Anda di halaman 1dari 14

Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan

Masalah Diagnosa Medik Tifoid Abdominalis

Cindy Silvia Maya


P2002010
Kasus
Tn. A berusia 23 tahun masuk RS AWS melalui UGD pada tanggal 25 Januari 2021 pada
pukul 09.00 WITA diantar dengan keluarga dengan keluhan demam 4 hari sebelum masuk
RS ,klien demam tinggi, riwayat minum obat warung tidak pernah, mual dan ingin
muntah. Tingkat kesadaran Composmetis, GCS : E4 M6 V5. Tanda-tanda Vital : Tekanan
Darah : 120/80 mmHg, N : 68 x/menit, S : 37,9oC, RR : 20 x/menit. Penatalaksanaan :
IVFD (Intravena Fluid Drops) RL 20 / TPM, ceftriaxone 1 gram/12 jam, ranitidine 1
mg/12 jam, pct 500 mg/12 jam. Kemudian pasien dipindahkan ke ruang penyakit dalam
pada hari senin 25 Januari 2021 pukul 11.40 WITA.
I. Identitas diri klien

Pengkajian Nama
Umur
Jemis kelamin
: Tn. A
: 23 tahun
: Laki-laki
Suku
Pendidikan
Pekerjaan
: Jawa
: SMA
: Swasta
Alamat : Jl. Juanda Lama bekerja : 3 tahun
Tanggal masuk RS : 25 Januari 2021
Status perkawinan : Belum Kawin Tanggal Pengkajian : 25 Januari 2021
Agama : Islam Sumber Informasi : Pasien
 
II. Riwayat penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS :
Demam
Paien mengatakan demam nya sudah berlangsung selama 4 hari bersifat Febris, suhu 37,9 ℃
tidak tinggi sekali, klien mengatakan suhu tubuhnya naik turun. Klien mengatakan demam
turun pada pagi hari dan meningkat pada malam hari.
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien demam tinggi, riwayat minum obat warung tidak pernah, mual dan ingin muntah.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di RS, pasien mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit kronik, seperti hipertensi, DM, gagal ginjal dan lainnya. Pasien
mengatakan sebelumnya hanya mengalami penyakit demam, batuk, pilek saja
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan anak kedua dari 4 bersaudara, anggota keluarga pasien tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menurun: seperti thypoid, hipertensi, DM, d an penyakit penurun
lainnya.
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai normal


Hemoglobin 17,5 [ g/dL] 11.3-15.5
Leukosit 1,80 [10^3/uL] 3.6- 11.0
Eritrosit 6,34 [10^3/uL] 3.80-5.20
Trombosit 318 [10^3/uL]
150-400
MCH L 27,6 [pg]
26 – 34
MCH C 35,1 [ g/dL]
32 – 36
MCV L 78,5 [fL]
80-100
Tindakan yang telah dilakukan :
Hitung jenis
Penatalaksanaan : IVFD (Intravena Fluid Drops) RL 20 / TPM, ceftriaxone 1 gram/12 jam, ranitidine 1
-Basofil 0 0,5%-1%
mg/12 jam, pct 500 mg/12 jam
-Eosinofil 5 1%-4%
-Limfosit 47 20%-40%
-Monosit 10 2%-8%
LED 4 0 – 15 mm/jam
Malaria Tidak ditemukan Tidak ditemukan
Tes widal
-Typhi H antigen (+) 1/320 (-) <1/320
-Typhi O antigen (+) 1/320 (-) <1/320
-Paratyphi A – O (+) 1/320 (-) <1/320
-Paratyhphi B - O (+) 1/160 (-) <1/160
Analisa Data
2. DS : Salmonella thypi Resiko Defisit
1. Pasien mengtakan mau makan Nutrisi
tetapi porsi yang diberikan di RS Masuk bersama
No Data Penunjang Etiologi Masalah
tidak pernah habis makanan / minuman
.
2. Pasien mengatakan hanya makan yang terkontaminasi
1. DS : Infeksi bakteri Hipertermi
2 x/sehari dengan jumlah sedikit
1. Pasien mengatakan mengatakan salmonella thypi
2-4 sendok Terjadi infeksi pada
demam nya sudah berlangsung
3. Pasien mengatakan tubuhnya saluran cerna
selama 4 hari Suhu tubuh meningkat
terasa lemas
2. Pasien mengatakan suhu
4. Pasien mengatakan mual Peningkatan asam
tubuhnya naik turun. Demam
5. Pasien mengatakan tidak nafsu lambung
3. Pasien mengatakan demam turun
makan
pada pagi hari dan meningkat Hipertermi
DO : Anoreksia, mual
pada malam hari.
1. Pasien terlihat makan hanya 2-4
DO :
sendok Resiko Defisit Nutrisi
1. Kulit terasa hangat
2. TD : 120/80 mmHg 2. BB saat ini 62 kg

3. Nadi : 72 x/menit 3. BB sebelum sakit 68 kg

4. RR : 22 x/menit 4. TB : 186 cm

5. Suhu : 37,9 oC 5. IMT : 17,9


6. Pasien hanya berbaring di tempat
tidur
3. DS : Salmonella thypi Nyeri Akut
1. Pasien mengatakan nyeri perut
bagian ulu hati Menginvasi jaringan
2. Pasien mengatakan sering limfoid masuk ke
terbangun dari tidur karena nyeri peredaran darah
3. Nyeri terasa seperti di tusuk,
datang hilang timbul sekitar 2-3 Menginfeksi hati, limpa
kali/jam, bagian ulu hati. dan usus halus
DO :
1. Pasien meringgis Nyeri Akut
2. Pasien bersikap protektif
3. Pasien gelisah
4. Pasien sulit tidur
5. TD : 120/80 mmHg
6. RR : 22 x/menit
Diagnosa Keperawatan
7. Pola nafas pasien berubah ketika
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi (bakteri salmonella thypi)
nyeri timbul
2. Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan (anoreksia, mual)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (infeksi bakteri salmonella thypi)
SDKI SLKI SIKI
Hipertermia Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia
berhubungan dengan Indikator Dikaji Tujuan (I.15506)
proses penyakit Suhu 2 5
infeksi salmonella Aktivitas :
tubuh
thyposa (D.0130)
Suhu 2 5 1.1 Monitor suhu tubuh
kulit 1.2 Berikan cairan oral
Rencana Skala:
1.3 Lakukan pendinginan

Keperawatan 1: memburuk
2: cukup memburuk
eksternal (kompres
dingin)
3: sedang
4: cukup membaik 1.4 Anjurkan tirah baring
5: membaik
Resiko Defisit Nutrisi Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi
berhubungan dengan Indikator Dikaji Tujuan
(I.03119)
ketidakmampuan
Nafsu makan 2 5
menelan makanan
(anoreksia, mual) Porsi makan 2 5
Aktivitas :
habis
2.1 Identifikasi asupan

Skala: makanan
1: memburuk 2.2 Sajikan makanan
2: cukup memburuk
3: sedang secara menarik
4: cukup membaik 2.3 Anjurkan posisi
5: membaik
duduk, jika mampu

Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri


berhubungan dengan Indikator Dikaji Tujuan (I.08238)
agen pencedera
Keluhan 2 5
fisiologis (infeksi Aktivitas :
bakteri salmonella nyeri
thypi) 3.1 Identifikasi skala
Gelisah 2 5
nyeri
Kesulitan 2 5 3.2 Identifikasi lokasi,
tidur karakteristik,
durasi, frekuensi
Skala: dan intensitas nyeri
1: memburuk 3.3 Berikan teknik
2: cukup memburuk nonfarmakologis
3: sedang untuk mengurangi
4: cukup membaik nyeri
5: membaik
Implementasi
Hari/tgl No.Dx Implementasi Paraf
Senin, 1 1.1 Memonitor suhu tubuh TTD
25/01/21 1.2 Memberikan cairan oral Perawat Cindy
12.00 – 1.3 Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)
12.20 1.4 Menganjurkan tirah baring

Senin, 2 1.1 Mengidentifikasi asupan makanan TTD


25/01/21 1.2 Menyajikan makanan secara menarik Perawat Cindy
12.30 – 1.3 Menganjurkan posisi duduk
13.00
Senin, 3 1.1 Mengidentifikasi skala nyeri TTD
25/01/21 1.2 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Perawat Cindy
frekuensi dan intensitas nyeri
13.30 –
1.3 Memberikan teknik nonfarmakologis terapi musik
14.30 untuk mengurangi nyeri
Tanggal Diagnosa Evaluasi (SOAP) Paraf
& Keperawatan

Evaluasi (SOAP) Waktu


Senin, Dx 1 S: TTD
25/01/21 Hipertermia - Pasien mengatakan kulit masih terasa hangat Perawat
berhubungan
17.00 – - Pasien mengatakan ingin beristirhat Cindy
dengan
17.30 proses
penyakit
O:
infeksi
salmonella - Pasien lemas
thyposa
- Kulit pasien hangat
(D.0130)
- Suhu : 37,8 oC

A:
Indikator Dikaji Hasil
Suhu 2 3
tubuh
Suhu 2 4
kulit

P : Intervensi dilanjutkan
1.1 Memonitor suhu tubuh
1.2 Memberikan cairan oral
1.3 Melakukan pendinginan eksternal (kompres dingin)
1.4 Menganjurkan tirah baring
Senin, Dx 3 S: TTD
25/01/21 Nyeri akut - Pasien mengatakan pikiran lebih tenang Perawat
17.00 – berhubungan - Pasien mengatakan tidak berfokus pada nyeri tapi Cindy
17.30 dengan agen pada musik yang di dengarkan
pencedera - Pasien merasa lebih nyaman
Senin, Dx 2 S: TTD
fisiologis - Pasien dapat tidur dengan nyenyak
25/01/21 Resiko Defisit - Pasien mengatakan nafsu makan mulai membaik Perawat
(infeksi bakteri
17.00 – Nutrisi O: Cindy
salmonella O:
17.30 berhubungan - Pasien makan makanan yang di sediakan oleh
thypi) - Pasien nyaman
dengan RS bubur nasi, sayur sawi, kacang panjang, labu
- Pasien tertidur nyenyak
ketidakmampuan kuning dan telur rebus
menelan - Pasien makan setengah porsi
A:
makanan A:
Indikator Dikaji Hasil
(anoreksia, mual) Indikator Dikaji Hasil
Keluhan 2 4
Nafsu makan 2 4 nyeri
Porsi makan 2 3 Gelisah 2 4
habis Kesulitan 2 4
tidur
P : Intervensi dilanjutkan
1.1 Mengidentifikasi asupan makanan P : Intervensi di lanjutkan
1.2 Menyajikan makanan secara menarik 3.1 Identifikasi skala nyeri
1.3 Menganjurkan posisi duduk 3.2 Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi
dan intensitas nyeri
3.3 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Analisis Keterampilan 1. Tindakan keperawatan
dilakukan
yang
Tn. A
Nama Pasien :
1. Tindakan keperawatan yang Tifoid Abdominalis
Diagnosa Medis :
dilakukan Tn. A 25 Jan 2021
Nama Pasien : Tanggal Tindakan :
Tifoid Abdominalis 2. Diagnosa Keperawatan Resiko Defisit Nutrisi (Manajemen Nutrisi-oral)
Diagnosa Medis :
25 Jan 2021 3. Tujuan tindakan Memberikan makanan yang tepat kepada pasien
Tanggal Tindakan :
sesuai dengan penyakit dan kondisi umum maupun
2. Diagnosa Keperawatan Hipertermi (Kompres dingin)
kondisi saluran cerna pasien
3. Tujuan tindakan Menurunkan suhu tubuh
4. Prinsip tindakan dan rasional Prinsip bersih
4. Prinsip tindakan dan rasional Prinsip bersih
Pemberian makan secara oral untuk pemenuhan
Memberikan kompres dingin agar dapat
intake makanan dan nutrisi pasien
menurunkan suhu tubuh pasien
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi Aspirasi (tersedak)
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi Hipotermi akibat tindakan tersebut dan cara Pencegahan :
akibat tindakan tersebut dan cara Pencegahan :
pencegahan Pemberian makan tidak lebih dari 45 menit - 1 jam
Pastikan memberikan kompres dingin dengan cara
pencegahan untuk mempertahankan posisi duduk atau kepala
yang tepat dan tidak dengan waktu yang terlalu
agak naik
lama (maksimal 15 menit).
Menganjurkan pasien untuk makan secara perlahan
6. Hasil yang didapat dan makna Suhu tubuh pasien menurun 37,7 oC
dan mengunyah makanan dengan benar.
7. Identifikasi tindakan keperawatan a. Monitor suhu tubuh
6. Hasil yang didapat dan makna Pasien menghabiskan makanan yang diberikan
lainnya yang dapat dilakukan untuk b. Berikan cairan oral
mengatasi masalah/diagnosa Hipotermi 7. Identifikasi tindakan keperawatan a. Lakukan observasi selama dan setelah
tersebut. lainnya yang dapat dilakukan untuk pemberian makanan
mengatasi masalah/diagnosa b. Hentikan pemberian makanan dan minuman
8. Referensi Anggun. (2018). SOP Kompres Dingin.
tersebut. jika pasien batuk-batuk, tersedak atau sesak
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
c. Manuver Hemlich
MEDAN.
d. Manajemen saluran nafas
8. Referensi Poltekes Kemenkes Malang, No. Dokumen
SOP.KDM026. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
1. Tindakan keperawatan yang
dilakukan Tn. A
Nama Pasien :
Tifoid Abdominalis
Diagnosa Medis :
25 Jan 2021
Tanggal Tindakan :
2. Diagnosa Keperawatan Nyeri Akut ( Terapi Musik)
3. Tujuan tindakan Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan
spiritual pasien.
Memperoleh rasa damai dan relaks
Membangkitkan semangat
4. Prinsip tindakan dan rasional Prinsip bersih
Memfasilitasi pasien dalam mengurangi rasa nyeri
yang dialami
5. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadiMusik tidak sesuai dengan keinginan pasien
akibat tindakan tersebut dan cara sehingga tidak dapat memberikan efek positif bagi
pasien
pencegahan
Pencegahan :
Memastikan music yang disukai oleh pasien
6. Hasil yang didapat dan makna Pasien dapat mengontrol rasa nyeri yang dialami
7. Identifikasi tindakan keperawatan a. Menanyakan jenis musik yang disukai
lainnya yang dapat dilakukan untuk oleh pasien
mengatasi masalah/diagnosa b. Memberikan posisi yang nyaman
tersebut. c. Memberikan lingkungan yang nyaman
8. Referensi Agustina. (2018). SOP Terapi Musik.
Poltekes Kesehatan Depkes Kaltim.
Selain memberikan perawatan perawat juga memberikan rasa aman dan nyaman
pada pasien agar pasien merasa nyaman selama di rawat.
Perawatan dilakukan dengan memberikan kompres dingin pada pasien demam
tifoid, karena suhu tubuh pasien meningkat >37,9 oC agar suhu tubuh pasien dapat
terkontrol.
Selanjutnya manajamen nutrisi pada pasien, karena pasien deman tifoid mengalami
gejala mual dan muntah sehingga perlu diberikan manajemen nutrisi agar nutrisi
dapat terpenuhi dan tidak terjadi defisit nutrisi yang dapat menghambat
penyembuhan pasien.
Serta memberikan terapi musik, tujuannya agar pasien tidak berfokus pada nyeri
yang dialami dan pasien merasa lebih nyaman.

Anda mungkin juga menyukai