup sehat dengan
keadaan lingkungan di depan rumah yang bebas sampah dan aliran air depan
rumah juga lancar tanpa adanya sampah, serta jauh dari jalan raya, sehingga
polusi udara disekitar rumah cukup bersih
b. Keturunan
Pada pasien tidak didapatkan faktor keturunan yang mempengaruhi
penyakit penderita. Orang tua penderita tidak ada yang mengalami DM Tipe
II.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan tersedia dengan baik. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit langsung berobat ke klnik terdekat di sekitar tempat
tinggal penderita.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Ny. M tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 2 m2 dengan posisi
rumah menghadap ke barat. Rumah tertata rapi terdiri atas teras rumah, ruang
tamu, dua kamar tidur, ruang keluarga & ruang makan, ruang sholat, dapur dan
kamar mandi. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang telah dicat. Lantai
rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan
ditutupi langit-langit. Rumah pasien juga dilengkapi dua pintu keluar. Ventilasi
dan pencahayaan cukup. Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan
kasur yang layak. Perabotan rumah tangga cukup. Secara keseluruhan
kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga memasak menggunakan gas
elpiji. Sumber air berasal dari PDAM.
Denah ruangan dalam rumah
MUSHOLA KMD DAPUR R. CUCI
DAN
R. MAKAN KAMAR 3
JEMUR
PAKAIAN
R. KELUARGA KAMAR 2

KAMAR 1 R. TAMU

TERAS
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di dalam gang dengan halaman yang cukup dan
tertutup pagar. Di halaman depan terdapat beberapa pot tanaman hias dan aliran
air got yang cukup lancar. Di sebelah kanan dan kiri berdekatan dengan rumah
tetangga.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : baik
4. Fungsi Genogram Keluarga : baik
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : kurang
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : baik

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
DM Tipe 2
2. Masalah Nonmedis
 Diet dan pola gaya hidup tidak sehat yaitu minum kopi dan makanan
yang manis-manis, makanan berminyak (gorengan).
 Kurangnya kesadaran penderita dan keluarga tentang bahaya dan
komplikasi diabetes melitus
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma IxTxR
1. Diet dan pola gaya hidup tidak sehat yaitu 5 5 5 3 4 5 4 30.000 (I)
minum kopi dan makanan yang manis-
manis, makanan berminyak (gorengan).
2. Kurangnya kesadaran penderita dan 5 5 4 4 3 3 4 14.400 (II)
keluarga tentang bahaya dan komplikasi
diabetes melitus
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
DIAGRAM PERMASALAH PASIEN Commented [m4]: Disi sesuai urutan prioritas masalah

Ny. M
Penderita DM

Diet & gaya hidup

Kesadaran pasien terhadap


penyakit
TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT
DENGAN DIABETES MELITUS

Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis
merupakan suatu bentuk penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan
metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi
penumpukan kadar gula di dalam darah. Presiden Federasi Diabetes International
(IDF), Piere Lefebvre (2006) menyatakan bahwa diabetes melitus dijuluki sebagai
the silent killer atau pembunuh diam-diam karena dalam banyak kasus diabetes baru
terdeteksi ketika komplikasi telanjur terjadi. Diabetes melitus digolongkan sebagai
penyakit kronis/menahun yaitu penyakit yang diderita dalam jangka waktu
lama/bersifat permanen (WHO, 2011).
Terdapat 2 tipe diabetes melitus menurut faktor penyebabnya yaitu diabetes
tipe 1 yang disebabkan oleh faktor bawaan atau keturunan dan diabetes tipe 2 yang
disebabkan oleh faktor gaya hidup serta pola makan. Diabetes tipe 1 diderita oleh 1
dari 10 penderita diabetes dan biasa muncul sebelum usia 30 tahun secara tiba-tiba
dengan gejala haus luar biasa, sering kencing, lapar luar biasa, kehilangan berat
badan tanpa sebab, lemas dan lelah. Penderita diabetes tipe 1 harus mendapat
suntikan insulin setiap hari seumur hidupnya. Sedangkan diabetes tipe 2 merupakan
diabetes yang diderita sebagian besar penderita diabetes. Diabetes tipe 2 ini biasa
muncul setelah usia 40 tahun pada orang yang bertubuh gemuk. Gejalanya pun
muncul perlahan dan bersifat ringan berupa sering lapar dan haus, sering kencing,
berat badan menurun, penglihatan kabur, infeksi kandung kemih, infeksi pada
kemaluan, infeksi kulit secara berulang-ulang, luka yang lama sembuh, cepat
tersinggung, tangan dan kaki sering kesemutan atau kehilangan rasa (Hagen, 2002).
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 mendominasi keseluruhan jumlah
penderita diabetes melitus yaitu sebesar 90% dari total penderita diabetes (WHO,
2011). Pemicu munculnya diabetes melitus tipe 2 adalah perbedaan gaya hidup dan
budaya. Gaya hidup pemicu diabetes melitus tipe 2 yang dimaksud meliputi
rendahnya frekuensi berolah raga pada sebagian besar masyarakat Indonesia
ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji atau makanan
dengan tinggi lemak namun rendah serat dan makanan berkalori tinggi, dan
merokok. (Suyono, 2009).
Tembakau dapat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan
resistensi insulin dalam tubuh. Penelitian menunjukkan peningkatan penyakit
diabetes tiga kali lipat pada perokok dibandingkan non perokok. Nikotin dalam
rokok telah terbukti mengakibatkan resistensi reseptor insulin dan dapat
menurunkan sekresi insulin pada pankreas sel β. Resistensi reseptor insulin terjadi
melalui proses nikotin yang merangsang mTOR. Jika terjadi resistensi reseptor
insulin dan penyerapan glukosa di jaringan terganggu maka glukosa dalam darah
akan meningkat dan menyebabkan kadar glukosa dalam darah ikut meningkat.
(Bajaj et al, 2012 and Liu et al, 2011)
Diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menjalani diet seimbang serta olah
raga teratur (Hagen, 2002). Namun demikian WHO (2003) menyatakan bahwa
diabetes merupakan penyakit kronis yang memerlukan pendekatan terintegrasi
dalam pengelolaannya. Hardiman (2009) mengungkapkan bahwa pendekatan yang
dimaksud adalah upaya non-medis (non-medikamentosa) dengan cara modifikasi
gaya hidup sebagai misalnya dengan diet dan olahraga dan upaya medis
(medikamentosa) melalui terapi insulin dan obat penurun gula. Selain upaya-upaya
tersebut, aspek psikologis dari penderita diabetes juga perlu mendapat perhatian
mengingat diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang memerlukan
perubahan yang permanen baik secara fisik, kinerja maupun aktivitas sosial
sehingga memerlukan penyesuaian psikologis.
Insidensi diabetes melitus terus meningkat secara tajam. Sampai saat ini
tercatat sebanyak 177 juta penderita diabetes di seluruh dunia dan diperkirakan pada
tahun 2025 akan didapatkan penderita diabetes sebanyak 300 juta penderita. Jumlah
yang besar ini tentunya menjadi ancaman tersendiri jika dikaitkan dengan
pernyataan dari International Diabetes Federation (IDF) bahwa di negara
berkembang diabetes melitus dikenal sebagai penyebab kematian 4 – 5 kali
dibanding dengan penyakit lain. Selain itu diabetes melitus juga memiliki risiko
komplikasi yang memerlukan penanganan serius jika disertai dengan hipertensi
antara lain gagal ginjal, penyakit vaskuler pada organ otak (stroke, demensia) dan
jantung (gagal jantung) bahkan kematian mendadak (Permana, 2004).
Diabetes mellitus dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara
langsung maupun tidak langsung. Diabetes dapat menjadi faktor resiko penyakit
dengan komplikasi yang memerlukan penanganan serius jika disertai dengan
hipertensi antara lain gagal ginjal, penyakit vaskuler pada organ otak (stroke,
demensia) dan jantung (gagal jantung) bahkan kematian mendadak.
Penyebab mortalitas dan morbiditas utama pada pasien DM tipe II adalah
Penyakit Jantung Koroner (PJK). Menurut American Heart Association pada mei
2012, orang dewasa yang menderita DM beresiko 2-4 kali lebih besar terkena
penyakit jantung daripada orang yang tidak menderita DM. PJK pada DM dikaitkan
dengan adanya aterosklerosis yang dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain
obesitas, merokok, riwayat keluarga dengan PJK, hipertensi, hiperglikemi,
dislipidemi.
Oleh karena bersifat kronik, maka penderita diabetes harus melakukan
kontrol rutin dan patuh pada pengobatan serta melakukan modifikasi gaya hidup
menuju pola hidup sehat. Tn. U. mungkin selalu rutin memeriksakan dirinya ke
puskesmas terdekat untuk mengontrol kadar gula darahnya tetapi Tn. U tidak
menerapkan gaya pola hidup yang sehat sehingga gula darahnya belum terkontrol
dengan baik. Tn.U harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang
dideritanya. Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik atau olahraga secara rutin,
serta menjaga berat badan agar tetap ideal, menurunkan asupan makanan yang
mengandung gula, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan
asupan lemak, serta mengurangi konsumsi rokok.
TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik:
1. Diagnosis Biologis
Diabetes Melitus Tipe 2
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan
dan rumah cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup,
penderita menyadari arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu
memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya yaitu :
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai penyakit diabetes mellitus yang
diderita Tn. U dan juga komplikasinya sehingga keluarga dapat
membantu mengawasi pola makan Tn. U serta mengontrol kadar gula
darah minimal satu bulan sekali.
2. Preventif
✔ konsumsi makanan rendah gula, rendah lemak dan rendah kalori
✔ istirahat cukup
✔ berolahraga teratur
✔ mengurangi konsumsi rokok
✔ minum obat teratur
3. Kuratif
Obat metformin 500 mg 3 x 1 tablet perhari.
4. Rehabilitatif (-)
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius. 2000
2. Aru W, Sudoyo, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid III. Ed. IV. Jakarta: Pusat
Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2009
3. Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2002
4. WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization. 2011.
5. Hagen, P. T. 2002. Mayo clinic: pedoman perawatan sendiri. Jakarta: PT Intisari
Mediatama.
6. IDF. IDF Diabetes Atlas Seventh Edition: International Diabetes Federation. 2015
Yuliani F,Oenzil F, Iryani D. Hubungan Berbagai Faktor Resiko Terhadap Kejadian
Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita DM Tipe II. Jurnal kesehatan andalas, vol 3 no
1: 2014
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai