Anda di halaman 1dari 52

PATIENT SAFETY/ KESELAMATAN PASIEN

By: Ns. Erni Musmiler, S.Kep, M.Kep


CURICULUM VITAE
Nama : Ns. Erni Musmiler, S.Kep, M.Kep
TTL : Kampung Padang. 4 Juni 1982
Pendidikan : DIII Keperawatan Ranah Minang Padang
S I Keperawatan Unand
Profesi Ners Unand
S2 Manajemen Keperawatan Unand
NO HP/WA : 082283423482 - 085271136838
Email : erni.musmiler@gmail.com
PENDAHULUAN
Saat ini, ilmu kedokteran telah berkembang
pesat dengan cabang ilmu yang sangat
kompleks
Setiap upaya medik umumnya mengandung
resiko, baik itu resiko ringan maupun berat
Sekitar 48.000 hingga 100.000 pasien di AS
meninggal dunia setiap tahun akibat kesalahan
medis yang terjadi di pusat – pusat pelayanan
kesehatan (Setiap hari ada 268 orang meninggal )
PENDAHULUAN
Publikasi WHO tahun 2004, mengumpulkan angka
penelitian RS bahwa : 3-16 % pasien rawat inap di
rumah sakit terjadi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)

Perbandingan :
resiko kesalahan pelayanan di rumah sakit 1 : 200

 Masalah kesalahan medis dalam sistem pelayanan


kesehatan mencerminkan fenomena gunung es...
PENDAHULUAN
Kenapa ada/sering terjadi kesalahan/medical
error di RS…???

Hal yang potensial bagi terjadinya


kesalahan;
 Banyaknya jenis obat, jenis pemeriksaan
dan prosedur,
 Banyaknya jumlah pasien maupun staf RS
Konsep Keselamatan Pasien
Patient safety adalah isu terkini,
global, dan penting dalam pelayanan
RS

Patient safety seharusnya menyatu


dengan proses pengobatan kepada
pasien itu sendiri
KESELAMATAN PASIEN
Suatu sistem yang membuat asuhan
pasien menjadi lebih aman
Sistem ini mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil
(permenkes, 2017)
KESELAMATAN PASIEN?
Di Rumah sakit dengan pelayanan yang
berkualitas saja masih terjadi KTD; perlu
diperhatikan guna:
Menurunkan tuntutan dan proses hukum
Menurunkan tuduhan malpraktek
Mencegah blow-up media masa yang
menimbulkan opini negatif terhadap
rumah sakit
Definisi Keselamatan Pasien
Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien
lebih aman.
Hal ini termasuk:
Asesmen risiko
Identifikasi & pengelolaan hal yg berhubungan
dgn risiko pasien
Pelaporan & analisis insiden
Kemampuan belajar dari insiden & tindak
lanjutnya
Implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko.
Tujuan Patient Safety
1. Terciptanya budaya keselamatan
pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas RS
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) di RS
4. Terlaksananya program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
Kondisi rumah sakit
Banyak staf, banyak profesi lain
Banyak prosedur , banyak tindakan
Banyak jenis obat
Banyak pasien

RESIKO TERJADI KESALAHAN


 Seluruh staf RS harus sadar  berhati hati
Contoh kejadian insiden keselamatan pasien

Operasi /amputasi salah sisi ,salah orang


Salah pemberian jenis obat, salah
dosis,
Salah tindakan
Tertinggal alat di dalam tubuh
Pasien jatuh di rumah sakit
Gambar alat tertinggal dalam tubuh
Kebijakan tentang keselamatan pasien
UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit (ps 2, 3, 29,
43)

Permenkes 1691 / VIII / 2011 Tentang


KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (ps 5, 6,
Pasal 7 Standar Keselamatan Pasien, Pasal 8 Sasaran
Keselamatan Pasien, Pasal 9 Tujuh Langkah Menuju
Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
ASPEK HUKUM KESELAMATAN
PASIEN?
Kepmen No.496/Menkes/SK/IV/2005 tentang
Pedoman Audit Medis di RS;
 Bertujuan untuk tercapainya pelayanan medis
prima di RS yang jauh dari medical error dan
memberikan keselamatan bagi pasien

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh


Indonesia(PERSI) berinisiatif melakukan
pertemuan dan mengajak semua stakeholder RS
untuk lebih memperhatian keselamatan pasien di
RS
Tahapan Penerapan Keselamatan Pasien
A. PERSIAPAN
1. Direktur menetapkan Kebijakan tentang
KP
2. Direktur menetapkan Penanggung jawab
KP
3.Pilih Champion
4. Sosialisasi (buku saku)
Tahapan Penerapan Keselamatan Pasien
B. TAHAP PELAKSANAAN
Deklarasi
Program 7 langkah menuju keselamatan pasien
Program penerapan standar keselamatan pasien
Pilot project
Program khusus
Forum diskusi

C. TAHAP EVALUASI
Monev secara periodik
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

1. KTD (Kejadian Tidak Diharapkan)


2. KNC (Kejadian Nyaris Cedera ) :
3. KTC (Kejadian Tidak Cedera) :
4. KPC (Kondisi Potensial Cedera)
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN
PASIEN
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KESELAMATAN PASIEN,
Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus yang
kuat & jelas tentang KP di RS Anda
3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan
sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen hal
yang potensial bermasalah
4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn mudah
dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-
RS.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan
cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian
itu timbul
7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan
informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan perubahan
pada sistem pelayanan
TUJUH STANDAR KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan
berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja,
untuk melakukan evaluasi dan meningkatkan KP
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan KP
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk
mencapai KP
ENAM PRINSIP KESELAMATAN
PASIEN
Safe culture (budaya keselamatan)
aktif melaporkan insiden untuk belajar dari pengalaman
iklim kerja yang bebas dari menyalahkan, individu yang
melaporkan insiden tidak dihukum
komunikasi yang mudah dipahami, diulang dan konsisten
Selalu membicarakan isu keselamatan pasien

Safe care (perawatan yang aman)


 Belajar dari kejadian yang tidak diharapkan dan kejadian
nyaris cidera, untuk menyusun tindakan preventif
 Menerapkan perawatan yang disesuaikan dengan standar
dan berorientasi pada keselamatan pasien.
LANJUTAN
. Safe staff (staf yang aman)
 Selalu berpegang pada prinsip “every patient’s rights,
everyone’s responsibility” (setiap hak pasien adalah tanggung
jawab setiap orang)
 Berperan aktif dalam mencegah timbulnya kejadian tidak
diharapkan

Safe support system (sistem pendukung yang aman)


 Informasi yang diberikan benar
 Dilakukan oleh orang-orang yang kompeten
 Sistem layanan yang cepat, tepat, dan responsif
LANJUTAN
Safe place (tempat yang aman)
 Tersedianya alat atau sistem pelindung terhadap risiko terjadinya
bencana.
 Terlibat aktif dalam melaporkan kondisi alat, bangunan dan
lingkungan yang potensial tidak aman dengan format pelaporan yang
berlaku

Safe patients (pasien yang aman)


 Pasien dan keluarga dilibatkan dalam perawatan.
 Informasikan pada pasien dan keluarganya apa yang terjadi dengan
sikap empatik.
 Libatkan dan anjurkan pasien serta keluarga untuk menyampaikan
keluhan dan saran.
TUJUH MANFAAT PENERAPAN KESELAMATAN
PASIEN MERUPAKAN TOLAK UKUR KEBERHASILAN
KESELAMATAN PASIEN

1. Budaya Safety meningkat dan berkembang (Blame-


Free Culture, Reporting Culture, Learning
Culture>>)
2. Komunikasi dengan pasien berkembang
3. KTD menurun, Peta KTD selalu ada dan terkini
4. Resiko Klinis menurun
5. Keluhan & Litigasi berkurang
6. Mutu pelayanan meningkat
7. Citra RS dan kepercayaan masyarakat meningkat,
diikuti kepercayaan Diri yang meningkat
APA ITU BUDAYA KESELAMATAN
PASIEN?
Dalam organisasi ini, keselamatan pasien selalu
menjadi pemikiran utama dalam benak setiap
orang, bukan hanya waktu memberikan layanan
kesehatan tetapi juga pada saat menentukan
tujuan, mengembangkan proses dan prosedur,
membeli peralatan dan produk baru, meredisain
klinik, tempat perawatan, dan mengembangkan
unit-unit baru.

Keselamatan pasien mempengaruhi visi, misi dan


tujuan organisasi secara keseluruhan.
BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
Menurut James Reason (2000), budaya
keselamatan pasien dapat dibagi menjadi
beberapa dimensi, yaitu;
1. Budaya Keterbukaan (Open Culture)
2. Budaya Pelaporan (Reporting Culture)
3. Budaya Keadilan (Just Culture)
4. Budaya Pembelajaran (Learning Culture)
MANFAAT BUDAYA KESELAMATAN
PASIEN
a. Membuat organisasi kesehatan lebih tahu jika ada
kesalahan yang akan terjadi atau kesalahan yang
terjadi
b. Meningkatnya pelaporan kejadian yang dibuat dan
belajar dari kesalahan yang terjadi akan berpotensial
menurunnya kejadian yang sama berulang kembali
dan keparahan dari insiden keselamatan pasien
c. Kesadaran akan keselamatan pasien, yaitu bekerja
untuk mencegah error dan melaporkan jika ada
kesalahan
d. Berkurangnya perawat yang merasa tertekan,
bersalah, malu karena kesalahan yang telah diperbuat
Lanjutan...
e. Berkurangnya turn over pasien, karena pasien
yang pernah mengalami insiden, pada umumnya
akan mengalami perpanjangan hari perawatan
dan pengobatan
f. Mengurangi biaya yang diakibatkan oleh
kesalahan dan penambahan terapi
g. Mengurangi sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengatasi keluhan pasien
E
Tingkat kematangan dalam budaya
keselamatan
D

Manajemen
C risiko
KITA
SELALU
merupakan
WASPADAA bagian
Kita sudah
KAN integral dari
B punya sistem
semua
untuk RISIKO-
A mengelola RISIKO kegiatan
Kita berbuat risiko yang YANG yang kita
Mengapa sesuatu jika teridentifikas MUNGKIN kerjakan
membuang terjadi i TIMBUL
waktu untuk insiden
keselamatan

PATHOLOGICAL REACTIVE BUREAUCRATIC PROACTIVE GENERATIVE


PARADIGMA
Paradigma lama Paradigma baru
Siapa yang Mengapa bisa terjadi
melakukan
Fokus pada bad Fokus pada near
event miss
Top down Bottom up
Yang salah dihukum Perbaiki agar tidak
terulang
AKAR MASALAH
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
• Akarmasalah IKP yang ternyata menonjol adalah
KOMUNIKASI
• Akar masalah lainnya :
 Faktor Tim : koordinasi, kinerja Tim
 Faktor Staf : kompetensi, kehandalan/skill, kurang
pelatihan
 Faktor tugas : salah tulis unit/kuantitas, salah tulis resep,
persiapan operasi tdk memakai SOP, dsb
 Faktor lingkungan kerja : alat rusak, TT tanpa
penghalang (pasien jatuh)
 Faktor Organisasi - Manajemen : keterbatasan SDM
 Faktor Pasien : kerjasama kurang
SASARAN KESELAMATAN PASIEN RS
International Patient Safety Goals
Ketepatan Identifikasi Pasien
Kebijakan tentang identitas pasien
 Rumah sakit membuat kebijakan penulisan identitas
pasien
 Pemakaian gelang identitas untuk pasien
Panduan identifikasi
 Kapan identifikasi harus dilakukan
Bagaimana cara mengidentifikasi
 Dengan pertanyaan terbuka
 Dengan mencocokkan gelang pasien
IDENTIFIKASI PASIEN
Identifikasi pasien dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan penanganan.
Identifikasi ; nama, tanggal lahir, nomor MR, atau
nama ibu kandung
Setiap pasien diberi warna gelang yang berbeda-beda
sesuai dengan keadaan dan diagnosa pasien.
IDENTIFIKASI PASIEN
Warna biru
Warna biru merupakan warna yang
digunakan untuk identifikasi gender.
Warna biru pada gelang biasanya
digunakan untuk mendefinisikan
gender pria.

Warna pink
Warna pink atau merah muda
merupakan warna yang menandakan
pasien penggunanya memiliki gender
wanita.
IDENTIFIKASI PASIEN
Warna kuning
gelang kuning diberikan pada pasien dengan resiko
jatuh tinggi atau memerlukan pengawasan ekstra. Misal,
pasien pasca OP, pasien mengalami penurunan
kesadaran.

Warna ungu
gelang ungu diberikan pada pasien yang memiliki
harapan hidup yang rendah sehingga tidak boleh
diberikan tindakan resusitasi, dikenal dengan Do Not
Resuscitation (DNR).

Warna merah
Warna merah merupakan warna yang melambangkan
bahwa pasien memiliki alergi pada obat tertentu.
Dengan adanya alergi ini maka pihak tenaga medis akan
melakukan pengecekan sebelum melakukan tindakan.
IDENTIFIKASI PASIEN
Warna hijau
Warna hijau pada gelang pasien juga
menunjukkan adanya alergi. Bedanya
alergi pada gelang warna hijau
merupakan alergi pada lateks (produk
yang terbuat dari pohon karet).

Warna abu-abu
warna abu-abu diberikan pada pasien
yang sedang menjalani kemoterapi
IDENTIFIKASI PASIEN
PERHATIAN!!!

Pemasangan gelang identifikasi pasien


hanya pada pasien yang rawat inap saja

Untuk pelepasan gelang identifikasi


dilakukan pada saat pasien akan pulang
setelah menyelesaikan berbagai tanggungan
Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Beberapa teknik komunikasi efektif :
 Komunikasi verbal
Terapkan TBAK ( Tulis Baca ulang Konfirmasi)

 Teknik SBAR (Situation – Background - Assessment –


Recommendation )

Teknik ini berlaku untuk semua petugas saat melakukan


pelaporan/serah terima tugas
Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi Yang Efektif
Peningkatan Keamanan Obat yang
perlu diwaspadai (High Alert)
Rumah sakit membuat daftar obat yang
perlu diwaspadai
Kebijakan tentang penggunaan obat
yang perlu diwaspadai
Penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai
Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan
tepat pasien operasi
Sign In
Time out
Sign out
Evaluasi kepatuhan
Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan

Five moment cuci tangan


Six langkah cuci tangan
Evaluasi kepatuhan cuci tangan
Pengurangan Resiko Jatuh
Kebijakan internal tentang pengurangan
resiko jatuh
Assesment resiko jatuh (assesment untuk
anak, assesment untuk dewasa, assesment
untuk jiwa, assesment untuk pasien rawat
jalan)
Penanganan terhadap pasien yang
mempunyai resiko jatuh (Pemakaian gelang,
Pemberian tanda, penempatan pasien,
pemasangan restrain, monitoring)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai