Anda di halaman 1dari 18

POLIFARMASI PADA PASIEN LANSIA

Pembimbing:
Dr Vera, Sp.PD-KGer

Dodi Priambodo 1915054


Jesica Rachel
1915048
Meylisa Gresia 1915051
FARMAKOKINESIS

• Absorpsi
o diabsorpsi di hati 🡪 dimetabolisme 🡪 sisa dosis obat masuk dalam darah
o Jika fungsi absorpsi ↓, sisa dosis obat masuk dalam darah akan berlebih + ADR (Adverse
Drug Reaction)
o Pada pemberian obat PO, absorpsi dipengaruhi juga oleh makanan+obat lain
• Distribusi
o Dipengaruhi o/ berat dan komposisi tubuh (cairan tubuh, massa otot, fungsi dan peredaran
darah berbagai organ, dan organ yg mengatur sekresi obat)
o Kadar albumin plasma memastikan kadar obat bebas dalam sirkulasi
o Sesuaikan dosis obat dengan BB u/ me↑ rasio risiko/kegunaan pd pasien tua kurus
(CONT.)

• Metabolisme
o Di hati.
o Dipengaruhi o/ umur, genotype, gaya hidup, curah jantung, penyakit, dan interaksi
berbagai obat.
o Aktif (Oksidasi)
o Non-aktif (Konjugasi)
• Ekskresi
o Di ginjal
o Kreatinin serum tidak relevan
o Pakai GFR, jika turun sampai 10-15 ml/menit, dosis hrs disesuaikan
FARMAKODINAMIK

• Terjadi perubahan reaksi pada reseptor


1. Pe↓ kegiatan reseptor adrenergic beta
2. Perubahan reseptor di jaringan dan organ
Cth: Hilang ingatan (Benzodiazepin)
• Perubahan mekanisme homeostasis (semakin menurun pada pasien tua) spt tidak mampu
mengurangi denyut jantung dan curah jantung
Cth: Hipotensi postural akibat obat
• Pikirkan multipatologi pasien, karena farmako tetap pilihan utama daripada nonfarmako
POLIFARMASI

• Definisi:
1. Meresepkan obat melebihi indikasi klinis
2. Pengobatan yang mencakup paling tidak satu obat yang tak perlu
3. Penggunaan obat empirik lima obat atau lebih
JENIS INTERAKSI OBAT DAN AKIBATNYA

Obat - makanan

• Bila absorbsi obat sangat dipengaruhi makanan, obat harus digunakan


sebelum atau sesudah makan, tergantung toleransi pasien terhadap
waktu puasa.
• Contoh: antikoagulan warfarin berkurang pada suplemen nutrisi berisi
vitamin K.
JENIS INTERAKSI OBAT DAN AKIBATNYA

Obat - penyakit

• Penyakit yang mengenai hati dan ginjal atau yang menghambat


sampainya obat ke organ itu menyebabkan interaksi yang landasannya
farmakokinesis dan farmakodinamik.
• Contoh: perubahan prenidson jadi bentuk aktif prenidsolon terhambat,
obstipasi bertambah karena suplemen Ca dan opioid.
JENIS INTERAKSI OBAT DAN AKIBATNYA

Obat – obat

• Interaksi disini juga berlandaskan farmakokinesis dari tahap absorbsi sampai


ekskresi.
• Landasan farmakodinamik dapat terjadi bila NSAID diberikan bersama
antikoagulan oral, yang dapat menambah risiko perdarahan.
MENGAPA POLIFARMASI SULIT DIHINDARI?

• Berbagai alasan dikemukakan:


- Penyakit yang diderita banyak dan biasanya kronis.
- Obat diresepkan oleh beberapa dokter.
- Kurangnya koordinasi dalam pengelolaan.
- Gejala yang dirasakan pasien tidak jelas.
- Pasien meminta resep.
- Untuk menghilangkan efek samping obat justru ditambah obat baru.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Riwayat pengobatan lengkap

• Pasien harus membawa semua obat, termasuk obat tanpa resep, vitamin, dan bahan
dari toko bahan kesehatan.
• Tanya tentang alergi, efek yang merugikan, merokok, alcohol, kopi, obat waktu
santai dan siapa pemberi obat.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Jangan memberikan obat sebelum waktunya

• Hindari memberikan resep sebelum diagnosis ditegakkan, bila keluhan ringan atau tidak khas, atau
jika manfaat pengobatan meragukan.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Jangan menggunakan obat terlalu lama

• Lihat kembali daftar obat setiap pemeriksaan dan sesuaikan obat dengan kebutuhan.
Hentikan obat yang tidak perlu lagi.
• Nilai penggunaan obat sesuai kebutuhan, juga obat tanpa resep.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Kenali obat yang digunakan

• Ketahui sifat farmakologi obat yang diberikan, efek merugikan dan keracunan yang
mungkin terjadi.
• Nilai dengan teliti tanda-tanda kemunduran segi fungsi dan mental yang mungkin
disebabkan obat.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Mulai dengan dosis rendah, naikkan perlahan-lahan

• Pakai selalu dosis terendah untuk mendapatkan hasil.


• Gunakan kadar obat dalam darah bila ada dan tepat untuk masalah ini.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Obati sesuai patokan

• Gunakan dosis cukup untuk mencapai tujuan terapi, yang sesuai toleransi.
• Jangan mengurungkan terapi untuk penyakit yang dapat diobati.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Beri dorongan supaya patuh berobat

• Jelaskan kepada pasien tujuan pengobatan dan cara mencapainya. Buat instruksi
tertulis.
• Pertimbangkan sulit tidaknya jadwal pengobatan, biaya, dan kemungkinan efek
merugikan bila memilih obat.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT YANG BENAR
UNTUK PASIEN USIA LANJUT

Hati hati menggunakan obat baru

• Obat baru belum dinilai tuntas untuk kelompok usia lanjutm dan rasio resiko/kegunaan
sering tidak diketahui.
KESIMPULAN

• Pengelolaan interdisiplin oleh suatu tim terpadu geriatric telah lama mengatasi berbagai kendala
yang menyebabkan berlangsungnya polifarmasi.
• Pasien geriatri yang merupakan kesatuan bio-psiko-sosio-spiritual tetap dapat menggunakan
beberapa pilihan obat.
• Tindakan non farmakologi/ tradisional untuk segi biologi, obat dan bimbingan untuk segi
psikologi. Untuk segi sosio-spiritual digunakan berbagai pendekatan berupa asuhan non
farmakologi.
• Dengan cara pendekatan holistic ini sangat mungkin polifarmasi dihindari.

Anda mungkin juga menyukai